Pembahasan Khulashotul Wafiyah PDF
Pembahasan Khulashotul Wafiyah PDF
Skripsi
Oleh:
Kitri Sulastri
72111065
FAKULTAS SYARI’AH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2011
Drs. H. Eman Sulaeman, MH
Jl. Tugurejo No. A2 Rt 02/Rw 01 Tugurejo
Tugu Semarang
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lamp : 4 (empat) eks
Hal : Naskah Skripsi
An. Sdri. Kitri Sulastri
Kepada Yth.
Dekan Fakultas Syari’ah
IAIN Walisongo
Pembimbing I Pembimbing II
ii
DEPARTEMEN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
FAKULTAS SYARI’AH
Alamat : Jalan Raya Boja Ngaliyan KM. 3 Semarang 50159 telp. (024) 7601297
PENGESAHAN
iii
MOTTO
“Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah: "Bulan sabit itu
adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadah) haji; Dan bukanlah
kebajikan memasuki rumah-rumah dari belakangnya, akan tetapi kebajikan itu
ialah kebajikan orang yang bertakwa. Dan masuklah ke rumah-rumah itu dari
pintunya; dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung”
(Q.S al Baqarah 2 ayat 189)
iv
PERSEMBAHAN
Dalam perjuangan mengarungi samudra Ilahi tanpa batas, dengan keringat
dan air mata kupersembahkan karya tulis skripsi ini teruntuk orang-orang yang
selalu hadir dan berharap keindahan-Nya. Kupersembahkan bagi mereka yang
tetap setia berada di ruang dan waktu kehidupan ku khususnya buat:
v
DEKLARASI
Semarang,
DEKLARATOR
Kitri Sulastri
vi
ABSTRAK
Di Indonesia terjadi perkembangan ilmu hisab dengan pesat seiring
dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan, dan kecanggihan teknologi
serta meningkatnya peradaban dan sumber daya manusia, hisab juga mengalami
perkembangan dan kemajuan. Bermula sebatas hisab urfi atau hisab istilahi, lalu
muncul generasi hisab hakiki takribi, kemudian hisab hakiki tahkiki, lalu hisab
Kontemporer.
Kitab al-Irsyaad al-Muriid merupakan kitab yang tergolong menggunakan metode
kontemporer. Dalam hal ini, kitab al-Irsyaad al-Muriid akan dibandingkan
dengan hisab sistem hisab kontemporer yang lain seperti Ephemeris dan Jean
Meeus. Standar perbandingannya adalah karena sistem-sistem tesebut
menggunakan metode kontemporer sehingga hal ini memungkinkan keduanya
untuk dibandingkan. Dalam penentuan awal Syawal 1427 H, ketinggian hilal kitab
al-Irsyaad al-Muriid berbeda dengan sistem kontemporer yang lain. Al-Irsyaad
al-Muriid 0˚ 43' 52" dan Ephemeris 0˚ 44' 35".
Adapun tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui metode yang
digunakan oleh KH. Ahmad Ghozali Muhammad Fathullah dalam menentukan
awal bulan kamariah sehingga mempunyai karakteristik tersendiri dari metode
hisab yang lainnya, (2) Untuk mengetahui eksistensi kitab al-Irsyaad al-Muriid,
(3) Untuk mengetahui kelebihan maupun kelemahan yang terdapat dalam kitab al-
Irsyaad al-Muriid.
Metodologi yang digunakan (1) Jenis penelitian ini adalah penelitian
kualitatif; kategori fungsionalnya penelitian ini termasuk kedalam penelitian
kepustakaan (library research). (2) Jenis data yaitu : data primer (al-Irsyaad al-
Muriid dan hasil wawancara) dan data sekunder (dokumen dan buku yang terkait
dengan objek penelitian). (3) metode pengumpulan data menggunakan metode
dokumentasi dan wawancara. (4) Metode analisis data menggunakan metode
analisis isi yaitu analisis metode hisab awal bulan kamariah dalam kitab al-
Irsyaad al-Muriid.
Hasil penelitian menunjukkan pertama, bahwa sistem dan metode hisab
kitab al-Irsyaad al-Muriid karangan KH. Ahmad Ghozali Muhammad Fathullah
menggunakan metode hisab kontemporer. Hasil perhitungannya benar dan dapat
dipertanggung jawabkan secara ilmiyah. Hisab kitab al-Irsyaad al-Muriid sudah
dapat disandingkan dengan perhitungan kontemporer lainnya untuk keperluan
penentuan awal bulan kamariah. Kedua, Meski terdapat klasifikasi sistem hisab
yang bermacam-macam, hal tersebut tidak lantas bersifat saling menghilangkan
dan saling menegaskan eksistensi yang dimiliki oleh masing-masing sistem.
Demikian pula dengan sistem yang digunakan oleh kitab al-Irsyaad al-Muriid,
sistem yang digunakan oleh kitab al-Irsyaad al-Muriid tidak lantas
menghilangkan sistem yang digunakan oleh kitab lain. Ketiga, Berangkat dari
keakurasian hasil garapan kitab al-Irsyaad al-Muriid, kiranya tidak berlebihan
jika dikatakan bahwa sistem kitab tersebut sudah up to date dan relevan bila
dijadikan sebagai salah satu pedoman dalam hisab awal bulan kamariah era
sekarang ini. Karena pada kenyataannya kelebihan yang dimiliki kitab al-Irsyaad
al-Muriid mengalahkan kekurangannya.
Kata kunci : al-Irsyaad al-Muriid, KH. Ahmad Ghozali, Awal Bulan Kamariah.
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah sang raja manusia yang maha pengasih dan
penyayang, bahwa atas taufiq dan hidayah-Nya maka penulis dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW kekasih Allah sang pemberi syafa’at beserta seluruh keluarga,
sahabat dan para pengikutnya.
Skripsi yang berjudul “Studi Analisis Hisab Awal Bulan
Kamariah dalam Kitab al-Irsyaad al-Muriid”, ini disusun untuk memenuhi
salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S.1) Fakultas
Syari’ah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo Semarang.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak
mungkin terlaksana tanpa adanya bantuan baik moral maupun spiritual dari
berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih yang sedalamnya
terutama kepada :
1. DR. Imam Yahya, M. Ag selaku Dekan Fakultas Syari’ah IAIN
Walisongo Semarang yang telah merestui pembahasan skripsi ini.dan
memberikan fasilitas belajar dari awal hingga akhir.
2. Drs. H. Eman Sulaeman, MH selaku Dosen Pembimbing I yang telah
bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
3. Ahmad Syifaul Anam, SHI, MH., selaku Pembimbing II atas bimbingan
dan pengarahan yang diberikan dengan sabar dan tulus ikhlas.
4. Dosen wali yang selalu meluangkan waktu untuk mengarahkan penulis
selama belajar dari awal hingga akhir.
5. Ketua Jurusan dan sekretaris jurusan Ahwal Al syakhsiyah serta Para
Dosen Pengajar di lingkungan Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo, yang
telah membekali berbagai pengetahuan sehingga penulis mampu
menyelesaikan penulisan skripsi
viii
6. Pimpinan Perpustakaan Institut yang telah memberikan izin dan layanan
kepustakaan yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini.
7. Kedua orang tuaku beserta segenap keluarga, atas segala do’a, perhatian,
dukungan, kelembutan dan curahan kasih sayang yang tidak dapat penulis
ungkapkan dalam untaian kata-kata.
8. Maz, seseorang yang selalu mendampingi dalam perjalanan suka dan duka
9. Keluarga besarku di Tugumulyo Sumsel, Palembang Sumsel, Sukaraja
Sumsel, dan Jember Jawa Timur.
10. Keluarga Besar PP. Nurul Huda Sukaraja dan PP Daarun Najaah Jerakah
Tugu Semarang Khususnya kepada Alm. KH. Sholeh Hasan, KH. Afandi,
BA., KH. Sirodj Khudhori dan Ust Ahnad Izzuddin, M.Ag yang telah
menularkan banyak ilmunya kepada penulis.
11. Keluarga Besar PP Pondok Pesantren Al-Mubarok Lanbulan Sampang
Madura atas wawancaranya.
12. Semua teman-teman di Konsentrasi Ilmu Falak atas segala dukungan dan
persaudaraan yang terjalin.
13. Keluarga Genk Star '07 adalah sebuah inspirasi, tempat bercerita, tempat
berbaur dalam suka-duka. Semua itu tak akan pernah terlupa, kalian adalah
bagian besar dalam hidupku. Akan selalu merindukan kalian Genk.
14. Keluarga kecil Genk Star (Ayuk "yoyok", Beka "sarblebek", Anip "anop",
Yuyun "menyon", Pipit "pipuut"). Entah kata apa yang pantas terucap,
namun semua yang terjadi akan menjelma sebagai sebuah memori
terindah.
15. Guse, yang telah memberi bantuan banyak dalam misi penyelesaian skripsi
ini. Hanya ucapan terimakasih dan doa yang dapat penulis berikan,
semoga senantiasa bermanfaat.
Harapan dan do’a penulis semoga semua amal kebaikan dan jasa-
jasa dari semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya
skripsi ini diterima Allah SWT. serta mendapatkan balasan yang lebih baik
dan berlipat ganda.
ix
Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan yang disebabkan keterbatasan kemampuan penulis. Oleh
karena itu penulis mengharap saran dan kritik konstruktif dari pembaca
demi sempurnanya skripsi ini.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan
manfaat nyata bagi penulis khususnya dan para pembaca umumnya.
