Elsa Rosiana 173700068 APU - Tugas 12 - Monitoring Weakness
Elsa Rosiana 173700068 APU - Tugas 12 - Monitoring Weakness
NIM : 173700068
Monitoring Weak Signal and Opportunity Searches
Monitoring weak signal adalah suatu cara untuk memprediksi apa yang akan terjadi di dalam dunia
bisnis. Seperti memprediksi pasar dan analisa perancangan usaha. Mengapa monitoring weak signal penting?
Karena jika ingin mengembangkan usaha maka sebagai pegusaha kita harus dapat melihat “masa depan”, akan
seperti apa masa depan usaha atau bisnis yang kita kembangkan tersebut. Sebagai pengusaha kita harus
memiliki kecerdasan pasar yang luar biasa atau outstanding market intelligence, dengan kemampuan tersebut
kita dapat untuk pertama-tama mengenali dan kemudian beradaptasi dengan perubahan mendasar yang terjadi
di perusahaan, industri, dan komunitas. Lalu apa yang harus dilakukan pengusaha agar tetap dapat berada diatas
ketika terjadi perubahan pada industri atau bidang yang ditekuni?
Internal dan External Focus
Kebanyakan pengusaha sukses memiliki fokus yang baik pada internalnya Mengetahui apa yang terjadi
di dalam perusahaan kita sendiri adalah salah satu kekuatan yang memungkinkan kita bersaing secara efektif
dengan bisnis yang lebih besar (karena seringkali, mereka tidak pandai dalam hal ini).
Namun, kami pengusaha juga cenderung terperosok dalam pandangan picik kami, dan kami mengabaikan
pentingnya fokus eksternal. Di sinilah bisnis besar, dengan anggaran riset dan analis pasar, sering kali
mendapatkan yang terbaik dari kita.
Menemukan keseimbangan yang tepat antara fokus internal dan eksternal adalah sifat umum di antara bisnis
yang lebih kecil yang mencapai pertumbuhan berkelanjutan. Ini terutama berlaku untuk bisnis berbasis layanan
yang sukses, yang tidak hanya memahami dunia mereka sendiri, tetapi juga dunia pelanggan mereka.
Hambatan umum lain untuk pertumbuhan yang kita dapat lihat di antara bisnis yang dipegang swasta adalah
ketidakmampuan untuk mengenali dan bertindak atas perubahan kecil (atau mikro) di pasar yang mengarah
pada perubahan makro. Para ahli menyebut perubahan halus ini sebagai "sinyal lemah" atau weak signal
Bahkan bagi pemilik atau manajer yang berpengalaman, sinyal-sinyal lemah ini seringkali dapat dianggap
sebagai anomali. Bagi manajer berorientasi pertumbuhan yang secara teratur mempertimbangkan kekuatan
makro, sinyal-sinyal ini dipandang sebagai titik data yang patut diperhatikan. Mereka mewakili peluang
potensial dan mungkin memerlukan tindakan segera.
Seorang manajer pertumbuhan yang memahami jenis-jenis sinyal ini dengan sangat baik. Paman O, begitu
kami memanggilnya, berada di industri rekaman musik untuk seluruh kariernya. Dia mulai sebagai pemilik
kecil dan akhirnya menjadi presiden dari salah satu label rekaman terbesar di dunia. Dia telah berhasil
menavigasi dunia musik pop yang bergejolak dan membingungkan dari akhir 50-an hingga awal 90-an.
Dalam dua tahun sebelum dia meninggal, saya menghabiskan banyak waktu dengan Paman O. Sementara dia
berbagi banyak cerita menarik, saya paling tertarik untuk memahami kemampuannya yang luar biasa untuk
memanfaatkan tingkat perubahan yang cepat dalam industrinya. Lebih dari bisnis apa pun yang saya tahu,
bisnis musik pop terdiri dari "aturan" yang tampaknya berurat berakar dari apa yang menghasilkan uang yang
digulingkan secara teratur.
Pertimbangkan laju perubahan yang cepat di industri Paman O. Semuanya - dari sistem distribusi industri
hingga format media yang dijual ke gaya musik yang dibeli orang - berubah dengan cepat dan sepenuhnya.
Satu-satunya hal yang tetap sama adalah laju pergolakan yang cepat. Paman O menyatakan bahwa
kesuksesannya berasal dari kemampuan untuk melihat batas pasar yang berubah lebih jelas daripada
pesaingnya.
