Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ilmu forensik merupakan ilmu pengetahuan yang dapat

membantu peradilan, dan dalam fungsinya memakai dasar ilmu

kimia analitika sebagai sarana utamanya. Berbeda dengan kimia

analisis lainnya (seperti : analisis senyawa obat dan makanan,

analisis kimia klinis) pada analisis toksikologi forensik pada

umumnya analit (racun) yang menjadi target analisis, tidak

diketahui dengan pasti sebelum dilakukan analisis. Tidak sering hal

ini menjadi hambatan dalam penyelenggaraan analisis toksikologi

forensik, karena seperti diketahui saat ini terdapat ribuan atau

bahkan jutaan senyawa kimia yang mungkin menjadi target

analisis. (Purwoleksono, 2016).

Ilmu forensik merupakan disiplin ilmu profesional diwakili

oleh berbagai keahlian bidang ilmu, seperti dokter, pengacara,

insinyur, dokter gigi, ahli genetika, perawat, ahli botani, dan

pemrogram komputer untuk mengungkap fakta-fakta penyelidikan

dengan menggunakan metode ilmiah. Karena kejahatan dapat

1
dilakukan oleh siapa saja dengan profesi apapun dalam berbagai

macam cara dan kondisi. Ilmu forensik dapat sepenuhnya dianggap

sebagai penyelidikan ilmiah dalam hal-hal yang berkaitan dengan

hukum dalam perjalanan suatu kasus kejahatan (Cut,2014).

Ilmu kedokteran forensik merupakan salah satu disiplin ilmu

yang ilmu kedoteran klinis. Ilmu forensik selalu dikaitkan dengan

penegakan hukum khususnya aspek hukum pidana. Manfaat ilmu

forensik terhadap penegakan hukum pidana adalah untuk

menemukan kebenaran dan keadilan baik terhadap kasus terbaru

maupun kasus-kasus yang sudah lama. Dalam ilmu kedokteran

forensik identifikasi merupakan hal yang sangat penting sehingga

dengan disiplin ilmu tersebut kasus yang sudah lamapun bisa

terungkap

Kemudian, adapun yang dimaksud dengan fisika forensik

dimana penerapan fisika untuk tujuan sipil atau hukum pidana.

Forensik sains telah didominasi oleh bidang kimia (terutama Kimia

analitik) dan biologi (serologi dan Pemrofilan DNA). Tidak

langsung, fisika telah memberikan kontribusi terhadap ilmu

forensik melalui penemuan mikroskop, mikroskop elektron,

Spektrometer massa dan optik spektrometer; tetapi secara langsung,

2
perannya dalam ilmu forensik telah minimal. Pemeriksaan Bidang

Fisika Forensik adalah pemeriksaan teknis kriminalistik TKP dan

pemeriksaan laboratoris kriminalistik barang bukti yang

menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi bidang fisika

sebagai metode/instrumen utamanya (Handoko,dkk.2000).

Selanjutnya ialah yang dimaksud dengan toksikologi. Dimana

toksikologi yang akan dibahas pada makalah ini yaitu toksikologi

forensik dan toksikologi lingkungan. Toksikologi (berasal dari kata

Yunani, toxicos dan logos) merupakan studi mengenai perilaku dan

efek yang merugikan dari suatu zat terhadap organisme/mahluk

hidup. Dalam toksikologi, dipelajari mengenai gejala, mekanisme,

cara detoksifikasi serta deteksi keracunan pada sistim biologis

makhluk hidup. Toksikologi sangat bermanfaat untuk memprediksi

atau mengkaji akibat yang berkaitan dengan bahaya toksik dari

suatu zat terhadap manusia dan lingkungannya.

Toksikologi forensik, adalah penerapan Toksikologi untuk

membantu investigasi medikolegal dalam kasus kematian,

keracunan maupun penggunaan obat-obatan. Dalam hal ini,

toksikologi mencakup pula disiplin ilmu lain seperti kimia analitik,

farmakologi, biokimia dan kimia kedokteran. Yang menjadi

3
perhatian utama dalam toksikologi forensik bukanlah keluaran

aspek hukum dari investigasi secara toksikologi, namun mengenai

teknologi dan teknik dalam memperoleh serta menginterpretasi

hasil seperti: pemahaman perilaku zat, sumber penyebab

keracunan/pencemaran, metode pengambilan sampel dan metode

analisa, interpretasi data terkait dengan gejala/efek atau dampak

yang timbul serta bukti-bukti lainnya yang tersedia

(Budiawan,2008).

Toksikologi lingkungan merupakan studi tentang efek dari

polutan terhadap lingkungan hidup serta bagaimana hal itu dapat

mempengaruhi ekosistem. Toksikologi lingkungan merupakan

cabang toksikologi yang menguraikan pemaparan yang tidak di

sengaja dalam jaringan Biologi. (Mahluk hidup) dengan zat kimia

yang pada dasarnya merupakan bahan dasar industri (makanan,

kosmetika, obat, pestisida, dll) dan penyebab pencemar lingkungan

(udara, air, dan tanah). Toksikologi lingkungan terutama

menyangkut efek berbahaya dari zat kimia baik secara kebetulan

dialami manusia karena zat kimia berada di udara, maupun karena

kontak melalui media air atau udara. Pencemaran yang terjadi di

4
dalam udara, air maupun tanah dapat di sebabkan oleh sebab toksik

zat kimia yang masuk ke dalam lingkungan (Yulianto,2017).

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah hubungan yang terlibat antara ilmu

forensik,kimia forensik,fisika forensik,biologi/DNA forensik

dan kedokteran forensik?

2. Bagaimanakah disiplin dan penerapan ilmu forensik yang

melibatkan kimia forensik,fisika forensik, biologi/DNA

forensik dan kedokteran forensik?

3. Apakah yang dimaksud dengan toksikologi forensik dan

toksikologi lingkungan?

4. Bagaimanakah penerapan dari toksikologi forensik dan

toksikologi lingkungan?

5. Bagaimanakah metode yang dilakukan dalam penerapan ilmu

forensik dan toksikologi?

5
1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui bagaimana hubungan dan peranan ilmu

forensik yang mencakup kimia dan fisika

forensik,biologi/DNA forensik,serta kedokteran forensik.

2. Untuk dapat mengetahui penerapan dan metode yang

digunakan dalam berbagai bidang forensik dan toksilogi

forensik maupun lingkungan.

3. Untuk dijadikan sebagai bahan ilmu pengetahuan dan

pengembangan diri.

1.4 Manfaat

1. Mahasiswa dapat mengetahui hubungan,peranan serta

penerapan dan metode dari ilmu forensik yang mencakup

berbagai bidang forensik diantaranya fisika,kimia

forensik,biologi/DNA forensik,kedokteran forensik,ilmu

toksikologi yang terbagi dalam 2 yaitu toksikologi forensik dan

toksikologi lingkungan.

2. Sebagai upaya pengembangan ilmu pengetahuan dalam

memahami ilmu forensik dan toksikologi forensik serta

toksikologi lingkungan

Anda mungkin juga menyukai