Anda di halaman 1dari 40

1

I. PENDAHULUAN
I.1 Later Belakang

Magang merupakan kegiatan mahasiswa dalam dunia kerja sehingga


mahasiswa dapat menerapkan ilmu yang telah dipelajari selama duduk dibangku
perkuliahan. Magang termasuk salah satu persyaratan kuliah yang memiliki bobot 3
sks. Mata kuliah magang dititik beratkan pada kegiatan praktik di lapangan baik di
Instansi pemerintah maupun Perusahaan, sehingga nantinya mahasiswa diharapkan
memiliki kemampuan dan keterampilan di bidang yang diminatinya.
Tujuan magang ini dilaksanakan sebagai salah satu bentuk pengaplikasian
ilmu-ilmu teori yang telah didapat selama perkuliahan. Kegiatan ini juga dapat
memupuk disiplin kerja dan profesionalisme dalam bekerja agar dapat mengenal
dunia atau lingkungan kerja yang akan bermanfaat bagi mahasiswa pada setelah
menyelesaikan perkuliahan. Selain itu, kegiatan magang ini juga penting untuk diikuti
oleh mahasiswa mengingat kebutuhan saat ini bukan hanya sekedar ilmu -ilmu yang
sifatnya teoritis, melainkan juga diperlukan suatu kegiatan yang dapat menambah
ilmu - ilmu yang telah dipelajari sebelumnya pada saat kegiatan perkuliahan.

Budidaya tanaman hidroponik adalah salah satu jenis teknik budidaya


pertanian yang saat ini banyak dikembangkan. Pada dasarnya prinsip dari budidaya
hidroponik ini adalah budidaya pertanian yang dilakukan tanpa membutuhkan tanah
sebagai media tanamnya. Salah satu keunggulan dari budidaya hidroponik ini adalah
dapat memanfaatkan keterbatasan lahan yang tersedia agar dapat menghasilkan
produksi yang tetap maksimal (Chadirin, 2007). Selain memiliki keunggulan,
hidropnik memiliki beberapa kelemahan utama, salah satu kendala utama yang
terdapat adalah untuk memulai usaha pertanian dengan menggunakan hidroponik,
memerlukan biaya investasi awal yang terbilang cukup besar baik itu skala kecil
ataupun untuk skala yang lebih besar lagi. Teknik budidaya tanaman hidroponik
memiliki beberapa jenis yang saat ini sering digunakan, yaitu hidroponik sistem

1
2

Wick, Sistem DFT (Deep Flow Technique), dan Sistem NFT (Nutrient Film
Technique).

Nutrient Film Technique (NFT) adalah metode budidaya hidroponik yang


akar tanamannya berada pada lapisan air dangkal (tipis) yang bersirkulasi dan
mengandung nutrisi sesuai kebutuhan tanaman yang dibudidayakan. Terdapat
beberapa syarat untuk membuat aliran nutrisi bagi hidroponik NFT, yaitu
kemiringan talang tempat mengalirnya larutan nutrisi ke bawah benar-benar harus
seragam dan kecepatan aliran nutrisi yang masuk tidak boleh terlalu cepat
dipertimbangkan dengan kemiringan talang, lebar talang yang digunakan harus
memadai, hal ini diperlukan untuk menghindari terbendungnya aliran nutrisi oleh
kumpulan akar, syarat yang selanjutnya yaitu dasar talang harus rata dan tidak
melengkung untuk mencapai kedalaman larutan nutrisi yang disyaratkan (Chadirin,
2001).

Salah satu komoditas sayuran yang dibudidayakan oleh PT Momenta


Agrikultura dengan menggunakan hidroponik sistem NFT adalah Tanaman Kale
(Brassica oleracea var. Acephala). Tanaman kale memiliki daya tarik yang sangat
tinggi, hal ini terjadi karena tanaman kale termasuk ke dalam salah satu jenis
sayuran yang mengandung banyak vitamin, tinggi antioksidan dan kaya akan
senyawa lutein serta zeaxanthin, yaitu senyawa yang sangat bermanfaat untuk
menjaga kesehatan mata.

Pemilihan tempat magang di PT. MOMENTA AGRIKULTURA


(AMAZING FARM) adalah perusahaan yang bergerak di bidang budidaya
sayuran secara Hidroponik. Sayuran yang di hasilkan bebas dari pestisida. Setiap
langkah proses dikontrol dan dimonitor sangat ketat, mulai dari proses
pembenihan, panen, dan proses pasca panen. Saat ini, PT. Amazing Farm memiliki
kebun sendiri yang cukup besar di Cikahuripan, Lembang. Greenhouse besi
dibangun di kawasan seluas 7,5 hektar. Di samping itu, Amazing Farm juga

2
3

memiliki mitra produksi dengan petani pilihan untuk mendukung produktivitas dan
suplai yang rutin.

I.2 Tujuan Magang

Adapun tujuan dari magang ini terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus
yaitu yang ingin dicapai :
1. Tujuan umum meliputi :
a. Mahasiswa mampu mengaplikasikan ilmu-ilmu pengetahuan yang telah di
dapat selama perkuliahan.
b. Membentuk rasa disiplin dan profesionalisme mahasiswa dalam bekerja.
c. Memperoleh tambahan wawasan di bidang budidaya dan pasca panen
tanaman kale pada instansi yang dijalani.
2. Tujuan khusus meliputi :
a. Mengetahuai Macam Instalasi Hidroponik dan tahapan pembuatan larutan
nutrisi AB Mix pada tanaman Kale (Brasicca oleraceae var. Acephalana) di
PT.Momenta Agrikultura (Amazing Farm) di Lembang Bandung.
b. Mempelajari serta mempraktekan Budidaya dan Pasca panen tanaman Kale
(Brasicca oleraceae var. Acephalana) di PT. Momenta Agrikultura
(Amazing Farm) di Lembang Bandung.

3
4

II. TINJAUAN PUSTAKA


II.1. Klasifikasi Tanaman Kale
Kale dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu kale daun halus dan kale daun keriting.
Kale daun halus umumnya di jadikan sebagai pakan ternak sedangkan yang dimasak
adalah kale daun keriting. Kale dapat dipanen ketika sudah berumur 40-50 hari
setelah pindah tanam (Samadi,2013).
Berikut ini merupakan klasifikasi tanaman kale (Samadi,2013) :
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Famili : Cruciferae
Genus : Brassica
Spesies : Brassica oleracea Var. Acephala
II.2. Morfologi Tanaman Kale
A. Morfologi akar
Perakaran tanaman kale merupakan akar tunggang dengan serabut yang banyak.
Tanaman kale memiliki perakaran yang panjang, yaitu akar tunggang bisa mencapai
40 cm dan akar serabut mencapai 25 cm.
B. Morfologi batang
Batang tanaman kale merupakan batang sejati, tidak keras, tegak, beruas-ruas
dengan diameter antara 3-4 cm dan berwarna hijau muda.
C. Morfologi bunga
Tanaman kale umumnya memiliki bunga berwarna kuning, namun ada pula
yang berwarna putih. Bunganya terdapat dalam tanda yang muncul dari ujung/ tunas.
Kailan berbunga sempurna dengan 6 benang sari yang sisanya dalam lingkaran luar.
D. Morfologi daun
Daun tanaman kale dikenal daun roset yang tersusun spiral kearah pucuk
cabang tak berbatang. Sebagian besar sayuran memiliki ukuran daun yang lebih besar
dan permukaan serta sembir daun yang rata.