Weak Signal Monitoring
Meskipun dia tidak pernah menggunakan istilah itu, Paman O adalah seorang praktisi awal weak signal
monitoring. Berikut adalah beberapa aturan weak signal yang saya pelajari dari mendengarkan Paman O:
Semakin tidak sopan dan mengecewakan ide baru adalah status quo, semakin besar peluang untuk
mencapai tingkat kepentingan makro.
Semakin sering Anda mendengar, "Itu hanya mode," semakin besar kemungkinan tidak.
Identifikasi dan pemantauan sinyal lemah harus merupakan proses sistematis yang berkelanjutan di
organisasi mana pun yang tertarik pada pertumbuhan berkelanjutan.
Jika Anda mendengar tentang "hal" baru di majalah populer atau di televisi, Anda mungkin sudah
terlambat untuk memanfaatkannya.
Sinyal lemah sering tumbuh dengan menggabungkan kekuatan dengan sinyal lemah lainnya. Atau,
dengan kata lain, sinyal lemah sering membutuhkan penguatan dari ide-ide lain yang mengambang di
luar batas yang ditetapkan sebelum dapat dilihat atau didengar.
Sebagai seorang manajer dan pemimpin bisnis, Paman O percaya bahwa fokusnya seharusnya pada masa
depan. Dia memperkirakan, dalam periode paling produktifnya, dia menghabiskan 75 persen waktunya untuk
mengidentifikasi, memantau, mengembangkan, dan merancang ulang prakarsa yang dirancang untuk memenuhi
peluang masa depan. Mengamati isu-isu seputar kegiatan sehari-hari dari peluang hari ini adalah sesuatu yang
dapat ia delegasikan dengan percaya diri.
Menariknya, sudah menjadi pengalaman saya bahwa terlalu banyak pemilik bisnis menghabiskan sebagian
besar waktu mereka untuk masalah hari ini (atau bahkan masalah kemarin), sementara manajer organisasi
pertumbuhan selalu memiliki pandangan yang kuat pada besok.
Weak Signal Jangan Diabaikan
Paul J.H. Schoemaker dan George S Day menjelaskan ada 3 cara dalam memahami weak signals yaitu
pertama, scanning for weak signals (pemindaian atau pembacaan sepintas atas sinyal lemah) melalui
mengaktifkan permukaan sinyal lemah dengan cara mengakses informasi intelijen dan distribusinya dengan
hati-hati karena melintasi banyak jaringan sosial, mengungkit jaringan tambahan serta memobilisasi semua
bagian dalam rangka mengidentifikasi dan menggambarkan weak signals sehingga lebih dapat dinilai.
Kedua, sense making (membuat masuk akal) dengan memperkuat sinyal lemah yang menarik dengan cara
menguji banyak hipotesa, menggambarkan “kebijakan dari kerumunan” dengan bertanya kepada para pakarnya
melalui Delphi polling dan mengembangkan beberapa skenario. Ketiga, probing and acting (penyelidikan dan
aksi) melalui penyelidikan lebih lanjut dan klarifikasi dengan cara mencari informasi-informasi baru dalam
rangka “mengkonfrontasi realitas yang sudah ada”, mendorong terjadinya komunikasi yang konstruktif, karena
akan menghasilkan laporan intelijen yang lebih baik, mendapatkan banyak opsi/pilihan serta dapat menjelaskan
lebih mendalam atas isu-isu yang terjadi serta biasanya Policy Maker atau pimpinan yang sudah berpengalaman
seringkali mengambil keputusan berdasarkan “hunches” atau firasat.
Cara lainnya dalam rangka memahami weak signals adalah dengan melihat gambaran permasalahan yang lebih
luas dan masuk akal, dengan cara melihat permasalahan dalam berbagai sudut pandang, sebab dengan cara ini
Policy Maker atau pimpinan akan lebih baik dalam mengeksplorasi berbagai implikasi yang potensial.
Disamping itu, cara lainnya dalam memahami weak signals adalah “bertanya kepada oposisi atau kepada
pelanggan dan pesaing”, karena perspektif yang banyak dan metode yang banyak akan membantu
menginterpretasikan sinyal lemah/weak signals dari pinggiran.
Pada dasarnya, saran Paul JH Schoemaker yang juga Direktur Penelitian di Mack Center for Technological
Innovation dan George S Day yang merupakan Profesor di bidang pemasaran di Wharton menyatakan, weak
signals jangan pernah tidak dipedulikan, dilupakan ataupun didistorsikan. Permasalahan umum yang terjadi
adalah kalangan Policy Maker atau pimpinan seringkali terjebak dalam kognisi yang tidak menguntungkan dan
bias emosi yang menghalangi mereka dalam membuat keputusan ketika menginterpretasikan weak
signals/sinyal lemah.
