Anda di halaman 1dari 31

BAB V

PERCOBAAN 5

LCR METER

5.1 Gambar Rangkaian

5.1.1 Pengukuran Resistor

Gambar 5.1 Pengukuran Resistor

5.1.2 Pengukuran Kapasitor

Gambar 5.2 Pengukuran Kapasitor


5.1.3 Pengukuran Induktor

Gambar 5.3 Pengukuran Induktor

5.1.4 Pengukuran Potensiometer

Gambar 5.4 Pengukuran Potensiometer


5.1.5 Proses Pengisian dan Pengosongan Muatan pada Kapasitor

Gambar 5.5 Rangkaian Proses Pengisian Muatan Kapasitor

Gambar 5.6 Rangkaian Proses Pengosongan Muatan Kapasitor


5.2 Data Percobaan

5.2.1 Pembacaan Resistansi pada Resistor

Tabel 5.1 Data Percobaan Pengukuran Resistansi pada Resistor

Gambar
No Warna Tertera Nilai Tertera
Resistor
Kuning, ungu, coklat,
1. 470 Ω± 5 %
emas
Merah, hitam, merah,
2. 2000 Ω ±5 %
emas
Kuning, hijau, jingga,
3. 45000 Ω± 10 %
perak
4. Biru, ungu, hitam, emas 68 Ω ±5 %
Jingga, kuning, kuning,
5. 340000 Ω ±5 %
emas

5.2.2 Pembacaan Kapasitansi pada Kapasitor

Tabel 5.2 Data Pengukuran Kapasitansi pada Kapasitor Polar

No Gambar Kapasitor Nilai Tertera

1. 1000 µF / 16 V

2. 22 µF / 450 V

3. 4700 µF / 50 V

Tabel 5.3 Data Pengukuran Kapasitansi pada Kapasitor Non-polar


No Gambar Kapasitor Nilai Tertera

1. 470 nF

2. 22 pF

5.2.3 Pembacaan Induktansi pada Induktor

Tabel 5.4 Data Percobaan Pengukuran Induktansi Pada Induktor

No Gambar induktor Warna Tertera Nilai Tertera


Kuning, merah, jingga,
1. 42 mH ± 4 %
kuning
2. Biru, coklat, jingga, emas 61 mH ± 5 %

3. Coklat, biru, coklat, hitam 160 mH ± 20 %


Abu-abu, hijau, coklat,
4. 850 mH ± 10 %
perak
5. Ungu, merah, hitam, emas 72 mH ± 5 %

5.2.4 Perhitungan Pengisian dan Pengosongan Muatan pada Kapasitor

Tabel 5.5 Data Percobaan Pengisian Muatan Pada Kapasitor

No Tegangan Sumber (V) R (Ohm) C (µF) Waktu (s)

1. 12 560 360 1.2

2. 12 560 3600 11.4


3. 12 560 7200 24.4

Tabel 5.6 Data Percobaan Pengosongan Muatan Pada Kapasitor

No Tegangan Sumber (V) R (Ohm) C (µF) Waktu (s)

1. 12 560 360 1.2

2. 12 560 3600 11.4

3. 12 560 7200 24.4

5.3 Analisis dan Pembahasan

5.3.1 LCR METER

LCR METER adalah sebuah perangkat elektronik untuk mengukur


besaran komponen elektronik L, C dan R.Prinsip Kerjanya adalah
mengukur Impedansi.Diukur secara internal dan di konversikan ke layar
pengukuran yang di konversikan ke kapasitsnsi atau nilai induktansi yang
sesuai. Dalam pengukuran Induktansi, LCR akan mengukur rasio fluks
magnet yang terjadi akibat dari perubahan arus yang mengalir pada
rangkaian. Dalam pengukuran Kapasitansi, pengukuran akan menghitung
jumlah muatan yang disimpan pada suatu titik tertentu. Sifat Reaktansi
ditentukan dari besar sudut fase (φ ¿ .Pembacaan akan cukup akurat jika
kapasitor atau induktor perangkat yang diuji tidak memiliki impedansi
komponen resistif yang signifikan. Selain itu alat ini dapat digunakan
untuk pengukuran induktansi atau kapasitansi, dan juga resistansi seri yang
sama dari kapasitor dan faktor Q dari komponen induktif.

Gambar 5.7 Alat ukur LCR meter

Di dalam LCR meter terdapat simbol-simbol seperti Ω, C, dan L.