4
5

II.3. Syarat Tumbuh Tanaman Kale


Rukmana (2010), menyatakan bahwa beberapa syarat tumbuh kale yang harus
diperhatikan antara lain adalah:
a. Suhu
Pada umumnya tanaman Kale baik ditanam di dataran tinggi dengan
ketinggian antara 1000 - 3000 m diatas permukaan laut, tetapi kale dapat tumbuh di
daerah tropis, dengan ketinggian antara 250 m diatas permukaan laut dengan suhu
rata-rata 23ºC – 30ºC dan kelembaban udara 80 - 90%, untuk menghasilkan
pertumbuhanan dan perkembangan yang optimal, kale memerlukan waktu 40 – 60
hari
b. Air
Jika curah hujan tidak mencukupi dapat diatasi dengan penyiraman yang baik
dengan perlakuan pagi dan sore, curah hujan yang baik untuk tanaman kale berkisar
1000- 1500 mm /tahun. Curah hujan terlalu banyak dapat menurunkan kualitas sayur,
karena kerusakan daun yang diakibatkan oleh hujan deras.
c. Cahaya
Untuk penanaman kale yang telah dipindah di lahan, jika kurang mendapat
sinar matahari (terlindung), pertumbuhan kale akan kurang baik dan mudah terserang
penyakit, dan pada waktu masih kecil sering terjadi pertumbuhan terhenti.
d. Media Tanam
Media tanam yang diperlukan dalam system pertanaman kale dengan cara
hidroponik adalah media tanam yang terbebas dari racun, memiliki PH netral yaitu
berksar diantara 5-7, tidak menimbulkan reaksi kimia yang mengganggu, bersifat
porous, tidak mudah lapuk, dan memiliki daya simpan air yang baik.
e. Ketinggian tempat
Daerah penanaman yang cocok untuk tanaman kale adalah mulai dari
ketinggian 5 sampai dengan 1200 meter di atas permukaan laut. Pertumbuhan
tanaman kale membutuhkan hawa yang sejuk.

5
6

II.4 Larutan Nutrisi


Bahan baku pupuk yang digunakan untuk budidaya tanaman hidroponik harus
mempunyai daya larut yang bagus sekali, bila bahan baku tersebut dilarutkan dalam
air maka tidak akan ada endapan yang tersisanya (Untung,2001).
Hartus (2002) menyatakan bahwa larutan nutrisi harus memenuhi persyaratan:
a. Mengandung 14 unsur hara essensial.
b. Konsentrasi dan dosis nutrisi tepat untuk setiap jenis tanaman.
c. PH larutan tepat dan volume yang disiramkan sesuai dengan tahap pertumbuhan
(kebutuhan tanaman).
Larutan Hara menjadi salah satu faktor yang sangat penting bagi produksi dan
kualitas tanaman hidroponik, tanaman akan membutuhkan unsur hara selama masa
hidupnya. Unsur hara itu sendiri terbagi menjadi dua kelompok besar, yaitu Unsur
hara makro (N, P, K, Ca, Mg, dan S) serta unsur hara mikro yang dibutuhkan dalam
jumlah kecil, yaitu adalah (Cl, Fe, B, Mn, Zn, Cu, Ni, dan Mo).
Menurut Mas’ud (2009) konsentrasi yang terkandung dalam larutan hara perlu
diperhatikan dengan menggunakan konduktivitas listrik (EC) yang sudah tepat. Nilai
EC yang digunakan pada sayuran daun adalah berkisar diantara 1.5-2.5 mS/cm. Salah
satu faktor yang dipengaruhi oleh tinggi rendahnya EC dalam larutan nutrisi yaitu
adalah proses metabolisme tanaman, dalam hal ini adalah kecepatan tanaman dalam
melakukan fotosintesis, aktivitas enzim dan potensi penyerapan ion-ion larutan oleh
akar tanaman (Sutiyoso,2004). Kelebihan dari nilai EC yang terdapat dalam larutan
nutrisi akan menyebabkan toksisitas dan plasmolisis sel-sel tanaman, yang akan
mengakibatkan kematian total pada tanaman budidaya, sedangkan kekurangan nilai
EC yang terkandung di dalam larutan nutrisi dapat menyebabkan pertumbuhan
tanaman menjadi tidak optimal. Setiap tanaman membutuhkan nilai EC yang
berbeda-beda sesuai fase pertumbuhannya. Nilai EC larutan nutrisi yang sesuai
dengan kebutuhan sayuran yaitu sebesar 1,5-2,0 mS/cm dan nilai tolerannya adalah
sebesar 2,5 mS/cm (Rahma,2015).

6
7

III. MATERI DAN METODE PELAKSANAAN


III.1 Tempat dan Waktu
Magang akan dilaksanakan di PT. Momenta Agrikultura (Amazing Farm) di
Lembang Bandung, waktu pelaksana magang pada tanggal 25 januari - 10 maret
2020.

III.2 Bahan dan Alat


Bahan yang digunakan adalah tanaman Kale (Brasicca oleraceae var.
Acephalana), Larutan AB Mix, Instalasi Hidroponik, Nerpot, Rockwool, air dan
peralatan yang digunakan adalah Ph Meter, TDS, pipet, Krat, Timbangan
Analitik,Isolsi, alat tulis.

III.3 Metode Pelaksanaan


Metode pelaksanaan yang digunakan antara lain observasi, wawancara,
praktik langsung, studi pustaka, pengumpulan data sekunder dan dokumentasi.
1. Observasi
Observasi dilakukan dengan melihat kondisi umum lokasi sebelum melakukan
praktik. Hal in dimaksudkan untuk bekal menetukan langkah dalam kegiatan
selanjutnya.
2. Wawancara
Wawancara adalah suatu metode memperoleh data dengan cara melakukan
tanya jawab dengan pihak-pihak terkait.
3. Praktek langsung
Praktek langsung adalah metode memperoleh data dengan melakukan
kegiatan kerja langsung, mengadakan pengukuran-pengukuran bila perlu aplikasi-
aplikasi, dan sebagainya sesuai dengan aktivitas yang ada di instansi.
4. Studi pustaka
Studi pustaka yaitu dengn mencari referensi atau dukungan data yang sudah
ada agar pembahasan terhadap masalah maupun pengambilan kesimpulan menjadi
lebih akurat.

7
8

5. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan kegiatan pengumpulan data berupa gambar gambar
kegiatan yang dilakukan pada saat magang dilakukan.