Kitri Sulastri
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . i
HALAMAN NOTA PEMBIMBING . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ii
HALAMAN PENGESAHAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . iii
HALAMAN MOTTO . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . iv
HALAMAN PERSEMBAHAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . v
HALAMAN DEKLARASI. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . vi
HALAMAN ABSTRAK . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . vii
HALAMAN KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . viii
HALAMAN DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . xi
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Permasalahan .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
B. Rumusan Masalah . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 11
C. Tujuan Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 12
D. Telaah Pustaka . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 12
E. Metode Penelitian . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 15
F. Sistematika Penulisan . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 18
xi
BAB III : HISAB AWAL BULAN KAMARIAH DALAM KITAB AL-
IRSYAAD AL-MURIID
A. Biografi KH. Ahmad Ghazali Muhammad Fathullah . . . . . . . . 44
1. Riwayat Hidup . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 44
2. Kitab al-Irsyaad al-Muriid Karya KH. Ahmad Ghazali
Muhammad Fathullah. . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . .... . . . . . . . . 47
B. Metode Penentuan Awal Bulan Kamariah dalam Kitab al-Irsyaad
al-Muriid . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . .. .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 51
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 74
B. Saran-saran . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 76
C. Penutup . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 77
DAFTAR KEPUSTAKAAN
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT PENDIDIKAN PENULIS
xii
BAB I
PENDAHULUAN
cara yang dipakai. Satu pihak ada yang mengharuskan dengan rukyah saja
1
“Kamariah” adalah 1. Berkenaan dengan Bulan; 2. Dihitung menurut peredaran Bulan
(tt kalender, penanggalan). Lihat Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Edisi IV (Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama, 2008), hlm. 611. Bandingkan dengan
“Qamariah” dalam kamus ilmu falak Muhyidin khazin, adalah sistem penanggalan yang
didasarkan pada peredaran Bulan mengelilingi Bumi. Lihat dalam Muhyidin Khazin, Kamus Ilmu
Falak, cet I, (Yogyakarta: Buana Pustaka, 2005), hlm. 67.
2
Ikhtilaf artinya berselisih atau berbeda pendapat tentang sesuatu hal yang ada
hubungannya dengan kemaslahatan Islam. Perbedaan pendapat antara pemikir Islam (Ulama)
merupakan rahmat bagi umat Islam, jika dilandasi oleh tuntutan pengabdian pada Allah dengan
ikhlas. Lihat M. Shodiq, Kamus Istilah Agama “Memuat Berbagai Istilah Agama Bersumber Al-
Qur’an dan Hadis dll”, (Jakarta: Bonafida Cipta Pratama, 1991), hlm. 134.
3
Dalam makalah yang disampaikan oleh Ahmad Izzudin pada Pendidikan Keterampilan
Khusus Bidang Hisab-Rukyah Tahun Anggaran 2007 dengan tema “Lestarikan Tradisi Ulama
Salaf Kembangkan Keterampilan Hisab Rukyah” Direktorat Pendidikan Diniyah Dan Pondok
Pesantren Ditjen Pendidikan Islam Agama RI. Direktorat Pendidikan Diniyah Dan Pondok
Pesantren Ditjen Pendidikan Islam Agama RI, Kumpulan Materi Pelatihan Ketrampilan Khusus
Bidang Hisab Rukyah “Lestarikan Tradisi Ulama Salaf Kembangkan Keterampilan Hisab
Rukyah”, (Semarang: Masjid Agung Jawa Tengah, 2007), hlm. 1.
4
Hamzah, Pluralisme dalam Menentukan Awal Bulan Ramadhan dan Syawal Sebuah
Realitas,hlm. 1. http://www.badilag.net/data/hisab%20rukyah/Hisab%20Rukyah-ikhtilaf.pdf, 23-
04-2010.
5
Permasalahan penentuan awal Bulan kamariah tersebut berkisar pada : Perbedaan hasil
hisab dan hasil rukyah, Perbedaan sistem perhitungan, Perbedaan sistem rukyah, Perbedaan
kriteria penentuan awal Bulan, Perbedaan data/ sumber hisab, kurang adanya pengembangan
observasi lapangan, kurang sosialisasi. Ibid. hlm. 2.
1
2
Ramadan7 dan Ibadah Haji. Sementara itu ibadah salat8 terikat dengan
Asar, Magrib, Isya, dan Subuh tidak dapat dilaksanakan tanpa mengenal
6
Susiknan Azhari, Hisab & Rukyah “Wacana Untuk Membangun Kabersamaan di
Tengah Perbedaan”, cet I (Yogyakarta: Buana Pustaka, 2007), hlm. 97.
7
Ramadan adalah Bulan ke-9 tahun Hijriah (29 ayau 30 hari), pada Bulan ini orang Islam
yang sudah akil balig diwajibkan berpuasa. Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar
bahasa Indonesia, op.cit. hlm. 1136.
8
Salat adalah rukun islam kedua, berupa ibadah kepada Allah swt., wajib dilakukan oleh
setiap muslim mukalaf, dengan syarat, rukun, dan bacaan tertentu dimulai dengan takbir dan
diakhiri dengan salam, salat jua diartikan doa kepada Allah. Ibid, hlm. 1208.
9
Susiknan Azhari. Hisab & Rukyah “Wacana Untuk Membangun Kabersamaan di
Tengah Perbedaan”, op. cit. hlm. 96.
10
Hisab urfi adalah sistem perhitungan kalender yang didasarkan pada peredaran rata-
rata Bulan mengelilingi Bumi dan ditetapkan secara konvensional. Baca Depag RI, Pedoman
Perhitungan Awal Bulan Qamariyah, cet II (Jakarta: Ditbinbapera, 1995), hlm. 7. Sistem hisab ini
3
selalu tetap yaitu 29 hari untuk Sya’ban dan 30 hari untuk Ramadan.12
melainkan umur bulan itu konstan. hal ini sangat bertentangan dengan
وسلمذكر
ًعلي
اهلل
ًصل
اهلل
رسىل
ان
عىهما
اهلل
رضي عمر
به عبداهلل
عه
وافع
عه
غمعليكم
فان
تروي
ًحت
تفطروا
وال
الهالل
ًحت
تروا تصىمىا
ال
فقال
رمضان
) روايالبخاري
( ًل
فاقدروا
konstan dan juga tidak beraturan, melainkan tergantung posisi hilal14 pada
dimulai sejak ditetapkan oleh khalifah Umar bin Khattab ra (17 H) sebagai acuan untuk menyusun
kalender Islam abadi. Penjelasan selengkapnya tentang alasan mengapa Umar bin Khattab ra
menetapkan peristiwa hijrah sebagai landasan hitungan. Baca dalam Nourouzzaman Shiddiqi,
Jeram-jeram Peradaban Muslim, cet I (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996), hlm. 81-86.
11
Hisab hakiki adalah sistem hisab yang didasarkan pada peredaran Bulan dan Bumi
sebenarnya. Lihat dalam Susiknan Azhari. Hisab & Rukyah “Wacana Untuk Membangun
Kebersamaan di Tengah Perbedaan ”, op. cit. hlm. 4.
12
Ibid. hlm. 3.
13
Al Bukhari, Muhammad ibn Isma’il, Shohih Bukhari, (Juz III, Beirut: Dar al Fikr, tt.)
14
Hilal atau Bulan sabit yang dalam astronomi dikenal dengan nama Cressent adalah
bagian Bulan yang tampak terang dari bumi sebagai akibat cahaya matahri yang dipantulkan
olehnya pada hari terjadinya ijtima’ sesaat setelah Matahari terbenam. Hilal ini dapat dipakai
sebagai pertanda pergantian Bulan kamariah. Apabila setelah Matahari terbenam hilal tampak
4
setiap awal bulan. Artinya, bahwa boleh jadi dua bulan berturut-turut
hisab urfi.15
generasi:16
1. Hisab Hakiki Takribi. Termasuk dalam generasi ini kitab Sullam al-
Nayyirain karya Mansur bin Abdul Hamid bin Muhammad Damiri el-
Betawi dan Kitab Fathu al-Rauf al-Mannan karya Abu Hamdan Abdul
Jalil.
2. Hisab Hakiki Tahkiki. Termasuk dalam kepompok ini, seperti kitab al-
maka malam itu dan keesokan harinya merupakan tanggal satu Bulan berikutnya. Muhyidin
Khazin. Kamus Ilmu Falak, op. cit. hlm. 30.
15
Ibid, hlm. 4.
16
Ibid.
17
Muhammad Wardan adalah tokoh muslim Indonesia yang oleh banyak kalangan disebut-
sebut sebagai penggagas awal munculnya konsep wujudul hilal. Lihat dalam Susiknan Azhari.
Hisab & Rukyah “Wacana Untuk Membangun Kebersamaan di Tengah Perbedaan”, op. cit, hlm.
5.
18
Astronomical Almanac (Nautical Almanac) adalah sejenis buku yang memuat daftar
posisi Matahari, Bulan, planit dan bintang-bintang penting pada saat-saat tertentu tiap hari dan
malam sepanjang tahun. Maksudnya ialah mempermudah posisi-posisi kapal. Dalam buku tersebut
dimua pula, pukul berapa G.M.T benda-benda langit itu mencapai Kulminasi atas, bagi setiap
meridian bumi. Deklinasi dan Ascension Recta benda-benda langit, perata waktu, koreksi sextant
kearena pembiasan sinar dank arena pengukuran kehorizon kodrat itu dimuat pula. Lihat P.
5
karya Muhammad Ilyas, dan Mawaqit karya Dr. Ing. Khafid19 dan
kawan-kawan.
bahwa sistem Hisab Hakiki telah dikenal manusia sejak jaman dahulu.20
penting bagi segenap kaum muslimin, sebab banyak ibadah dalam Islam
penentu sah dan tidaknya ibadah-ibadah tersebut. Bagi umat Islam ada
aturan ibadah yang didasarkan pada ketentuan hari, seperti puasa senin
zakat, haji berjalan sesuai dengan waktu-waktu yang telah ditentukan oleh
Syari’at. Contohnya dalam hal ibadah salat lima waktu ini terdapat dalam
Simamora, Ilmu Falak (Kosmografi) “Teori, Perhitungan, Keterangan, dan Lukisan”, cet XXX
(Jakarta: C.V Pedjuang Bangsa, 1985), hlm. 66.