Di setiap simbol terdapat nilai skala yang dapat kita pilih. Simbol Ω
mewakili pengukuran besaran resistansi.Simbol C mewakili pengukuran
besaran kapasitansi.Simbol L mewakili pengukuran besaran induktansi.
Fungsi dari tombol berwarna merah (power) adalah untuk
menghidupkan /mematikan alat. Fungsi dari tombol berwarna biru
(bersimbol matahari) adalah untuk mencerahkan layar.

5.3.2 Perhitungan Resistansi

Resistansi adalah kemampuan suatu benda untuk menahan


/menghambat aliran arus listrik dan memiliki nilai resistansi tertentu. Nilai
resistansi dapat diketahui dengan membaca simbol warna resistor. Untuk
resistor 4 gelang, gelang pertama menunjukkan angka, gelang kedua
menunjukkan angka, gelang ketiga menunjukkan faktor pengali, dan
gelang keempat menunjukkan toleransi.
Tabel 5.7 Nilai Keterangan pada Resistor 4 Gelang
Warna Gelang I Gelang II Gelang III Gelang IV
Hitam 0 0 x 100
Coklat 1 1 x 101
Merah 2 2 x 102
Jingga 3 3 x 103
Kuning 4 4 x 104
Hijau 5 5 x 105
Biru 6 6 x 106
Ungu 7 7 x 107
Abu-abu 8 8 x 108
Putih 9 9 x 109
Emas x 10-1 ±5%
Perak x 10-2 ± 10 %
Tak berwarna ± 20%

Berdasarkan Tabel 5.7, dapat diketahui bahwa resistor tersebut


merupakan resistor 4 gelang. Cara pembacaannya yaitu gelang pertama
dan kedua sebagai nilai, gelang ketiga sebagai pengali, dan gelang
keempat sebagai nilai toleransi.

Berdasarkan Tabel 5.1, resistor 1 memiliki warna kuning, ungu,


coklat, dan emas. Warna kuning = 4, warna ungu = 7, warna coklat= 101,
dan emas = 5%. Sehingga pada resistor 1didapatkan nilai 470 ± 5% Ω.
Untuk resistor 2 memiliki warna merah, hitam, merah, dan emas. Warna
merah = 2, warna hitam = 0, warna merah= 102, dan emas = 5%. Sehingga
pada resistor 2didapatkan nilai 2000 ± 5% Ω. Untuk resistor 3 memiliki
warna kuning, hijau, jingga, dan perak. Warna kuning = 4, warna hijau =
5, warna jingga= 103, dan perak = 10%. Sehingga pada resistor
3didapatkan nilai 45000 ± 10% Ω. Untuk resistor 4 memiliki warna biru,
ungu, hitam, dan emas. Warna biru = 6, warna ungu = 7, warna hitam= 100
, dan emas = 5%. Sehingga pada resistor 4didapatkan nilai 68 ± 5% Ω.
Untuk resistor 5 memiliki warna jingga, kuning, kuning, dan emas. Warna
jingga = 3, warna kuning = 4, warna kuning= 104 , dan emas = 5%.
Sehingga pada resistor 5didapatkan nilai 340000 ± 5% Ω.

Tabel 5.8 Nilai Keterangan pada Resistor 5 Gelang


Gelang Gelang Gelang
Warna Gelang I Gelang V
II III IV

Hitam 0 0 0 x 100
Coklat 1 1 1 x 101
Merah 2 2 2 x 102
Jingga 3 3 3 x 103
Kuning 4 4 4 x 104
Hijau 5 5 5 x 105

Biru 6 6 6 x 106

Ungu 7 7 7 x 107

Abu-abu 8 8 8 x 108

Putih 9 9 9 x 109

Emas x 10-1 ±5%

Perak x 10-2 ± 10 %

Takberwarn
± 20%
a

Berdasarkan Tabel 5.8, dapat diketahui bahwa resistor tersebut


merupakan resistor 5 gelang. Cara membacanya sama dengan resistor 4
gelang, yaitu gelang pertama menunjukkan angka, gelang kedua
menunjukkan angka, gelang ketiga menunjukkan angka, dan gelang
keempat menunjukkan faktor pengali, dan gelang kelima menunjukkan
toleransi.
Contohnya resistor memiliki warna jingga, jingga, putih, hitam,
dan emas. Cara membacanya yaitu warna jingga = 3 (kolom pertama),
warna jingga = 3 (kolom kedua), warna putih = 9 (kolom ketiga), warna
hitam = 100 (kolom keempat), dan warna emas = 5% (kolom kelima).
Sehingga pada resistor itu didapatkan nilai 339 ± 5% Ω.

