Konsep Askep Keluarga
Konsep Askep Keluarga
OLEH
Yulita Lobo
Noviyanti Sakau
KELAS :C
ANGKATAN : VI
SEMESTER : IV
1
1. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
A. PENGERTIAN
Pelayanan keperawatan keluarga merupakan salah satu area pelayanan
keperawatan yang dapat dilaksanakan di masyarakat. Pelayaanan keperawatan
keluarga yang saat ini dikembangkan merupakan bagian dari pelayanan
keperawatan masyarakat (Perkesmas) perawatan kesehatan masyarakat
merupakan salah satu program pemerintah dalam upaya meningkatkan
kesehatan masyarakat. (Keputusan Menteri Kesehatan No. 908 tentang
Pelayanan Keperawatan Keluarga)
Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang
diberikan melalui praktik keperawatan dengan sasaran keluarga, pada tatanan
komunitas yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang dialami
keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan, berlandaskan
pada etika dan etiket keperawatan, dalam lingkup wewenang serta tanggung
jawab keperawatan (Kelompok Kerja Keperawatan CHS, 1994; Mc Closkey &
Grace, 2001).
2
3. Keluarga mampu berfungsi optimal dalam memelihara hidup sehat
anggota keluarganya
(Keputusan Menteri Kesehatan No. 908 tentang Pelayanan Keperawatan
Keluarga)
3
pemberian vitamin A, iodium, ataupun pemeriksaan dan pemeliharaan
kehamilan, nifas dan menyusui.
c) Upaya kuratif bertujuan untuk mengobati anggota keluarga yang sakit atau
masalah kesehatan melalui kegiatan perawatan orang sakit dirumah,
perawatan orang sakit sebagai tindaklanjut dari Pukesmas atau rumah sakit,
perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis, perawatan buah dada,
ataupun perawatan tali pusat bayi baru lahir
d) Upaya rehabilitatif atau pemulihan terhadap pasien yang dirawat dirumah
atau keluarga-keluarga yang menderita penyakit tertentu seperti TBC, kusta
dan cacat fisik lainnya melalui kegiatan latihan fisik pada penderita kusta,
patch tulang dan lain sebagainya, kegiatan fisioterapi pada penderita stroke,
batuk efektif pada penderita TBC, dll.
e) Upaya resosialitatif adalah upaya untuk mengembalikan penderita (anggota
keluarga) ke masyarakat yang karena penyakitnya dikucilkan oleh
masyarakat seperti, penderita AIDS, kusta dan wanita tuna susila.
4
12. Melakukan keperawatan kesehatan dirumah (home health nursing).
13. Melakukan pendokumentasian pelayanan dan asuhan keperawatan keluarga.
(Keputusan Menteri Kesehatan No. 908 tentang Pelayanan Keperawatan
Keluarga)
5
d. Sebagai pembela (Client Advocate)
Pada tingkat keluarga, perawat dapat menjalankan fungsinya melalui
pelayanan sosial yang ada dalam masyarakat. Seorang pembela klien adalah
pembela dari hak-hak klien. Pembelaan termasuk di dalamnya peningkatan
apa yang terbaik untuk klien, memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan
melindungi hak-hak klien (Mubarak, 2005).
Tugas perawat sebagai pembela klien adalah bertanggung jawab
membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari
berbagai pemberi pelayanan dan dalam memberikan informasi hal lain yang
diperlukan untuk mengambil persetujuan (Informed Concent) atas tindakan
keperawatan yang diberikan kepadanya.
Tugas yang lain adalah mempertahankan dan melindungi hak-hak
klien, harus dilakukan karena klien yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan
berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan (Mubarak, 2005).
e. Sebagai Manajer kasus (Case Manager)
Perawat kesehatan keluarga diharapkan dapat mengelola berbagai
kegiatan pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai dengan
beban tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.
f. Sebagai kolaborator
Peran perawat sebagai kolaborator dapat dilaksanakan dengan cara
bekerjasama dengan tim kesehatan lain, baik dengan dokter, ahli gizi, ahli
radiologi, dan lain-lain dalam kaitanya membantu mempercepat proses
penyembuhan klien Tindakan kolaborasi atau kerjasama merupakan proses
pengambilan keputusan dengan orang lain pada tahap proses keperawatan.
Tindakan ini berperan sangat penting untuk merencanakan tindakan yang
akan dilaksanakan (Mubarak, 2005).
g. Sebagai perencana tindakan lanjut (Discharge Planner)
Perencanaan pulang dapat diberikan kepada klien yang telah
menjalani perawatan di suatu instansi kesehatan atau rumah sakit.
Perencanaan ini dapat diberikan kepada keluarga yang sudah mengalami
perbaikan kondisi kesehatan.
h. Sebagai pengidentifikasi masalah kesehatan (Case Finder)
Melaksanakan monitoring terhadap perubahan-perubahan yang
terjadi pada keluarga yang menyangkut masalah-masalah kesehatan dan
keperawatan yang timbul serta berdampak terhadap status kesehatan melalui
kunjungan rumah, observasi dan pengumpulan data.