8
9

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN


IV.1. Gambaran Umum Lokasi Magang
PT Momenta Agricultura (Amazing Farm) Kebun Arjasari berada pada daerah
pegunungan yang tidak terletak jauh dengan lokasi pemukiman warga di Daerah Desa
Arjasari. Kondisi yang berada di atas pegunungan ini memberikan pengaruh terhadap
keadaan suhu lingkungan perusahaan yang relatif lebih panas disiang hari dan sangat
dingin di malam hari, berpengaruh terhadap intensitas cahaya matahari yang diterima,
kecepatan angin, serta ketersediaan sumber air.
Lokasi kebun yang berada pada daerah pegunungan memberikan beberapa
dampak positif bagi perusahaan, yaitu diantaranya adalah berkaitan dengan
ketersediaan sumber air, sumber air yang digunakan oleh perusahaan tidak pernah
mengalami kesulitan karena air yang tersedia masih sangat melimpah di daerah
tersebut. Selain memberikan dampat positif, lokasi kebun yang berada pada daerah
pegunungan ini memberikan beberapa kendala bagi perusahaan, salah satu kendala
yang terdapat yaitu adalah akses jalan menuju lokasi kebun yang membutuhkan
perbaikan lebih lanjut agar dapat mempermudah kegiatan dari perusahaan ini.
Lokasi kebun Arjasari milik perusahaan berada di antara perkebunan milik
warga desa sekitar, pada umumnya warga melakukan budidaya tanaman hortikultura
dan tanaman lainnya. Selain berada di sekitar perkebunan milik warga, tidak jauh dari
lokasi perusahaan, terdapat kegiatan peternakan ayam yang cukup besar.
Karena berlokasi di daerah pegunungan, intensitas cahaya matahari yang
diterima cukup baik dan dapat membantu dalam proses pertumbuhan tanaman agar
dapat optimal. suhu pada siang hari berkisar diantara 24-37⁰C dan pada malam hari
berkisar di antara 16-24⁰C.

9
10

IV.2. Visi, Misi, dan SOP Perusahaan


Visi :
“Menjadi perusahaan hortikultura terbesar di Indonesia dengan menyediakan
sayuran yang berkualitas sehingga dapat meningkatkan pola hidup masyarakat
Indonesia yang lebih sehat.”
Misi :
“Berkomitmen menyediakan produk sayuran dan buah-buahan yang sehat
dengan kualitas tinggi, sehingga menjadikan konsumen memiliki gaya hidup untuk
mengkonsumsi buah dan sayuran yang sehat, serta memperkenalkan system budidaya
hidroponik dan aeroponik bagi masyarakat yang ingin memulai usaha di dalam
bidang pertanian hidroponik dan aeroponik. Perusahaan tersebut sangat
mengedepankan kualitas produk yang di hasilkan, produk yang dimiliki maupun dari
petani mitra mempunyai produk yang rata-rata berkualitas memiliki grade A”.
SOP Perusahaan
A. Penanaman
a. Gully kosong dicuci setelah panen.
b. Spesifikasi bibit yang layak tanam adalah:
• sudah berumur 30 HST diambil dari Nursery 2 (N2), kecuali item lolorosa,yaitu 35
hari. Khusus item pakcoy dan kailan diambil dari N1,
• bentuknya baik (tidak rusak dan atau etiolasi), dan
• bebas dari hama dan penyakit tanaman.
c. Bibit dimasukkan ke dalam kontainer benih dengan posisi tegak kemudian
ditransportasikan menuju P1 dan P6-P7.
d. Bibit ditanam ke dalam gully dengan memperhatikan hal-hal berikut:
• Satu lubang berisi satu pot,
• posisi bibit tegak,
• akar 100% masuk ke dalam lubang,
• gully yang sudah selesai ditanami, diberi keterangan tanggal tanam dan umur bibit
pada name-tag yang tersedia.

10
11

e. Setelah pananaman, gully dirapikan kembali.


f. Lokasi dan jumlah tanam dicatat di form harian oleh mandor GH.
B. Perawatan
a. Cek gully untuk memastikan larutan nutrisi mengalir dilakukan dua kali perhari,
yaitu pada waktu sebelum panen (pagi hari) dan setelah tanam (sore hari).
b. EC nutrisi dikondisikan berada pada range 2,0- 0,2 mS. Pengecekan nilai EC
dilakukan pada waktu setelah tanam (sore hari). Nilai EC larutan nutrisi dicatat di
form harian oleh mandor GH.
c. Monitoring hama dan penyakit dilakukan setiap hari. Jika terjadi serangan hama
dan penyakit, tidak boleh diatasi dengan menggunakan pestisida sintetik jenis apapun.
Tapi, dilakukan pengendalian secara mekanik sedini mungkin.
d. Pengurasan bak penampung larutan nutrisi dilakukan tiap tiga bulan sekali.
e. Pembersihan atap GH dilakukan tiap enam bulan sekali.
f. Lokasi dan jumlah panen dicatat di form harian oleh mandor GH.
C. Pemanenan
a. Catatan panen harian sudah dibuat oleh Supervisor Sayur NFT dan diberikan
kepada mandor GH pada H-1 panen yang berisi lokasi dan jumlah pot tanaman yang
dipanen.
b. Kegiatan panen dimulai pukul 08:00 WIB.
c. Hasil panen sayur dimasukkan ke dalam kontainer. Satu kontainer berisi:
• 35 pot tanaman untuk item selada keriting, romaine, lolorosa, butterhead, batavia,
petsay, dan red oak leaf.
• 40 pot untuk item pakcoy, kailan, dan horenzo.
d. Setelah kontainer terisi hasil panen, kemudian ditutup selembar koran pada bagian
atasnya dan ditumpuk dengan kontainer lain yang telah terisi hasil panen juga
(maksimal tiga tingkat kontainer).
e. Kontainer ditansportasikan ke dalam Packaging House (PH).
f. Kegiatan panen harus sudah selesai maksimal pukul 12:00 WIB.

11
12

IV.3. Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan Perusahaan


PT Momenta Agrikultura kebun Arjasari memiliki 35 karyawan, namun dari
jumlah total tersebut, tidak semua pegawai menjadi karyawan tetap. Berdasarkan
kontrak kerja dan statusnya, karyawan di dalam perusahaan terbagi menjadi dua
kelompok pegawai, yaitu pegawai tetap dan pegawai harian lepas. PT Momenta
Agrikultura ini dipimpin oleh seorang direktur utama yang sekaligus sebagai
penasehat perusahaan. Direktur Utama dibantu oleh beberapa manajer, yaitu
diantaranya manajer kebun, manajer distribusi dan manajer packing house, serta
manajer marketing.
Dalam menjalankan tugasnya, seorang manajer kebun ini dibantu oleh kepala
kebun, Div. Keuangan & ketenagakerjaan, Div. Pengemasan & distribusi, Div.
Logistik, Div. Teknik, dan Div. Sourcing. Untuk kebun Arjasari struktur organisasi
hanya terdiri dari kepala kebun, Div. keuangan & ketenagakerjaan, dan supervisor.
Kepala kebun dibantu oleh supervisor untuk menjalankan tugasnya mengatur
karyawan. Selebihnya terdapat beberapa bagian yang bertanggung jawab terhadap
kepala kebun. Berikut bagan struktur organisasi Amazing Farm kebun Arjasari.
STRUKTUR KEBUN
STRUKTUR ORGANISASI
PRODUKSI KEBUN ARJASARI
TAHUN 2019

GENERAL MANAGER

DEDDY S.

