Anda di halaman 1dari 2

PERAN KONSUMEN DAN PRODUSEN DALAM PEREKONOMIAN

Tanpa disadari, alat pemuas kebutuhan yang tersedia di bumi ini berjumlah terbatas. Oleh
karena itu, manusia harus selalu bertindak ekonomis dalam melakukan kegiatan ekonomi, baik
yang berkaitan dengan usaha menghasilkan barang dan jasa (produksi), maupun menggunakan
alat pemuas kebutuhan (konsumsi). Artinya, setiap penggunaan sumber daya alam dan alat
pemuas kebutuhan harus dapat menghasilkan kepuasan atau keuntungan secara maksimal bagi
pelakunya.
Pada dasarnya, prinsip ekonomi merupakan pedoman bagi manusia atau pelaku ekonomi
dalam melakukan kegiatan ekonomi untuk mencapai hasil yang secara maksimal. Konsumen dan
produsen yang membangun fondasi ekonomi negara juga bertindak beradasarkan prinsip-prinsip
yang sama. Berikut ini contohnya :

1.Peran Konsumen Dalam Perekonomian.


Produsen menyediakan beragamnya barang dan jasa, sehingga setiap konsumen dapat
memilih secara lebih selektif. Umpama Anda menyeleksi barang berdasarkan harga daripada
kualitas, maka Anda akan membeli pulpen dan buku yang murah. Apabila konsumen dalam
sebuah perekonomian secara agregat cenderung memilih barang-barang murah saja, maka
produsen akan memprioritaskan produksi barang murah daripada barang berkualitas (yang
kemungkinan hanya bisa dijual dengan harga lebih mahal). Peran Konsumen Sebagai konsumen,
tentunya Anda memiliki peran yang sangat besar dalam menentukan suatu pilihan terhadap
barang atau jasa. Secara lebih terperinci, peran konsumen memiliki peran antara lain:
 Konsumen sebagai pengguna dari dari barang atau jasa yang dihasilkan oleh produsen.
 Konsumen sebagai motivator bagi kegiatan perusahaan. Semakin banyak barang atau jasa
yang digunakan konsumen, maka semakin tinggi pula motivasi produsen dalam
memproduksi barang atau jasa tersebut.
 Konsumen dapat menciptakan efek berantai (multiplier effect) dalam terciptanya
peningkatan pendapatan nasional suatu negara.
Saking besarnya peran konsumen ini, ada negara-negara tertentu yang disebut memiliki
"consumer-driven economy" (perekonomian yang digerakkan oleh konsumen). Ciri khasnya,
belanja konsumen memberikan kontribusi terbesar dalam Gross Domestic Product (GDP)
dibandingkan komponen investasi, belanja pemerintah, dan net ekspor. Salah satu contoh
consumer-driven economy adalah Amerika Serikat di mana belanja konsumen mencakup lebih
dari 60 persen GDP.
2. Peran Produsen Dalam Perekonomian.
Dalam model ekonomi klasik, produsen merupakan salah satu dari empat pelaku
kegiatan ekonomi penting. Peran produsen amat penting, karena mereka merupakan penyedia
barang atau jasa yang dibutuhkan oleh tiga pelaku ekonomi lainnya: konsumen, pemerintah,
dan luar negeri. Selain itu, mereka juga berperan sebagai pemberi upah bagi karyawan,
pembeli bahan baku (SDA), penentu arah pemanfaatan lingkungan, dan lain sebagainya.
Di sisi lain, produsen sangat responsif terhadap perubahan-perubahan yang
bersumber dari ketiga pelaku ekonomi lain. Jika konsumen menghadapi paceklik dan tak
mampu menyerap hasil produksi, maka produsen akan merasakan penurunan penjualan. Jika
pemerintah menentukan pajak terlalu tinggi hingga konsumen enggan berbelanja, maka
produsen juga akan menghadapi penurunan penjualan. Atau jika terjadi krisis di luar negeri,
maka permintaan ekspor yang diterima produsen pasti akan menurun.
Peran Produsen Apabila produsen merasa iklim bisnis sehat dan optimis terhadap
prospek pertumbuhan ekonomi di masa depan, maka mereka akan membuat pabrik-pabrik
baru, merekrut karyawan baru, menaikkan gaji karyawan, dan seterusnya. Pada gilirannya,
optimisme produsen secara berjamaah di sebuah negara akan menggairahkan perekonomian
dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Dalam sebuah consumer-driven economy, gaji karyawan memengaruhi Sebaliknya,
jika produsen merasa iklim bisnis buruk, maka mereka akan memangkas ekspansi bisnis.
Seiring dengan memburuknya kondisi ekonomi, mereka akan enggan menaikkan gaji
karyawan, menghentikan rekrutmen karyawan baru, melakukan pemutusan hubungan kerja
(PHK), atau bahkan hingga menutup pabrik satu persatu lalu gulung tikar. Kondisi ekonomi
yang makin lama makin memburuk seperti ini disebut sebagai resesi.

Simpulan
Pemahaman mengenai peran konsumen dan produsen merupakan salah satu dasar
dalam analisis fundamental untuk berbagai aset di pasar keuangan. Contohnya jika
dihubungkan dengan pengaruh kebijakan suku bunga terhadap produsen dan konsumen:
Penurunan suku bunga akan mengurangi biaya pinjaman bagi produsen maupun konsumen.
Produsen akan giat membuat pabrik baru berkat pinjaman dana berbunga rendah dari bank,
sedangkan konsumen akan terdorong untuk memanfaatkan kartu kredit mereka. Kalau begitu,
kenapa bunga tidak dibuat nol saja? Lagi-lagi, hal ini berhubungan dengan perilaku produsen
dan konsumen. Bayangkan apa yang terjadi jika konsumen bebas meminjam dana sebesar-
besarnya, padahal kapasitas produksi pabrik-pabrik tumbuh lebih lambat. Hasilnya,
persediaan uang untuk membeli barang terlalu banyak, padahal persediaan barang sedikit.
Lama kelamaan, harga-harga barang dan jasa akan semakin membubung tinggi hingga
melahirkan inflasi tinggi atau bahkan hiperinflasi. Inflasi ringan itu sangat bagus karena
menandakan perekonomian bertumbuh. Namun, inflasi tinggi dan hiperinflasi merupakan
bencana ekonomi bagi negara yang mengalaminya.

Anda mungkin juga menyukai