19
Dr. Ing. Khafidz adalah seorang ahli geodesi yang sekarang aktif di BAKOSURTANAL
(Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional).
20
Di Indonesia dapat terlihat sejak lahirnya kita-kitab yang menggunakan sistem
perhitungan hisab hakiki.
21
Disampaikan dalam Temu Kerja Evaluasi Hisab Rukyah Suwito Suprayogi, Antara
Wukuf dan Arafah “Pengertian dan Aplikasinya”, (Bogor: 27-29 Pebruari 2008).
22
Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Semarang: PT. Karya Toha Putra, tt,) hlm.
73.
6
didalamnya. Hal ini tertuang dalam firman-Nya QS. Al-Isra’ ayat 12:24
23
Ibid.
24
Ibid.
7
Artinya: Dan kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda, lalu kami
hapuskan tanda malam dan kami jadikan tanda siang itu terang,
agar kamu mencari kurnia dari Tuhanmu, dan supaya kamu
mengetahui bilangan tahun-tahun dan perhitungan. dan segala
sesuatu Telah kami terangkan dengan jelas.
bulan kamariah.
dalam menentukan awal dan akhir bulan kamariah seperti yang terdapat
dengan mata kepala berdasarkan kesaksian satu atau dua orang yang
adil.
8
penentuan awal bulan kamariah tidak hanya dengan rukyah saja, tetapi
kapan awal dan akhir bulan kamariah tanpa harus melihat hilal.25 Hisab
posisi hilal, maka sifat dan hasil hisab adalah Dzan (perkiraan).
dengan cara hisab tidak dapat berjalan seiring, tidak saling mendukung
antara satu dengan yang lain terjadi perbedaan walaupun hanya kecil.
lagi bila hilal dalam posisi yang kritis yakni masih dekat dengan horizon
(ufuk).
25
Farid Ruskanda, 100 Masalah Hisab Rukyah, (Jakarta: Gema Insani Press, 1996),
hlm. 29
9
berbagai macam metode atau sistem menghitung ijtima’ dan tinggi hilal
yang dijadikan batas antara dua bulan kamariah. Perbedaan internal hisab
hilal dalam kenyataan empiris berada dalam posisi yang dekat dengan
horizon (ufuk).
pada tahun 1427 H. Dimana Salah satu kitab yang tergolong ke dalam
hisab hakiki tahkiki yang dijadikan sebagai pedoman adalah Kitab Ittifaq
Dzatil Bain karya dari KH. Moh. Zubair Abdul Karim. Kitab karangan
ramadhan tersebut berumur 29 hari saja. Akan tetapi jika kita melihat hasil
dijadikan pedoman dalam penentuan awal bulan hijriyah. Oleh karena itu,
dalam pelaksanaan rukyah al-hilal, hisab hakiki bit tahkik ini sangat
dengan sistem hisab ini para perukyah diajak untuk memperhatikan satu
Kitab karangan dari KH. Ahmad Ghozali ini merupakan kitab yang
harus dilalui.
segitiga bola.
26
Disampaikan pada Pendidikan dan Pelatihan Hisab Rukyat Nasional Pondok Pesantren
se-Indonesia anggaran 2007 yang diselenggarakan oleh P.D. Pontren Kemenag RI di Masjid
Agung Jawa Tengah.
11
dibawah ufuk. Hasil ketinggian hilal dibawah ufuk tersebut sama dengan
tahun-tahun tersebut:
Ijtima' Tinggi
Bulan Metode/Sistem Hari/Tanggal Jam Hilal
Syawal Al-Irsyaad al-Muriid Ahad, 22-10-2006 12: 15 0˚ 43' 52"
1427 H Ephemeris sda 12: 16 0˚ 44' 35"
Jean Meeus sda 12: 32 0.00 (6)
skripsi dengan judul: “Studi Analisis Hisab Awal Bulan Kamariah dalam
B. Rumusan Masalah
3. Apa saja kelebihan maupun kelemahan yang terdapat dalam kitab al-
Irsyaad al-Muriid?
C. Tujuan Penulisan
lainnya.
D. Telaah Pustaka
tulisan secara khusus dan mendetail yang membahas tentang studi hisab
awal bulan kamariah dalam kitab al-Irsyaad al-Muriid karya KH. Ahmad
Selain itu, juga Almanak Sepanjang Masa karya Slamet Hambali yang
27
Susiknan, Azhari, Pembaharuan Pemikiran Hisab di Indonesia (Studi atas Pemikiran
Saadoe’ddin Djambek), cet. I, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2002).
14
maupun Jawa.28
28
Slamet Hambali, Almanak Sepanjang Masa, (Semarang: Fakultas Syari'ah IA1N
Walisongo, tt).
29
Ahmad Izzudin, Fiqh Hisab Rukyah Di Indonesia (Sebuah upaya penyatuan madzhab
rukyah dengan madzhab hisab), (Yogyakarta: Logung Pustaka, 2004).
30
Ahmad Izzuddin, Zubaer Umar al-Jaeelany Dalam Sejarah Pemukiran Hisab Rukyah di
Indonesia, (Laporan Penelitian Individual, Proyek PTA/IAIN Walisongo Semarang, 2002).
31
Ahmad Syifa'ul Anam, Studi Tentang Hisab Awal Bulan Qomariyah Dalam Kitab
Khulashotul Wafiyah Dengan Metode Hakiki Bit Tahkik, (Skripsi Fakultas Syariah IAIN
Walisongo Semarang, 1997).
15
karya Muhyiddin Khazin 33, serta karya Susiknan Azhari yang berjudul
dan Ilmu yang Bertautan 35 karya Iratius Radiman dkk, yang digunakan
Selain itu juga tulisan tentang 100 Masalah Hisab Dan Rukyah
materi pelatihan hisab rukyah baik yang penulis ikuti sendiri maupun
32
Yusuf Nachuri, Studi Analisis Terhadap Sistem Penentuan Awal Bulan Qomariyah Di
Indonesia, (Skripsi Fakultas Syari'ah IAIN Sunan Kalijogo, Yogyakarta, 1995).
33
Muhyiddin Khazin, Kamus Ilmu Falak, (Yogyakarta: Buana Pustaka, 2005).
34
Susiknan Azhari, Ensiklopedi Hisab Rukyah, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005).
35
Iratius Radiman et al., Ensiklopedi Singkat Astronomi dan Ilmu yang Bertautan,
(Bandung: ITB Bandung, 1980).
36
Farid Ruskanda, 100 Masalah Hisab Rukyah “Telaah Syari’ah, Sains, dan Teknologi”,
(Jakarta: Gema Insani Press, 1996).
16
Muhammad Fathullah.
E. Metode Penulisan
1. Jenis Penelitian
al-Muriid.
37
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, cet. III, (Jakarta : Penerbit Universitas
Indonesia (UI-Press), 1986), hlm. 67.
17
2. Jenis Data
Adapun dalam penelitian ini terdapat dua jenis data, yaitu : data
primer dan data sekunder. Dalam hal ini data primer adalah data yang
penelitian.
dan wawancara.
dikarenakan data yang akan dianalisis berupa data yang didapat dengan
38
Ahmad Ghazali Muhammad Fathullah, Al-Irsyaad al-Muriid, (Jember: Yayasan An-
Nuriyah, 1997).
39
Studi dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak langsung pada subjek
penelitian namun melalui dokumen. Iqbal Hasan, Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan
Aplikasinya, Cet I (Bogor: Ghalia Indonesia, 2002), hlm. 87.
40
Analisis Kualitatif pada dasarnya lebih menekankan pada proses dekuktif dan induktif
serta pada analisis terhadap dinamika antar fenomena yang diamati, dengan menggunakan logika
ilmiah. Lihat dalam Saifuddin Azwar, Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Cet-5,
2004, hlm. 5.
18
dikenal dengan istilah "analisis isi" yang dalam hal ini adalah metode
penentuan awal bulan Hijriyah yang tertuang dalam kitab al-Irsyaad al-
Muriid. Analisis ini diperlukan untuk menguji apakah metode hisab yang
F. Sistematika Penulisan
Secara garis besar, penulisan penelitian ini terdiri atas lima bab,
41
Analisis isi (Content analysis) secara sederhana dapat diartikan sebagai metode untuk
mengumpulkan dan menganalisis muatan dari sebuah "teks". Teks tersebut dapat berupa kata-
kata, makna gambar, simbol, gagasan, tema dan bermacam-macam bentuk pesan yang dapat
dikomunikasikan. Analisis isi berusaha memahami data bukan sebagai kumpulan peristiwa fisik,
tetapi sebagai gejala simbolik untuk mengungkap makna yang terkandung dalam sebuah teks, dan
memperoleh pemahaman terhadap pesan yang dipresentasikan.
http://www.ar.itb.ac.id/ekomadyo/media/Analisis_Isi_Jurnal_Itenas_No.2.Vol.10_Agustus_2006.
pdf. 24-6-2011
19
secara umum.
Kitab al- Irsyaad al-Muriid. Dalam bab ini analisis dilakukan dengan
Irsyaad al-Muriid.
penutup.
BAB II
KAMARAIAH
awal dan akhir bulan, penentuan arah kiblat, perhitungan gerhana, dan awal
waktu sholat.
1
Kata hisab berasal dari bahasa Arab yaitu yang
artinya menghitung. Dalam Bahasa Inggris kata ini disebut Arithmatic yaitu
1
Loewis Ma‟luf, al-Munjid, cet. 25, (Beirut: Dar al-Masyriq, 1975), hlm. 132.
2
Badan Hisab Rukyah Depag RI, Almanak Hisab Rukyah, (Jakarta: Proyek Pembinaan
Badan Peradilan Agama Islam, 1981), hlm. 14.
3
Depag RI, Al-Quran dan Terjemahan, (Madinah: Mujamma Khadim al-Haramain al-
Syafi‟i, tt), hlm. 73.
