Anda di halaman 1dari 37

[MANUSIA, SAINS, TEKNOLOGI DAN SENI]

ILMU KEALAMAN DASAR


NATURAL SCIENCE

“KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP DAN


PERSEBARANNYA”

“The diversity of living things and their Distribution”


MOH. HIDAYAT, S.Ag.

DISUSUN OLEH:

ALDO 2017021051
CHRISTIAN VIERI 2017021069
GABRIEL ALJABAR 2017021083
MUZAMMIL RIANSYAH 2017021058

i
STIE Y.A.I
[MANUSIA, SAINS, TEKNOLOGI DAN SENI] [Pick the date]

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
makalah yang berjudul “Keanekaragaman Makhluk Hidup dan Persebaran
nya” tepat pada waktunya.
Makalah ini berisikan tentang makna, peran serta dampak sains, teknologi,
dan seni bagi kehidupan manusia. Diharapkan makalah ini dapat memberikan
informasi kepada kita semua, khususnya bagi mahasiswa/mahasiswi Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi YAI.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Dalam kesempatan ini penulis juga ingin mengucapakan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta memberi dukungan berupa
moril maupun materi’il sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat waktu.

FOREWORD

Praise us for the presence of Allah SWT who has given His grace and gifts to us
so that we have successfully completed a paper entitled "Diversity of Living
Things and Its Distribution" on time.

This paper contains the meaning, role and impact of science, technology, and art
for human life. It is hoped that this paper can provide information to all of us,
especially for YAI College of Economics students.

We realize that this paper is far from perfect, therefore we always expect criticism
and suggestions from all constructive parties for the perfection of this paper.

ii
[MANUSIA, SAINS, TEKNOLOGI DAN SENI] [Pick the date]

On this occasion the author also wants to say many thanks to all those who have
contributed and provided moral and material support so that this paper can be
completed on time.

Jakarta, April 2020

Penyusun

iii
[MANUSIA, SAINS, TEKNOLOGI DAN SENI] [Pick the date]

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1. Latar Belakang..........................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................1
1.3. Tujuan........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2
2.1. Biosfer dan Makhluk Hidup......................................................................2
2.1.1. Biosfer................................................................................................2
2.1.2. Makhluk Hidup...............................................................................2-3
2.2. Asal Mula Kehidupan................................................................................4
2.2.1. Berbagai Pendapat tentang Asal Mula Kehidupan.......................4-15
2.3. Keanekaragaman Makhluk Hidup...........................................................15
2.3.1. Klasifikasi Keanekaragaman Makhluk Hidup............................15-17
2.3.2. Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup.............................................17-23
2.4. Persebaran dan Sejarah Makhluk Hidup............................................23-25
2.4.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persebaran Makhluk Hidup...25-26
BAB III KESIMPULAN..................................................................................27-28
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................29

iv
[MANUSIA, SAINS, TEKNOLOGI DAN SENI] [Pick the date]

v
BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
Preliminary

1.1. Latar Belakang


Makhluk hidup di dunia ini sangatlah beragam jenisnya, baik itu tumbuhan
maupun hewan. Di lingkungan sekitar, kita dapat menemui berbagai jenis makluk
hidup, seperti berbagai jenis hewan misalnya ayam, semut, sapi, dan sebagainya,
berbagai jenis tumbuhan misalnya jeruk, mangga, pisang, dan tumbuhan lainnya
yang ada disekitar kita. Masing-masing makhluk hidup memiliki ciri tersendiri
sehingga terbentuklah keanekaragaman makhluk hidup yang disebut dengan
keanekaragaman hayati. Dari berbagai makhluk hidup yang banyak jenisnya, para
peneliti mengklasifikan makhluk hidup ini. Adanya klasifikasi makhluk hidup ini
dikarenakan adanya persamaan dan perbedaan ciri-ciri morfologi, anantomi, dan
tingkah laku. Kegiatan pengklasifikasian makhluk hidup dilakukan bertujuan
untuk mempermudah manusia dalam mengenal berbagai jenis hewan dan
tumbuhan, juga mempermudah untuk memberikan penamaan terhadap suatu
individu. Keanekaragam meliputi variasi bentuk, ukuran, warna, dan sifat-sifat
dari makhluk hidup. Salah satu penyebab terjadinya keanekaragaman makhluk
hidup yaitu oleh adanya mekanisme evolusi.

Makhluk hidup dari waktu ke waktu terus berkembang dan tersebar dimana-
mana. Sebagai sesama makhluk hidup kita perlu mengetahui apa dan bagaimana
keanekaragaman makhluk hidup yang ada di sekitar, karena itu perlu adanya
pembahasan masalah keanekaragam makhluk hidup dan persebarannya untuk
menyebarluaskan pengetahuan tentang keanekaragam makhluk hidup yang ada.

1.1. Background
Living things in this world are very diverse types, both plants and animals. In
the surrounding environment, we can find various types of living things, such as
various types of animals such as chickens, ants, cows, etc., various types of plants
such as oranges, mangoes, bananas, and other plants that are around us. Each
living creature has its own characteristics so that a diversity of living things called
biodiversity is formed. Of the various types of living things, the researchers
classify these living creatures. The existence of this classification of living things
is due to the similarities and differences in morphological, ananthomic, and
behavioral characteristics. Classification of living things is done aiming to make it

1
easier for humans to recognize various types of animals and plants, also makes it
easier to give naming to an individual. Diversity includes variations in the shape,
size, color, and characteristics of living things. One of the causes of the diversity
of living things is the existence of an evolutionary mechanism.

Living things from time to time continue to develop and spread everywhere.
As fellow living beings we need to know what and how the diversity of living
things that are around, therefore it is necessary to discuss the problem of the
diversity of living things and their distribution to disseminate knowledge about
the diversity of living things that exist.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud keanekaragaman makhluk hidup?
2. Bagaimana ciri-ciri dari makhluk hidup?
3. Bagaimana pengklasifikasian makhluk hidup?
4. Bagaimana persebaran dan sejarah dari perkembangan makhluk hidup?

1.2. Formulation of the problem


1. What is meant by the diversity of living things?
2. What are the characteristics of living things?
3. How is the classification of living things?
4. How is the distribution and history of the development of living things?

1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui keanekaragaman makhluk hidup.
2. Untuk mengetahui ciri-ciri dari makhluk hidup.
3. Untuk mengetahui pengklasifikasian makhluk hidup.
4. Untuk mengetahui persebaran dan sejarah dari perkembangan makhluk hidup.

1.3. Purpose
1. To know the diversity of living things.
2. To find out the characteristics of living things.
3. To find out the classification of living things.
4. To find out the distribution and history of the development of living things.

2
BAB II
PEMBAHASAN
CHAPTER II
DISCUSSION

2.1. Biosfer dan Makhluk Hidup


Biosphere and Living Things

2.1.1. Biosfer
Biosphere

Biosfer merupakan tempat bagi berlangsungnya kehidupan makhluk hidup


yang terdiri dari manusia, tumbuhan, hewan, dan mikrobakteri. Kata
biosfer sendiri berasal dari gabungan kata bios dan spharia atau sphere.
Bios berarti hidup dan sphaira atau sphere artinya lapisan. Sehingga kata
biosfer dapat diartikan sebagai lapisan bumi tempat berlangsungnya
kehidupan makhluk hidup dan organisme. Lapisan ini terbagi menjadi 3,
yaitu:
 Atmosfer
 Hidrosfer
 Litosfer

Biosphere is a place for the life of living things consisting of humans,


plants, animals, and microbacteria. The word biosphere itself comes from
a combination of the words bios and spharia or sphere. Bios means life and
sphaira or sphere means layers. So the word biosphere can be interpreted
as a layer of the earth where the life of living things and organisms takes
place. This layer is divided into 3, namely:

• Atmosphere

• Hydrosphere

• Lithosphere

3
2.1.

2.1.2. Makhluk Hidup


Living Things

Makhluk hidup adalah penghuni biosfer, yaitu manusia, hewan (fauna) &
tumbuhan (flora).

Living things are the inhabitants of the biosphere, namely humans, animals
(fauna) & plants (flora).