KOORDINATOR KEBUN
DONI GINANJAR

PRODUKSI PH ADM

KEPALA KEPALA STAFF KEU./PROD./LOGISTIK/DISTRIBUSI


YOGA P.

SUPERVISOR SUPERVISOR
ADE LINDRA NURJAMAN

12
13

IV.4. Gambaran Umum Kegiatan Perusahaan


Kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan ini meliputi kegiatan budidaya
tanaman hingga pada tahapan pasca-panen. Budidaya yang dilakukan di kebun
Arjasari terbagi ke dalam dua jenis budidaya, yaitu dengan cara konvensional dan
dengan Hidroponik. Kegiatan budidaya dimulai dari persemaian benih, pembibitan,
peremajaan, produksi, hingga panen. Sedangkan kegiatan pasca-panen, meliputi
penyortiran, pengemasan, pengiriman, dan pemasaran. Komoditi yang dibudidayakan
secara konvensional yaitu diantaranya adalah tanaman Herbal, Zukini, Radichio, dan
Selada. Sedangkan untuk komoditi yang dibudidayakan dengan hidroponik
diantaranya yaitu Salanova, Kale, Romane, Koleander, dan Selada Keriting. Target
pasar dari perusahaan adalah pasar Dalam Negeri dan melakukan Ekspor ke Luar
Negeri.
IV.5. Sarana dan Prasarana Perusahaan
Sarana dan Prasarana yang dimiliki oleh perusahaan PT Momenta Agrikultura
khususnya di Lokasi Kebun Arjasari adalah sebagai Berikut :
a. Ruang Persemaian
Ruang persemaian adalah ruangan yang digunakan oleh pegawai untuk
melaksanakan kegiatan persemaian berbagai jenis benih tanaman yang
dibudidayakan. Di dalam ruang persemaian ini terdapat salah satu bagian N1 yang
disebut sebagai “ruang gelap”, fungsinya adalah untuk merangsang pertumbuhan
benih pada saat proses awal persemaian.

Pemotongan Rockwool Rokwool susah di ada benihnya

13
14

Pemotongan rockwool Proses penyemaian benih

Gambar 1. Ruang Persemaian


Sumber : Dokumentasi Pribadi
b. Nursery
Nursery adalah tempat penyimpanan awal dari benih yang telah disemai
sebelumnya. Di lokasi Kebun Arjasari, memliki dua buah Nursery yang disebut
dengan N1 dan N2. N1 adalah tempat awal penyimpanan benih yang telah tumbuh
menjadi bibit, sedangkan N2 adalah tempat yang digunakan untuk proses peremajaan
bibit tanaman, sebelum dipindah tanamkan ke area produksi.

Pemindahan bibit ke N 1 Pemindahan bibit ke N 1

14
15

Kondisi bibit di ruang N 1

Gambar 2. Pembibitan
Sumber : Dokumentasi Pribadi
c. Green House
Budidaya tanaman dengan menggunakan teknologi hidroponik tidak dapat
lepas dari penggunaan green house. Green house ini digunakan untuk melindungi
tanaman dari gangguan luar seperti angina kencang, hujan deras, radiasi matahari dan
kelembaban yang tinggi (Prihmantoro dan Indriani, 2011).
Bahan yang dapat digunakan sebagai bahan utama dalam pembuatan green
house adalah plastik yang dikombinasikan dengan kain kasa net sehingga tetap
menjaga ketersediaan udara di dalam green house (Rini dan Nani, 2005).
Green house yang dimiliki oleh PT Momenta Agrikultura terbuat dari besi,
pipa-pipanya terbuat dari fiberglass untuk memudahkan perawatan dan perbaikan bila
suatu saat diperlukan. Atap dari green house terbuat dari plastik UV yang berbahan
dasar Polyethylene dan dinding menggunakan kasa plastik yang memeliki bentuk
menyerupai jaring. Perusahaan memiliki Green House dengan Bentuk greenhouse

15
16

piggy-back system, yang dimaksud dengan ini adalah suatu bentuk konvensional
yang dimodifikasi dengan sisstem non konvensional yaitu dilakukan dengan
menambahkan atap kecil dibagian atas, dan untuk ventilasi rangka yang digunakan
untuk jenis greenhouse ini terbuat dari kayu dan besi.
Kebun Arjasari memiliki 5 Buah green house yang terdiri dari 1 buah GH
lama dan 4 buah GH baru yang sedang dalam tahap pembangunan ( beberapa
diantaranya sudah selesai dibangun).
Kondisi Green House A Baru Kondisi Green House A Baru

Kondisi dalam Green House Kondisi dalan Green Hause

Gambar 3. Green House


Sumber : Dokumentasi Pribadi
d. Screen House
Screen House yang dimiliki oleh perusahaan digunakan untuk tempat
budidaya tanaman Herbal, Screen House ini Terbuat dari kasa, yang berfungsi untuk
mengurangi intensitas matahari yang masuk, sehingga mengurangi evaporasi dan
evapotranpirasi. Selain itu dapat menghindari tanaman dari serangan hama dan
penyakit.

16
17

Kondisi Screen House

Gambar 4. Screen House


Sumber : Dokumentasi Pribadi
e. Takeron
Takeron adalah fasilitas yang dibuat oleh perusahaan dengan tujuan untuk
membantu dalam mengoptimalkan pertumbuhan tanaman yang dibudidayakan.
Takeron berfungsi untuk mengurangi intensitas cahaya matahari yang diserap oleh
tanaman. Di kebun Arjasari Takeron dipasang untuk budidaya tanaman di soil dan
untuk proses penyemaian benih.

Kondisi Takeron Kondisi Takeron

17
18

Gambar 5. Takeron
Sumber : Dokumentasi Pribadi
f. Packing House
Packing House adalah tempat yang digunakan untuk proses pengemasan dari
seluruh hasil panen tanaman yang dibudidayakan. Kegiatan yang dilakukan di dalam
ruangan ini diantaranya yaitu proses perompesan, penimbangan, pengepakan dan
penghitungan produk hasil panen. Fasilitas yang terdapat di Packing House Kebun
Arjasari adalah meja Stainless steel yang digunakan untuk kegiatan pasca panen,
timbangan analitik, sealer (alat press plastik), dan wrapping sealer.
Bangunan Packing House Ruang Packing House

Proses Packing Hasil Panen Proses Pengiriman ke HO

18
19

Gambar 6. Packing House


Sumber : Dokumentasi Pribadi
g. Ruang Kantor
Ruang kantor ini berfungsi untuk berbagai jenis kegiatan perkantoran seperti
rapat antara manajer kebun dengan supervisor, ataupun rapat manajer kebun dengan
para karyawan, kegiatan pencatatan, dan kegiatan lainnya. Pada bagian dalam kantor
terdapat computer dan juga arsip-arsip kebun. Fasilitas lainnya adalah terdapat papan
tulis yang digunakan untuk menuliskan rencana kegiatan, pencapaian produksi
sementara dan pencapaian produksi perminggu.
Ruang Kantor Admin Ruang Kantor Kepala Kebun