20
21
ayat 69.
bervariasi. Namun jika diteliti labih lanjut dari beragam definisi tersebut,
hal ini penulis akan mengungkapkan beberapa pendapat mereka tentang ilmu
hisab.
khusus yaitu cara penentuan awal bulan Islam atau cara memprediksi
4
Ibid., hlm. 471.
5
Ibid., hlm. 108.
22
fenomena alam lainnya seperti gerhana bulan dan gerhana matahari melalui
memberi warna berbeda dalam pendefinisian hisab, bahwa hisab adalah suatu
dalam bahasa inggris disebut arithmatic. Ilmu falak dan ilmu faraidl7
termasuk ke dalam ilmu hisab. Demikian itu karena hal yang paling dominan
perhitungan.8
Dari definisi tersebut jelas kiranya bahwa ilmu hisab dan ilmu faraidl
keduanya termasuk dalam ilmu hisab. Dari sini pula dapat kita simpulkan
bahwa ilmu falak adalah ilmu hisab, akan tetapi ilmu hisab belum tentu ilmu
masyarakat Indonesia mengenal ilmu falak sebagai ilmu hisab. Bahkan ada
yang beranggapan bahwa ilmu falak adalah nama lain dari ilmu hisab.
perhitungan.
6
Moedji Raharto,” Astronomi Islam dalam Perspektif Astronomi Modern” dalam Moedji
Raharto (ed), Gerhana Kumpulan Tulisan Moedji Raharto, (Lembang: Pendidikan dan Pelatihan
Hisab Rukyah Negara-Negara MABIMS, 2000), hlm. 105.
7
Ilmu faraidl adalah suatu disiplin ilmu dalam Agama Islam yang khusus mempelajari
tentang bagian-bagian ahli waris dan cara-cara melakukan perhitungan dan pembagian harta
warisan.
8
Ichtiyanto, et. al., Alamanak Hisab Rukyah, (Jakarta: Badan Hisab Rukyah,, 1981), hlm
229.
23
artinya melihat.9 Maksudnya yaitu melihat Bulan secara fisik dengan mata.10
terbenam. Hal ini terkait dengan pemahaman bahwa masuknya bulan baru
adalah jika ijtima‟11 terjadi sebelum saat matahari terbenam, maka sejak
matahari terbenam itulah awal bulan baru sudah mulai masuk tanpa
sering disebut Ilmu Falak,12 yaitu sebuah ilmu pengetahuan yang didalamnya
mempelajari benda-benda langit tentang fisik, ukuran dan segala sesuatu yang
berhubungan dengannya.13
9
Ahmad Warson Munawir, Kamus al-Munawir, (Surabaya: Pustaka Progresif, 1996),
hlm. 460.
10
Suara Muhammadiyah, Hisab Bulan Kamariah, (Yogyakarta: Suara Muhammadiyah,
2008), h. 1.
11
Ijtima‟ adalah suatu keadaan dimana posisi bumi, bulan dan matahari berada dalam
satu garis lurus (bujur astronomi), lihat juga Muhyidin Khazin, Kamus Ilmu Falak, (Yogyakarta:
Buana Pustaka, 2005), hlm. 32.
12
Ilmu falak, berasal dari dua kata yaitu ilmu yang berarti pengetahuan atau kepandaian,
dan falak yang berarti lengkung langit, lingkaran langit, cakrawala, dan juga dapat berarti
pengetahuan mengenai keadaan (peredaran, perhitungan, dan lain sebagainya) bintang, ilmu
perbintangan (astronomi), lihat dalam Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan Dan Pengembangan
Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1989), hlm. 325
13
Badan Hisab Rukyah RI, op.cit, hlm. 22.
14
Loewis Ma‟luf. al-Munjid, op.cit, hlm. 594.
24
matahari, bumi dan bulan. Hal ini disebabkan karena sebagian perintah ibadah
Secara etimologis kata falak berasal dari bahasa Arab yang mempunyai
persamaan arti kata madar16 atau kata orbit17 (bahasa inggris) dan dalam
cakrawala”18. Kata falak dalam al-Qur‟an diungkap sebanyak dua kali, yaitu
pada surat al-Anbiya‟ ayat 33 dan surat Yaasin ayat 40. Masing-masing ayat
Artinya: Dan dialah yang Telah menciptakan malam dan siang, matahari dan
bulan. masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis
edarnya.(Q.S. al-Anbiya‟: 33)21
15
Adapun yang termasuk pada wilayah ilmu falak seperti yang dijelaskan oleh Drs. P.
Simamora yaitu meliputi pengetahuan tentang letak, pergerakan dan sifat-sifat matahari, bulan,
bintang, planit (termasuk bumi kita), dan sebagainya disebut Astronomi (aster=bintang). Sedang
peramalan nasib peruntungan manusia, sesuatu bangsa atau Negara dan sebagainya dengan
memperhatikan letak benda-benda langit itu (pada hakekatnya adalah tahayyul), dinamai
Astrologi. Para ahli astrologi di babilinia mendapat kedudukan terhormat di kalangan bangsanya,
berkat kecakapan mereka menujumkan hal-hal yang bakal terjadi. Ajaran mengenai asal mula
terjadinya seluruh benda-benda langit ataupun alam semesta, yang umumnya berhubungan erat
dengan filsafat, kepercayaan (agama) dinamai Kosmogoni. Mengenai hal ini ada ratusaan
dongengnya yang isinya tiada serupa. Baru pada abab ke 18 mulai diselidiki orang lebih
mendalam. Misalnya “teori kabut” Kant-Laplace mengenai terjadinya susunan mata-hari
(Zonnestelsel, bahasa Belanda = Solar System, Bahasa Inggris). P. Simamora, Ilmu Falak
(Kosmografi), (Jakarta: CV. Pedjuang Bangsa, 1985), hlm. 3.
16
Achmad Warson Munawwir. Kamus al-Munawir, op. cit, hlm. 1152.
17
Munir Ba‟albaki, Al-Munawwir A Modern English-Arabic Dictionary, cet. III, (Beirut:
Dar al-Ilm li al-Malayin, 1970), hlm. 637.
18
Departemen P & K, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi ke 2 cet. IX, (Jakarta: Balai
Pustaka, 1999), hlm. 274.
19
Depag RI. Al-Qur’an Dan Terjemahan, op. cit, hlm. 499.
20
Susiknan Azhari, Ilmu Falak “Perjumpaan Khazanah Islam dan Sians Modern”, cet II,
(Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2007), hlm. 1.
21
Depag RI. al-Qur’an Dan Terjemahan, op.cit, hlm. 257.
25
2. Ensiklopedi Islam
berhubungan dengannya.26
Dalam beberapa literatur, ilmu falak juga sering disebut dengan ilmu
hisab,28 miqat, rasd, dan hai’ah.29 Studi ilmu falak terutama diarahkan untuk:30
tepat dari berbagai penjuru bagi umat Islam yang berada jauh dari mekah.
4. Menentukan gerhana.
Ilmu falak atau ilmu hisab pada garis besarnya dapat dibedakan
selanjutnya.32
27
Ichtiyanto, Alamanak Hisab Rukyah, op. cit, hlm. 245.
28
Fakhruddin al-Razi, at-Tafsir al-Kabir, (Beirut Dar al-Fikr, 1983 H), juz 5, hlm. 479.
29
Tanthawi Jauhari, Al-Jawahir fi Trsir al-Qur’anul Karim, (Beirut: Dar al-Fikr, t.t), juz
9, hlm. 166.
30
Susiknan Azhari. Ilmu Falak “Perjumpaan Khazanah Islam dan Sians Modern”,
op.cit. hlm. 3.
31
Muhyidin Khazin, Ilmu Falak dalam Teori dan Praktek “Perhitungan Arah Kiblat,
Waktu Shalat, Awal Bulan dan Gerhana”, (Yogyakarta: Buana Pustaka, 2004), hlm. 4.
32
Ibid, hlm. 16.
33
Muhyidin Khazin, loc.cit.
27
kelompok bintang.34
dengan lainnya.36
Ada beberapa dalil (argumen) baik dalil naqli maupun dalil aqli
34
Muhyidin Khazin, loc.cit.
35
Ibid, hlm. 9.
36
Muhyidin Khazin, loc.cit.
37
Ibid, hlm. 8.
38
Ilmu falak „amaly ini yang oleh mesyarakat umum dikenal dengan ilmu falak atau ilmu
hisab. Muhyidin Khazin, Kamus Ilmu Falak, loc.cit.
28
39
Depag RI. Al-Qur’an Dan Terjemahan, op.cit, hlm. 23.
40
Ibid, hlm. 166.
41
Ibid, hlm. 226.
29
Artinya: Dan dialah yang Telah menciptakan malam dan siang,
matahari dan bulan. masing-masing dari keduanya itu
beredar di dalam garis edarnya. (Q.S al-Anbiyaa‟: 33)45
42
Ibid, hlm. 214.
43
Ibid, hlm. 155.
44
Ibid, hlm. 209.
45
Ibid, hlm. 259.
30
عه ابه عمس زضي اهلل عىٍما قال قال زسُل اهلل صلّ اهلل عليً َسلم اوما
الشٍس تسع َعشسَن فال تصُمُا حتي تسَي َال تفطسَا حتي تسَي فان غم
)عليكم فاقدزَالً (زَاي مسلم
Artinya : “Dari Ibnu Umar ra. Berkata Rasulullah saw bersabda satu
bulan hanya 29 hari, maka jangan kamu berpuasa sebelum
melihat bulan, dan jangan berbuka sebelum melihatnya dan
jika tertutup awal maka perkirakanlah. (HR. Muslim)
ًعه وافع عه عبداهلل به عمس زضي اهلل عىٍما ان زسُل اهلل صلّ اهلل علي
ال تصُمُا حتّ تسَا الٍالل َال تفطسَا حتّ تسَي: َسلم ذكس زمضان فقال
)ِفان غم عليكم فاقدزَالً (زَاي البخاز
حدثىا سعيد به عمسَ اوً سمع ابه عمس زضي اهلل عىٍما عه الىبّ صلّ اهلل
ّعليً َسلم اوً قال اوا امت اميت الوكتب َالوحسب الشٍس ٌكرا ٌَكرا يعى
)ِمسةتسعت َعشسَن َمسة ثالثيه (زَاي البخاز
Artinya : “ Dari Said bin Amr bahwasanya dia mendengar Ibn Umar
ra dari Nabi saw beliau bersabda : sungguh bahwa kami
adalah umat yang Ummi tidak mampu menulis dan
menghitung umur bulan adalah sekian dan sekian yaitu
kadang 29 hari dan kadang 30 hari. (HR Bukhari)
46
Abu Husain Muslim bin al Hajjaj, Shohih Muslim, Jilid I, (Beirut: Dar al Fikr, tt), hlm.