Makhluk hidup adalah suatu organisme yang dapat mempertahankan


dirinya dari berbagai perubahan lingkungan dan dapat berkembangbiak
untuk melestarikan jenisnya. Dalam dunia biologi yang termasuk ke dalam
golongan makhluk hidup adalah mikroorganisme seperti bakteri,
tumbuhan, hewan, dan manusia. Ciri-ciri makhluk hidup:

A living thing is an organism that can defend itself from various


environmental changes and can multiply to preserve its species. In the
world of biology that is included in the group of living things are
microorganisms such as bacteria, plants, animals, and humans. The
characteristics of living things:

1. Bernapas Breathing
2. Makanan Food
3. Bergerak Moving
4. Pertumbuhan dan perkembangan. Growth and development.
5. Berkembang biak, melakukan reproduksi untuk memberikan keturunan.
Breed, reproduce to give offspring.
6. Mengeluarkan zat sisa dimana makhluk hidup mengeluarkan hasil
metabolisme/zat-zat yang tidak di perlukan oleh tubuh, yaitu seperti:
Removing waste materials where living things produce metabolism /
substances that are not needed by the body, such as:
a. Ekskresi Excretion
b. Respirasi Respiration
c. Defekasi Defecation, is the expenditure of food digestive waste in the
form of feces (feces) through the anus
7. Beradaptasi Adapting

4
2.2. Asal Mula Kehidupan
The Origin of Life

2.2.1. Berbagai Pendapat tentang Asal Mula Kehidupan


Opinions about the Origin of Life

Sebelum abad ke-17, para ahli menganggap bahwa makhluk hidup


terjadi dengan sendirinya dari makhluk tak hidup. Anggapan ini disebut
teori generatio spontanea atau abiogenesis. Pendapat ini begitu ekstrem,
misalnya kecebong berasal dari lumpur, ulat berasal dari bangkai, bahkan
gandum dapat menjadi tikus hanya dalam waktu satu malam.

Before the 17th century, experts assumed that living things


naturally evolved from non-living things. This assumption is called the
theory of spontaneous generation or abiogenesis. This opinion is so
extreme, for example tadpole comes from mud, caterpillars come from
carcasses, even wheat can become a mouse in just one night

Dengan terjadinya renaissance, mulailah timbul paham baru, yaitu:

With the Renaissance, a new understanding emerged, i.e.

 Francesco Redi (1626-1697), ahli biologi dari Italia, dapat membuktikan


bahwa ulat pada bangkai berasal dari telur lalat, yang meletakkan telurnya
dengan sengaja. Dari berbagai percobaan yang dilakukan selalu
mendapatkan peristiwa yang serupa. Ia mengemukakan pendapat bahwa
kehidupan berasal dari telur atau comne vivum ex ovo.

• Francesco Redi (1626-1697), a biologist from Italy, could prove that the
caterpillars on the carcasses came from fly eggs, which laid their eggs on
purpose. From various experiments conducted always get similar events. He
expressed the opinion that life originates from eggs or comne vivum ex ovo.

 Lazzaro Spallanzani (1729-1799), juga ahli Biologi dari Italia, dengan


eksperimen terhadap kaldu dapat membusukkan kaldu itu. Apabila kaldu
ditutup rapat setelah mendidih maka tak terjadi pembusukan. Ia
mengambil kesimpulan, bahwa untuk adanya telur harus ada jasad hidup
atau Omne ovum ex vivum.

• Lazzaro Spallanzani (1729-1799), also a biologist from Italy, with


experiments on broth that could decompose the broth. If the broth is closed

5
tightly after boiling, no decomposition occurs. He concluded, that for the
existence of eggs there must be a living body or Omne ovum ex vivum.

 Louis Pasteur (1822-1895), sarjana Prancis, melanjutkan teori Spallanzani,


dengan eksperimen berbagai jasad renik. Ia mendukungnya, meskipun
banyak yang menentang. Kemudian, menarik kesimpulan bahwa harus ada
kehidupan sebelumnya agar tumbuh kehidupan baru atau omne vivum ex
vivum. Timbullah teori biogenesis, sedangkan teori abiogenesis rupa-
rupanya telah terkalahkan. Akan tetapi asal mula kehidupan masih menjadi
bahan pemikiran para ilmuan.
Hampir semua para ahli biologi sependapat bahwa sal mula
kehidupan terjadi di bumi ini, tidak di luar bumi. Mereka menemukan
makhluk hidup bersel satu sebagai asal mula kehidupan. Kemudian terjadi
evolusi organik menjadi organisme bersel banyak, Porifera-Coelentera-
Vermes-Echinoderma-Mollusca Arthropoda Vertebrata, dan Manusia
paling akhir.

• Louis Pasteur (1822-1895), a French scholar, continued Spallanzani's


theory, with experiments on various microorganisms. He supports it,
although many oppose it. Then, draw the conclusion that there must be a
previous life in order to grow a new life or omne vivum ex vivum. The
theory of biogenesis arises, while the theory of abiogenesis has apparently
been defeated. But the origin of life is still a matter of thought of scientists.

Nearly all biologists agree that life began on this earth, not outside
the earth. They found single-celled living things as the origin of life. Then
there was an organic evolution into multicellular organisms, Porifera-
Coelentera-Vermes-Echinoderma-Mollusca Vertebrate Arthropods, and
most recently humans.

 Oparin (1938), Sarjana Rusia, mengemukakan hipotesis bahwa ada


makhluk peralihan dari makhluk tak hidup ke makhluk hidup. Hipotesis
ini berdasarkan penelitian ahli lain di bidang Ilmu Kimia. Kita telah
mengetahui bahwa tubuh organisme 99% terdiri dari senyawa Karbon,
Hidrogen, Oksigen dan Nitrogen.
 Oparin (1938), Russian scholar, put forward the hypothesis that there is a
transition from non-living to living. This hypothesis is based on research
by other experts in the field of Chemistry. We already know that the
organism's body is 99% composed of carbon, hydrogen, oxygen and
nitrogen compounds.

6
 Seorang ahli kimia Harold Urey (1893) di Amerika Serikat,
mengemukakan pendapat bahwa atmosfer bumi suatu waktu pernah
mengandung banyak CH4 (Metana), NH3 (Amonia), H2 (Hidrogen), dan
H2o (Air) dalam bentuk gas. Zat tersebut sangat mungkin bergabung
membentuk ikatan organik, dimana kehidupan biasanya berlangsung.
Pendapat ini, kemudian terkenal dengan teori Urey.

• A chemist Harold Urey (1893) in the United States, argued that the
earth's atmosphere had once contained a lot of CH4 (Methane), NH3
(Ammonia), H2 (Hydrogen), and H2o (Water) in the form of gas. These
substances are very likely to combine to form organic bonds, where life
usually takes place. This opinion, then famous for Urey's theory

 Seorang murid Urey, bernama Stanley Miller (1953) berhasil membuat


model alat laboratorium yang sederhana untuk membuktikan teori Urey. Ia
masukkan gas tersebut ke dalam alat itu, kemudian dibuat loncatan listrik
bertegangan tinggi. Hasilnya sungguh menakjubkan, setelah dianalisis
ternyata diperoleh zat organik berupa gula, purin, pyrimidin, asam amino,
dan senyawa lainnya. Zat itu merupakan komponen ikatan DNA
(deoxyribo nucleic acid) dan RNA (ribose nucleic acid), yaitu protein inti,
yang biasanya membentuk virus. Eksperimen tersebut mengingetkan kita
bahwa sinar matahari menyebabkan terjadinya muatan listrik di atmosfer.
Apabila muatan listrik besar akan menimbulkan loncatan listrik, yang kita
namakan petir, baik besar maupun kecil. Karena di alam bebas dapat
terjadi senyawa kimia, seperti dalam eksperimen Stanley Miller dan
tentunya juga menyokong teori Urey. Peristiwa petir terjadi jutaan kali
setiap hari. Tentunya ikatan-ikatan kimia organik tersebar di seluruh
pelosok muka bumi. Para ahli kimia sepakat bahwa di alam selalu terdapat
kecenderungan penggabungan berbagai senyawa sehingga makin
kompleks struktur molekulnya.

• A Urey student, named Stanley Miller (1953) succeeded in creating a


simple laboratory model to prove Urey's theory. He put the gas into the
device, then made a high-voltage electric jump. The results were truly
amazing, after being analyzed it turned out that organic substances in the
form of sugars, purines, pyrimidines, amino acids, and other compounds.
The substance is a component of DNA binding (deoxyribo nucleic acid)
and RNA (ribose nucleic acid), which is a core protein, which usually
forms viruses. The experiment reminds us that sunlight causes electrical
charges in the atmosphere. If a large electric charge will cause an electric
jump, which we call lightning, both large and small. Because in the wild

7
chemical compounds can occur, as in the Stanley Miller experiments and
of course also support Urey's theory. Lightning events occur millions of
times every day. Of course organic chemical bonds spread throughout the
corners of the earth. The chemists agreed that in nature there is always a
tendency to combine various compounds so that the molecular structure is
more complex.