Sementara itu, menurut Sandro Mendonca, Miguel Pina e Cunha, Jari Kaivo-oja dan Frank Rouff dalam tulisan
“Wild Cards, weak signals and organizational improvisation” (2004) menyatakan, weak signals adalah
perubahan-perubahan potensial dari sebuah sistem menuju arah yang tidak dapat diketahui atau tidak menentu.
Sedangkan, BS Coffman dalam Weak Signals Research Part III (1997) menyatakan, ada beberapa indikasi
weak signals akan menjadi “wild cards” atau faktor yang mendorong perubahan ancaman dan peluang bagi
negara ataupun organisasi. Weak signals jangan pernah tidak dipedulikan, dilupakan ataupun didistorsikan.
Memahaminya membutuhkan kedewasaan, pengalaman dan kecerdasan dari Policy Maker.
Ilusi Kepastian dan Proyeksi Lingkungan bisnis
Lingkungan bisnis terus menerus mengalami perubahan dengan intensitas yang tidak terduga sekaligus
memiliki tingkat turbulensi yang tinggi. Lingkungan persaingan juga telah berada pada tingkatan yang hiper
(D'Aveni & Gunther, 1994). Lingkungan bisnis semakin dinamis. Apalagi ketika teknologi terus terbarukan
dengan tingkat kecepatan yang semakin tinggi (Schoemaker & Mavaddat, 2000). Oleh karena itu tidak
mengherankan jika kemudian ada yang mengatakan bahwa memaksakan untuk mendapatkan kepastian
peramalan dan pengendalian masa depan justru menjadi sebab terpuruknya perencanaan strategis (Mintzberg,
1994, pp. 159-322) Jika dipaksakan, manajemen harus sepenuhnya bergantung pada kepekaan intuisi dan
kejelian pendapat (judgment). Referensi masa lalu dan kasus-kasus yang pernah dialami manajemen dapat
digunakan sebagai acuan. Kalau dipaksakan mungkin dapat digunakan alat bantu analisis dinamika bisnis
(business dynamics) dan simulasi manajemen penerbangan (management flight simulators).
Membangun Kepekaan Perusahaan
Manajemen diharapkan memiliki tingkat kepekaan yang pas, tidak memiliki jarak (vigilance gap),
dengan intensitas perubahan lingkungan bisnis. Perubahan tentang selera konsumen pada mulanya sering hanya
ditandai dengan sinyal yang amat lemah.
Pendekatan Dalam Analisis Lingkungan Bisnis Makro
Ada tiga pendekatan pokok yang dapat digunakan untuk melakukan analisis lingkungan makro. Pertama
pendekatan tidak reguler (irregular approach) ,analisis lingkungan makro hanya dibuat ketika ada peristiwa
tertentu yang diperkirakan mempengaruhi prospek perusahaan. Kedua pendekatan reguler (regular approach)
berusaha secara periodic memperbaharui dan melengkapi sejumlah variable lingkungan makro. Secara selektif
dipilih beberapa variabel yang dianggap relevan dan signifikan. Terakhir, pendekatan kontinu (continous
approach) berusaha secara ajeg menganalisis sejumlah banyak variabel dari lingkungan makro, yang digunakan
sebagai masukan penyusunan perencanaan korporat. Pengumpulan dan analisis data lingkungan makro menjadi
hal yang rutin dan terus menerus. Komponen dan Rincian Analisis Lingkungan Makro Analisis Lingkungan
Ekonomi Secara umum, Lingkungan Ekonomi (LE) di negara maju, sedang dan miskin memiliki karakteristik
berbeda tergantung dari variable-variabel berikut: sumber daya alam, sumber daya manusia, modal domestik,
cadangan devisa, dan prasarana dasar.
Belum ditemukan informasi hingga saat ini mengenai apakah Ichimoku pun dapat digunakan pada time frame
yang lebih pendek seperti layaknya dalam kegiatan day trading atau bahkan scalping. Namun demikian,
periode dasar (9, 26, 52) dapat diganti-ganti.
Teori umum pada indikator Ichimoku ialah jika harga di atas awan (cloud), maka tren pada umumnya
akan mengalami bullish, dan jika harga ada di bawah awan maka tren umumnya mengalami bearish.
Terdapat juga indikator Moving Average (garis Tenkan dan Kijun) yang berfungsi seperti sinyal persilangan
(crossover) MACD. Jika Kijun memotong Tenkan dari bawah, maka itu merupakan sinyal
bullish. Sementara jika Tenkan memotong Kijun dari bawah, berarti ada sinyal bearish.