6
i. Koordinator Pelayanan Kesehatan (Coordinator of Services)
Peran perawat sebagai koordinator antara lain mengarahkan,
merencanakan dan mengorganisasikan pelayanan kesehatan yang diberikan
kepada klien. Pelayanan dari semua anggota tim kesehatan, karena klien
menerima pelayanan dari banyak profesional (Mubarak, 2005).
j. Pembawa perubahan atau pembaharu dan pemimpin (Change Agent and
Leader)
Pembawa perubahan adalah seseorang atau kelompok yang
berinisiatif merubah atau yang membantu orang lain membuat perubahan
pada dirinya atau pada sistem. Marriner torney mendeskripsikan pembawa
peubahan adalah yang mengidentifikasikan masalah, mengkaji motivasi dan
kemampuan klien untuk berubah, menunjukkan alternative, menggali
kemungkinan hasil dari alternatif, mengkaji sumber daya, menunjukkan peran
membantu, membina dan mempertahankan hubungan membantu, membantu
selama fase dari proses perubahan dan membimibing klien melalui fase-fase
ini (Mubarak, 2005).
Peningkatan dan perubahan adalah komponen essensial dari
perawatan. Dengan menggunakan proses keperawatan, perawat membantu
klien untuk merencanakan, melaksanakan dan menjaga perubahan seperti :
pengetahuan, ketrampilan, perasaan dan perilaku yang dapat meningkatkan
kesehatan (Mubarak, 2005).
k. Fasilitator
Membantu keluarga menghadapi kendala dengan memfasilitasi kebutuhan
keluarga yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan.
7
2. STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
A. MODEL Family Center Nursing FRIEDMAN 1998
PENGKAJIAN KELUARGA
PENGKAJIAN ANGGOTA
Identifikasi data demografi
KELUARGA
dan sosiokultural Pengumpulan data
Riwayat & tahap Validasi data Fisik
perkembangan keluarga Pengorganisasian data Mental
Lingkungan Pencatatan data Emosional
Struktur keluarga Sosial
Fungsi keluarga Spiritual
Stres dan mekanisme koping
Pemfis (head to toe)
Harapan keluarga
Analisis data
Merumuskan diagnosis DIAGNOSIS KEP KELUARGA
Validasi diagnosis
Prioritas
PERENCANAAN
1. Menetapkan tujuan
2. Identifikasi sumber daya keluarga
3. Memilih intervensi yang sesuai
4. Prioritaskan intervensi
IMPLEMENTASI
EVALUASI
8
Gambar 1 Bagan proses keperawatan sebagai kerangka kerja askep keluarga
9
1) Menentukan tujuan jangka panjang yang berorientasi pada keluarga.
2) Menentukan tujuan jangka pendek yang berorientasi pada keluarga.
3) Menentukan criteria keberhasilan yang memungkinkan untuk dicapai
keluarga.
4) Menentukan strategi intervensi meliputi:
a. Menguatkan budaya keluarga yang mendukung kesehatan
keluarga saat ini,
b. Menegosiasikan budaya keluarga yang lebih menguntungkan
kesehatan keluarga,
c. Merestrukturisasi budaya keluarga yang merugikan kea rah
yang menguntungkan kondisi kesehatan keluarga.
5) Menentukan bentuk terapi keperawatan keluarga yang paling
dibutuhkan saat ini.
6) Menentukan bentuk kolaborasi dan rujukan yang diperlukan dalam
rangka mengoptimalkan Perilaku Hidup Bersih Sehat dan Berbudaya
(PHBSB).
d. Standar IV Pelaksanaan Tindakan (Implementasi)
1) Pengkajian lanjutan untuk memastikan bahwa intervensi yang
direncanakan masih sesuai dan dapat dilaksanakan saat ini.
2) Memulai strategi implementasi sesuai budaya keluarga yang
mendukung keadaan kesehatannya, dilanjutkan dengan negosiasi
budaya dan restrukturisasi budaya yang sangat diperlukan sesuai
kondisi kesehatannya saat ini.
3) Melakukan terapi keperawatan keluarga meliputi aspek berikut.
a. Kognitif, keluarga mampu meningkatkan pengetahuan.
b. Afektif, keluarga mampu menilai keberhasilan atau adanya
tanda-tanda bahaya dalam diri mereka sendiri dan menentukan
skap untuk bertindak.
c. Psikomotor, keluarga mampu mendemonstrasikan,
menunjukkan perilaku atau budaya sehari-hari yang harus
dilakukan sebagai gaya hidupnya.
4) Pemanfaatan potensi sumber-sumber pendukung lokal yang dimiliki
keluarga dan keluarga besarnya termasuk lingkungan sekitarnya
(fisik, sosial, simbolik) dengan arif dan bijaksana.
5) Memerhatikan tumbuh-kembang keluarga, struktur keluarga, dan
keinginan keluarga.
10
6) Meminimalkan risiko hambatan yang dapat menimbulkan komplikasi
atau putus obat.
7) Menerapkan manajemen risiko terhadap terapi keperawatan yang
diberikan kepada keluarga.
e. Standar V Evaluasi
1) Tujuan yang telah ditentukan dapat dicapai keluaraga.
2) Keluarga mampu menjelaskan tanda dan gejala dari masalah
kesehatan yang dihadapi.
3) Keluarga mampu memprediksi komplikasi yang akan terjadi.
4) Keluarga telah merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan
kesehatan.
5) Keluarga telah memodifikasi lingkungan (fisik, sosial, simbolik)
sehingga mendukung upaya kesehatan.
6) Keluarga telah memanfaatkan fasilitas kesehatan untuk mengatasi
masalah kesehatannya.
7) Keluarga memiliki perilaku hidup bersih, sehat, dan berbudaya.
8) Keluarga dapat mandiri dalam mengatasi masalah kesehatannya.
11
Daftar Pustaka
Komang Ayu, 2012. Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta:Sagung seto.
12