 Weisz (1961) melanjutkan hipotesis Oparin, disertai bekal teori Urey yang
telah diuji kebenarannya o;eh Miller. Menurut Weisz, penggabungan
senyawa kimia itu terus bergabung menjadi molekul-molekul yang lebih
besar dan kompleks. Salah satu ikatan yang banyak itu terbentuk asam
nuklein, yang terdiri dari gula-fosfat-purin-pyrimidin-asam amino. Rantai
ini cenderung untuk mengikat mata rantai dari sekitarnya sehingga
terjadilah rantai dobel yang setangkup. Kemudian rantai yang satu
melepaskan diri dari yang pertama dalam bentuk duplikat. Mulai dari
sinilah, barangkali, jadi loncatan tingkah laku kimiawi dari sifat tak hidup.
Pada waktu rantai tadi mengikat materi yang sama, bolehlah kita namakan
reproduksi yang pertama, bila ia sebagai pemula kehidupan di bumi.
Selanjutnya, terjadilah persaingan, maka rantai serupa itu perlu bergabung
satu sama lain, membentuk rantai yang lebih panjang lagi. Apa hipotesis
ini dapat bertahan maka terjawablah salah satu missing link terbesar dalam
evolusi organik.

• Weisz (1961) continues Oparin's hypothesis, accompanied by the


provision of Urey's theory which has been verified by Miller. According to
Weisz, the incorporation of chemical compounds continues to merge into
larger and complex molecules. One of the many bonds is formed nuclein
acids, which consist of sugar-phosphate-purine-pyrimidine-amino acids.
This chain tends to bind a chain from its surroundings so that there is a
double chain that is cupped. Then the one chain breaks away from the first
one in a duplicate form. Starting from here, perhaps, the leap of chemical
behavior from non-living. When the chain binds the same material, we
may call it the first reproduction, if it is a beginner to life on earth.
Furthermore, competition occurs, so that similar chains need to join one
another, forming even longer chains. If this hypothesis can survive, then
one of the biggest missing links in organic evolution is answered.

8
a. Virus
Apabila rantai senyawa gula-fosfat-purin-pyrimidin-asam amino itu
makin panjang dan kompleks maka akan terbentuk DNA dan
selanjutnya terbentuk virus. Penumu virus sejalan dengan
ditemukannya mikroskop elektron oleh Knoll dan Ruska (Jerman,
1932). Mikroskop biasa yang menggunakan cahaya tak dapat dipakai
untuk melihat virus, karena ukurannya sangat halus, kira-kira 10
sampai 30 milimikro. Berbagai jenis virus telah ditemukan. Bentuknya
bermacam-macam, ada yang bulat, lonjong, seperti kubus atau batang.
Sifatnya aneh, dapat dikristalkan sebagai zat kimia biasa, dapat pula
ditanam dalam tumbuhan atau hewan, dan bertambah banyak.
Mengenai pertambahan banyaknya, terdapat dua pendapat, yaitu:
1. Virus melakukan reproduksi sebagaimana halnya makhluk hidup
lain.
2. Virus tak dapat memperbanyak diri, melainkan organisme tempat
virus itu berada yang membentuk duplikat virus tersebut.
Dalam pengamatan, jelas virus itu menjadi lebih banyak. Sedangkan
sebagaimana caranya belum diketahui dengan pasti. Percobaan untuk
menumbuhkan virus dalam substrat buatan selalu gagal. Timbul dalam
pikiran kita, kalau demikian virus merupakan makhluk transisi antara
makhluk tak hidup ke makhluk hidup. Akan tetapi, terlalu cepat untuk
berpendapat demikian. Beberapa jenis virus menyebabkan berbagai
penyakit, misalnya mozaik pada tembakau, tomat, mentimun, waluh,
jipang, dan lain-lain. Pada manusia,misalnya campak, cacar, cacar air,
influenza, polio, kutil, demam kuning, hepatitis dan lain-lain. Pada
hewan, misalnya, anthrax, rabies, psitakosis, pes sapi, dan lain-lain.

a. Virus

If the chain of sugar-phosphate-purine-pyrimidin-amino acid compounds


is getting longer and more complex, DNA will form and then viruses will
form. The discovery of the virus was in line with the discovery of the
electron microscope by Knoll and Ruska (Germany, 1932). Ordinary
microscopes that use light cannot be used to see viruses, because of their
very fine size, about 10 to 30 millimeters. Various types of viruses have
been found. The shape is various, there are round, oval, like a cube or
stem. It is strange, can be crystallized as ordinary chemicals, can also be
planted in plants or animals, and multiply. Regarding the increase in
number, there are two opinions, namely:

1. Viruses reproduce as well as other living things.

9
2. Viruses cannot reproduce themselves, but the organisms in which they
are located form duplicates of the virus.

In observations, it's clear that the virus is becoming more numerous.


Meanwhile, as the way is not known with certainty. Attempts to grow
viruses in artificial substrates always fail. Arise in our minds, if so the
virus is a transitional creature between inanimate beings to living things.
However, it is too soon to argue that way. Some types of viruses cause
various diseases, such as mosaics in tobacco, tomatoes, cucumbers,
waluh, jipang, and others. In humans, for example measles, smallpox,
chickenpox, influenza, polio, warts, yellow fever, hepatitis and others. In
animals, for example, anthrax, rabies, psitakosis, cow pes, and others.

b. Bacteriophag
Adanya suatu zat hidup yang menyelinap ke dalam substansi serupa
virus, yang kemudian menyebabkan kehidupan, selalu menjadi
persoalan yang tak pernah habis. Akan tetapi, kenyataan adanya
kehidupan tak terbantah. Tingkat yang lebih tinggi derajatnya daripada
virus adalah bacteriphag. Ia sudah boleh dianggap hidup
sesungguhnya. Tidak dapat hidup dalam substat buatan. Tubuhnya
terdiri dari rantai DNA yang dikelilingi protein. Dapat bereproduksi,
hidupnya sebagai parasit yang menyerang bakteri dengan jalan
membor tubuh bakteri. Ia berbuat demikian karena ukurannya jauh
lebih kecil daripada bakteri, dan sedikit lebih besar daripada virus.
Bentuknya seperti kendi dengan ukuran 30-20 milimikro.

b. Bacteriophag
The existence of a living substance that sneaks into a substance similar
to a virus, which then causes life, is always a constant problem.
However, the reality of life is indisputable. A higher level than a virus
is bacteriphag. He may already be considered real life. Cannot live on
artificial substrate. His body consists of a DNA chain surrounded by
proteins. Can reproduce, its life as a parasite that attacks bacteria by
draining the bacterial body. It does so because its size is much smaller
than bacteria, and slightly larger than viruses. The shape is like a jug
with a size of 30-20 milimicros.

c. Rickettsia
Taraf makhluk hidup yang lebih tinggi dari bacteriophag adalah
rickettsia. Ia sudah mempunyai RNA (Ribose Nucleic Acid), yaitu
asam inti yang biasanya berada di luar inti sel pada organisme bertaraf

10
tinggi. Ukurannya 0,3-0,5 mikron, sedemikian kecilnya sehingga tidak
dapat disaring. Ia tak dapat berkemabang biak dalam medium yang tak
hidup. Oleh karena itu, rickettsia masih memiliki sifat virus. Telah
ditemukan rickettsia penyebab demam, cacar dan tifus.

c. Rickettsia

The level of living organism higher than bacteriophag is Rickettsia. It


already has RNA (Ribose Nucleic Acid), which is a core acid that is
usually outside the cell nucleus in high-level organisms. The size is
0.3-0.5 microns, so small that it cannot be filtered. It cannot multiply
in a non-living medium. Therefore, Rickettsia still has viral properties.
Rickettsia has been found to cause fever, smallpox and typhus.

