Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

IMUNOLOGI VETERINER

UJI AGAR SEL PRESIPITASI (AGPT) I

Nama : Rizky Ayu Nur Lestari


NIM : 155130107111010
Kelas : 2015 A
Kelompok :9
Asisten : Davinci Oswald Siahaan

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI DAN IMUNOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
1. Pengertian Agar Gel Presipitasi (AGPT)
Uji AGPT merupakan uji yang berlandaskan pada kemiripan antigenically
nucleocapsid dan matrix yang dimiliki oleh group virus AI (Indriani, 2008). Uji
Agar Gel Immunodiffusion (AGID) merupakan uji untuk mendeteksi antibodi
terhadap kelompok virus Influenza tipe A. Dalam pelaksanaannya, uji ini
relatif mudah dan murah sehingga uji AGID ini lebih banyak diaplikasikan di
laboratorium-laboratorium diagnostik. Akan tetapi, uji ini kurang sensitif serta
tidak spesifik terhadap subtipe virus Avian Influenza (Hewajuli, 2008).

2. Prinsip Kerja Agar Gel Presipitasi (AGPT)


Prinsip uji presipitasi agar (AGPT) adalah reaksi pengendapan antigen
oleh antibodi spesifik. Pengendapan antigen ini diperlihatkan dengan adanya
garis presipitasi pada media agar. Garis presipitasi dapat muncul bila antibodi
pada serum maupun kuning telur homolog terhadap antigen yang digunakan
dengan memperlihatkan adanya pembentukan garis presipitasi berwarna putih
baik pada sampel serum maupun sampel kuning telur. Pembentukan garis
presipitasi diinisiasi oleh terbentuknya kompleks molekul antigen-antibodi
yang saling bereaksi diikuti dengan proses agregasi serta sedimentasi kompleks
tersebut. Pembentukan garis presipitasi tersebut melibatkan ion antigen
divalen atau multivalen dan sangat tergantung pada proporsi antigen terhadap
antibodi (Utomo, 2012).
Prosedur uji AGPT dimulai dengan pembuatan agar gel dengan
melarutkan 0.4 g agarose dan 1.2 g PEG 6.000, 0.1% Na azide dalam 25 ml
PBS pH 7.4 dan 25 ml aquadest pH 7.4. Larutan ini dipanaskan dalam
penangas air sampai larut dan warna larutan menjadi bening. Kemudian larutan
dipipet sebanyak 3.75 ml, dicetak pada gelas objek dan ditunggu sampai
mengeras. Kemudian dibuat sumur-sumur dengan puncher. Pada sumur tengah
dimasukkan 25 μl antigen dan 25 μl IgY purifikasi pada sekelilingnya. Gelas
objek diletakkan di atas kertas saring basah agar terjaga kelembabannya.
Reaksi dibaca setelah 18 sampai 48 jam, reaksi positif ditunjukkan dengan
adanya garis presipitasi diantara sumur antigen dan serum (Alvina, 2007).
3. Faktor-faktor yang Diperhatikan pada Agar Gel Presipitasi (AGPT)
Reaksi presipitasi ini dipengaruhi oleh pH, suhu, avinitas atau kestabilan
kompleks antigen-antibodi dan afinitas atau kekuatan ikatan kompleks antibodi
antigen (Utomo, 2012).
 pH
Dapat terjadi presipitasi jika media berada pada pH 7,0-7,2. Sedangkan
pada pH 5,0-5,5 tidak menyebabkan terjadinya presipitasi.
 Konsentrasi antigen dan antibodi
Adanya konsentrasi antibodi yang sesuai dengan konsentrasi antigen dapat
menyebabkan terjadinya presipitasi atau immunodifusi di luar sumuran.
 Suhu
Temperatur inkubasi pada reaksi aglutinasi bervariasi, kurang lebih 50-
560 C. Sedangkan pada yang lain pada suhu 270 C.
 Kelembaban
Media agar tidak disimpan dalam lemari es karena agar akan menjadi
kering, pada temperature panas media menjadi cair. Sehingga tempat
penyimpanan dibuat menyerupai lembah dengan nampan yang diberi
kapas dan air.
 Media agar
Media yang digunakan adalah media agar semisolid, dapat juga dipakai
agar gelatin/ silika. Yang paling umum digunakan adalah agar-agar. Agar-
agar menjadi larut atau cair bila dipanaskan pada suhu hampir 1000 C dan
tetap berbentuk cair bila didinginkan hingga kurang lebih 430 C. Pada
gelatin, jika telah padat dan dipanaskan 1000 C untuk mencairkan
kembali. Tidak dianjurkan membiarkan medium agar menjadi padat lalu
mencairkannya kembali lebih dari 2 kali karena dapat memberikan hasil
yang kurang baik.
 Jarak sumuran
Jika jarak terlalu jauh atau tidak sama antara kiri dan kanan dapat
mengakibatkan tidak terbentuknya presipitat.
 Lama inkubasi
Pembentukan ikatan antibodi-antibodi membutuhkan waktu sekitar 2-3
hari. Jadi jika kurang dari waktu yang ditentukan kemungkinan presipitat
belum terbentuk.