481.
47
Muhammad ibn Isma‟il al Bukhari, Shohih Bukhari, Juz III, (Beirut: Dar al Fikr, tt),
hlm. 34.
48
Ibid.
31
Namun sekitar abad ke-28 sebelum masehi embrio ilmu falak baru mulai
berhala seperti yang terjadi di mesir untuk menyembah dewa Orisis, Isis dan
dan Baal.50
Tetapi pengetahuan tentang nama- nama hari dalam satu minggu baru
ada pada 5000 tahun Sebelum masehi yang masing – masing diberi nama
dengan nama- nama benda langit. Yaitu Matahari untuk hari Ahad, Bulan
untuk hari Senin, Mars untuk hari Selasa, Mercurius untuk hari Rabu, Yupiter
untuk hari Kamis, Venus untuk hari Jum‟at dan Saturnus untuk hari Sabtu.51
dari Samos (310-230 SM) dengan hasil pengukuran jarak antara bumi dan
keliling bumi.
49
Sebagaimana sering dijumpai dalam muqadimah kitab-kitab falak seperti dalam Zubair
Umar al Jailany, al-Khulasoh al-Wafiyah, (Surakarta: Melati, tt,) hlm. 5.
50
Thantawi al-Jauhari. Al-Jawahir fi Trsir al-Qur’anul Karim, op. cit, hlm. 16–17.
51
Ibid .
52
Teori geosentris adalah teori yang yang berasumsi bahwa bumi adalah sebagi pusat
peredaran benda-benda langit.
32
diberi nama Tibril Magesthi dan berasumsi bahwa bentuk semesta alam adalah
Geosentris.53
dikalangan umat Islam. Hal ini tersirat dari hadits nabi yang diriwayatkan oleh
masa itu dengan memberikan nama-nama tahun sesuai dengan peristiwa yang
paling monumental.55
Khalifah Umar Bin Khattab ra, beliau menetapakan kalender hijriyah sebagai
dasar melaksanakan ibadah bagi umat Islam. Penetapan ini terjadi pada tahun
17 H. Tepatnya pada tanggal 20 Jumadil Akhir 17 H56 dan di mulai sejak Nabi
berlaku mulai Sya‟ban tetapi tidak jelas tahunnya. Karena tidak diketahui
tahunnya secara pasti, maka Umar merasa perlu menghitung dan menetapkan
53
Ahmad Izzuddin. Fiqh Hisab Rukyah Indonesia: Sebuah Upaya Penyatuan Madzhab
Rukyah Dengan Madzhab Hisab, op.cit, hlm. 43.
54
Lihat hadits selengkapnya dalam dasar hukum hisab rukyah dari hadits.
55
Hal ini dapat kita temukan dalam literatur sejarah Islam dimana kita mengenal istilah
tahun gajah karena ketika nabi lahir terjadi penyerangan oleh pasukan bergajah, tahun ijin karena
merupakan tahun diijinkannya hijrah ke madinah , tahun amr dimana umat Islam diperintahkan
untuk menggunakan senjata. Selain itu juga ada tahun jama‟ah, dan sebagainya.
56
Slamet Hambali, Almanak Sepanjang Masa, (Semarang: IAIN Walisongo, tt.), hlm. 5.
33
kalender negara.
penerjemahan kitab Sindihind dari india pada masa pemerintahan Abu Ja‟far
dua ahli astronomi termashur Fadhl ibn al-Naubakht dan Muhammad ibn
Puncak dari zaman keemasan astronomi ini dicapai pada abad 9 H/15
Tokoh- tokoh astronomi yang hidup pada masa keemasan antara lain
mengubah tahun masehi menjadi tahun hijriyah, Mirza Ulugh bin Timur Lenk
57
Muh Farid Wajdi, Dairotul Ma’arif, juz VIII, Cet II, (Mesir: tp,1342 H), hlm. 483.
58
Observatorium pada masa ini telah meninggalkan teori yunani kuno dan membuat teori
sendiri dalam menghitung kulminasi matahari dan menghasilkan data-data dari kitab Sindihind
yang di sebut dengan Table of Makmun dan oleh orang eropa di kenal dengan astronomos/
astronomy. Lihat dalam Mehdi Nakosteen, Kontribusi Islam Atas Dunia Intelektual Barat:
Deskripsi Analisis Abad Keemasan Islam,Terj. Joko S Kalhar, (Surabaya: Risalah Gusti, 1996),
hlm. 230-233.
59
Sayyed Hossein Nasr, Ilmu Pengetahuan dan Peradaban,Terj J Muhyidin, (Bandung:
Penerbit Pustaka, 1986), hlm. 62-63.
60
Ibid.
34
yang terkenal dengan Ephemerisnya, Ibn Yunus, Nasirudin, Ulugh Beik yang
Heliosentris.62
demikian umat Islam terutama yang ada di daerah- daerah tetap menggunakan
kalender hijriyah.
Hal yang demikian ini tidak dilarang oleh pemerintah kolonial bahkan
61
Jamil Ahmad, Seratus Muslim terkemuka,Terj. Tim penerjemah Pustaka al Firdaus, Cet
I, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1987), hlm. 166-170.
62
Teori Heliosentris adalah teori yang merupakan kebalikan dari teori geosentris. Teori
ini mengemukakan bahwa Matahari sebagai pusat peredaran benda- benda langit. Akan tetapi
menurut lacakan sejaarah yang pertama kali melakukan kritikk terhadap teori geosentris adalah al
Biruni yang berasumsi tidak mungkin langit yang begitu besar beserta bintang-bintangnya yang
mengelilingi bumi. Lihat dalam Ahmad Baiquni, al-Qur’an, Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi,
Cet IV, (Yogyakarta: Dana Bhakti Prima Yasa, 1996), hlm. 9.
63
Badan Hisab Rukyah RI. Almanak Hisab Rukyah, op.cit, hlm. 22.
35
awal abad 20 tidak bisa lepas dari pemikiran serupa di negara Islam yang lain.
Hal ini seperti tercermin dalam kitab al-Sullam al-Nayyirain65 yang masih
maka wacana hisab rukyah pun mengalami perkembangan yang sangat pesat.
Data Bulan dan Matahari menjadi semakin akurat dengan adanya sistem
64
Peristiwa ini terjadi pada masa pemerintahan Sultan Agung Hanyokro Kusuma, raja
kerajaan Islam Mataram II (1613 – 1645)
65
Sullamun Nayyirain adalah kitab kecil unruk mengetahui konjungsi matahari, bulan
berdasarkan metode Ulugh Beik al Samarqondy yang di susun oleh KH. Muh Mansur bin KH
Abdul Hamid bin Muh Damiry al Batawy. Di mana kitab tersebut berisi rissalah untuk ijtima‟,
gerhana bulan daan matahari. Lihat dalam Ahmad Izzuddin , Analisis Kritis tentang Hisab Awal
Bulan Kamariah dalam kitab Sullamun Nayyirain, Skripsi Sarjana, (Semarang: Fakultas Syari‟ah
IAIN Walisongo, 1997), hlm. 8.
36
dataran realistis dan etika praktis, masih belum terwujud. Hal ini dapat
Istilah ini berarti upaya melihat atau mengamati hilal dengan mata
baru kamariah.66 Apabila hilal berhasil di lihat maka malam itu dan
Sedangkan apabila hilal tidak berhasil dilihat karena gangguan cuaca maka
tanggal satu bulan baru ditetapkan pada malam hari berikutnya atau bulan
di istikmalkan 30 hari.
yang telah dilakukan sejak zaman nabi dan sahabat, tabi‟in, tabi‟ al-tabi‟in,
66
Ibid, hlm. 130.
37
atau metode ini. Terutama untuk hal penentuan awal bulan ramadhan,
Syawal dan Dzulhijjah, namun sistem ini tidak bisa untuk menyusun
kalender.
yaitu:
kalender masehi. Bilangan hari pada tiap bulan berjumlah tetap kecuali
Sistem hisab ini tidak dapat digunakan dalam menentukan awal bulan
bulan Sya‟ban dan Ramadan adalah tetap yaitu 29 hari untuk bulan
hisab ini menetapkan satu daur (siklus) terdiri dari delapan tahun yang
disebut windu. Setiap satu windu terbagi menjadi dua macam tahun,
67
Nur Muhaimin, et. al., Pedoman Penghitungan Awal Bulan Qomariyah, (Jakarta:
Ditbinbapera Departemen Agama R.I., 1983), hlm. 7.
68
Susiknan Azhari, Hisab dan Rukyat "Wacana untuk Membangun Kebersamaan di
Tengah Perbedaan", (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), hlm. 3.