d. Bakteria
Bakteria merupakan mikroba yang sangat beragam dalam hal bentuk
dan perilakunya. Ia digolongkan kepada tumbuhan karena berdinding
tubuh yang tebal. Ukurannya 0,5-70 mikron, tergantung pada macam
bakteria. Meskipun bakteria tidak memiliki inti sel, tetapi DNA dan
RNA ada dalam tubuhnya. Ia dapat dibiakan dalam medium buatan.
Bakteria sering digolongkan ke dalam ragi atau jamur, karena tidak
memiliki hijau daun sehingga tidak dapat berfotosintesis. Jadi,
kehidupannya tergantung kepada bahan organik yang sudah mati
(saprofitis) atau menjadi parasit pada makhluk hidup lain. Pada
umumnya, bakteria hidup subur pada suhu 20-35°C. Ada pula bakteria
yang bertahan pada suhu 80°C, misalnya di sumber air panas vulkanik.
Hampir semua proses pembusukan merupakan fenomena pembiakan.
Dalam proses pembusukan, semua bahan organik hancur menjadi
bahan organik hancur menjadi bahan anorganik. Oleh karena itu,
bakteria disebut pula mikroba pengurai.

d. Bacteria

Bacteria are microbes that are very diverse in terms of their shape and
behavior. It is classified as a plant because of its thick walled body.
The size is 0.5-70 microns, depending on the type of bacteria.
Although bacteria do not have cell nuclei, DNA and RNA are present
in the body. It can be cultured in an artificial medium. Bacteria are
often classified as yeast or fungus, because they do not have green
leaves so they cannot photosynthesize. So, life depends on organic

11
matter that has died (saprophitis) or become a parasite in other living
things. In general, bacteria thrive at temperatures of 20-35 ° C. There
are also bacteria that survive at 80 ° C, for example in volcanic hot
springs. Almost all decay processes are a phenomenon of breeding. In
the process of decay, all organic material is destroyed into organic
matter destroyed into inorganic material. Therefore, bacteria are also
called microbial decomposers.

e. Protozoa
Protozoa sering pula disebut hewan bersel, karena dinding tubuhnya
sangat tipis dan berperilaku seperti hewan, dalam arti mobilitas dan
cara makannya. Ukuran tubuhnya 20-100 mikron; memiliki inti sel
yang masif dan tubuh kental yang dinamakan protoplasma. Protozoa
ada yang hidup bebas di alam ada pula yang menjadi parasit. Ia dapat
berbiak dengan cara membelah diri.

e. Protozoa

Protozoa are often called celled animals, because their body walls are
very thin and behave like animals, in the sense of mobility and way of
eating. Body size of 20-100 microns; has a massive cell nucleus and a
thick body called a protoplasm. Some protozoa live freely in nature
and some become parasites. He can multiply by splitting.

f. Sel
Nama sel, pertama kalio dipakai oleh Robert Hook (1655) penemu
mikrosop. Ia melihat ruang-ruang kecil ketika memeriksa irisan gabus
sumbat botol. Sebuah ruang kososng yang hanya tampak dindingnya.
Para peneliti setelahnya melihat bahwa dalam sel terdapat cairan
sebagai lendir yang disebut protoplasma. Inilah bagian hidup. Pada
irisan tubuh hewan tidak terdapat ruangan seperti itu. Akan tetapi,
untuk menghormati penemunya maka terhadap satuan protoplasma
yang hidup tetap disebut sel.
Setiap sel pada umumnya terdiri dari dua bagian pokok, yaitu:
 Inti sel (nukleus) tampak lebih masif. terhadap sifat kelestarian.
 Protoplasma sel atau sitoplasma adalah yang mengelilingi inti sel.

f. Cell

The cell name was first used by Robert Hook (1655), the inventor of
the microscope. He saw the small spaces when examining the cork

12
cork slices. An empty space that only looks at the wall. The
researchers afterwards saw that there was a mucus in the cell called a
protoplasm. This is the part of life. In the slices of the animal's body
there is no such room. However, to respect its discoverer, the living
protoplasmic unit is still called a cell. Each cell generally consists of
two main parts, namely:

• The nucleus of the cell (nucleus) appears more massive. towards the
nature of sustainability.

• Cell protoplasm or cytoplasm is what surrounds the cell nucleus.

g. Reproduksi dan Perkembangan


Pada organisme bersel tunggal, segala kehidupan berlangsung dalam
satu sel tersebut. Bereproduksi dengan jalan membelah diri menjadi
dua. Mula-mula yang membelah adalah inti serta kromosomnya, baru
diikuti oleh sitoplasmanya. Dari satu individu, lalu menjadi empat,
delapan, dan seterunya. Dari pembelahan ke pembelahan berikutnya
hanya berlangsung antara 20-60 menit. Sementara lahir sel-sel baru,
maka satu demi satu kehilangan kemampuan untuk hidup.
Pada organisme bersel satu banyak, banyaknya sel sangat bervariasi,
bilangan ratusan hingga miliaran, tergantung kepada jenisnya. Mereka
pada umumnya dapat didiferensiasi dalam bagian-bagian tubuh dan
fungsinya. Tiap bagian tubuh mempunyai fungsi tersendiri, tetapi tetap
dalam kesatuan harmonis individu, semuanya dalam satu kontrol.
Apabila karena sesuatu hal salah satu bagian tidak berfungsi
sebagaimana mestinya akan berakibat buruk untuk bagian lain dalam
individu itu. Mereka mempunyai bagian khusus untuk melaksanakan
reproduksi. Bagian ini disebut alat kelamin, yaitu alat kelamin jantan
dan betina. Kedua alat itu mungkin dimiliki oleh satu individu, yang
disebut hermafroditisme. Apabila individu hanya memiliki alat
kelamin jantan atau betina saja, disebut sifat gonochorisme.
Alat kelamin jantan menghasilkan sel kelamin jantan (spermatozoa =
sel mani), alat kelamin betina menghasilkan sel kelamin betina (ovum
= telur). Sel mani dan telur masing-masing mempunyai inti dengan
kromosom sel tubuh. Contoh, pada manusia sel mani dan sel tubuh
mempunyai 46 kromosom.
Untuk melanjutkan keturunannya, suatu individu perlu
mempertemukan sel mani dengan sel telur. Penggabungan ini disebut
pembuahan (conseptio). Dari dua sel melebur menjadi satu sel zigot,
dengan jumlah kromosom seperti induknya. Terleburlah sifat dari

13
jantan dan dari betina di mana tiap kromosom mencari pasangan
masing-masing.
Sel zigot ini membelah diri sebagaimana halnya individu bersel
tunggal. Akan tetapi, semua sel melekat satu dengan yang lain
merupakan awal perkembangan individu. Setiap fase pertumbuhan
mengikuti pola tertentu sampai selesai proses diferensiasi.
Pertumbuhan dilanjutkan dengan masa kecil, masa muda dan masa
dewasa untuk bereproduksi dan menghasilkan keturunan. Setelah itu
tugas alamiah selesai bagi sesuatu individu.
Perkembangan individu yang berbeda dengan uraian di atas, adalah
fenomena partenogenesis, yaitu sel telur yang tidak mengalami
pertumbuhan berkembang menjadi individu dewasa. Contohnya, pada
lebah madu, hewan betina yang biasa disebut ratu, bertelur banyak
dengan tiga kelompok telur, yaitu:
a) Telur yang berisi zigot, kemudian berkembang menjadi
individu jantan.
b) Telur yang berisi zigot, kemudian berkembang menjadi
individu betina tulen dan dapat menjadi ratu baru.
c) Telur yang hanya berisi sel kelamin betina, tetapi dapat
berkembang menjadi individu betina palsu, alat kelaminnya
berubah menjadi alat penyangat beracun.

g. Reproduction and Development

In single-celled organisms, all life takes place in that one cell. Reproduce
by splitting into two. First the cleavage is the nucleus and the
chromosomes, then the cytoplasm follows. From one individual, then to
four, eight, and rivals. From cleavage to next cleavage only lasts between
20-60 minutes. While new cells are born, one after another loses the ability
to live.

In many single-celled organisms, the number of cells varies greatly,


numbering in the hundreds to billions, depending on the type. They are
generally differentiable in body parts and functions. Each part of the body
has its own function, but still in individual harmonious unity, all in one
control. If for some reason one part does not function properly it will have
a bad effect for other parts of the individual. They have a special section to
carry out reproduction. This section is called the genitals, namely male and
female genitals. The two devices may be owned by one individual, called
hermaphroditism. If an individual has only male or female genitalia, it is
called gonochorism.

14
Male genitals produce male sex cells (spermatozoa = sperm cells), female
genitals produce female genital cells (ovum = eggs). Each sperm and egg
have a nucleus with the body's cell chromosomes. For example, in humans
sperm and body cells have 46 chromosomes.