5.3.3 Perhitungan Kapasitansi

Kapasitor adalah komponen pasif yang berfungsi untuk


menyimpan energi/muatan listrik dalam sementara waktu. Kapasitansi
memiliki satuan Farad. Terdapat dua jenis kapasitor, yaitu kapasitor polar
yang memiliki kutub positif (+) dan negatif (-) dan kapasitor non polar
yang tidak memiliki kutub positif (+) dan negatif (-). Kapasitor polar
terbuat dari bahan elektrolit dan kapasitor non polar terbuat dari bahan
mika atau keramik. Kapasitor polar memiliki nilai kapasitansi yang lebih
besar daripada kapasitor non polar.

A. Kapasitansi Kapasitor Polar

Gambar 5.8 Kapasitor Polar


Berdasarkan tabel 5.2, pada kapasitor polar pertama memiliki nilai
1000μF dengan tegangan maksimum 16 V. Pada kapasitor polar kedua
memiliki nilai 22μF dengan tegangan maksimum 450 V. Pada kapasitor
polar ketiga memiliki nilai 4700μF dengan tegangan maksimum 50 V Dari
sini dapat kita ketahui bahwa pembacaan kapasitas polar biasanya sudah
tertulis sehingga kita tinggal membacanya saja.

B. Kapasitansi Kapasitor Non Polar

Gambar 5.9 Kapasitor Non Polar

Kapasitor non polar memiliki cara pembacaan yang sedikit berbeda


dari kapasitas polar. Berdasarkan Tabel 5.3, kapasitor non polar pertama,
tertulis “474”. Hal tersebut berarti angka 4 dan 7 merupakan nilai
kapasitor dan angka 4 terakhir merupakan faktor pengali (104). Sehingga,
nilai kapasitansi pada kapasitor tersebut adalah 470000 pF. Kapasitor non
polar kedua tertulis “22”. Untuk kapasitor non polar yang mempunyai
kode 2 digit tidak perlu dihitung lagi karena nilai tersebut adalah nilai
sebenarnya. Dari sini dapat kita ketahui bahwa pembacaan untuk kapasitor
non polar, yaitu pada dua digit pertama melambangkan nilai, sedangkan
digit terakhir melambangkan pengali.

5.3.4 Perhitungan Induktor

Induktor adalah sebuah komponen elektronika pasif yang dapat


menyimpan energi pada medan magnet yang ditimbulkan oleh arus listrik
yang melintasinya. Induktansi adalah sifat dari rangkaian elektronika yang
menyebabkan timbulnya potensial listrik secara proporsional terhadap arus
yang mengalir pada rangkaian tersebut, sifat ini disebut sebagai induktansi
sendiri, sedangkan apabila potensial listrik dalam suatu rangkaian
ditimbulkan oleh perubahan arus dari rangkaian lain disebut sebagai
induktansi bersama. Induktansi muncul karena adanya medan magnet yang
ditimbulkan oleh arus listrik (dijelaskan oleh Hukum Ampere). Supaya
suatu rangkaian elektronika mempunyai nilai induktansi, sebuah
komponen bernama induktor digunakan di dalam rangkaian tersebut,
induktor umumnya berupa kumparan kabel/tembaga untuk memusatkan
medan magnet dan memanfaatkan GGL yang dihasilkannya. Memiliki
satuan Henry.Jenis –jenis induktor, yaitu inti besi, inti udara, inti ferit, inti
foroid, dan axial induktor.