Sehubungan dengan berkembangnya software trading online masa kini, Anda tak perlu lagi susah payah
menghitung dan menggambar sendiri semua garis-garis itu. Apalagi, indikator Ichimoku sudah tersedia dalam
sistem software MetaTrader4. Untuk dapat memasang indikator ini pada software MetaTrader4, Anda
cukup menengok menu "Indikator", lalu klik "Custom", kemudian pilih "Indikator Ichimoku".
Penggunaan Indikator Ichimoku
Meski Indikator Ichimoku sudah ada semenjak awal tahun 70-an, tetapi kegunaannya baru sampai pada
kalangan dunia luas sekitar tahun 1990-an. Sebelum masa tersebut, Ichimoku dapat dikatakan sebagai indikator
khusus yang tidak banyak digunakan seperti lazimnya Relative Strenght Index (RSI) atau bahkan William %R
yang notabene muncul belakangan.
Setelah mulai tersebarnya penggunaan PC dikalangan para trader Barat, barulah indikator Ichimoku banyak
digunakan dan mulai disadari sebagai salah satu indikator teknikal paling komplit yang pernah ada, sekaligus
memiliki tingkat akurasi yang sangat baik.
Awan, Kumo, Atau Cloud
Inti dari Ichimoku ialah keberadaan awan (cloud) atau yang biasa disebut dengan "Kumo" dalam bahasa
Jepang. Dengan adanya Kumo ini, seorang trader dapat mengetahui dimanakah titik resisten atau support dari
suatu pergerakan harga, seberapa tebal support atau resisten tersebut, juga tentang bagaimana sebuah trend akan
terjadi.
Sedangkan komponen lainnya dalam indikator Ichimoku yang dapat mengetahui kuat tidaknya sebuah sinyal
dalam suatu pergerakan harga ialah Tenkan Sen, Kijun Sen, dan Chikou Span. Sementara itu, kedua garis yang
membatasi awan dinamakan sebagai Senkou Span A dan Senkou Span B. Dalam beberapa charting software
lain juga sering disebut Up Kumo dan Down Kumo.
Bila harga bergerak di atas awan Senkou, itu berarti harga sedang berada dalam trend naik. Awan di
bawahnya menjadi area Support dari pergerakan harga.
Begitupun sebaliknya. Apabila ternyata harga sedang berada di bawah Awan Senkou, maka trend
sedang dalam pergerakan turun. Awan di atasnya menjadi area resisten.
Bila ternyata harga berada di dalam awan, itu artinya harga sedang memasuki masa struggling dan trend
naik atau turun belum diketahui, atau bisa juga disebut kondisi Sideways.
Dalam berbagai keadaan, awan (kumo) seringkali berubah-ubah dari sisi ketebalannya. Dalam hal seperti
ini kita harus memahami suatu konsep Support/Resistance menurut Hosoda. Sang pencipta indikator
Ichimoku itu beranggapan bahwa support dan resistance bukanlah sebuah garis semata, melainkan
cenderung diidentifikasikan sebagai area. Itu sebabnya area Support dan Resistance suatu harga menurut
Ichimoku bisa bergerak menebal maupun menipis. Saat awan menebal, maka itu artinya area
support/resistance juga menebal. Biasanya ini terjadi pada saat trend sudah mulai melemah dan akan segera
berakhir.
Selain itu, salah satu keunikan Ichimoku ialah Kumo yang ditampilkan hingga ke depan, yang mampu
melewati harga terakhirnya. Dengan demikian para pengguna indikator Ichimoku dapat meramalkan area
Support dan Resistance yang akan terjadi, bahkan saat harga belum terbentuk. Karenanya, seorang trader
bisa mendapatkan bayangan apa yang mungkin terjadi beberapa candle ke depan.
Dengan demikian, sejauh ini kita memiliki dua buah konfirmasi trend, yakni Tenkan Sen/Kijun Sen dan posisi
harga terhadap awan Senkou. Sementara untuk dapat mengetahui titik support dan resistance suatu harga,
batasan awan menjadi konfirmatornya.
Chikou Span
Chikou Span sebenarnya hanyalah data harga penutupan yang digeser ke kiri sejauh 26 periode. Apabila kita
mengganti tampilan suatu harga dari Candlestick menjadi Line Chart, maka akan terlihat bahwa nilai Chikou
Span akan sama persis dengan harga yang sedang terjadi.
