Anda di halaman 1dari 19

BAB I

LANDASAN TEORITIS

1. Defenisi
Angina pektoris adalah suatu sindroma klinis yang ditandai dengan
episode atau peroksisma nyeri atau perasaan tertekan di dada depan.
(Brunner and Suddarth, KMB, Edisi 8, Volum 2, hal 779)
Angina pektoris adalah suatu sindrom klinis dimana pasien medapat
serangan sakit dada yang khasm yaitu seperti ditekan atau terasa berat di
dada yang sering kali menjalar ke lengan kiri.
(Saifoel Ahnur, Buku Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I, Edisi 3, hal 1082)
Angina pektoris adalah nyeri dada yang mencekang akibat iskemia
jantung.
(dr. Hendra T. Laksman, Kamus Kedokteran Revisi 2002, hal 16)

2. Anatomi Fisiologi
Anatomi

1
Fisiologi
Jantung adalah organ berupa otot, berbentuk kerucut, berongga dan
dengan basisnya di atas dan puncakya di bawah. Apeksnya (puncak)
miring ke sebelah kiri. Berat jantung kira-kira ± 300 gr.

Kedudukan jantung
Jantung berada di dalam toraks antara kedua paru-paru dan di
belakang sternum dan lebih menghadap ke kiri dari pada ke kanan.
Kedudukannya yang tepat dapat digambarkan pada kulit dada kita.
Sebuah garis yang ditarik dari tulang rawan iga ke-3 kanan, 2 cm dari
sternum ke atas tulang rawan iga ke-2 kiri 1 cm dari sternum, menunjuk
kedudukan basri jantung tempat pembuluh darah masuk dan keluar.

Struktur jantung
Ukuran jantung kira-kira sebesar kepalan tangan. Jantung dewasa
beratnya antara 220 – 260 gr. Jantung terbagi oleh semua septum atau
sekat menjadi 2 belah yaitu kiri dan kanan. Setiap belahan kemudian
dibagi lagi dalam 2 ruang yang disebut atrium dan ventrikel. Di setiap sisi
ada hubungan antara atrium dan ventrikel melalui lubang atrioventrikuler
dan pada setiap lubang tersebut terdapat katup. Yang kanan bernama
katup valvula trikurpidalis dan yang kiri katup mintral atau valvula
bikuipidalis. Katup artrioventrikuler mengizinkan darah mengalir hanya ke
satu jurusan yaitu dari atrium ke ventrikel dan menghindarkan darah
megalir kembali dari ventrikel ke atrium.
Jantung tersusun atas otot yang bersifat khusus dan terbungkus oleh
sebuah membran yang disebut perikardium. Perikardium terbagi 2 lapis
yaitu perikardium parietal dan peseral. Di sebelah dalam jantung dilapisi
oleh edotelium. Lapisan ini disebut endokardium (batasan dalam).
(Evelyn C. Pearce, Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis, hal 121 –
123)

2
3. Tipe Angina
 Angina Nonstabil (Agina Prainfark; Angina Kresendo)
Frekuensi, intensitas, dan durasi serangan angina meningkat secara
progresif
 Angina Stabil Kronis
Dapat diramal, konsisten, etrjadi saat latihan dan hilang dengan
istirahat
 Angina Nokturnal
Nyeri terjadi saat malam hari, biasanya saat tidur; dapat dikurangi
dengan duduk tegak. Biasanya akibat gagal ventrikel kiri.
 Angina Dekubitus
Angina saat berbaring
 Angina Refrakter atau Intraktabel
Angina yang sangat berat sampai tidak tertahan
 Angina Prinzmetal (Varian: Istirahat)
Yeri angina yang bersifat spontan disertai elevasi segmen ST pada
EKG. Diduga disebabkan oleh spasme arteri koroner. Berhubungan
dengan risiko tinggi terjadinya infark
 Iskemia Tersamar
Terdapat bukti obyektif iskemia (seperti tes pada stres) tetapi pasien
tidak menunjukkan gejala