Tabel 5.9 Tabel Warna Induktor

Warna Gelang I Gelang II Gelang III Gelang IV


0
Hitam 0 0 x 10 ± 20%
1
Coklat 1 1 x 10 ± 1%
Merah 2 2 x 102 ± 2%
Jingga 3 3 x 103 ± 3%
Kuning 4 4 x 104 ± 4%
Hijau 5 5
Biru 6 6
Ungu 7 7
Abu - Abu 8 8
Putih 9 9
Emas x 10-1 ±5%
Perak x 10-2 ± 10 %
Tak
± 20%
Berwarna
Nilai induktansi dapat diketahui dengan membaca simbol warna
indikator. Untuk induktor empat gelang. Gelang pertama dan kedua
menunjukkan angka, gelang ketiga menunjukkan faktor pengali, dan
gelang keempat menunjukkan toleransi. Pada table 5.3 induktor pertama
terdiri kuning, merah, jingga, dan kuning. Warna kuning = 4, warna merah
= 2, warna jingga = 103 dan warna kuning = ± 4 %. Jadi, hasil induktor
pertama adalah 42 mH ± 4 % .Induktor kedua terdiri biru, coklat, jingga,
dan emas. Warna biru = 6, warna coklat = 1, warna jingga = 103 dan warna
emas = ± 5 %. Jadi, hasil induktor kedua adalah 61 mH ± 5 % .Induktor
ketiga terdiri coklat, biru, coklat, dan hitam. Warna coklat = 1, warna biru
= 6, warna coklat = 101 dan warna hitam = ± 4 %. Jadi, hasil induktor
ketiga adalah 160 mH ± 20 % .Induktor keempat terdiri abu-abu, hijau,
coklat, dan perak. Warna abu-abu = 8, warna hijau = 5, warna coklat = 101
dan warna perak = ± 10 %. Jadi, hasil induktor pertama adalah
850 mH ± 10 % .Induktor kelima terdiri ungu, merah, hitam, dan emas.
Warna ungu = 7, warna merah = 2, warna hitam = 100 dan warna emas =
± 5 %. Jadi, hasil induktor kedua adalah 72 mH ± 5 %

5.3.5 Perhitungan Potensiometer

Gambar 5.10 Potensiometer


Potensiometer adalah resistor tiga terminal dengan sambungan
geser yang membentuk pembagi tegangan dapat disetel. Potensiometer
sama seperti resistor, pada potensiometer besarnya nilai resistansi bisa
diubah dengan memutar tuas pengendali kekanan atau kiri.

Cara mengukur Potensiometer:

1. Aturlah posisi Saklar Multimeter pada posisi Ohm (Ω).


2. Hubungkan Probe Multimeter pada kaki terminal 1 dan terminal.
3. Putarlah Tuas pada Potensiometer searah jarum jam.
4. Perhatikan nilai resistansi pada Display Multimeter. Nilai resistansi
naik seiring dengan pergerakan Shaft (Tuas) Potensiometer tersebut.
Sebaliknya, jika Shaft (Tuas) Potensiometer diputar berlawanan arah
jarum jam, nilai resistansi akan menurun seiring dengan pergerakan
Shaft (Tuas) Potensiometer tersebut.
5. Pindahkan Probe Multimeter dari kaki terminal pertama (2 ke terminal
ketiga 3). Jadi, sekarang kaki terminal potensiometer yang diukur
adalah terminal 2 dan terminal 3.
6. Putarlah Shaft (Tuas) Potensiometer searah jarum jam.
7. Perhatikan nilai resistansi Potensiometer pada Display Multimeter, nilai
resistansi akan menurun seiring dengan pergerakan Shaft (Tuas)
Potensiometer tersebut. Sebaliknya, jika Shaft (Tuas) Potensiometer
diputar berlawanan arah jarum jam. Nilai resistansi akan naik seiring
dengan pergerakan Shaft (Tuas) Potensiometer tersebut.

5.3.6 Perhitungan Waktu Pengisian dan Pengosongan Kapasitor

Karena kapasitor adalah elemen yang tergantung pada frekuensi,


jumlah muatan yang dipasang melintasi plat sama dengan integral domain
waktu dan arus. Itu membutuhkan sejumlah waktu untuk kapasitor untuk
mengisi penuh karena kapasitor tidak dapat mengisi secara instan hanya
mengisi secara eksponensial

Oleh karena itu arus kapasitor dapat ditulis sebagai:


I =C ( dVdt ) atau I = dQdt
Persamaan dasar diatas dari IC=C ( dVC
dt )
juga dapat dinyatakan

sebagai tingkat perubahan muatan sesat, Q sehubungan dengan waktu

dQ
memberi kita persamaan standard berikut: IC= dimana muatan
dt
Q=C ×Vc, yaitu Kapasitansi kali tegangan.

A. Persamaan Dasar Dalam Charging Kapasitor

−t
V c =V s [1−e RC ]
Dengan:
Vc = Tegangan di kapasitor (Volt)
Vs = Tegangan base / sumber (Volt)
t = Lamanya waktu sejak tegangan sumber dihidupkan (sekon)
RC = Konstanta waktu (detik) (Perkalian R dalam Ω dan C dalam µF)

