Pendahuluan
Angka kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu tolak ukur
pencapaian Millenium Development Goals (MDGs) yang
menunjukkan derajat kesehatan masyarakat di Indonesia.
Hipertensi dalam kehamilan, termasuk preeklampsia insidensi 5-
10% dari kehamilan di seluruh dunia. (ACOG, 2013)
Preeklampsia merupakan sebab utama morbiditas & mortalitas ibu
dan perinatal, diseluruh dunia diperkirakan terjadi 50.000-60.000
kematian pertahun yang berkaitan dengan preeklampsia (Fukui A et
all, 2012)
Pada tahun 2014, didapatkan proporsi penyebab terbanyak angka
kematian Ibu di Jawa Timur adalah Preeklampsia-eklampsia 29,9%
dan perdarahan (26,12%).
TERMINOLOGI
• Hipertensi Kronis: Hipertensi yang terjadi sebelum
kehamilan atau didapatkan pada usia kehamilan < 20
minggu dan hipertensi menetap hingga > 12 minggu
setelah persalinan.
• Hipertensi Kronis superimposed preeklampsia: kondisi
hipertensi kronis yang memberat dengan tanda – tanda
preeklampsia setelah usia kehamilan ≥ 20 minggu
• Hipertensi Gestasional: Hipertensi yang baru terjadi
pada usia kehamilan ≥ 20 minggu tanpa disertai
gangguan organ dan tidak menetap > 12 minggu setelah
persalinan
• Preeklampsia: Hipertensi yang timbul pada usia kehamilan
≥ 20 dan disertai proteinuria
• Preeklampsia Berat: Preeklampsia disertai dengan adanya
gejala dan atau gangguan organ berat.
Haemolysis (H), Elevated Liver Enzymes (EL) dan Low Platelet count (LP).
• Eklampsia: kejang yang terjadi pada preeklampsia
ETIOLOGI
1. Implantasi Plasenta Disertai Invasi
Abnormal Dari Trofoblas Pada Pembuluh
Darah Uterus
2. Intoleransi Imunologis Antara maternal,
paternal (plasenta )dan Janin
3. Maladaptasi cardiovaskular maternal /
Inflamasi selama kehamilan
4. Faktor Genetik, Termasuk Inherited
Predisposing Genes
Faktor Resiko
Primigravida
USIA < 17TH Atau USIA >35 TH
HT Kronik/ Kelainan Ginjal
Kehamilan Kembar
Hidramnion
Riw. Preeklamsia –Eklamsia Kehamilan Terdahulu
Riwayat Keluarga
Dm Tipe 2
Obesitas
SLE
SCREENING PREEKLAMPSIA
ALUR PENANGANAN HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN DI FASKES
PRIMER
TATALAKSANA
Antihipertensi
direkomendasikan bila TDS ≥140 atau TDD ≥90
mmHg, Pilihan obat meliputi metildopa,
labetalol (belum tersedia di Indonesia) dan
CCB.(konsensus HT 2019)
Pemberian anti hipertensi diindikasikan pada
PEB bila didapatkan TD ≥ 160/110. Regimen
yang dipilih: nifedipin (lini 1) dan atau
metildopa (lini 2). (Panduan preeklampsia-
eklampsia.2017)
Dosis awal nifedipin adalah 10-20 mg per
oral, diulangi setiap 30 menit bila perlu
(maksimal 120 mg dalam 24 jam). Nifedipin
tidak boleh diberikan secara sublingual
karena efek vasodilatasi yang sangat cepat
Tingkat Keterampilan :
1. Mampu memahami untuk diri sendiri
2. Mampu memahami dan menjelaskan
3. Mampu memahami, menjelaskan, dan melaksanakan di bawah supervisi
4. Mampu memahami, menjelaskan, dan melaksanakan secara mandiri
TERIMAKASIH