Gambar 7. Ruang Kantor


Sumber : Dokumentasi Pribadi

h.Gudang Logistik

19
20

Gudang logistik adalah tempat yang digunakan untuk menyimpan barang-barang


(logistik) yang dibutuhkan oleh perusahaan, contohnya adalah alat-alat pertanian,
pupuk, dan pestisida. Gudang logistik ini terdapat di dalam ruangan kantor
perusahaan Kebun Arjasari.
Ruang Gudang Logistik Ruang Gudang Logistik

Gambar 8. Gudang Logistik


Sumber : Dokumentasi Pribadi
i. Tandon Nutrisi
Tandon nutrisi adalah wadah penampungan air yang telah dicampur dengan
larutan nutrisi, tendon ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan air dari tanaman
yang dibudidayakan. Tandon nutrisi dapat ditemukan pada setiap Green House, dan
posisinya sedikit dibenamkan ke dalam tanah, hal ini bertujuan untuk menjaga suhu
air nutrisi yang terdapat di dalam tandon.
Tendon Nutrisi Istalasi Pipa Nutrisi

Sakelar Pompa Disel Cadangan

20
21

Gambar 9. Tandon Nutrisi


Sumber : Dokumentasi Pribadi
j. Mobil Truck
Mobil Truck digunakan oleh perusahaan untuk mendistribusikan produk hasil
panennya ke berbagai daerah, jenis mobil yang digunakan adalah mobil box yang
dilengkapi dengan pendingin, tujuannya agar menjaga kualitas tanaman selama
proses pengiriman.
Truck Pengirim Hasil Panen Truck Bagian Samping

Gambar 10. Mobil Truck


Sumber : Dokumentasi Pribadi
k. Traktor Mini Combine
Traktor ini berfungsi untuk mengolah lahan (Soil) yang dimiliki oleh
perusahaan. Penggunaan alat ini bertujuan untuk lebih mengefisienkan waktu kerja
dan tenaga kerja yang dibutuhkan.
Proses Penggemburan Bedengan

21
22

Gambar 11. Traktor Mini Combine


Sumber : Dokumentasi Pribadi
IV. 6. Budidaya Tanaman Kale di PT. Momenta Agrikultura
IV. 6.1 Persiapan Media Tanam
Dalam budidaya tanaman kale dengan sistem hidroponik, media tanam yang
dapat digunakan cukup beragam, dapat menggunakan arang sekam, sabut kelapa,
vermikulit, hydroton, dan Rockwool. Media tanam yang akan digunakan harus
memiliki sifat poros, memiliki struktur yang gembur, dan dapat menyimpan cadangan
air dengan cukup.
Di PT.Momenta Agrikultura media tanam yang digunakan untuk budidaya
kale adalah rockwool, Rockwool adalah mineral water yang berbentuk busa serta
memiliki serabut halus dan bahannya yang bersifat ringan. Rockwool berasal dari
proses pemanasan batuan basalt dengan menggunakan suhu yang sangat tinggi,
sehingga akhirnya batu dan dibentuk menggunakan alat menjadi serat-serat halus.
Tahapan pembuatan media tanam diawali dengan menyiapkan satu balok rocwool
yang utuh, kemudian rockwool tersebut dibelah menjadi dua lapisan besar dan
dipotong dengan tipis hingga menyerupai papan catur. Setelah proses pemotongan
tersebut selesai, kemudian rockwool dimasukan ke dalam krat persemaian dan
dibasahi dengan menggunakan air bersih, tujuannya adalah agar sebelum benih kale
disemai, rockwool memiliki cadangan air dan kelembaban air yang cukup bagi

22
23

pertumbuhan benih. Setelah itu media tanam rockwool dilubangi sebagai tempat
persemaian benih.
Media Rockwool Persiapan Media Semai dan Tanam

Gambar 12. Persiapan Media Tanam


Sumber : Dokumentasi Pribadi
IV.6.2. Persiapan Nutrisi
Dalam budidaya tanaman kale hidroponik, nutrisi yang digunakan selama
proses budidaya berlangsung adalah dengan menggunakan nutrisi dalam bentuk
cairan atau larutan stok yang di dalamnya sudah mengandung unsur hara baik itu
unsur makro ataupun mikro yang dibutuhkan oleh tanaman. Untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi tersebut, terdapat dua jenis larutan stok yang digunakan pada
budidaya hidroponik, yaitu larutan stok A dan stok B. Larutan nutrisi yang digunakan
oleh Perusahaan ini adalah AB Mix dengan merk dagang Meroke.
Pembagian stok A dan stok B dibagi berdasarkan senyawa nutrisi yang
terdapat di dalamnya. Dalam pembuatan nutrisi tersebut, alat dan bahan yang
digunakan oleh perusahaan berupa nutrisi stok A dan stok B, air yang mengalir, dua
tong plasik berkapasitas 100 L, dan tongkat pengaduk yang digunakan untuk proses
pencampuran larutan stok ini. Selain menggunakan nutrisi merk dagang meroke,
perusahaan juga menggunakan campuran bahan pupuk majemuk untuk memastikan
kebutuhan unsur hara bagi tanaman dapat terpenuhi dengan baik.

Bahan Pembuatan Larutan Bahan Pembuatan Larutan

23
24

Proses Pembuatan Larutan Hasil Pembuatan Larutan

Gambar 13. Persiapan Nutrisi


Sumber : Dokumentasi Pribadi
IV. 6.3. Penanaman Benih
Benih yang digunakan adalah benih kale dengan varietas Darkibor F1, benih
ini merupakan varietas unggul yang langsung diimpor dari perusahaan Belanda
bernama Bejo Zaden dengan nama merk dagangnya “Bejo”. Benih impor ini
memiliki kualitas yang sangat baik dengan presentase tumbuh sebesar 99%. Benih
kale ini berbentuk pill berukuran kecil yang berwarna hijau dan dilapisi dengan
fungisida, berfungsi untuk menjaga benih dari gangguan jamur. Tujuan dari
penggunaan benih varietas unggul adalah untuk memperoleh produk sayuran dengan
kualitas baik.
Benih yang telah disiapkan tersebut kemudian ditanam pada media tanam
rockwool yang sudah diberi lubang sebelumnya. Setiap satu lubang tanam pada
rockwool diisi dengan 1-2 butir benih kale. Hal yang harus diperhatikan pada saat

24
25

penanaman benih ini adalah diperlukan ketelitian dan kecermatan memasukan benih
kedalam lubang tanam.
Proses Penanaman Benih Hasil Penanam Benih

Gambar 14. Penanaman Benih


Sumber : Dokumentasi Pribadi
IV. 6.4. Pembibitan (Nursery)
Sebelum memperoleh tanaman yang siap untuk produksi, langkah awal yang
harus dilakukan adalah menghasilkan bibit tanaman yang berkualitas baik. Kegiatan
pembibitan diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan untuk menumbuhkan benih
yang telah disemai tumbuh menjadi tanaman baru. Tujuan dilakukannya pembibitan
ini adalah pertumbuhan benih dapat maksimal, memberikan kesempatan pada
tanaman agar dapat beradaptasi dengan lingkungan tempat tumbuhnya, dan sebagai
cadangan apabila terdapat tanaman yang mati setelah ditanam. Pada proses
pembibitan di PT Momenta Agrikultura, terdapat 3 proses pembibitan yaitu yang
pertama adalah benih disimpan di ruang gelap, selanjutnya dipindahkan ke Nursery 1
(N1) dan yang terakhir dipindahkan ke Nursery 2 (N2).
Benih kale yang sudah disemai pada rockwool kemudian disimpan terlebih
dahulu di ruang gelap, penyimpanan benih di ruang gelap berlangsung selama 2 hari.
Tujuan dilakukannya tahapan ini adalah untuk merangsang perkcembahan pada benih
yang telah ditanam. Setelah benih berkecambah, kemudian bibit tanaman kale
tersebut dipindahkan ke Nursery 1 (N1). Proses pemindahan bibit ini dilakukan pada
saat pagi hari agar bibit tanaman yang dipindahkan tidak mengalami stress berlebih