Pada proses pengisian kapasitor kita menghubungkan rangkaiana


kapasitor dengan sumber tegangan DC. Setelah kita hubungkan dengan
sumber tegangan maka arus listrik akan bergerak ke arah hambatan R lalu
mengisi muatan pada kapasitor hingga terisi penuh. Proses pengisian pada
kapasitor ini menyebabkan naiknya beda potensial pada kapasitor,
sehingga menyebabkan arus akan menurun hingga kapasitor mencapai
nilai tegangan yang sama dengan tegangan sumbernya. Terdapat
persamaan yang dapat digunakan untuk melakukan penghitungan
charging kapasitor.
T =R ×C
Dengan T sebagai waktu yang dibutuhkan untuk pengisian
kapasitor, R sebagai nilai resistansi, dan C sebagai nilai kapasitansi.
Konstanta waktu konstan agar kapasitor terisi penuh adalah 5T. Ini dapat
dilihat pada Gambar 5.12.
Gambar 5.11 Rangkaian ketika kapasitor sedang diisi

Gambar 5.12 Grafik ketika kapasitor sedang diisi

Seandainya nilai Vs pada grafik Gambar 5.14 adalah Vs = 9V, maka


akan didapatkan data sebagai berikut,

Tabel 5.10 Tabel RC dengan Vs = 9V

Waktu (t) Tegangan (V) Kapasitor Terisi (%)


0T 0.0 V 0%
1T 5.7 V 63%
2T 7.8 V 86%
3T 8.6 V 95%
4T 8.8 V 98%
5T 8.9 V 99%

Dari persamaan ini, kita dapat menggunakannya untuk melakukan


perhitungan pada Tabel 5.5.

1. Perhitungan pada kapasitor variasi pertama sebesar 360 uF


Diketahui:
R = 560 Ohm

C = 360µF = 36 × 10-5 F

Penyelesaian:

T=RxC

T = 560 x 0.00036

T = 0.2016s

Maka waktu yang dibutuhkan agar kapasitor terisi penuh


adalah 5 T =5 ×0.2016=1.008 s

2. Perhitungan pada kapasitor variasi kedua sebesar 3600 uF

Diketahui :

R = 560 Ohm

C = 3600µF = 36 × 10-4 F

Penyelesaian:

T=RxC
T = 560 x 0.0036

T = 2.016 s

Maka waktu yang dibutuhkan agar kapasitor terisi penuh


adalah 5 T =5 ×2.016=10.08 s.

3. Perhitungan pada kapasitor variasi ketiga sebesar 7200uF

Diketahui :

R = 560 Ohm

C = 7200µF = 72 × 10-4 F

Penyelesaian:

T=RxC

T = 560 x 0.0072

T = 4.032 s

Maka waktu yang dibutuhkan agar kapasitor terisi penuh


adalah 5 T =5 ×4.032 s=20.16 s.

B. Persamaan Dasar Dalam Discharging Kapasitor


−t
V C =V s × e RC

Keterangan :
Vc = Tegangan di kapasitor (Volt)
Vs = Tegangan base / sumber (Volt)
t = Lamanya waktu sejak tegangan sumber dihidupkan (sekon)
RC = Konstanta waktu (detik) (Perkalian R dalam Ω dan C dalam µF)

Pada pengosongan kapasitor, arus akan mengalir dari kapasitor ke


rangkaian. Proses pengosongan ini membuat muatan yang tadinya berada
pada kapasitor, menjadi mengalir pada rangkaian. Persamaan pada
discharging kapasitor sama dengan persamaan charging kapasitor.

T =R ×C

Dengan T sebagai waktu yang dibutuhkan untuk pengisian


kapasitor, R sebagai nilai resistansi, dan C sebagai nilai kapasitansi. Nilai
konstanta waktu yang dipakai pada pengosongan kapasitor yaitu 5T dapat
dilihat dari gambar 5.13.

Gambar 5.13 Rangkaian ketika kapasitor sedang dikosongkan

Vs adalah tegangan kapasitor sebelum dikosongkan. Vs akan


bernilai sama dengan tegangan input pengisi kapasitor apabila kapasitor
diisi sampai penuh (fully charged).
Gambar 5.14 Grafik ketika kapasitor sedang dikosongkan

Seandainya nilai Vs pada grafik Gambar 5.14 adalah Vs = 9V, maka


akan didapatkan data sebagai berikut,

Tabel 5.11 Tabel RC dengan Vs = 9V

Waktu (t) Tegangan (V) Kapasitor Terisi (%)


0T 8.9 V 99%
1T 8.8 V 98%
2T 8.6 V 95%
3T 7.8 V 86%
4T 5.7 V 63%
5T 0.0 V 0%

Dari persamaan ini, kita dapat menggunakannya untuk melakukan


perhitungan pada Tabel 5.6.
1. Perhitungan pada kapasitor variasi pertama sebesar 360 uF
Diketahui:
R = 560 Ohm

C = 360µF = 36 × 10-5 F

Penyelesaian:
T=RxC

T = 560 x 0.00036

T = 0.2016s

Maka waktu yang dibutuhkan agar kapasitor terisi penuh


adalah 5 T =5 ×0.2016=1.008 s

2. Perhitungan pada kapasitor variasi kedua sebesar 3600 uF

Diketahui :

R = 560 Ohm

C = 3600µF = 36 × 10-4 F

Penyelesaian:

T=RxC

T = 560 x 0.0036

T = 2.016 s

Maka waktu yang dibutuhkan agar kapasitor terisi penuh


adalah 5 T =5 ×2.016=10.08 s.

