Anda di halaman 1dari 3

Kotekan Lesung Tradisi Lama yang Sudah

Lama Tak Terdengar Kembali

Kotekan Lesung
adalah salah satu kesenian
asli Kecamatan Pringkuku,
Kabupaten Pacitan.
Kotekan lesung bisa
disebut sebagai tradisi
masyarakat agraris karena
merupakan pengembangan
dari kegiatan rutin petani,
yaitu menumbuk padi.

Kotek adalah pukulan alu terhadap lesung yang menghasilkan


suara atau bunyi yang merdu, sehingga terciptalah seni dari kotekan
yang disebut dengan kotekan lesung. Kotekan lesung pada awalnya
merupakan kegiatan santai sekadar untuk bersenandung di saat-
saat jeda menumbuk padi. Kreativitas tersebut terus berkembang
menjadi simbol kegiatan sosial masyarakat agraris.

Di Pacitan, Kotekan lesung diawali dari Ammos, yang


merupakan cikal bakal seni kotekan lesung di Pacitan. Ammos telah
berkembang di seluruh kecamatan di Pacitan. Kesenian tradisional
kotekan lesung tumbuh dan berkembang ditengah-tengah
kehidupan masyarakat yang sebagian besar bermata pencaharian
sebagai petani.
Dulu masyarakat pedesaan apabila menumbuk padi dalam
jumlah besar dilakukan secara gotong royong atau sambatan.
Sambil menumbuk padi mereka bermain musik dengan lesung yang
disebut kotekan.

Kotekan lesung dimainkan dengan dengan alat pertanian


yang bernama lesung. Lesung adalah alat penumbuk padi
tradisional yang terbuat dari kayu dan tengahnya dilubangi, dengan
alat tumbuknya berupa alu / antan. Aktivitas menumbuk padi
dilakukan oleh kaum perempuan atau ibu-ibu pada umumnya.
Ketika padi telah dituai, masyarakat melakukan proses
penumbukan padi, kemudian dimasak untuk dimakan bersama
keluarga.
Kotekan lesung ini juga merupakan salah satu tradisi yang
sangat unik, dan kotekan lesung ini bukan hanya sebagai hiburan
belaka, melainkan juga merupakan sebuah simbol kesejahteraan,
kerukunan, dan gotong royong antar sesama umat manusia, yang
mana tumbukan yang di buat panjang , menyatakan bahwa lesung
tersebut tujuannya agar bisa dikerjakan bersama sama,
menyakatan dengan gamblang bahwa pekerjaan akan cepat selesai
dan lebih menyenangkan jika dikerjakan bersama-sama. Hasil
panen yang melimpah membuat banyak orang bisa makan, dan itu
membuat daerah tersebut menjadi nyaman dan sejahtera.

Sekali lagi ditegaskan bahwa kotekan lesung bukan hanya


merupakan sebuah hiburan bagi kaum perempuan, agar tidak
terlalu terasa lelahnya pada saat menumbuk padi, namun juga
sebagai penguat tali silaturahmi dan gotong royong antar sesama
manusia.

Anda mungkin juga menyukai