4. Etiologi
Angina pektoris biasanya diakibatkan oleh penyakit jantung
ateroskerotik dan hampir selalu berhubungan dengan sumbatan arteri
koroner pertama.
Sejumlah faktor yang dapat menimbulkan nyeri angina:
 Latihan fisik dapat memicu serangan dengan cara meningkatkan O2
jantung

3
 Pajanan terhadap dingin dapat mengakibatkan pasokontriksi dan
peningkatan tekanan darah, disertai peningkatan kebutuhan O2
 Makan makanan berat aka meningkatkan aliran darah ke daerah
mesenterik untuk pencernaan. Sehingga menurunkan ketersediaan
suplay jantung
 Stres atau berbagai emosi akibat situasi yang menegangkan,
menyebabkan frekuensi jantung meningkat akibat pelepasan adrenalin
dan meningkatnya tekanan darah sehingga beban kerja jantung juga
meningkat
(Brunner and Suddarth, KMB, Edisi 8, Volum 2, hal 779)

4
5. Patofisiologi
Penimbunan lemak (lipid) dan jaringan abrous pada dinding arteri koroner

Penyempitan pembuluh darah koroner

Obstruksi / hambatan aliran darah miokard

Iskemia (berkurangnya kadar O2)

Mengubah metabolisme aerobik menjadi an-aerobik

Tertimbun asam laktat

pH sel menurun

Muncul efek hipoxia

Mengganggu fungsi ventrikel sinistra

Menurunnya fungsi ventrikel sinistra dapat mengurangi curah jantung. Dengan
berkurangnya jumlah curah jantung sekuncup (jumlah darah yang dikeluarkan setiap kali
jantung berdenyut)

Berkurangnya daya kontraksi dan gangguan gerak jalan / heremodinamik

Tekanan jatung kiri, tekanan akhir diastolik ventrikel kiri dan tekanan dalam paru-paru kiri
meningkat

Peningkatan ringan tekanan darah dan denyut jantung

Nyeri

(Brunner and Suddarth, KMB, Edisi 8, Volum 2, hal 779)

5
6. Manifestasi Klinis
 Nyeri bervariasi dari perasaan tertekan pada dada bagian atas,
sampai yeri yang menjalar
 Disertai dengan ketakutan hebat da perasaan terancam akan
kematian
 Biasanya retiosternal, jauh di dalam dada di belakang sternum atas
atau 1/3 tengah
 Seringkali setempat, dapat menjalar ke leher, rahang, bahu dan aspek
dalam, ekstremitas atas
 Sensasi tegang, rasa tertusuk / sensasi
 Perasaan lemah / kebas pada lengan, pergelangan tangan dan tangan
 Karakteristik penting dari nyeri angina adalah nyeri yang akan
menghilang ketika penyebab yang mencetuskannya dihilagkan
(Brunner and Suddarth, KMB, Edisi 8, Volume 2, 780)

7. Komplikasi
 Infark miokard
 Aritmia
 Gagal jantung
 Suddendeath (mati tiba-tiba)

8. Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksanaan medis angina adalah untuk menurunkan
kebutuhan oksigen jantung dan untuk meningkatkan suplai oksigen.
Secara medis tujuan ini dicapai melalui terapi farmakologi dan kontrol
terhadap faktor risiko. Secara bedah tujuan ini dicapai melalui
revaskularisasi suplai darah jantung melalui bedah pintas arteri koroner
atau angioplasti koroner transluminal perkutan (PTCA = percutaneous

6
transluminal coronary angioplasty), (didiskusikan di bawah). Biasanya
diterapkan kombinasi antara terapi medis dan pembedahan.
Seperti yang akan didiskusikan kemudian, terdapat beberapa
pendekatan yang akhir-akhir ini sering digunakan untuk revaskularisasi
jantung. Tiga teknik utama yang menawarkan penyembuhan bagi klien
dengan penyakit arteri koroner mencakup penggunaan alat intra koroner
untuk meningkatkan aliran darah, penggunaan laser untuk menguapkan
plak dan endarterektomi koroner perkutan untuk mengangkat obstruksi.
Penelitian yang bertujuan untuk membandingkan hasil akhir yang dicapai
salah satu atau seluruh teknik di atas, melalui bedah pintas koroner dan
PTCA sedang dilakukan. Ilmu pengetahuan terus dikembangkan untuk
mengurangi gejala dan kemunduran proses angina yang diderita pasien.