Chikou Span dapat digunakan untuk memberikan konfirmasi lebih lanjut mengenai bagaimana posisi tren yang
sedang terjadi. Bila Chikou Span berada di atas harga, maka dapat dikatakan sebuah trend naik
cenderung kuat. Sebaliknya, bila Chikou Span berada di bawah dari harga terakhirnya, ini berarti trend
turun yang lebih kuat.
Rangkuman Cara Membaca Indikator Ichimoku
Dengan banyaknya ragam cara membaca indikator Ichimoku, maka sebetulnya kita dapat mengetahui derajat
kuat tidaknya sebuah tren serta sinyal trading yang muncul. Berikut adalah kesimpulan dari berbagai sinyal
yang akan mungkin terjadi serta bagaimana indikator Ichimoku mengindikasikannya pada setiap pergerakan
harga :
Strong Bullish Signal (Tren naik Kumo berada di bawah harga, sementara Tenkan Sen berada di atas Kijun
kuat) Sen dan Chikou Span juga berada di atas harga.
Medium Bullish Signal (Tren naik Kumo berada di bawah harga, Tenkan Sen di atas Kijun Sen tetapi berada
dengan kekuatan sedang) di dalam Kumo. Sedangkan Chikou Span berada di atas harga.
Weak Bullish Signal (Tren naik Kumo berada di atas harga, Tenkan Sen di atas Kijun Sen, tetapi di bawah
lemah) Kumo. Sementara Chikou Span berada di atas harga.
Strong Bearish Signal (Tren turun Kumo Berada di atas harga, sementara Tenkan Sen berada di bawah
dengan sangat kuat) Kijun Sen dan Chikou Span juga berada di bawah harga.
Weak Bearish Signal (Tren turun Kumo berada di bawah harga, sedangkan Tenkan Sen di bawah Kijun Sen
secara lemah) namun di atas Kumo. Chikou Span berada di bawah harga.
2. Passionate
Peluang bisnis yang baik adalah peluang yang selaras dengan hasrat individu. Motivasi pendiri
adalah penentu utama keberhasilan sebuah perusahaan baru. Pendiri yang bersemangat memiliki
motivasi internal untuk membangun masa depan yang cerah bagi bisnis. Akibatnya, pemimpin
seperti itu menciptakan visi dan pernyataan misi yang jelas dan menggunakannya untuk memotivasi
para pemangku kepentingan menuju tujuan organisasi.
Kemampuan individu adalah penentu utama kesesuaian proposal bisnis. Proposal bisnis yang baik
selaras dengan keterampilan pengusaha yang memastikan percakapan dengan seluk-beluk proses
bisnis.
4. Pertumbuhan
Menumbuhkan bisnis adalah salah satu tujuan utama seorang wirausahawan. Oleh karena itu sangat
penting untuk memastikan skalabilitas peluang sebelum melakukan sumber daya. Pertumbuhan
peluang bisnis yang baik mengenai profitabilitas, pendapatan, ukuran, dan tolok ukur lain untuk
mengevaluasi pertumbuhan dapat diverifikasi.
Peluang bisnis harus relevan dengan lingkungan yang berlaku. Lingkungan bisnis adalah dinamis,
dan pengusaha harus memahami bagaimana perubahan dalam lingkungan memengaruhi kebutuhan
pelanggan dan operasi bisnis. Pengusaha harus memiliki pemahaman yang mendalam tentang tren
lingkungan untuk memastikan peluang jangka panjang peluang tersebut.
Contoh – contoh peluang bisnis :
1. Travel
Peluang bisnis travel memiliki beberapa contoh bisnis diantaranya mendirikan hotel, villa dan losmen,
dengan melakukan tour travel lalu hotel yang kita miliki dapat menjadi destinasi menginap untuk
peserta tour
2. Finance
Peluang bisnis di bidang finance biasanya menggunakan strategi pinjaman dana kepada startup maupun
investasi yang kedepannya dapat berkembang lebih besar dari yang pertama kali diberikan kepada
pengusaha startup
3. Technology
Saat ini di era digital peluang bisnis teknologi semakin banyak dikembangkan dan memiliki lebih
banyak peluang untuk berkembang, bayangkan saja dimana kita dapat dengan mudah memperoleh
penghasilan hanya dengan mengandalkan teknologi. Contoh peluang bisnis ini adalah bisnis startup,
para pelaku usaha startup hanya menggunakan kemampuan mereka dalam mengolah teknologi hingga
dapat di nikmati masyarakat lalu masyarakat dengan sendirinya akan mencari teknologi yang mereka
ciptakan