3. Perhitungan pada kapasitor variasi ketiga sebesar 7200uF

Diketahui :

R = 560 Ohm

C = 7200µF = 72 × 10-4 F

Penyelesaian:

T=RxC
T = 560 x 0.0072

T = 4.032 s

Maka waktu yang dibutuhkan agar kapasitor terisi penuh


adalah 5 T =5 ×4.032 s=20.16 s.

C. Data Tabel Charging dan Discharging Muatan Kapasitor


1. Data Tabel Charging Muatan Kapasitor

Tabel 5.12 Tabel charging muatan kapasitor

Waktu
Tegangan Waktu
No R (Ohm) C (µF) Perhitungan
Sumber (V) (s)
(s)
12 560 360 1.2 1.008
1.
12 560 3600 11.4 10.08
2.
12 560 7200 24.4 20.16
3.

Hasil dari waktu simulasi diperoleh dari pembacaan grafik di


simulasi Livewire yang dapat dilihat pada Gambar 5.15 hingga Gambar
5.17.
Gambar 5.15 Grafik simulasi charging variasi kapasitor 360 uF

Gambar 5.16 Grafik simulasi charging variasi kapasitor 3600 uF

Gambar 5.17 Grafik simulasi charging variasi kapasitor 7200 uF

2. Data Tabel Discharging Muatan Kapasitor


Tabel 5.13 Tabel discharging muatan kapasitor
Waktu
Tegangan Waktu
No R (Ohm) C (µF) Perhitungan
Sumber (V) (s)
(s)
12 560 360 1.2 1.008
1.
12 560 3600 11.4 10.08
2.
12 560 7200 24.4 20.16
3.

Hasil dari waktu simulasi diperoleh dari pembacaan grafik di


simulasi Livewire yang dapat dilihat pada Gambar 5.18 hingga Gambar
5.20.

Gambar 5.18 Grafik simulasi discharging variasi kapasitor 360 uF


Gambar 5.19 Grafik simulasi discharging variasi kapasitor 3600 uF

Gambar 5.20 Grafik simulasi discharging variasi kapasitor 7200 uF

D. Analisis Perbandingan Waktu Charging dan Discharging Muatan


Kapasitor
Tabel 5.14 Perbandingan hasil simulasi pengisian kapasitor dan perhitungan

Waktu Perhitungan
Waktu Simulasi
C (µF) Menggunakan
Pengisian
Konstanta 5RC
1.2 1.008
360
11.4 10.08
3600
24.4 20.16
7200

Pada percobaan pengisian muatan pada kapasitor dan pengosongan


muatan pada kapasitor, kita menggunakan tiga variasi nilai kapasitor.
Variasi pertama sebesar 360 uF, variasi kedua sebesar 3600 uF, dan variasi
ketiga sebesar 7200 uF. Ketiga variasi tersebut, masing-masing
disambungkan pada sebuah rangkaian. Setiap rangkaian memiliki
tegangan sumber dan resistor yang sama. Nilai tegangan sumber pada
rangkaian tersebut adalah 12 V, dan nilai resistor adalah 560 Ω. Agar
dapat melakukan pembacaan, pada rangkaian disambungkan osiloskop.

Dapat dilihat pada Tabel 5.12, pada proses pengisian kapasitor


variasi pertama sebesar 360 uF, membutuhkan waktu 1.2 s pada simulasi
agar kapasitor terisi penuh, dan membutuhkan waktu 0.2016 s pada
perhitungan. Pada variasi kedua sebesar 3600 uF, membutuhkan waktu
11.4 s pada simulasi agar kapasitor terisi penuh, dan membutuhkan waktu
2.016 s pada perhitungan. Sedangkan pada variasi ketiga sebesar 7200 uF,
membutuhkan waktu 24.4 s pada simulasi agar kapasitor terisi penuh, dan
membutuhkan waktu 4.032 s pada perhitungan. Maka dari sini dapat
diperoleh grafik perbandingan antara hasil simulasi dan perhitungan pada
proses pengisian kapasitor yang dapat dilihat pada Gambar 5.21.