To continue the offspring, an individual needs to reconcile the sperm with


the egg. This merger is called conception (conseptio). From two cells
merge into one zygote cell, with a number of chromosomes like the parent.
The nature of males and females is dissolved where each chromosome
looks for its own pair.

These zygote cells divide as do single-celled individuals. However, all


cells attached to each other is the beginning of individual development.
Each growth phase follows a certain pattern until the differentiation
process is complete. Growth continues with childhood, youth and
adulthood to reproduce and produce offspring. After that the natural task is
finished for something individual.

Individual development that is different from the description above, is a


phenomenon of parthenogenesis, which is an egg that does not experience
growth develops into an adult individual. For example, in honey bees,
female animals commonly called queens, lay many eggs with three groups
of eggs, namely:

a) Eggs that contain zygotes, then develop into male individuals.

b) Eggs that contain zygotes, then develop into genuine individual females
and can become new queens.

c) Eggs that only contain female sex cells, but can develop into fake
female individuals, their genitals turn into toxic heating devices.

h. Ekologi
Ekologi mempelajari interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya.
Suatu sistem di mana terdapat keseimbangan ekologis, dinamakan
ekologis, dinamakan ekosistem. Contoh ekosistem adalah kolam,
danau, hutan, padang rumput, akuarium yang baik, dan sebagainya. Di
bumi ini, tak semua tempat layak untuk kehidupan manusia, tidak
semua baik untuk kehidupan suatu makhluk hidup. Dalam ekologi
terdapat komponen abiotik dan biotik.
 Komponen abiotik, misalnya tanah, udara, air, cahaya, dan suhu
semuanya berpengaruh terhadap makhluk hidup dan saling
memengaruhi di antara komponen abiotik itu sendiri.

15
 Komponen biotik adalah semua makhluk hidup yang ada di
kawasan nonbiotik, yaitu:
a) Produsen, kelompok makhluk hidup yang dapat
menghasilkan zat organik dari zat anorganik dengan jalan
fotosintesis.
b) Konsumen, kelompok makhluk hidup yang makan zat
organik yang telah dibentuk oleh produsen.
 Pengurai, adalah makhluk hidup yang menguraikan organisme
mati menjadi zat anorganik. Kelompok ini biasanya bakteri dan
berbagai jamur.
 Rantai makanan, adalah proses makanan yang dimakan. Contoh:
jagung-tikus-ular-burung-manusia-bakteri-zat anorganik-dan
seterusnya.

h. Ecology

Ecology studies the interaction of living things with their environment. A


system where there is an ecological balance, called ecological, is called an
ecosystem. Examples of ecosystems are ponds, lakes, forests, grasslands,
good aquariums, and so on. On this earth, not all places are suitable for
human life, not all are good for the life of a living thing. In ecology there
are abiotic and biotic components.

• Abiotic components, such as soil, air, water, light, and temperature all
affect living things and affect each other among the abiotic components
themselves.

• Biotic components are all living things that exist in nonbiotic areas,
namely:

a) Producers, groups of living things that can produce organic


substances from inorganic substances by photosynthesis.

b) Consumers, groups of living things that eat organic substances


that have been formed by producers.

• Decomposers, are living things that break down dead organisms into
inorganic substances. This group is usually bacteria and various fungi.

• Food chain, is the process of food being eaten. Example: corn-rat-snake-


bird-human-bacteria-inorganic substances-and so on.

16
2.2.

2.3. Keanekaragaman Makhluk Hidup


Keanekaragaman makhluk hidup terjadi oleh adanya mekanisme
evolusi. Evolusi merupakan Perubahan makhluk hidup dari bentuk yang
sederhana ke bentuk yang lebih kompleks dan bervariasi terjadi karena
DNA mengalami perubahan kode genetik (mutasi). Kode genetik yang
paling sesuai dengan keadaan lingkungan akan mendapatkan peluang ang
lebih besar untuk berkembang.

Organisme yang dapat bertahan hidup di lingkungan tertentu disebut


dengan adaptasi. Makhluk hidup yang mampu beradaptasi terhadap
lingkungan hidupnya dapat mengembangkan populasinya, sedangkan
yang tidak mampu beraptasi akan punah. Inilah yang disebut dengan
seleksi alam (natural selection).

2.3. Diversity of Living Things

The diversity of living things occurs by the existence of an


evolutionary mechanism. Evolution is a change in living things from a
simple form to a more complex and varied form due to DNA undergoing
genetic code changes (mutations). The genetic code that best suits the state
of the environment will get greater opportunities to develop.

Organisms that can survive in certain environments are called


adaptations. Living things that are able to adapt to their environment can
develop their populations, while those who are unable to adapt will
become extinct. This is what is called natural selection.

2.3.1. Klasifikasi Keanekaragaman Makhluk Hidup


Klasifikasi adalah suatu cara pengelompokan yang didasarkan pada
ciri-ciri tertentu. Semua ahli biologi menggunakan suatu sistem klasifikasi
untuk mengelompokkan tumbuhan ataupun hewan yang memiliki
persamaan struktur. Kemudian setiap kelompok tumbuhan ataupun hewan
tersebut dipasang-pasangkan dengan kelompok tumbuhan atau hewan
lainnya yang memiliki persamaan dalam kategori lain. Hal itu pertama kali
diusulkan oleh John Ray yang berasal dari Inggris. Namun ide itu
disempurnakan oleh Carl Von Linne (1707-1778), seorang ahli botani
berkebangsaan Swedia yang dikenal pada masa sekarng dengan Carolus
Linnaeus.

17
2.3.1. Classification of Diversity of Living Things

Classification is a way of grouping based on certain characteristics. All


biologists use a classification system to classify plants or animals that have
similar structures. Then each group of plants or animals is paired with
another group of plants or animals that have similarities in other
categories. It was first proposed by John Ray who came from England. But
the idea was perfected by Carl Von Linne (1707-1778), a Swedish botanist
known at the time of Carolus Linnaeus.

Sistem klasifikasi Linnaeus tetap digunakan sampai sekarang karena


sifatnya yang sederhana dan fleksibel sehingga suatu organism baru tetap
dapat dimasukkan dalam sistem klasifikasi dengan mudah. Nama-nama
yang digunakan dalam sistem klasifikasi Linnaeus ditulis dalam bahasa
Latin karena pada zaman Linnaeus bahasa Latin adalah bahasa yang
dipakai untuk pendidikan resmi.Adapun tujuan Klasifikasi makhluk hidup
adalah:

a) Mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri-ciri yang


dimiliki,
b) Mengetahui ciri-ciri suatu jenis makhluk hidup untuk membedakannya
dengan makhluk hidup dari jenis lain,
c) Mengetahui hubungan kekerabatan makhluk hidup,
d) Memberi nama makhluk hidup yang belum diketahui namanya atau
belum memiliki nama.

Linnaeus's classification system continues to be used today because


of its simple and flexible nature so that a new organism can still be
included in the classification system easily. The names used in the
Linnaeus classification system were written in Latin because in the days of
Linnaeus Latin was the language used for formal education. As for the
purpose of Classification of living things are:

a) Classifying living things based on similar characteristics they have,

b) Knowing the characteristics of a type of living thing to distinguish it


from living things from other types,

c) Knowing the kinship of living creatures,

18
d) Give the name of living things that have no name or no name.

Selain memiliki tujuan, klasifikasi memiliki manfaat bagi manusia, antara


lain:

a) Klasifikasi memudahkan kita dalam mmpelajari makhluk hidup yang


sangat beraneka ragam,
b) Klasifikasi membuat kita mengetahui hubungan kekerabatan antar
jenis makhluk hidup,
c) Klasifikasi memudahkan komunikasi Para ahli biologi masih
menggunakan buku Linnaeus yang berjudul Systema Naturae (sistem
Alam) yang diterbitkan tahun 1758 sebagai dasar untuk klasifikasi
ilmiah.

Ada tiga tahap yang harus dilakukan untuk mengklasifikasikan makhluk


hidup.Pencandraan (identifikasi), Pencandraan adalah proses
mengidentifikasi atau mendeskripsi ciri-ciri suatu makhluk hidup yang
akan diklasifikasi.Pengelompokan, setelah dilakukan pencandraan,
makhluk hidup kemudian dikelompokkan dengan makhluk hidup lain yang
memiliki ciri-ciri serupa. Makhluk hidup yang memiliki ciri serupa
dikelompokkan dalam unit-unit yang disebut takson. Pemberian nama
takson, selanjutnya kelompok-kelompok ini diberi nama untuk
memudahkan kita dalam mengenal ciri-ciri suatu kelompok makhluk
hidup.

