MANAJEMEN KOPERASI
MANAJEMEN KOPERASI
adalah ”penerapan fungsi-fungsi manajemen pada unsur organisasi koperasi dan perusahaan koperasi
untuk mencapai visi dan tujuannya secara efektif – efisien – produktif berdasar atas nilai- nilai dan
prinsip koperasi”.
PERENCANAAN :
Suatu proses sistematis penguraian – analisis pengambilan keputusan untuk tindakan-
tindakan dimasa yang akan datan.
Pemilihan jenis struktur organisasi harus memperhitungkan efektivitas pencapaian visi - tujuan –
sasaran dan target koperasi, yang secara bersamaan dengan memperhatikan efisiensi biaya yang
ditimbulkan dari pemilihan jenis struktur tersebut.
Semakin bervariasinya jenis, bentuk, cakupan wilayah kegiatan pelayanan koperasi kepada anggota
dan/ atau kegiatan bisnis dengan non-anggota menuntut ketepatan pembagian tugas, wewenang dan
tanggung jawab pada masing-masing bidang pekerjaan yang dilakukan oleh pengurus, manajer
beserta para karyawan lainnya.
Langkah yang paling tepat penelusuran gaya kepemimpinan seseorang pengurus dan/ atau
manajer – karyawan koperasi dilakukan pada saat sebelum dipilih atau diangkat.
FUNGSI IMPLEMENTASI
IMPLEMENTASI (PELAKSANAAN)
Proses penerapan rencana-rencana koperasi oleh masing-masing unsur dan bidang dalam
organisasi koperasi.
Menurut Revrisond Baswir (2000) bahwa, aspek terpenting pada tahap implementasi ini
adalah aspek koordinasi dan monitoring.
- Dengan melakukan koordinasi, maka berbagai unsur dalam organisasi diupayakan
untuk bekerja saling bahu-membahu dalam mencapai tujuan-tujuan koperasi.
- Piha-pihak yang terlibat dalam berbagai kegiatan koperasi terdiri dari kelompok :
Pengurus/ pengelola, pengawas, manajer – karyawan lainnya dan anggota.
- Fungsi koordinasi bergerak multi dimensi, baik koordinasi dalam kelompok maupun
antar kelompok bergantung substansi materinya.
- Penyusunan laporan dan monitoring pelaksanaan berbagai kegiatan koperasi sebagai
bahan dan arahan untuk melakukan fungsi pengendalian.
- Kebiasaan yang dilakukan oleh para pengelola dan pelaksana koperasi adalah, materi
laporan disusun dan disajikan secara rinci, sedangkan materi rencana umumnya
bersifat gelobal, sehingga fungsi monitoring dan evalusi menjadi kurang bermakna.
Efektivitas pelaksanaan fungsi pengendalian sangat ditentukan oleh kualitas rencana koperasi
yang telah disusun. Kelemahan pada sebagian besar koperasi model penyusunan rencana
bersifat global, sehingga pelaksanaan fungsi pengendalian menjadi kaku dan tindakan-
tindakan korektif kurang terarah. Coba perhatikan dengan seksama dokumen RAPBK 4 (biasa
dimuat dalam dokumen Laporan Tahun/ bahan rapat anggota.
4
RAPBK seharusnya singkatan dari Rancangan Anggaran Pendapatan dan Biaya Koperasi, digunakan koperasi = Rencana Anggaran
Pendapatan dan Belanja Koperasi. Dihubungkan dengan Pedoman Akuntansi Perkoperasian Indonesia (PSAK 27/ Reformat 2007 atau Kepmen
No. 19.5/2007) RAPBK terbagi 2 bagian : RAPBBP (Rancangan Anggaran Partisipasi Bruto dan Beban Pelayanan) dan RAPBK (Rancangan
Anggaran Pendapatan dan Biaya Koperasi)