25
26

akibat adanya proses transpirasi. Bibit tanaman kale disimpan selama 5 hari di dalam
N1, bibit ini dibiarkan tetap berada di dalam krat dan disimpan di atas merja nursery.
Pada tahap ini pemberian nutrisi dilakukan dengan cara penyemprotan manual
menggunakan selang yang diberikan nozzle (pemecah arah semprotan air). Nutrisi
yang digunakan selama tahapan pembibitan di N1 ini adalah mengandung 500ppm
atau 1000 EC. Pemberian nutrisi ini dilakukan setiap hari dan diberikan pada saat
waktu pagi hari.
Pada saat bibit tanaman kale berumur 7 HSS (hari setelah semai) kemudian
bibit kale dipindah tanam ke tempat nursery 2. Proses pemindahan bibit kale dari N1
Ke N2, dilakukan di hari pagi, sehingga intensitas cahaya matahari belum terlalu
tinggi, hal ini akan mengurangi tingkat stress pada tanaman yang akan dipindahkan.
Dalam tahapan ini, bibit kale yang pada tahap sebelumnya masih berada pada
rockwool di dalam krat/wadah semai akan dipindah tanamkan ke netpot yang sudah
di pasang pada hole/lubang tempat tumbuhnya tanaman kale pada sistem hidroponik
yang terbuat dari palaron. Salah satu keuntungan dari penggunaan media tanam
rockwool adalah memudahkan pemindahan bibit tanaman kale dari krat ke net pot
yang telah disediakan, karena prosesnya hanya dilakukan dengan menyobek
rockwool yang sebelumnya sudah dibentuk menyerupai papan catur. Setiap hole pada
N2 memiliki jarak tanam sebesar 7x7 cm, sehingga memiliki jarak yang cukup bagi
pertumbuhan bibit. Dalam tahapan ini bibit tanaman kale dibesarkan selama 16 hari
sampai mencapai umur 23 HSS (hari setelah semai).
Pada proses pemberian nutrisi di N2, untuk menyalurkan nutrisi ke seluruh
tanaman, sistem yang digunakan adalah sudah menggunakan sistem hidroponik
secara menyeluruh, yaitu dengan mengalirkan air nutrisi dari toren penampungan ke
seluruh hole/lubang tanam yang ada dengan menggunakan mesin pompa air. Selama
dalam tahapan pembibitan di N2, tanaman kale akan diberikan nutrisi yang
mengandung 1500 ppm atau setara dengan 3000 EC diberikan selama 24 jam,
tujuannya adalah untuk mempercepat pertumbuhan tanaman kale agar siap untuk di
pindahtanamkan ke Green House produksi. Bibit tanaman kale yang siap untuk di

26
27

pindahtanamkan ke GH produksi adalah bibit tanaman yang sudah beruumur 23 HSS


dan memiliki bentuk yang baik serta pertumbuhan bibit normal (tidak kerdil atau
rusak). Selama di dalam N2, kondisi bibit diperhatikan dengan sangat baik agar dapat
memenuhi kebutuhan bibit untuk proses produksi tanaman kale.
Kondisi di N 1 Proses Pemindahan ke N 1

Pemindahan Benih ke N 1 Pemasangan Netpot

Gambar 15. Proses Pembibitan


Sumber : Dokumentasi Pribadi
IV. 6 .5. Pendewasaan
Tahap pendewasaan atau yang biasa disebut juga dengan tahapan produksi
adalah tahapan terakhir yang dilakukan sebelum tanaman kale dapat dipanen.
Tahapan ini diawali dengan pemindahan tanam dari N2 ke GH Produksi pada saat
tanaman kale berumur 23 HSS (hari setelah semai), pemindahan ini dilakukan seperti
pada tahap-tahap sebelumnya, yaitu pada pagi hari. Tanaman kale ini dipindahkan
dengan net pot dan media tanamnya, kemudian dipindah dengan menggunakan
krat/wadah untuk pindah tanam. Krat yang digunakan hanya diisi dengan bibit

27
28

tanaman kale yang berkualitas baik dan siap untuk ke tahap produksi, hal ini
dilakukan bertujuan untuk meminimalisir resiko gagal panen. Pada tahap ini tanaman
kale terus dirawat dan diperhatikan hingga siap dipanen saat umur tanaman 35-37
HSS (hari setelah semai).
Pemindahan Tanam ke Produksi Tanaman siap Panen

Gambar 16. Pendewasaan


Sumber : Dokumentasi Pribadi
IV. 6.6. Pemeliharaan
Dalam melakukan budidaya tanaman hidroponik, salah satu faktor yang
menjadi penentu keberhasilan adalah berkaitan dengan pemeliharaan yang dilakukan
terhadap tanaman yang dibudidayakan. Apabalia pemeliharaan tanaman dilakukan
dengan baik, maka pertumbuhan tanaman dapat berlangsung dengan optimal, tetapi
jika pemeliharaan dilakukan dengan kurang baik, maka dapat memberkan dampak
negatif terhadap tanaman yang dibudidayakan. Di dalam melakukan budidaya
tanaman kale, PT Momenta Agrikultura melaksanakan pemeliharaan tanaman sebagai
berikut :

a. Penyiraman
Kegiatan pernyiraman dilakukan untuk menjaga lingkungan sekitar
tempat tumbuh kale tetap terjaga kelembabannya dan suhu di dalam Green House
tidak terlalu tinggi, sehingga mengurangi resiko tanaman kale menjadi layu akibat

28
29

suhu panas yang ekstrim. Penyiraman ini dilakukan secara situasional, tergantung
kepada situasi dan kondisi di lingkungan kebun perusahaan.
Penyiraman Bibit N 1 Penyiraman di Greenhouse Produksi

Gambar 17. Kegiatan Penyiraman


Sumber : Dokumentasi Pribadi
b. Pengecekan Nutrisi dan Lingkungan
Pengecekan nutrisi dan lingkungan sangat penting untuk dilakukan,
karena tanaman membutuhkan nutrisi yang cukup serta kondisi lingkungan yang
sesuai agar dapat memberikan hasil pertumbuhan yang optimal. pengecekan nutrisi
dan kondisi lingkungan dilakukan setiap hari, selama dua kali, yaitu pada pukul 07.00
WIB dan pukul 13.00 WIB. Pengecekan nutrisi yang harus dilakukan adalah berupa
pengecekan ppm atau nilai EC pada larutan nutrisi, sedangkan pengecekan kondisi
lingkungan adalah pengecekan yang berkaitan dengan kondisi suhu dan kelembaban
relatif di dalam Green House, baik itu GH pembibitan ataupun GH produksi. Hal ini
dilakukan untuk memastikan kondisi lingkungan mendukung dilakukan nya budidaya
tanaman Kale di Kebun Arjasari ini.