4. Cara Pembuatan Buffer Sorensen


Ke dalam 50 ml air suling dalam gelas piala 100 ml ditambahkan sedikit
demi sedikit 50 gram hablur NaOH sambil diaduk. Hati-hati campuran menjadi
panas, kalua perlu dinginkan dengan air. Biarkan larutan kurang lebih 2 hari
(Yenrina, 2015).

5. Macam-macam Interpretasi pada Hasil Agar Gel Presipitasi (AGPT)


Interpretasi hasil dari AGID/ AGPT dilakukan setelah cawan petri tersebut
diinkubasikan selama 24 – 48 jam. Plate diperiksa pada iluminator lapang
gelap untuk melihat keberadaan garis presipitasi pada antiserum positif.
Apabila garis presipitasi pada antiserum positif belum terbentuk selama
inkubasi 24 jam maka plate diinkubasikan kembali setelah 24 jam. Serum
positif antibodi ditunjukkan dengan adanya garis presipitasi penuh atau
sebagian dengan ciri yang sama dengan garis presipitasi yang terbentuk oleh
antiserum positif. Apabila garis presipitasi terlihat tidak penuh atau berbelok
dari antiserum positif maka diinterpretasikan sebagai serum positif lemah.
Sedangkan serum negatif antibodi akan menunjukkan tidak ada garis
presipitasi dengan anti serum positif. Masing-masing hasil interpretasi diberi
skor dari negatif (-) sampai positif kuat (> 3+) tergantung pada kuat dan jarak
garis presipitasi yang terbentuk (Hewajuli, 2008).
DAFTAR PUSTAKA

Alvina, Adini. 2007 Deteksi Antibodi Bakteri Gram Negatif (Escherichia Coli
Dan Salmonella Sp.) Pada Telur Ayam Kampung Dengan Agar Gel
Precipitation Test (Agpt). Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian
Bogor.
Hewajuli, Dyah Ayu,. dan N.L.P.I. Dharmayanti. 2008. Karakterisasi Dan
Identifikasi Virus Avian Influenza (Ai). Balai Besar Penelitian Veteriner :
Bogor.
Indriani, R., dan NLP I. Dharmayanti. 2008. Deteksi Antibodi Avian Influenza
dalam Kuning Telur Ayam Pasca Vaksinasi (AI) Subtipe H5N1. Balai
Besar Penelitian Veteriner : Bogor.
Utomo, Joko. 2012. Produksi Imunoglobulin Y (Ig Y) Anti- Ekskretori/Sekretori
(E/S) Fasciola Gigantica Pada Ayam Petelur. Fakultas Kedokteran
Hewan. Institut Pertanian Bogor.
Yenrina, Rina. 2015. Metode Analisis Bahan Pangan Dan Komponen Bioaktif.
Andalas University Press.

Anda mungkin juga menyukai