In addition to having a purpose, classification has benefits for humans,


including:

a) Classification makes it easy for us to study very diverse living things,

b) Classification lets us know the kinship between living species,

c) Classification facilitates communication Biologists still use Linnaeus's


book Systema Naturae (Nature system) which was published in 1758 as a
basis for scientific classification.

There are three stages that must be carried out to classify living things.
Identification (identification), Pencandraan is the process of identifying or
describing the characteristics of a living creature that will be classified.
similar characteristic. Living things that have similar characteristics are
grouped in units called taxon. Giving the name of the taxon, then these

19
groups are named to make it easier for us to recognize the characteristics
of a group of living things.

2.3.2. Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup


Dalam klasifikasi makhluk hidup yang jumlahnya banyak dan
beranekaragam dipilah dan dikelompokkan. Kelompok-kelompok tersebut
disebut dengan takson. Jadi, takson merupakan tingkatan dalam
klasifikasi.

Contoh tingkatan takson dalam klasifikasi tumbuhan dan hewan antara


lain:

 Kingdom Plantae Kingdom Animalia


 Divisi (division) Filum (fhylum)
 Kelas (classis) Kelas
 Bangsa (ordo) Ordo
 Suku (familia) Familia
 Marga (genus) Genus
 Jenis (spesies) Spesies

Sebagai contoh kucing hutan dan kucing rumah memiliki ordo yang sama,
yaitu karnivora. Seluruh karnivora mempunyai kesamaan struktur dan
fungsi gigi. Dua hewan tersebut memiliki kelas yang sama, yaitu mamalia.
Mamalia memiliki rambut penutup tubuh dan menyusui anaknya.Fillum
chordata adalah tingkat takson yang lebih besar dimana kedua kucing
tersebut masuk di dalamnya bersama dengan hewan lain yang mempunyai
tulang belakang. Tingkat takson yang paling tinggi adalah kingdom
Animalia, yang mencangkup semua jenis Hewan.

2.3.2. Living Classification System

In the classification of living things which are numerous and varied, they
are sorted and grouped. These groups are called taxon. So, taxon is a level
in classification.

Examples of taxon levels in plant and animal classifications include:

 Kingdom Plantae Kingdom Animalia


 Phylum (fhylum) division

20
 Class (classis) Class
 Nation (order) Order
 Family (familia)
 Genus (genus) Genus

Species For example the bobcat and house cat have the same order,
namely carnivores. All carnivores have the same structure and function of
the teeth. The two animals have the same class, namely mammals.
Mammals have hair covering the body and breastfeeding their children.
Fillum chordata is a greater level of taxon in which both cats enter in
together with other animals that have a backbone. The highest level of
taxon is kingdom Animalia, which covers all types of animals.

I. Klasifikasi Berdasarkan Struktur

Klasifikasi ini berdasarkan pada kerangka molekuler dari senyawa yang


bersangkutan. Menurut sistem ini, ada 4 kelas yaitu:

 Senyawa alifatik rantai terbuka atau lemak dan minyak. Contoh: asam-
asam lemak, gula, dan asam-asam amino pada umumnya
 Senyawa alisiklik atau sikloalifatik. Contoh: terpenoida, steroida, dan
beberapa alkaloida
 Senyawa aromatik atau benzenoid. Contohnya: golongan fenolat dan
golongan kuinon
 Senyawa heterosiklik. Contoh: alkaloida, flavonoida, golongan basa
asam inti

Karena klasifikasi ini hanyalah superfisial, maka tidak mengherankan jika


suatu senyawa organik bahan alam tertentu dapat dimasukkan kedua kelas
berlainan. Contohnya: geraniol, farsenol, dan skualen, termasuk kelas
senyawa alifatik rantai terbuka, timol termasuk senyawa aromatik. Namun,
keempat senyawa tersebut merupakan anggota dari kelas terpenoida dan
steroida.

I. Classification Based on Structure

This classification is based on the molecular framework of the compound


in question. According to this system, there are 4 classes, namely:

• Open chain aliphatic compounds or fats and oils. Example: fatty acids,
sugar, and amino acids in general

21
• Alicyclic or cycloaliphatic compounds. Example: terpenoids, steroids,
and some alkaloids

• Aromatic or benzenoid compounds. For example: phenolics and


quinones

• Heterocyclic compounds. Example: alkaloids, flavonoids, core groups of


core acids Since this classification is only superficial, it is not surprising
that an organic compound of a certain natural material can be included in
two different classes. For example: geraniol, farsenol, and squalene,
including the class of open-chain aliphatic compounds, thymol is an
aromatic compound. However, all four compounds are members of the
terpenoids and steroids class.

II. Klasifikasi Berdasarkan Sifat Biokimia dan Persebarannya


 Sistem Dua Kingdom, Sistem dua kingdom pertama kali dikemukakan
oleh Aristoteles (Yunani). Dalam sistem ini makhluk hidup dibagi
menjadi kingdom Plantae dan Animalia. Kingdom Plantae (kerajaan
tumbuhan), meliputi berbagai makhluk hidup yang mempunyai ciri
berdinding sel dan berklorofil.Yang termasuk ke dalam kingdom ini
adalah bakteri, jamur, ganggang, paku, dan tumbuhan berbiji.
Kingdom Animalia (kerajaan hewan), meliputi berbagai makhluk
hidup yang memiliki ciri tidak berdinding sel dan idak memiliki
klorofil. Yang termasuk ke dalam kingdom ini adalah Protozoa,
Porifera, Coelenterata, Mollusca, Arthropoda, Echinodermata, dan
Chordata.
 Sistem Tiga Kingdom, Klasifikasi tiga kingdom membagi makhluk
hidup menjadi Kingdom Monera, Plantae, dan Animalia. Kingdom
Monera, yaitu kelompok makhluk hidup yang memiliki ciri tersusun
dari satu atau banyak sel dan belum memiliki membran inti. Yang
termasuk ke dalam kingdom ini adalah bakteri dan ganggang hijau-
biru.Kingdom Plantae, adalah kelompok tumbuhan yang meliputib
jamur, lumut, paku, dan tumbuhan biji. Kingdom Animalia, adalah
kelompok hewan yang terdiri dari Protozoa, Porifera, Coelenterata,
Mollusca, Arthropoda, Echinodermata, dan Chordata. Namun
demikian ada juga yang mengembangkan klasifikasi tiga kingdom
yang berbeda. Misalnya Haeckel pada tahun 1866 mengusulkan
makhluk hidup dikelompokkan menjadi tiga kingdom yaitu Protista,
Plantae, dan Animalia. Kingdom Protista adalah kelompok makhluk
hidup yang tersusun atas satu atau banyak sel, memiliki membran inti,
dan memiliki organel. Yang termasuk ke dalam kingdom ini adalah

22
Protozoa, ganggang, dan jamur. Sehingga Kingdom Plantae hanya
terdiri dari lumut dan tumbuhan berpembuluh.
 Sistem Empat Kingdom, Sistem empat kingdom terdiri dari Kingdom
Monera, Fungi, Plantae, dan Animalia. Kingdom Monera terdiri dari
bakteri dan ganggang hijau-biru. Kingdom Fungi dipisahkan dari
Plantae karena tidak mempunyai klorofil walaupun sama-sama
mempunyai dinding sel. Sedangkan Kingdom Animalia meliputi
berbagai hewan seperti dalam sistem tiga kingdom.
 Sistem Lima Kingdom Pencetus klasifikasi sistem lima kingdom
adalah Robert H. Whittaker, seorang ahli biologi Amerika Serikat pada
tahun 1969. Dalam klasifikasi ini Whittaker mengelompokkan
makhluk hidup dalam Kingdom Monera, Protista, Fungi, Plantae, dan
Animalia. Kingdom baru yang ditambahkan, yaitu Protista meliputi
berbagai jenis makhluk hidup uniseluler maupun multiseluler yang
menyerupai jamur, tumbuhan, dan hewan namun tidak dapat
dikelompokkan ke dalam Kingdom Fungi, Plantae, dan Animalia.

II. Classification Based on Biochemical Properties and Its Distribution

• Two Kingdom System, The two kingdom system was first put forward
by Aristotle (Greece). In this system living things are divided into
kingdoms Plantae and Animalia. Kingdom Plantae (plant kingdom),
includes a variety of living creatures that have cell walled and chlorophyll
characteristics. Included in this kingdom are bacteria, fungi, algae, nails
and seed plants. Kingdom Animalia (animal kingdom), includes a variety
of living creatures that have the characteristics of cellless walls and do not
have chlorophyll. Included in this kingdom are Protozoa, Porifera,
Coelenterata, Mollusca, Arthropoda, Echinoderms, and Chordata.