Pengecekan Larutan PPM dan PH Pengecekan Tendon Nutrisi

29
30

Penambahan Nutrisi Pengecekan Suhu dan Kelembapan

Gambar 18. Pengecekan Nutrisi dan Kondisi Lingkungan


Sumber : Dokumentasi Pribadi
c. Penyulaman
Kegiatan penyulaman adalah kegiatan mengganti tanaman yang rusak atau
mati akibat gangguan hama maupun adanya penyakit dengan tanaman baru yang
bearasal dari waktu pembibitan yang serupa atau berdekatan. Pada umumnya kegiatan
penyulaman ini lebih sering dilakukan di dalam nursery 2 dibanding saat di GH
produksi. Akan tetapi dalam budidaya tanaman kale ini, kegiatan penyulaman dapat
diminimalisir karena tingkat persentase kematian tanaman yang rendah.

Penyulaman Bibit Kondisi Bibit yang di Sulam

30
31

Gambar 19. Kegiatan Penyulaman


Sumber : Dokumentasi Pribadi
d. Pengecekan Saluran Input dan Output Nutrisi
Dilakukan pengecekan ini bertujuan untuk memastikan seluruh tanaman
mendapatkan distribusi nutrisi yang merata dan terpenuhi kebutuhan nutrisinya.
Pengecekan dilakukan secara rutin dengan melihat kondisi saluran secara langsung.
Yang sering terjadi permasalahan adalah tersumbatnya saluran Input nutrisi akibat
adanya lumut, dan tersumbatnya aliran Output nutrisi akibat adanya lumut serta sisa
panen yang terbawa oleh aliran nutrisi.
Pengecekan Saluran Nutrisi Saluran Input dan Output Nutrisi

Gambar 20. Pengecekan Saluran Input dan Output


Sumber : Dokumentasi Pribadi

e. Pengendalian Hama dan Penyakit

31
32

Pada budidaya tanaman kale di PT Momenta Agrikultura terdapat


beberapa masalah dalam kegiatan produksi tanaman. Salah satu masalah terbesar nya
adalah terkait dengan adanya gangguan hama ataupun penyakit yang menyerang
tanaman budidaya. Tingginya serangan hama dan penyakit akan menimbulkan
kerugian bagi perusahaan. Dari hasil identifikasi di lokasi kebun Arjasari, terdapat
beberapa gangguan hama yang memiliki potensi untuk merusak tanaman kale dalam
jumlah besar dan dalam waktu yang cepat. Hama tersebut diantaranya adalah lalat
daun (Liriomyza sp) dan serangan ulat kubis (Pluteila Xiasteila).
Untuk meminimalisir gangguan hama tersebut, perusahaan lebih
mengutamakan pengendalian hama yang tidak berbahaya bagi lingkungan, salah satu
contohnya adalah dengan pemasangan yellow trap untuk menjebak lalat daun agar
tidak mengganggu pertumbuhan tanaman. Namun apabila tingkat serangan sudah
mencapai tingkat ambang batas ekonomi, maka tindakan yang dilakukan adalah
pengendalian secara kimiawi dengan menggunakan pestisida dengan dosis yang
sudah ditentukan. Jenis pestisida yang digunakan oleh perusahaan adalah jenis
Fungisida dan Insektisida, pestisida yang digunakan diantaranya adalah Ammete 150
EC, Winder 100 EC, dan Agristick 400L.
Alat Penyemprotan Bahan-bahan yang di gunakan

Gambar 21. Pengendalian Hama dan Penyakit


Sumber : Dokumentasi Pribadi

IV. 6.7. Panen dan Pasca Panen

32
33

Setelah tanaman kale berumur 37 HSS (hari setelah semai), tanaman kale
sudah siap untuk dipanen. Kriteria tanaman kale yang dapat dipanen adalah kondisi
tanaman tidak terserang hama dan penyakit dan pertumbuhan tanaman normal sesuai
dengan deskripsi tanaman. Sebelum dilakukan pemanenan, satu hari sebelum hari
panen, dilakukan taksasi atau perhitungan terlebih dahulu. Pengertian dari kegiatan
taksasi itu sendiri merupakan kegiatan pengecekan data umur dari tanaman kale yang
akan dipanen dengan keadaan sesungguhnya tanaman saat akan dipanen.
Dalam pemanenan tanaman kale ini, perusahaan memiliki ketentuan khusus
yang harus dipenuhi, yaitu diantaranya tinggi tanaman 35-40 cm dari pangkal batang,
bobot tiap satu tanaman 60-70 gram, rasio dari setiap kemasan adalah 3 atau 4
tanaman, warna daun hijau sempurna, daun kale berbentuk keriting dan lebar
sempurna, tangkai ataupun daunnya tidak ada yang patah, tidak ada bekas gigitan
hama, keadaan akar dalam kondisi sehat, kondisi dari tanaman kale yang akan
dipanen harus dalam keadaan bersih, segar dan tidak layu. Kegiatan panen dan pasca
panen tanaman kale dilakukan pada pagi hari mulai pukul 07.00 dan ditargetkan
untuk selesai sebelum pukul 15.00. Kegiatan panen ini dilakukan dengan cara
manual, dimulai dengan mencabut tanaman dari netpot, kemudian membersihkan atau
membuang bagian akar yang panjang (hanya menyisakan akar yang melekat pada
rockwool) setelah itu, bagian rockwool diperas. Kegiatan panen ini harus dilakukan
dengan sangat hati-hati agar batang dan daun tanaman tidak patah.
Kegiatan pasca panen yang pertama kali dilakukan yaitu adalah kegiatan
sortasi, tanaman kale yang sudah dipanen kemudian dipilih antara tanaman yang
bermutu baik dengan tanaman yang memiliki kualitas kurang baik, setelah tahap
pensortiran, langkah selanjutnya adalah tahap perompesan, tanaman yang bermutu
baik kemudian dirompes bagian yang tidak diperlukan, contohnya adalah daun paling
tua pada setiap tanaman, biasanya terdapat 2-3 helai daun yang dirompes. Selain itu,
pada perompesan ini dilakukan pengecekan terhadap daun dan batang tanaman,
apabila terdapat daun atau batang tanaman yang patah, maka bagian tersebut
dibuang/dirompes. Kegiatan selamjutnya setelah perompesan adalah menimbang

