Anda di halaman 1dari 3

5.

Eklampsia,klasifikasi dan penatalaksanaan

Eklampsia merupakan keadaan dimana ditemukan serangan kejang tibatiba yang dapat
disusul dengan koma pada wanita hamil, persalinan atau masa nifas yang menunjukan gejala
preeklampsia sebelumnya. Kejang disini bersifat grand mal dan bukan diakibatkan oleh kelainan
neurologis.5 Istilah eklampsia berasal dari bahasa Yunani yang berarti halilintar. Kata-kata
tersebut dipergunakan karena seolah-olah gejala eklampsia timbul dengan tiba-tiba tanpa
didahului tanda-tanda lain.9 Eklampsia dibedakan menjadi eklampsia gravidarum (antepartum),
eklampsia partuirentum (intrapartum), dan eklampsia puerperale (postpartum), berdasarkan saat
timbulnya serangan. Eklampsia banyak terjadi pada trimester terakhir dan semakin meningkat
saat mendekati kelahiran.5,8 Pada kasus yang jarang, eklampsia terjadi pada usia kehamilan
kurang dari 20 minggu. Sektar 75% kejang eklampsia terjadi sebelum melahirkan, 50% saat 48
jam pertama setelah melahirkan, tetapi kejang juga dapat timbul setelah 6 minggu postpartum.18
Sesuai dengan batasan dari National Institutes of Health (NIH) Working Group on Blood
Pressure in Pregnancy preeklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai dengan proteinuria pada
usia kehamilan lebih dari 20 minggu atau segera setelah persalinan. Saat ini edema pada wanita
hamil dianggap sebagai hal yang biasa dan tidak spesifik dalam diagnosis preeklampsia.
Hipertensi didefinisikan 10 sebagai peningkatan tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg atau
tekanan diastolik ≥ 90 mmHg. Proteinuria adalah adanya protein dalam urin dalam jumlah ≥300
mg/dl dalam urin tampung 24 jam atau ≥ 30 mg/dl dari urin acak tengah yang tidak menunjukkan
tanda-tanda infeksi saluran kencing

Penatalaksanaan eklampsia

Penatalaksanaan eklampsia apabila terjadi kejang adalah selalu mengingat kosep gawat darurat
ABC (Airway, Breathing, Circulation).22 Kemudian diberikan obat untuk memotong kejang,
seperti diazepam, fenitoin, dan klormetiazol. 7 Obat antikejang,yakni MgSO4 diberikan apabila
syarat pemberiannya terpenuhi.16 Oksigen 4-6 liter per menit diberikan untuk mengatasi
hipoksemia dan asidemia, juga dibutuhkan perawatan kejang untuk melindungi pasien dari
kemungkinan cedera serius.22 Pencegahan risiko aspirasi pneumonia dapat dilakukan dengan
membaringkan pasien pada sisi kiri dan setelah kejang, dapat silakukan aspirasi mulut dan
tenggorokan jika perlu.16 23 Perawatan pada penderika yang jatuh koma adalah mengusahakan
agar jalan nafas tetap terbuka, mencegah kemungkinan terjadinya aspirasi cairan lambung, perlu
diperhatikan pencegahan dekubitus, dan pemberikan nutrisi.16 Monitoring kesadalan dan
dalamnya koma memakai Glasglow Coma Scale. Tindakan perawatan pada penderita yang
mengalami kejang dan koma sangat penting dilakukan misalnya meliputi perawatan penderita
dalam kamar isolasi, mencegah aspirasi, mengatur pemberikan cairan infus dan monitoring
produksi urin.16 Sikap terhadap pasien eklampsia adalah dengan mengakhiri kehamilan tanpa
memandang umur kehamilan dan keadaan janin dan persalinan hanya boleh dilakukan apabila
keadaan pasien sudah stabil.Pertolongan pertama pada eklampsia adalah memutus kejang, baru
kemudian setelah kejang teratasi dapat diputuskan untuk melakukan proses persalinan.

Obat-obatan dapat diberikan sebagai pertolongan pertama pada eklampsia:

• Obat-obatan antikejang :

o Magnesium sulfat suntikan pelan dalam intravena. Magnesium sulfat dapat merelaksasi
otot-otot yang kejang. Pemberian magnesium sulfat dilakukan dengan suntikan intravena pelan
untuk memutus kejang, kemudian dilakukan terapi pemeliharaan dengan magnesium sulfat infus
selama 24 jam walaupun sudah tidak kejang untuk menghindari kejang berulang.

o Lorazepam atau Diazepam dapat diberikan apabila terdapat kontraindikasi dari


magnesium sulfat

o Phenitoin dapat diberikan jika mengalami kejang berulang walaupun sudah diberikan
magnesium sulfat.

• Obat-obatan anti hipertensi harus sesegera mungkin setelah magnesium sulfat diberikan
jika tensi diatas 160/110 mmHg. Target tekanan darah adalah 140–160/90–110 mmHg. Obat-
obatan hipertensi yang dapat digunakan adalah labetalol atau nifedipin.

• Obat-obatan diuretik seperti furosemid dapat diberikan apabila terdapat cairan pada paru
(edema pulmo)

Setelah kejang tertangani, maka langkah selanjutnya adalah melahirkan bayi. Proses melahirkan
dapat melalui persalinan normal pervaginam atau operasi caesar, tergantung kondisi ibu dan usia
kehamilan. Jika usia kehamilan sudah cukup bulan, kondisi ibu memungkinkan untuk
melahirkan normal, dan tidak ada kondisi gawat janin maka persalinan normal pervaginam
diusahakan.Dapat diberikan induksi persalinan dengan suntikan atau infus oksitosin untuk
merangsang kontraksi rahim apabila belum terdapat kontraksi yang cukup untuk melahirkan
normal. Jika terdapat gawat janin dan kondisi ibu tidak memungkinkan untuk persalinan normal,
maka persalinan caesar segera dilakukan. Jika usia kehamilan belum cukup bulan atau kurang
dari 34 minggu, maka dapat diberikan injeksi kortikosteroid untuk merangsang pematangan paru
pada bayi.

Referensi

• Cunningham, F.G.et al. Hipertensive Disorder in Pregnancy In: Williams Obstetrics-


22nd Edition USA: Mc Graw Hill: 2008

• Angsardkk. Pedoman Pengelolaan Hipertensi Dalam Kehamilan Di Indonesia edisi


kedua. Himpunan Kedokteran Fetomaternal POGI: 2005

Anda mungkin juga menyukai