• Three Kingdoms System, the classification of three kingdoms divides


living things into Kingdom Monera, Plantae, and Animalia. Kingdom
Monera, which is a group of living things that have characteristics
composed of one or many cells and do not have a nuclear membrane.
Included in this kingdom are bacteria and blue-green algae. Kingdom
Plantae, is a group of plants that covers fungi, mosses, ferns, and seed
plants. Kingdom Animalia, is a group of animals consisting of Protozoa,
Porifera, Coelenterata, Mollusca, Arthropoda, Echinodermata, and
Chordata. However, there are also those who develop classifications of
three different kingdoms. For example Haeckel in 1866 suggested living
things were grouped into three kingdoms namely Protista, Plantae, and
Animalia. Kingdom Protista is a group of living things that are composed

23
of one or many cells, have a core membrane, and have organelles.
Included in this kingdom are Protozoa, algae and mushrooms. So that
Kingdom Plantae only consists of moss and vascular plants.

• The Four Kingdom System. The four kingdom system consists of


Kingdom Monera, Fungi, Plantae, and Animalia. Kingdom Monera
consists of bacteria and blue-green algae. Kingdom Fungi is separated
from Plantae because it does not have chlorophyll even though both have
cell walls. Whereas Kingdom Animalia includes various animals as in the
three kingdom system.

• The Five Kingdom System The originator of the classification of the five
kingdom system was Robert H. Whittaker, a United States biologist in
1969. In this classification Whittaker groups living things in Kingdoms
Monera, Protista, Fungi, Plantae, and Animalia. The new Kingdom added,
Protista includes various types of unicellular and multicellular living
things that resemble fungi, plants, and animals but cannot be grouped into
Kingdom Fungi, Plantae, and Animalia.

Disamping menggunakan ciri fisik hewan ilmuan saat ini meneliti atau
menguji DNA hewanhewan untuk pengklasifikasian.

a. Sistem Penamaan

Orang yang berjasa dalam pemberian nama ilmiah untuk jenis


makhluk hidup ini adalah Carolus Linnaeus. Cara pemberian nama itu
disebut binomial nomenklatur atau tata nama binomial. Binomial
Nomenklatur adalah penamaan dengan dua kata latin atau yang
dilatinkan. Aturan tata nama tersebut adalah sebagai berikut.

1. Kata pertama adalah genusnya dan kata kedua adalah petunjuk


jenisnya.
2. Huruf pertama nama genus menggunakan huruf besar,
sedangkan huruf pertama penunjuk jenis menggunakan huruf
kecil.
3. Nama genus dan petunjuk jenis harus digaris bawahi secara
terputus atau dicetak dengan huruf miring.

Besides using the physical features of animal scientists currently


researching or testing the DNA of animals for classification.

a. Naming System

24
The person who contributed in giving the scientific name to this type of
living creature was Carolus Linnaeus. The method of naming it is called
binomial nomenclature or nomenclature binomial. Binomial Nomenclature
is the naming of two Latin words or the spoken word. The rules of
nomenclature are as follows.

1. The first word is the genus and the second word is a hint of its kind.

2. The first letter of the genus name uses uppercase letters, while the first
letter of the type pointer uses lowercase letters.

3. The genus name and type instructions must be underlined or italicized.

b. Kunci Dikotomi

Menurut Rifai (1976), berdasarkan cara penyusunan sifat-sifat


yang harus dipilih maka  dikenal tiga macam kunci determinasi, yaitu
kunci perbandingan, kunci analisis dan sinopsis. Yang akan dibahas di
sini adalah kunci analisis. Kunci analisis merupakan kunci yang paling
umum digunakan dalam pustaka. Kunci ini sering juga disebut kunci
dikotomi sebab terdiri atas sederetan bait atau kuplet. Setiap bait terdiri
atas dua (atau adakalanya beberapa) baris yang disebut penuntun dan
berisi cirri ciri yang bertentangan satu sama lain.

Untuk memudahkan pemakaian dan pengacuan, maka setiap bait


diberi bernomor, sedangkan penuntunnya ditandai dengan huruf.
Pemakai kunci analisis harus mengikuti baitbait secara bertahap sesuai
dengan yang ditentukan oleh penuntun. Dengan mempertentangkan
ciri-ciri yang tercantum dalam penuntun-penuntun itu akhirnya hanya
akan tinggal satu kemungkinan dan kita dituntun langsung pada nama
takson yang dicari.

Kunci analisis dibedakan menjadi dua macam berdasarkan cara


penempatan bait-baitnya yaitu kunci bertakik (kunci indent) dan kunci
paralel. Pada kunci bertakik maka penuntun penuntun yang sebait
ditakikkan pada tempat tertentu dari pinggir (menjarak pada jarak
tertentu dari pinggir), tapi letaknya berjauhan. Di antara kedua
penuntun itu ditempatkan bait-bait takson tumbuhan, dengan
ditakikkan lebih ke tengah lagi dari pinggir yang memenuhi ciri
penuntun pertama, juga dengan penuntun-penuntun yang dipisah
berjauhan. Dengan demikian maka unsure-unsur takson yang
mempunyai ciri yang sama jadi bersatu sehingga bisa terlihat
sekaligus. Penuntun-penuntun kunci parallel yang sebait ditempatkan

25
secara berurutan dan semua baitnya disusun seperti gurindam atau
sajak. Pada akhir setiap penuntun diberikan nomor bait yang harus
diikuti, dan demikian seterusnya sehingga akhirnya diperoleh nama
takson tumbuhan yang dicari. Kunci paralel lebih menghemat tempat,
terutama kalau takson tumbuhan yang dicakupnya besar sekali. Buku
Flora of Java yang ditulis oleh Backer dan Backuizen van den Brink
semuanya ditulisdalam bentuk kunci paralel.

b. Key to the Dichotomy

According to Rifai (1976), based on the way of arranging the traits


that must be chosen, three types of determination are known, namely the
key of comparison, key of analysis and synopsis. What will be discussed
here is the key to analysis. The analysis key is the most commonly used
key in the library. This key is often called the dichotomy key because it
consists of a series of stanzas or couplets. Each stanza consists of two (or
sometimes several) lines called guides and contains features that conflict
with each other.

To facilitate use and reference, each verse is numbered, while the


guide is marked with a letter. Key users of the analysis must follow the
baitbait gradually in accordance with what is determined by the guide. By
contrasting the characteristics listed in the guides, finally there will only be
one possibility and we will be led directly to the name of the taxon sought.

Key analysis can be divided into two types based on how the
placement of the strophes are notched keys (indent keys) and parallel keys.
In a notched key the related guides are notched to a certain place from the
edge (distance at a certain distance from the edge), but it is located far
apart. In between the two guides are placed the plant taxon stanzas, by
being pushed even more centered from the edge which meets the
characteristics of the first guide, also with the guides separated apart.
Thus, taxon elements that have the same characteristics become united so
that they can be seen at once. The parallel key guides are then placed
sequentially and all the stanzas are arranged like gurindam or rhymes. At
the end of each guide a temple number is to be followed, and so on so that
the name of the plant taxon is finally sought. Parallel keys save more
space, especially if the plant taxon it covers is huge. Flora of Java's books
written by Backer and Backuizen van den Brink are all written in the form
of parallel keys.

26
2.

2.4. Perseberan dan Sejarah Perkembangan Makhluk Hidup


Menurut suatu teori, organisme yang beraneka ragam saat ini adalah hasil
dari proses evolusi kehidupan. Yang dimaksud dengan evolusi kehidupan
yaitu suatu perubahan kehidupan, menjadi bentuk kehidupan yaitu suatu
perubahan kehidupan, menjadi bentuk kehidupan lainnya melalui suatu
proses yang perlahan-lahan dan mungkin memakan waktu ribuan bahkan
jutaan tahun. Teori tersebut menyatakan bahwa organisme yang mula-
mula ada di dunia berupa organisme bersel tunggal, dan organisme ini
bersel dari agregasi molekul-molekul yang ada.