33
34

tanaman kale yang telah dirompes. Untuk setiap kemasan produk kale PT Momenta
Agrikultura memiliki berat 200 gram/kemasan (Berat bersih) dan setiap kemasan
terdiri dari 3-4 tanaman. Setelah selesai ditimbang, kemudian tanaman kale
dimasukan ke dalam kemasan plastik yang sudah diberikan barcode, terdapat dua
jenis kemasan produk yang dikeluarkan oleh perusahaan, yaitu adalah kemasan
Disney dan kemasan Hydro. Selain mengeluarkan produk curah untuk hasil panen
kale ini, produk curah yang dikeluarkan ditimbang dengan berat 1 Kg, kemudian
dimasukan ke dalam plastik curah.
Setelah tanaman dimasukan ke dalam kemasn plastic, kemudian dibawa ke
PH (production House) dengan menggunakan krat panen yang berwarna kuning. Saat
di PH, plastik kemasan tersebut kemudian diseal dengan menggunakan mesin sealing,
hal yang harus diperhatikan saat melakukan kegiatan sealing adalah tingkat panas
yang dikeluarkan oleh mesin, agar plastik kemasan tidak meleleh dan kecekatan saat
melakukannya, supaya plastik tidak menempel di mesin/alat untuk menutup kemasan
ini (sealing). Kemasan yang sudah ditutp rapat kemudian ditata dengan rapih di dalam
krat berawarna merah, setiap krat di isi dengan 30 kemasan produk kale dengan
merek dagang “Amazing Farm”. Hampir seluruh kegiatan panen dan pasca panen
dilakukan di dalam GH produksi bukan di dalam PH, tujuan dilakukannya hal ini
adalah untuk meminimalisir resiko rusaknya produk, karena sifat tanaman kale yang
mudah rusak dan sangat rapuh, sehingga perlu mendapatkan perlakuan tertentu.
Setelah seluruh rangkaian kegitan panen dan pasca panen tanaman kale selesai
dilakukan, kemudian produk akan di kirimkan menuju kantor pusat PT. Momenta
Agrikultura yang berlokasi di Jl Taman Tekno, Blok A2. No.5 Bumi Serpong Damai
(BSD), Tanggerang-Banten. Pengiriman dilakukan dengan menggunakan mobil truck
yang dilengkapi dengan pendingin (cooling).

Kreteria Panen Proses Panen

34
35

Penimbangan sebelum di Kemas Pengemasan

Gambar 22. Kegiatan Panen dan Pasca Panen


Sumber : Dokumentasi Pribadi

III. KESIMPULAN DAN SARAN


V.1 Kesimpulan

35
36

Berdasarkan hasil Praktek Kerja Lapangan (PKL) pada kegiatan budiaya


tanaman kale secara hidroponik NFT (Nutrient Film Technique) pada tanggal 20
Januari-22 Februari 2020 dapat disimpulkan hasil sebagai berikut :
a. PT. Momenta Agrikultura merupakan perusahaan yang bergerak di dalam
bidang pertanian, khususnya komoditas sayuran dan herbal. Perusahaan ini
melakukan kegiatan mulai dari proses budidaya tanaman hingga proses pasca
panen dengan baik.
b. PT. Momenta Agrikultura memiliki 3 kebun produksi utama yang masing-
masing kebun berlokasi di Lembang, Arjasari dan Sentul.
c. Tanaman Kale merupakan tanaman yang memiliki potensi untuk
dibudidayakan dengan cara menggunakan Hidroponik sistem NFT (Nutrient
Film Technique).
d. Budidaya tanaman kale yang di lakukan di PT Momenta Agrikultura yaitu
meliputi kegiatan persiapan media tanam, persiapan nutrisi, penanaman bibit,
pembibitan, pendewasaan, pemeliharaan serta panen dan pasca panen.
e. Keunggulan dari kegiatan budidaya tanaman kale yang dilakukan di PT.
Momenta Agrikultura adalah menghasilkan produk kale yang masih segar,
rendah pestisida dan higienis. Selain itu kegiatan panen dilakukan secara
bertahap dan berkelanjutan, sehingga tersedianya stock panen yang
melimpah dengan kualitas produk yang baik.
V.2 Saran
Saran yang dapat diberikan oleh penulis setelah menjalankan kegiatan
Praktek Kerja Lapang (PKL) ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk Prodi Agroteknologi Fakultas Agroindustri Universitas Mercu Buana
Yogyakarta disarankan untuk lebih membimbing kembali Mahasiswa sebelum
melakukan kegiatan Magang.
b. Untuk Mahasiswa Prodi Agroteknologi Fakultas Agroindustri Universitas
Mercu Buana Yogyakarta yang akan Magang di PT Momenta Agrikultura,

36
37

agar mempersiapkan segala sesuatunya, baik itu Fisik maupun mental, hal ini
diperlukan agar dapat melaksanakan kegiatan dengan baik.
c. Untuk PT. Momenta Agrikultura semoga terus dapat ditingkatkan terkait
dengan Progman Magang yang dilakukan, sehingga dari kegiatan yang
dilakukan dapat memberikan dampak positif terhadap pihak perusahaan dan
Mahasiswa magang.

DAFTAR PUSTAKA
Chaidirin, Y. 2001. Pelatihan Aplikasi Teknologi Hidroponik Untuk Pengembangan

37
38

Agribisnis Perkotaan. Lembaga Penelitian Institut Pertanian Bogor. Bogor.


Chadirin, Y. 2007. Teknologi Greenhouse dan Hidroponik. Diklat Kuliah.
Departement Teknik Pertanian IPB. Bogor.
Hartus, T. 2002. Berkebun Hidroponik Secara Murah. Penebar Swadaya: Jakarta.
0 DV¶XG Sistem Hidroponik Dengan Nutrisi Dan Media Tanam Terhadap
Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Selada. Media Litbang Sulteng 3(2). 121-136.
Prihmantoro, Heru dan Yovita Hety Indriani. 2018. Tanaman Buah untuk Hobi dan
Bisnis. Penebar Swadaya: Jakarta.
Rahma, 2015. Pengaruh Tingkat Ec (Electrical Conductivity) Terhadap
Pertumbuhan Tanaman Sawi ( Brassica Junecca L.) Pada Sistem Instalasi
Aeroponik Vertical. Jurusan Agroteknologi Fakultas Sains Dan Teknologi. UIN
Sunan Gunung Djati Bandung. Jurnal Agro Vol.2 N0 1 : 50-55.
Rini,R. dan Nani,S. 2005. Budidaya Tanaman Sayuran dengan Sistem hidroponik.
Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Lembang-Bandung.
Sutiyoso, 2004. Hidroponik Ala Yos. PT. Penebar Swadaya. Jakarta.
Untung,O, 2001. Hidroponik Sayuran Sistem NFT (Nutrient Film Tecnique). Penebar
Swadaya. Jakarta.

Lampiran
A. Look Book Kegiatan Magang

38
39

B. Pengamatan Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kale pada Istalasi Standart dan
Instalasi Tingkat dua.
Foto Kegiatan Pengamatan
Pengamatan Hama dan Penyakit Pengukuran Pertumbuhan

Instalasi Tingkat dua Instalasi Standart

Panen Sampel Pengamatan Meja Tingkat Panen Sampel Pengamatan Meja Standart

Sampel Pengamatan Meja Tingkat Sampel Pengamatan Meja Standar

39
40

Daya Simpan Tanaman Meja Tingkat Daya Simpan Tanaman Meja Tingkat

Gambar 23. Kegiatan Pengamatan Perumbuhan dan Hasil Tanaman


Sumber : Dokumentasi Pribadi

40

Anda mungkin juga menyukai