Terapi Farmakologi
Nitrogliserin. Senyawa nitrat masih merupakan obat utama untuk
menangani angina pektoris. Nitrogliserin diberikan untuk menurunkan
konsumsi oksigen jantung yang akan mengurangi iskemia dan
mengurangi nyeri augina.
Nitroglisenin adalah bahan vasoaktif yang berfungsi melebarkan baik
vena maupun arteria sehingga mempengaruhi sirkulasi perifer. Dengan
pelebaran vena terjadi pengumpulan darah vena di seluruh tubuh.
Akibatnya hanya sedikit darah yang kembali ke jantung dan terjadilah
penurunan tekanan pengisian (preload). Nitrat juga melemaskan arteriol
sistemik dan menyebabkan penurunan tekanan darah (penurunan
afterload). Semuanya itu berakibat pada penurunan kebutuhan oksigen
jantung, menciptakan suatu keadaan yang lebih seimbang antara suplai
dan kebutuhan.
Nitrogliserin biasanya diletakkan di bawah lidah (sub lingual) atau di
pipi (kantong bukal) dan akan menghilangkan iskemia dalam 3 menit.

7
 Pasien diminta tidak menggerakkan lidah dan jangan menelan ludah
sampai tablet nitroglisenin larut. Bila nyeri sagat berat, tablet dapat
dikunyah untuk dapat mempercepat penyerapan di bawah lidah,
 Sebagai pencegahan, pasien harus selalu membawa obat ini.
Nitrogliserin bersifat sangat tidak stabil dan harus disimpan dalam
botol gelap tertutup rapat. Nitrogliserin tidak boleh disimpan dalam
botol plastik atau logam.
 Nitrogliserin mudah menguap dan menjadi tidak aktif bila terkena
panas, uap, udara, cahaya dalam waktu lama. Bila nitrogliserin masih
segar, pasien akan merasa terbakar di bawah lidah dan kadang kepala
terasa tegang dan berdenyut. Persediaan nitrogliserin harus
diperbaharui setiap 6 bulan sekali
 Selain menggunakan dosis yang telah ditentukan, pasien harus
mengatur sendiri dosis yang diperlukan, yaitu dosis terkecil yang dapat
menghilangkan nyeri. Obat harus digunakan untuk mengantisipasi bila
akan melakukan aktivitas yang mungkin akan menyebabkan nyeri.
Karena nitrogliserin dapat meningkatkan toleransi pasien terhadap
latihan dan stres bila digunakan sebagai pencegahan (misal sebelum
latihan, menaiki tangga, hubungan seksual) maka lebih baik gunakan
obat ini sebelum rasa nyeri muncul.
 Pasien harus mengingat berapa lama kerja nitrogliserin dalam
menghilangkan nyeri, bila nyeri tidak dapat dikurangi dengan
nitrogliserin, harus dicurigai adanya ancaman terjadinya infark
miokardium.
 Bila nyeri menetap setelah memakai 3 (tiga) tablet sublingual dengan
interval 5 menit, pasien dianjurkan segera dibawa ke fasilitas
perawatan darurat terdekat.