38
pertama tahun kabisat (wuntu atau panjang yang jatuh pada tahun ke-
2, 4 dan 8) panjang umur setiap tahun adalah 355 hari. Kedua tahun
basithah (wastu atau pendek yang jatuh pada tahun yang ke-1, 3, 5, 6
untuk bulan genap kecuali pada bulan besar pada tahun-tahun kabisat
1. Suro 7. Rejeb
2. Sapar 8. Ruwah
3. Mulud 9. Poso
1. Alif 5. Dal
2. Ehe 6. Be
3. Jimawal 7. Wawu
4. Ze 8. Jimakhir
39
b. Hisab Hakiki
Jumlah hari dalam setiap bulannya tidaklah tetap dan tidak beraturan,
sistem ini telah bergerak lebih jauh, terbagi atas sistem hisab hakiki
data astronomi dari daftar ephimeris (zij) yang disusun oleh Ulugh
69
Istilah “Ilmu Hisab Hakiii dan Pengelompokannya “ menjadi tiga macam kategori
tersebut muncul pertama kali pada acara Seminar Sehari Hisab & Rukyat Departemen Agama RI
pada tanggal 27 April 1992 M. di Tugu Bogor (Jawa Barat). Pengelompokan tersebut
dikemukakan oleh KH. Noor Ahmad ibn. Shadiq ibn. Saryani (pengasuh Pondok Pesantren Jepara)
dan Drs. H. Taufiq SH. http://paramujaddida.wordpress.com/2010/04/17/ensiklopedia-ilmu-falak-
rumus-rumus-hisab-falak/. 22-6-2011.
40
dengan cara membagi dua selisih waktu saat terjadi ijtima‟ dari saat
matahari terbenam.
Tukhi.70
pada peredaran bulan dan bumi yang sebenarnya. Menurut sistem ini
bergantung posisi hilal setiap bulan. Sehingga umur bulan bisa jadi
oleh mata.
hakiki tahkiki, hanya saja sistem koreksinya lebih teliti dan kompleks,
masuknya permulaan bulan baru, dari kapankah hari itu dihitung. Dari
bulan.
72
Yang dimaksud dengan ufuk adalah lingkaran besar yang membagi bola langit menjadi
dua bagian yang besarnya sama. Ufuk disebut juga horizon, kaki langit, cakrawala, batas pandang.
73
Nur Muhaimin, et. al., Pedoman Penghitungan Awal Bulan Qomariyah, op. cit, hlm.
105-106.
74
Susiknan Azhari. Hisab & Rukyat "Wacana untuk Membangun Kebersamaan di
Tengah Perbedaan", op.cit, hlm. 4.
42
berpedoman pada ijtima’ dan ada yang berpedoman pada posisi hilal di
a. Golongan Ijtima‟
fajar maka pada malam itu sudah di anggap sudah masuk awal
bulan baru.
75
Ibid, hlm. 8-9.
43
ijtima‟. Namun fokus golongan ini lebih kepada posisi hilal di atas
hilal diatas ufuk. Jika hilal pada saat matahari terbenam sudah berada
di atas ufuk (dalam perhitungan hasilnya positif) maka sejak saat itu
dimulai bulan baru. Dan jika hilal masih di bawah ufuk (hasil
beda.
BAB III
AL-IRSYAAD AL-MURIID
1. Riwayat Hidup
Jawa Timur dari pasangan KH. Muhammad Fathulloh dan Ibu Nyai
anak (5 putra dan 4 putri), yaitu Nurul Bashiroh, Afiyah, Aly, Yahya,
1
Hasil wawancara dengan Bpk. Abdul Mu'id Zahid (Staf Litbang LFNU Gresik) pada
tanggal 21 Januari 2011.
2
Hasil wawancara dengan KH. Ahmad Ghozali melalui email pada tanggal 4 Februari
2011 .
44
45
Muhammad.
sosok yang sangat haus akan ilmu, hal ini terbukti selama Bulan
(alm) di Kota Sampang setiap Hari Selasa dan Sabtu. Kemudian pada
selama 15 tahun.3
3
Ibid
46
Disamping itu Kyai Ghozali juga terkenal sebagai orang yang sangat
besar. Kyai Ghozali juga pernah belajar ilmu falak kepada Syekh
Syuja'i (alm), kepada KH. Kamil Hayyan (alm), kepada KH. Hasan
Basri Sa'id (alm), kepada KH. Zubair Abdul Karim (alm) dll.
sistem hisab hakiki takribi dan hakiki tahkiki, seperti kitab al-
umat Islam pada umumnya dan para santri pada khususnya. Oleh
Muhammad Fathullah
kitab al-Irsyaad al-Muriid yang tebalnya 238 halaman ini terdiri atas
Pengantar
4
Ibid
5
Ibid
48
Pendahuluan
d. Arah kiblat
a. Waktu dzuhur
b. Waktu ashar
c. Waktu maghrib
d. Waktu isya'
e. Waktu shubuh
f. Waktu imsak
g. Waktu terbit
a. Pendahuluan
b. Penanggalan masehi
c. Penanggalan hijriyah
berdasarkan rukyah
rukyatul hilal
d. Sholat khusufaini
pembagian.
Hari Ahad, hari kedua Hari Senin, hari ketiga Hari Selasa dan
6
Salah satu rumus yang diramu oleh Kyai Ghozali adalah rumus untuk mencari gerak
matahari yang terdapat dalam buku Astronomical Algorithms. Berikut ini rumusnya M =
357.52910 + 35999.05030 x T maka dalam kitab al-Irsyaad al-Muriid menjadi m = Frac
((357.52910 + 35999.05030 x T) / 360) x 360. Jean Meeus, Astronomical Algorithms, (Virginia:
Willman–Bell, Inc, 1991), hlm. 151.
51
Muriid
pijakan dalam mengerjakan hisab hakiki tahkiki. Dengan kata lain, untuk
Seperti pada koreksi bulan, yakni dilakukan sampai tiga belas kali.
kali koreksi Bulan. Hal ini menandakan bahwa benar adanya jika kitab ini
dari hisab hakiki tahkiki. Meski hisab hakiki tahkiki adalah hisab yang
gerak Bulan maupun Matahari yang sangat teliti,7 namun dalam meng-
gerak bumi dan bulan tidak selalu rata. Akibatnya gerak matahari (gerak
semu) di bola langit sebagai akibat gerak bumi dan bulan juga tidak rata.
Dari sini maka posisi rata-rata matahari dan bulan perlu dikoreksi (ta’dil).9
7
Susiknan Azhari, Ensiklopedi Hisab Rukyah, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hlm.
78.
8
Ta'dil adalah koreksi atau penyelarasan terhadap posisi suatu benda langit agar berada
pada posisi yang sebenarnya. Muhyidin Khazin, Kamus Ilmu Falak, (Yogyakarta: Buana Pustaka,
2005), hlm. 78.
9
Ibid, hlm. 78.
10
Yang dimaksud Perigee/Nuqthatu ar-Ra'si: Disebut juga Hadhidh, yaitu titik terdekat
pada peredaran (orbit) benda langit dari benda langit yang diedarinya. Dalam bahasa latin disebut
Perihelion atau dalam bahasa inggris disebut Perigee. Ibid. hlm. 163.
11
Vernal equinox kadang-kadang disebut titik pertama Aries, merupakan perpotongan
antara ekliptika dengan equator. Dalam bahasa Arab disebut al-I'tidal ar Rabiiy atau Matali min
awwal al-Haml. Di vernal equinox matahari berpindah dari Selatan ke Utara ekuator (lawannya
53
yang disebut dengan wasat. Oleh karena orbit bumi berbentuk ellips maka
sebagai akibat bentuk orbit yang ellips tersebut, dengan koreksi yang
dari berbagai gaya gravitasi benda langit lainnya. Oleh karena itu, untuk
terhadap posisi rata-rata bulan. Sehingga koreksi bulan lebih banyak dan
lebih kompleks.
berikut:
khahshah matahari.
ialah Autumnal Equinox). Oleh karena adanya presesi, titik vernal equinox selalu bergeser ke
Barat. Pada 300 tahun yang akan datang vernal equinox akan mencapai batas akuarius (sekarang
masih di Pisces). Ibid. hlm.226.
12
Ahmad Syifa'ul Anam, Studi Tentang Hisab Awal Bulan Qomariyah Dalam Kitab
Khulashotul Wafiyah Dengan Metode Hakiki Bit Tahkik, (Skripsi Fakultas Syariah IAIN
Walisongo Semarang, 1997), hlm. 57.
54
3. Koreksi variasi yang besarnya diambil dari hasil angka selisih thul13
4. Koreksi variasi yang besarnya diambil dari hasil angka selisih thul
5. Koreksi lain untuk mengoreksi wasat bulan antara lain koreksi yang
ke-empat.
6. Disamping itu, juga ada koreksi perata pusat sebagai bentuk ellips
orbit bulan, yang besarnya diambil dari khashshah bulan yang telah
terkoreksi.
Setelah diperoleh data matahari dan data bulan pada waktu ghurub,
dan proses panjang yang harus dilalui sehingga menghasilkan data awal
13
Dalam astronomi disebut Ecliptic Longitude yaitu busur sepanjang lingkaran akliptika
yang diukur dari titik Aries ke arah timur sampai bujur astronomi yang melewati benda langit yang
bersangkutan. Ibid. hlm. 83.
14
Wasath adalah busur sepanjang ekliptika yang diukur dari bulan hingga ke titik Aries
sesudah bergerak. Ibid. hlm. 91.
BAB IV
Irsyaad al-Muriid
atau hisab istilahi, lalu muncul generasi hisab hakiki takribi, kemudian
Hamdan Abdul Jalil bin Abdul Hamid Kudus, Nur al-Anwar oleh Noor
1
Sistem hisab ini menggunakan hasil penelitian terakhir dan menggunakan matematika
yang telah dikembangkan. Metodenya sama dengan metode hisab hakiki tahkiki, hanya saja
sistem koreksinya lebih teliti dan kompleks, sesuai dengan kemajuan sains dan teknologi.
Selengkapnya lihat Taufik, "Perkembangan Ilmu Hisab di Indonesia", hlm 22. Lihat juga Susiknan
Azhari, Hisab dan Rukyat "Wacana untuk Membangun Kebersamaan di Tengah Perbedaan",
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), hlm. 4.