Grafik Perbandingan Pengukuran dan Perhitungan


30
25
20
Perhitungan
15
Percobaan
10
5
0
360 uF 3600 uF 7200 uF

Gambar 5.21 Grafik perbandingan pengukuran dan perhitungan pengisian kapasitor


Pada Gambar 5.21 dapat kita analisa bahwa terdapat sedikit
perbedaan waktu dalam pengisian kapasitor menggunakan simulasi dan
perhitungan. Perbedaan ini dikarenakan terjadi karena kesalahan
pembacaan grafik dalam software. Dapat dilihat juga dengan
menggunakan sumber dan resistor yang sama maka, semakin besar
kapasitas kapasitor maka akan semakin lama waktu yang digunakan untuk
melakukan pengisian kapasitor.

Tabel 5.15 Perbandingan hasil simulasi pengosongan kapasitor dan perhitungan

Waktu Perhitungan
Waktu Simulasi
C (µF) Menggunakan
Pengisian
Konstanta 5RC
1.2 1.008
360
11.4 10.08
3600
24.4 20.16
7200

Kemudian pada percobaan pengosongan kapasitor dapat dilihat


pada Tabel 5.13, pada proses pengosongan kapasitor variasi pertama
sebesar 360 uF, membutuhkan waktu 1.2 s pada simulasi agar kapasitor
terisi penuh, dan membutuhkan waktu 0.2016 s pada perhitungan. Pada
variasi kedua sebesar 3600 uF, membutuhkan waktu 11.4 s pada simulasi
agar kapasitor terisi penuh, dan membutuhkan waktu 2.016 s pada
perhitungan. Sedangkan pada variasi ketiga sebesar 7200 uF,
membutuhkan waktu 24.4 s pada simulasi agar kapasitor terisi penuh, dan
membutuhkan waktu 4.032 s pada perhitungan. Maka dari sini dapat
diperoleh grafik perbandingan antara hasil simulasi dan perhitungan pada
proses pengisian kapasitor yang dapat dilihat pada Gambar 5.22.
Grafik Perbandingan Pengukuran dan Perhitungan
30
25
20
Perhitungan
15
Percobaan
10
5
0
360 uF 3600 uF 7200 uF

Gambar 5.22 Grafik perbandingan pengukuran dan perhitungan pengisian kapasitor

Pada Gambar 5.22 dapat kita analisa bahwa terdapat sedikit


perbedaan waktu dalam pengisian kapasitor menggunakan simulasi dan
perhitungan. Perbedaan ini dikarenakan terjadi karena kesalahan
pembacaan grafik dalam software.Dapat dilihat juga dengan menggunakan
sumber dan resistor yang sama maka, semakin besar kapasitas kapasitor
maka akan semakin lama waktu yang digunakan untuk melakukan
pengosongan kapasitor.
Setelah kita mengetahui kedua perbandingan pengukuran dan
perhitungan pada percobaan pengisian dan pengosongan kapasitor, kita
dapat mengetahui bahwa terdapat sedikit perbedaan antara nilai
perhitungan dengan nilai simulasi. Perbedaan nilai ini disebabkan karena
ketidaktelitian pembacaan nilai pada grafik simulasi, dan juga disebabkan
pada perhitungan sudah menggunakan rumus baku.

Tabel 5.16 Perbandingan pengisian dan pengosongan kapasitor


Waktu Percobaan Waktu Percobaan
C (µF)
Pengisian Pengosongan
1.2 1.2
360
11.4 11.4
3600
24.4 24.4
7200

Kita juga dapat membuat perbandingan antara pengisian dan


pengosongan kapasitor.Dapat dilihat pada Tabel 5.14, pada kapasitor
variasi pertama sebesar 360 uF, lama waktu yang dibutuhkan pada
pengisian dan pengosongan kapasitor adalah sama yaitu 1.2 detik.
Kemudian pada nilai kapasitor variasi kedua sebesar 3600 uF, lama waktu
yang dibutuhkan pada pengisian dan pengosongan kapasitor juga sama
yaitu 11.4 detik. Terakhir pada nilai kapasitor variasi ketiga sebesar 7200
uF, lama waktu yang dibutuhkan pada pengisian dan pengosongan
kapasitor juga sama yaitu 24.4 detik. Sehingga apabila dibuat grafik
perbandingan pengisian dan pengosongan kapasitor akan terlihat seperti
pada Gambar 5.23.