Yang menjadi persoalan kemudian adalah bagaimana mekanisme dasar


sehingga organisme bersel tunggal tersebut sekarang berkembang menjadi
organisme bersel banyak. Salah satu dugaan menyatakan bahwa biosfer,
yaitu suatu dunia kehidupan di bumi kita ini merupakan sebuah sistem,
sedangkan organisme yang merupakan komponennya menjadi suatu
subsistem. Sebagai suatu subsistem organisme itu dibentuk oleh materi
dan energi yang tersedia dalam biosfer.

Karena dalam biosfer berlaku hukum Termodinamika I dan II maka


organisme itu akan mengalami perlakuan hukum tersebut.

2.4. Overview and History of the Development of Living Things

According to one theory, today's diverse organisms are the result of the
evolutionary process of life. What is meant by the evolution of life is a
change of life, into a form of life that is a change of life, into other forms
of life through a process that is slow and may take thousands or even
millions of years. The theory states that organisms that originally existed
in the world were single-celled organisms, and these organisms were
celled from the aggregation of existing molecules.

The problem then is how the basic mechanism so that single-celled


organisms are now developing into multicellular organisms. One of the
allegations states that the biosphere, which is a living world on our earth,
is a system, while organisms which are its components become a
subsystem. As a subsystem of an organism it is formed by the material and
energy available in the biosphere.

Because in the biosphere applies Thermodynamics I and II laws, the


organism will experience the legal treatment.

27
 Hukum Termodinamika I
Di dalam biosfer tak ada energi yang hilang, jumlah energi itu tetap, yang
berubah hanya bentuknya. Contohnya: energi listrik berubah menjadi
energi mekanik berubah menjadi energi panas.

 Laws of Thermodynamics I
In the biosphere there is no energy loss, the amount of energy is fixed,
only the shape changes. For example: electrical energy turns into
mechanical energy turns into heat energy.

 Hukum Termodinamika II
Apabila suatu sistem dibiarkan berdiri sendiri, maka sistem tersebut
cenderung untuk mengalami penguraian ke arah yang paling tidak teratur.
Bertalian dengan hukum Termodinamika I dan II tersebut, organisme akan
menjadi suatu jalur arus energi. Dalam tubuh organisme, energi akan
mengalami perubahan bentuk dari satu macam bentuk ke bentuk lain. Dan
selanjutnya, sebagai suatu sistem kalau dibiarkan begitu saja maka
organisme akan cenderung ke arah kerusakan yang paling parah.

Akan tetapi, sebaliknya organisme sebagai suatu sistem akan


mempertahankan diri dari perlakuan hukum tersebut. Organisme dapat
mempertahankan diri dengan adanya kemampuan pelestarian  diri atau self
perpetuation. Dan kemampuan ini adalah bagian dari proses evolusi.

Perkembangan yang lain, yaitu adanya suatu kerja sama antara organisme
sehingga akan membentuk koloni. Dengan alasan yang sam pula terjadilah
gejala perkembangan menuju ke arah pembentukan organisme bersel
banyak. Hal ini ditambah pula dengan keharusan beradaptasi terhadap
lingkungannya. Kemudian berkembanglah apa yang dinamakan organisme
bersel banyak yang seperti halnya organisme multiseluler, organisme
multiseluler ini berkembang menjadi beraneka ragam organisme lainnya.

• Law of Thermodynamics II

If a system is left standing alone, then the system tends to experience


decomposition in the most irregular directions. Associated with the laws of
Thermodynamics I and II, the organism will become a path of energy
flow. In the body of an organism, energy will change from one form to
another. And furthermore, as a system, if left unchecked, the organism will
tend toward the most severe damage.

28
However, on the contrary the organism as a system will defend itself from
the legal treatment. Organisms can defend themselves by the ability of
self-preservation or self perpetuation. And this ability is part of the
evolutionary process.

Another development, namely the existence of a collaboration between


organisms so that it will form a colony. For the same reason there were
also symptoms of development towards the formation of multicellular
organisms. This is coupled with the need to adapt to the environment.
Then developed what is called multicellular organisms which, like
multicellular organisms, multicellular organisms have developed into a
variety of other organisms.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Persebaran Makhluk Hidup

1. Lingkungan
Dua faktor lingkunganutama yang berpengaruh terhadp persebaran
makhluk hidup adalah faktor abiotik/tidak hidup (daratan, perairan,
dan lintang geografis) dan biotik/ higup (tumbuhan, hewan dan jasad
renik (mikroorganisme)
2. Sejarah Geologi
Saat dunia masih bersatu dalam bentuk Pangaea, kira-kira 200 juta
tahun lalu, suatu spesies berada dalam pada daerah dan bentuk yang
sama. Kemudian seiring berjalannya waktu benua-benua mulai
memisahkan diri.
3. Penghambat Fisik
Faktor penghambat fisik disebut juga penghalang geografi
atau barrier (isolasi geografi) seperti daratan (land barrier), perairan
(water barrier), dan penggentingan daratan (isthmus).

Factors affecting the Distribution of Living Things

1. Environment

The two main environmental factors that influence the distribution of


living things are abiotic / non-living factors (land, water, and geographical
latitude) and biotic / hygiene (plants, animals and microorganisms
(microorganisms)

2. Geological History

29
When the world was united in the form of Pangea, about 200 million years
ago, a species was in the same area and shape. Then over time the
continents began to separate.

3. Physical Inhibitors

Physical inhibiting factors are also called geographic barriers or barriers


(geographic isolation) such as land (land barrier), water (water barrier),
and land stakes (isthmus).

BAB III
PENUTUP
CHAPTER III
CLOSING
1.1 Kesimpulan
Biosfer merupakan tempat bagi berlangsungnya kehidupan makhluk hidup
yang terdiri dari manusia, tumbuhan, hewan, dan mikrobakteri. Kata biosfer
sendiri berasal dari gabungan kata bios dan spharia atau sphere. Bios berarti
hidup dan sphaira atau sphere artinya lapisan.. Lapisan ini terbagi menjadi 3,
yaitu atmosfer, hidrosfer, dan litosfer. Makhluk hidup adalah penghuni
biosfer, yaitu manusia, hewan (fauna) & tumbuhan (flora). Dalam
melangsungkan kehidupannya, makhluk hidup saling membutuhkan satu
sama lain dan membentuk satu sistem hubungan antar makhluk hidup dengan
materi dan energi yang berada di sekitarnya.
Keanekaragaman makhluk hidup/ hayati atau biodiversitas (biodiversity =
biological diversity) adalah keseluruhan variasi berupa betuk, penampilan
jumlah, dan sifat yang dapat ditemukan pada makhluk hidup.
Keanekaragaman makhluk hidup seperti yang kita lihat sekarang ini terbentuk
dari proses evolusi.

1.1 Conclusion

Biosphere is a place for the life of living things consisting of humans,


plants, animals, and microbacteria. The word biosphere itself comes from a
combination of the words bios and spharia or sphere. Bios means life and
sphaira or sphere means layer. This layer is divided into 3, namely the
atmosphere, hydrosphere, and lithosphere. Living things are the inhabitants of
the biosphere, namely humans, animals (fauna) & plants (flora). In carrying
out their lives, living things need one another and form a system of relations
between living things and the material and energy around them.

30
Biodiversity or biodiversity (biodiversity = biological diversity) is the
overall variation in the form of betuk, the appearance of numbers, and
properties that can be found in living things. The diversity of living things as
we see them today is formed from the process of evolution.

1.2 Saran
Dengan adanya pembuatan makalah tentang “Keanekaragaman Makhluk
Hidup dan Persebarannya” ini diharapkan seluruh pembaca dapat paham
benar mengenai biosfer dan makhluk hidup, asal mula kehidupan makhluk
hidup di bumi, keanekaragaman makhluk hidup dan sejarah klasifikasi, sistem
pengklasifikasian makhluk hidup, persebaran makhluk hidup serta penerapan
materi keanekaragaman makhluk hidup dan persebarannya.

1.2 Suggestions

With the creation of a paper on "Diversity of Living Things and Their


Distribution" it is hoped that all readers can understand correctly about the
biosphere and living things, the origin of living things on earth, the diversity of
living things and classification history, systems of classification of living things,
the distribution of living things and their application material diversity of living
things and their distribution.

31
DAFTAR PUSTAKA
BIBLIOGRAPHY

Sodiq, Mochammad. 2014. Ilmu Kealaman Dasar. Jakarta: Kencana Prenada


Medis.

Jasin, Maskoeri. 2012. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Rajawali Pers.

Kistinnah, Idun dan Endang, Sri Lestari. 2009. Biologi Makhluk Hidup dan
Lingkungannya. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

32

Anda mungkin juga menyukai