55
56
metode hakiki tahkiki. Namun, sampai saat ini pun belum ada kitab yang
berbeda meski tidak terlalu jauh. Hal ini salah satu penyebabnya adalah
sumber data yang diambil oleh masing-masing hisab. Dalam hal ini, kitab
dibandingkan.
Ramadhan 1432 H:
= 128˚42' 50"
Ket:
hisab kontemporer.
hakiki takribi dan juga hisab hakiki tahkiki, berpangkal pada teori
2
Ahmad Ghozali Muhammad Fathullah, al-Irsyaad al-Muriid, (Jember: Yayasan al-
Nuriyah, 2005), hlm. 128.
58
dari planet tersebut (termasuk Bulan sebagai satelit dari bumi) berputar
tahun 2005. Kitab ini memang tergolong kitab baru yang tentunya
masih tergolong kedalam metode hisab hakiki takribi dan hisab hakiki
3
Teori heliosentris merupakan teori yang menempatkan Matahari sebagai pusat tatasurya.
Lihat dalam Susiknan Azhari, Ilmu Falak "Perjumpaan Khazanah Islam dan Sains Modern",
(Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2007), hlm.15-16.
4
Penemu hukum ini yaitu John Kepler. Lihat dalam P. Simamora. Ilmu Falak
(Kosmografi) “Teori, Perhitungan, Keterangan, dan Lukisan”, cet XXX, (Jakarta: C.V Pedjuang
Bangsa, 1985), hlm. 46. Lihat juga M.S.L. Toruan, Pokok-Pokok Ilmu Falak (kosmografi), Cet IV,
(Semarang: Banteng Timur, tt.), hlm. 104.
59
(absolut).
3. Ta'dil (koreksi)
data yang lebih akurat dibanding sistem hisab yang lain (hakiki
tahkiki). Hal tersebut terbukti dari adanya koreksi yang dilakukan oleh
jejari 23,5˚. Periode yang diperlukan 26 000˚ atau 50s busur tiap tahun.
5
Susiknan Azhari, Ensiklopedi Hisab Rukyah, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2005),
hlm. 193.
6
Iratius Radiman dkk, Ensiklopedi Singkat Astronomi dan Ilmu yang Bertautan,
(Bandung: ITB Bandung, 1980), hlm. 76.
61
mail kully. Gejala Nutasi ini ditemukan oleh Bradly pada tahun 1747.8
4. Ketinggian Hilal
menjadi dua, yaitu tinggi hilal hakiki dan tinggi hilal mar’i.
7
Titik equinok kadang-kadang disebut titik pertama Aries, merupakan perpotongan antara
ekliptika dengan equator. Susiknan azhari. Ensiklopedi Hisab Rukyah, op.cit. hlm. 226.
8
Muhyidin Khazin, Kamus Ilmu Falak, (Yogyakarta: Buana Pustaka, 2005), hlm. 42.
62
suatu benda langit yang terlihat dengan tinggi benda langit itu yang
benda langit itu terlihat labih tinggi dari posisi sebenarnya. Benda
H (ketinggian) Refraksi
0 34' 50"
1 24' 22"
2 28' 06"
3 14' 13"
4 11' 37"
5 9' 45"
6 8' 23"
7 7' 19"
Sumber : Badan Hisab Rukyah, Almanak Hisab Rukyah
9
NN, Pedoman Perhitugan Awal Bulan Qamariyah, (Jakarta: Proyek Pembinaan
Administrasi Hukum dan Peradilan Agama, tt), hlm. 12. Lihat juga dalam Abdur Rachim, Ilmu
falak, (Yogyakarta: Liberty, 1983), hlm. 27.
10
Susiknan Azhari. Ensiklopedi Hisab Rukyat, op.cit. hlm. 180.
63
tersebut.11
= 0˚ 03' 56.13"
c. Paralaks
al-mandzar merupakan sudut yang terjadi antara dua garis yang ditarik
dari benda langit ke titik pusat bumi dan garis yang ditarik dari benda
Bulan
11
Saa’doeddin Djambek, Hisab Awal Bulan, (Jakarta: Tintamas, 1976), hlm.19. Lihat
juga Abdur Rachim. Ilmu falak, op.cit, hlm. 29.
12
Ahmad Ghozali. al-Irsyaad al-Muriid, op.cit, hlm. 134.
13
NN. Pedoman Perhitugan Awal Bulan Qamariyah, op.cit. hlm. 12.
64
HP = 0.950 / p'
= 0˚ 54' 43.16"
d. Elongasi
berarti konjungsi,15 180˚ diberi nama oposisi16 dan 90˚ diberi nama
14
Ahmad Ghozali. al-Irsyaad al-Muriid, op.cit. hlm. 147.
15
Konjungsi juga biasa disebut Ijtima'. Pengertian ijtima' jika dikaitkan dengan bulan
baru kamariah adalah suatu peristiwa saat bulan dan matahari terletak pada posisi garis bujur yang
sama, bila dilihat dari arah timur ataupun arah barat. Susiknan Azhari, Ensiklopedi Hisab Rukyat,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), hlm. 93.
16
Oposisi atau Istiqbal marupakan suatu fenomena saat matahari dan bulan sedang
bertentangan, yaitu apabila keduanya mempunyai selisih bujur astronomi sebesar 180 derajat atau
pada saat itu bulan berada pada fase purnama (full moon). Ibid, hlm. 104
17
Ibid, hlm. 61.
18
Pada saat ijtima` bulan hampir berada diantara bumi dan matahari sehingga d=180 dan
E=0. Ketika bulan mencapai titik oposisi (bertolak belakang dengan ijtima`) maka d=0 dan E=180.
65
matahari
d bulan
matahari
E
bumi
menggunakan rumus:19
= Cos-1 (Cos(135˚ 52' 22" - 127˚ 53' 51") x Cos -4˚ 05' 14.35")
= 8˚ 57' 20.24"
Ket:
19
Ahmad Ghozali. al-Irsyaad al-Muriid, op.cit, hlm. 151.
66
5. Markas
ia tidak berupa kitab, namun ada sebuah buku yang setiap tahunnya
memuat data matahari dan bulan secara lengkap. Selain itu disertai
daftar gerhana matahari dan bulan, waktu ijtima' dan tinggi hilal, data
contoh perhitungan awal bulan, Fatwa MUI No. 2 Tahun 2004, daftar
lainnya yaitu:
al-Saryani al-Jepara
Malangi
Fathullah
20
Direktorat Urusan agama Islam dan Pembinaan syariah Ditjen Bimbingan Masyarakat
Islam Departemen Agama RI, Ephemeris Hisab Rukyat 2010, (Jakarta: Departemen Agama RI,
2010), hlm. i.
68
sistem dan metode yang sama. Dan bila terjadi perbedaan, maka
Makkah 39˚ 49' 40" BT.21 Sedangkan kitab al-Irsyaad al-Muriid telah
jenis tersebut. Jika ada, itu pun tidak sama persis. Hal ini yang
ke atas saja atau ke bawah saja maka tentu hasil bilangan yang didapat
diatas maka dapat ditarik benang merah. Telah jelas bahwa metode
oleh Ephemeris.
data yang tidak ditemukan dalam tabel Ephemeris maka data tersebut
22
Direktorat Pendidikan Diniyah Dan Pondok Pesantren Ditjen Pendidikan Islam Agama
RI, Kumpulan Materi Pelatihan Ketrampilan Khusus Bidang Hisab Rukyah “Lestarikan Tradisi
Ulama Salaf Kembangkan Keterampilan Hisab Rukyah”, (Semarang: Masjid Agung Jawa Tengah,
2007), hlm. 3.
70
A = A1 + k (A2 – A1)
Ket:
A1 = Data satu
k = Selisih
A2 = Data dua
menggunakan sistem hisab hakiki takribi, hakiki tahkiki, dan juga hisab
penggunanya sebagai hasil yang benar (truth claim). Dengan kata lain,
baik dari al-Qur'an dan al-Hadis, dan ilmu pengetahuan yang lain, serta
71
Oleh karena itu, eksistensi yang dimiliki oleh sebuah sistem yang
dianut oleh sebuah kitab tidak dapat dirusak oleh eksistensi yang lain.
Artinya: Ijtihad satu tidak bisa dirusak dengan ijtihad yang lain.
Ulama'24 menggunakan kitab ini sebagai salah satu kitab hisab yang
23
Abdul Hamid Hakim, al-Sulaam, (Jakarta: Sa'addiyah Putra), hlm. 62.
24
Lajnah Falakiyah Nahdlatul Ulama' Kabupaten Gresik dalam menentukan awal-akhir
bulan kamariah menggunakan kitab al-Irsyaad al-Muriid dengan peng-hisab Ibnu Zahid abdo el-
Moeid.
25
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama', Pedoman Rukyah dan Hisab, (Jakarta: Lajnah
Falakiyah, 1994), hlm. 62.
72
akurat, teliti, dan lengkap. Bahkan data gerak Matahari dan Bulan
sudah akurat.
PENUTUP
A. Kesimpulan
penentuan awal bulan kamariah. Karena dalam hal ini kitab al-Irsyaad
Demikian pula dengan sistem yang digunakan oleh kitab al-Irsyaad al-
74
75
para penggunanya sebagai hasil yang benar (truth claim). Dengan kata
satu pedoman dalam hisab awal bulan kamariah era sekarang ini.
dan sistem yang digunakan lebih maju dan lebih teliti bila dibandingkan
yang dipakai dalam kitab al-Irsyaad al-Muriid sudah lebih teliti, akurat,
B. Saran
sama dengan para ulama’ dan pakar falak dalam upaya penentuan awal
merupakan salah satu ilmu yang langka karena tidak banyak orang yang
Hal ini dipandang perlu karena telah kita ketahui bersama bahwa ilmu
ibadah agama Islam, dan juga hukum dalam mempelajari ilmu Falak
C. Penutup
skripsi ini. Meskipun telah berupaya dengan optimal, penulis yakin masih
ada kekurangan dan kelemahan skripsi ini dari berbagai sisi. Namun
demikian, penulis berdo’a dan berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi
Atas saran dan kritik yang bersifat konstruktif untuk kebaikan dan
Anam, Ahmad Syifa'ul, Studi Tentang Hisab Awal Bulan Qomariyah Dalam
Kitab Khulashotul Wafiyah Dengan Metode Haqiqi Bit Tahkik, Skripsi
Fakultas Syariah IAIN Walisongo Semarang, 1997.