Grafik Perbandingan Pengisian dan Pengosongan


30

25

20
Pengisian
15 Pengosongan
10

0
360 uF 3600 uF 7200 uF

Gambar 5.23 Grafik perbandingan pengisian dan pengosogan kapasitor

Maka dari sini dapat disimpulkan bahwa semakin besar nilai


kapasitor, semakin lama pula waktu yang dibutuhkan untuk melakukan
proses pengisian dan pengosongan nilai kapasitor. Selain itu, lama waktu
yang dibutuhkan kapasitor untuk melakukan pengisian dan pengosongan
adalah sama. Ini yang menyebabkan pada Gambar 5.19 grafik garis
pengisian dan pengosongan terlihat berhimpitan.
5.4 Kesimpulan

1. Pada percobaan potensiometer, nilai resistansi akan menurun seiring


pergerakan tuas searah jarum jam. Sedangkan apabila pergerakan tuas
berlawanan dengan arah jarum jam, nilai resistansi akan naik seiring
pergerakan tuasnya.
2. Pada saat percobaan pengisian muatan kapasitor, ketika nilai kapasitor
dinaikkan maka waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pengisian
kapasitor semakin lama.
3. Pada percobaan pengosongan muatan kapasitor, sama seperti pengisian
muatan kapasitor, waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pengosongan
kapasitor akan semakin lama apabila nilai kapasitor dinaikkan.
4. Pada saat percobaan pengisian dan pengosongan kapasitor, lamanya waktu
yang dibutuhkan untuk melakukan pengosongan dan pengisian muatan
bernilai sama untuk nilai hambatan, tegangan, dan kapasitansi yang sama
juga.
5. Pada percobaan pengisian dan pengosongan kapasitor, lama waktu yang
dibutuhkan berbanding terbalik dengan nilai resistor. Hal ini dikarenakan
semakin kecil nilai resistor, arus yang mengalir semakin besar sehingga
waktu yang dibutuhkan untuk pengisian dan pengosongan kapasitor
semakin cepat.
6. Berdasarkan analisa pembacaan kapasitas polar, pada kapasitor polar
pertama memiliki nilai 1000 μFdengan tegangan maksimum 16 V, pada
kapasitor polar kedua memiliki nilai 22 μF dengan tegangan maksimum
450 V, dan pada kapasitor polar ketiga memiliki nilai 4700μF dengan
tegangan maksimum 50 V. Dapat simpulkan bahwa nilai kapasitas polar
biasanya sudah tertulis sehingga kita tinggal membacanya saja.
7. Berdasarkan analisa pembacaan kapasitor non polar, kapasitor non polar
pertama tertulis 474 yang artinya 47 dengan nilai pengali 104 sehingga
nilainya 470 nF. Pada kapasitor non polar kedua , tertulis 22 yang artinya
22 tanpa nilai pengali sehingga nilainya 22 pF. Dari sini dapat disimpulkan
bahwa pembacaan untuk kapasitor non polar yaitu dua digit pertama
melambangkan nilai dan digit terakhir melambangkan pengali.
8. Berdasarkan analisa pengisian kapasitor, didapatkan untuk mengisi
kapasitor 360 uF membutuhkan waktu 1.41 s, untuk mengisi kapasitor
3600 uF membutuhkan waktu 14.1 s, dan untuk mengisi kapasitor 7200 uF
membutuhkan waktu 26.05 s. Maka dapat disimpulkan bahwa semakin
besar nilai kapasitor maka semakin lama pula waktu yang diperlukan
untuk pengisian kapasitornya.
9. Berdasarkan analisa pengosongan muatan kapasitor, didapatkan untuk
mengosongkan kapasitor 360 uF membutuhkan waktu 1,14 s, untuk
mengosongkan kapasitor 3600 uF membutuhkan waktu 14.1 s, dan untuk
mengosongkan kapasitor 7200 uF membutuhkan waktu 26.05 s. Maka
dapat disimpulkan bahwa semakin besar nilai kapasitor maka semakin
lama pula waktu yang diperlukan untuk pengosongan kapasitornya.
10. Berdasarkan analisa perbandingan hasil pengisian dan pengosongan
muatan kapasitor, hasil perhitungan pada percobaan pengisian dan
pengosongan muatan kapasitor menunjukkan bahwa lama waktu yang
dibutuhkan untuk melakukan pengisian dan pengosongan muatan
kapasitor sama. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa grafik antara
pengisian dan pengosongan muatan kapasitor tampak berhimpit satu sama
lain.

Anda mungkin juga menyukai