Badan Hisab Dan Rukyah Departemen Agama, Almanak Hisab Rukyah, Jakarta:
Proyek Pembinaan Badan Peradilan Agama Islam, 1981.
Bukhari, Muhammad ibn Isma’il, Shohih Bukhari, Juz III,Beirut: Dar al Fikr, tt.
Dahlan, Abdul Aziz, Ensiklopedi Hukum Islam, cet. I, Jakarta: PT. Ichtiar Baru
Van Hoeven, 1997.
Dasuki, Hafidz, Ensiklopedi Islam, jilid I, Jakarta: Ichtiar van Hoeve, 1994.
Hasan, Ibrahim, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Awal Bulan Ramadhan, Syawal
Dan Dzulhijjah, Mimbar Hukum No. 6, Tahun III, 1992.
Jauhary, Thantawy, Tafsir al Jawahir, Juz VI, Mesir: Mustafa al Babi al Halabi,
1346 H.
Muhaimin, Nur, et. Al., Pedoman Penghitungan Awal Bulan Qomariyah, Jakarta:
Ditbinbapera Departemen Agama R.I., 1983.
Radiman, Iratius dkk, Ensiklopedi Singkat Astronomi dan Ilmu yang Bertautan,
Bandung: ITB Bandung, 1980.
2006.
Ruskanda, Farid, 100 Masalah Hisab Rukyah “Telaah Syari’ah, Sains, dan
Teknologi”, Jakarta: Gema Insani Press, 1996.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1989.
Wajdi, Muh Farid, Dairotul Ma’arif, juz VIII, Cet II, Mesir: tp 1342 H.
Wawancara dengan Bpk. Abdul Mu'id Zahid (Staf Litbang LFNU Gresik) pada
tanggal 21 Januari 2011.
Wawancara dengan KH. Ahmad Ghozali Muhammad Fathullah pada tanggal 4
Februari 2011.
http//:www.badilag.net/data/hisab%20rukyah/Hisab%20Rukyah-ikhtilaf.pdf,
Akses internet pada tanggal 23-04-2010.
http://www.ar.itb.ac.id/ekomadyo/media/Analisis_Isi_Jurnal_Itenas_No.2.Vol.1_
Agustus_2006.pdf. Akses internet pada tanggal 24-6-2011
http://paramujaddida.wordpress.com/2010/04/17/ensiklopedia-ilmu-falak-rumus-
rumus-hisab-falak/. Akses internet pada tanggal 22-6-2011.
DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA
Bulan Hijriyah 9 Wasat 210° 43' 33,22" Wasat 214° 2' 13,70"
Tahun Hijriyah 1427 Khoshshoh 287° 40' 17,44" Khoshshoh 213° 44' 29,48"
Tambah Hari 0 Uqdah 353° 24' 0,633" Chishoh Urdli 220° 38' 1,501"
Kota SEMARANG Tashhih Awal 0° 0' -2,03" Fadllul Wasti 3° 18' 42,53"
Negara INDONESIA Tashhih Tsani 0° 0' -1,11" Ta'dil 1 -3° -29' -35,3"
Bujur 110° 24' 0" BT Tashhih Tsalits 0° 0' 9,081" Ta'dil 2 0° 34' 50,40"
Lintang 7° 0' 0" LS Tashhih Robi' 0° 0' 0,261" Ta'dil 3 0° 4' 33,37"
Time Zone 7 BWD : 105 Mail Kulli 23° 26' 27,60" Ta'dil 4 0° 11' 50,37"
Tinggi 5 Meter Ta'dil -1° -50' -13,6" Ta'dil 5 0° 10' 36,47"
IJTIMAK AKHIR BULAN Mail -11° -4' -40,5" Ta'dil 7 0° -3' -5,16"
ROMADLON 1427 Matholi' Mustaqimah 206° 50' 38,13" Ta'dil 8 0° -2' -26,1"
Hari Ahad Pahing Daqoiqut Tafawut 0° 15' 31,67" Ta'dil 9 0° -2' -4,35"
Tanggal 22 Oktober 2006 Nisfu Qotr 0° 16' 6,186" Ta'dil 10 0° 2' 41,94"
HY 1427,749985 Inkhifadul Ufuq (Dip) 0° 3' 56,12" Ta'dil 11 0° -2' -22,2"
K 213 Irtifak 0° -54' -32,3" Ta'dil 12 0° 0' -7,22"
T 0,1775 Simtul Irtifa' 258° 43' 21,39" Ta'dil 13 0° -1' -8,60"
JD 2454030,667 Nisf Qous Nahar 92° 18' 40,25" Ta'dil 14 0° 0' -53,0"
MS 287° 23' 58,38" Jam Ghurub GLMT 17 : 53 : 43 Majmu'atut Ta'dilat -2° -43' -56,7"
MQ 210° 10' 58,85" Jam Ghurub WD 17 : 32 : 7, Thuul 211° 17' 53,32"
Ta'dil 10 0° 0' -0,79" Umur Hilal 5 : 17 : 17,3 Jam Nisfu Qotr 0° 14' 51,41"
Ta'dil 11 0° 0' 2,093" Tinggi Hilal Haqiqi 0° 43' 52,69" Ihtilaful Mandhor Lil Qomar 2 0° 54' 31,19"
Ta'dil 12 0° 0' -2,49" Tinggi Hilal Mar'I Dibawah ufuq Inkisarusy Syi'a' 0° 26' 37,01"
Ta'dil 13 0° 0' -0,38" Lama Hilal 0 : 1 : 58,4 Jam Irtifak Hilal Mar'i 0° -10' -38,4"
MT 0° 3' 4,456" Azimut Hilal 255° 12' 26,3" Simtul Irtifa' 255° 12' 26,38"
JD Ijtimak 2454031,219 Azimut Hilal dari barat 14° 47' 33,6" > S Bu'dul Hilal Minassy Syamsi 3° 30' 55,00"
Universal Time 5 : 14 : 49 Azimut Matahari 258° 43' 21,3" Muktsul Hilal Fauqol Ufuq 0 : 4 : 52,35
Waktu Daerah 12 : 14 : 49 Azimut Mthr dari barat 11° 16' 38,6" > S AL 3° 35' 25,84"
A 2454044 Jarak Hilal -- Matahari 3° 30' 55,00" Samkul Hilal 0,02916258 M
B 2455568 Posisi Hilal Selatan Matahari Zawiatul Istitholah 3° 52' 44,49"
C 6722 Keadaan Hilal Dibawah ufuq Nurul Hilal 176° 7' 15,50"
D 2455210 Nurul Hilal jari Nol jari Nurul Hilal 0,11454446 %
E 11 Nurul Hilal % Nol persen Ghurubul Hilal 17 : 36 : 59,3 menit
Ghurub Hilal Haqiqi 17 : 34 : 5,47 Jarak Bumi - Matahari 0,9951817215 AU
Terbit Hilal Haqiqi 5 : 1 : 6,39 Jarak Bumi - Matahari 148877065,80 Km
Φ : -7˚
λ : 110˚ 24’
h : 5m
Koreksi B =
658 NM
650 0.345
660 0.358
658 = 0.449
Koreksi C =
376 NM
360 0.008
380 0.007
376 = 0.002
Koreksi D =
535 NM
520 0.001
540 0.001
376 = 0.001
Koreksi E =
223 NM
220 -0.007
Ijitima' = 51.698 + (-)120450 + 0.449 + 0.002 + 0.001 + -0.007
52.02255
= 52 – 30 = 22 hari
= 0.02255 x 24
= 0.5412 atau 0: 32: 28,32
Jadi ijtima' pada bulan Oktober 2006 jatuh pada tanggal 22 Oktobet 2006 pada pukul 00:32: 28,32.
A B C D
2000 998 357 264 810
6 3 515 874 194
Okt 736 908 582 245
22 60 798 692 745
11 1 17 14 16
Jumlah 798 595 426 010
D 33
A 798 I 6
B 595 II -20
C 426 III -13
D 010 IV 6
bergerak
matahari
5. al-Samtu al-Irtifa' al-Syams 'inda al-Ghurub Arah atau posisi matahari ketika
matahari terbenam
7. al-Bu'du al-Hilal min al-Syams 'inda Ghurubiha Jarak hilal dari matahari ketika
terbenam
13. al-Bu'du Baina Nuqthah al-Markaz al-Ardl wa Jarak antara titik aries bumi dan
* Definisi dari istilah-istilah tersebut di ambil dari Kamus Ilmu Falak karya Muhyidin Khazin,
Ensiklopedi Hisab Rukyat karya Dr. Susiknan Azhari, M.A, serta buku-buku falak yang lain.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Jenjang Pendidikan :
a. Pendidikan Formal :
1. TK Dharma Wanita Rotan Mulya, Rotan Mulya Sumsel lulus tahun 1994
2. SD Negeri Rotan Mulya, Rotan Mulya Sumsel lulus tahun 2000
3. MTS Nurul Huda, Sukaraja OKU-Timur Sumsel lulus tahun 2004
4. MA Nurul Huda, Sukaraja OKU-Timur Sumsel lulus tahun 2007
b. Pendidikan Non Formal :
1. Pondok Pesantren Nurul Huda Sukaraja Kec Buaymadang Kab OKU-
Timur tahun 2000-2007
2. Pondok Pesantren Daarun Najaah Tugu Semarang 2007-sekarang
Semarang,………..
Hormat saya,
Kitri Sulastri
NIM. 072111065