Efek samping nitrogliseri meliputi rasa panas, sakit kepala berdenyut,


hipertensi dan takikardia. Penggunaan preparat nitrat long-acting masih

8
diperdebatkan. Isorbid dinitrat (isordil) tampaknya efektif sampai 2 jam bila
digunakan di bawah lidah, tetapi efeknya tidak jelas bila diminum peroral.
Salep Nitrogliserin Topikal. Nitrogliserin juga tersedia dalam bentuk
lanolin-petrolatum. Bentuk ini dioleskan di kulit sebagai perlindungan
terhadap nyeri angina dan mengurangi nyeri. Bentuk ini sangat berguna
bila digunakan pada pasien yang mengalami angina pada malam hari
atau yang harus menjalankan aktivitas dalam waktu cukup lama (misal
main golf) karena mempunyai efek jangka panjang sampai 24 jam. Dosis
biasanya ditingkatkan sampai terjadi sakit kepala atau efek berat terhadap
tekanan darah atau frekuensi jantung, kemudian diturunkan sampai dosis
tertinggi yang tidak menimbulkan efek samping tersebut. Cara pemakaian
salep biasanya dilampirkan pada kemasan. Pasien diingatkan untuk
selalu mengganti tempat yang akan dioleskan salep untuk mencegah
iritasi kulit.
Penyekat Beta-Adrenergik. Bila pasien tetap menderita nyeri dada
meskipun telah mendapat nitrogliserin dan merubah gaya hidup, maka
perlu diberikan bahan penyekat beta adrenergik. Propranolol hidroklorit
(Inderal) masih merupakan obat pilihan. Obat ini berfungsi menurunkan
konsumsi oksigen dengan menghambat impuls simpatis ke jantung.
Hasilnya terjadi penurunan frekuensi jantung, tekanan darah, dan waktu
kontraktilitas jantung yang menciptakan suatu keseimbangan antara
kebutuhan oksigen jantung dan jumlah oksigen yang tersedia. Hal ini
sangat membantu mengontrol nyeri dada dan memungkinkan pasien
bekerja atau berolah raga. Propranolol dapat diberikan bersama isorbid
dinitrat sub lingual atau oral untuk mencegah nyeri angina.
Propranolol dibersihkan oleh hati dengan kecepatan yang bervariasi,
tergantung pada masing-masing pasien. Biasanya diberikan dengan
interval 6 jam, efek sampingnya meliputi kelemahan muskuloskeletal,
bradikardia, dan depresi mental.

9
Bila propranolol diberikan, maka tekanan darah dan frekuensi jantung
harus dipantau (dengan pasien pada posisi tegak) 2 jam setelah
pemberian obat. Pemberian dapat dilakuka oleh anggota keluarga di
rumah atau oleh petugas kesehatan. Jika tekanan darah turun secara
mendadak, maka perlu diberikan vasopresor. Bila terjadi bradikardi berat,
atropin merupakan antidot pilihan. Juga penting diingat bahwa propranolol
dapat mencetuskan gagal jantung kongestif dan asma.

 Pasien diperingatkan untuk tidak berhenti minum propranolol secara


mendadak, karena ada bukti bahwa agina akan menjadi lebih parah
dan dapat timbul infark miokardium, bila obat ini dihentikan secara
mendadak.

Antagonis Ion Kalsium / Penyekat Kanal. Penyekat atau antagonis


kalsium memiliki sifat yang sangat berpengaruh pada kebutuhan dan
suplai oksigen jantung, jadi berguna untuk menangani angina. Secara
fisiologis, ion kalsium berperan di tingkat sel mempengaruhi kontraksi
semua jaringan otot dan berperan dalam stimulasi listrik pada jantung.
Antagonis / penyekat ion kalsium meningkatkan suplai oksigen jantung
dengan cara melebarkan dinding otot polos arteriol koroner dan
mengurangi kebutuhan jantung dengan menurunkan tekanan arteri
sistemik dan demikian juga beban kerja vetrikel kiri. Tiga antagonis /
penyekat ion kalsium yang biasanya digunakan adalah nifedipin
(Procardia), verapamil (Isoptin, Calan) dan diltiazem (Cardizem). Efek
vasodilatasi obat-obat tersebut, terutama pada sirkulasi koroner, berguna
untuk angina yang diakibatkan oleh vasospasme koroner (angina
prinzmetal).
Penyekat kalsium harus digunakan dengan sangat hati-hati pada
pasien gagal jantung karena obat ini akan menyekat kalsium yang
mendukung kontraktilitas. Hipotensi dapat terjadi pada pemberian intra

10
vena (IV). Efek samping lain yang bisa terjadi adalah konstipasi, distres
lambung, pusing, atau sakit kepala.
Antagonis / penyekat kalsium biasanya diberikan tiap 6 – 12 jam.
Untuk setiap individu dosis terapeutiknya berbeda.

11
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian
Aktivitas / istirahat
Gejala:
 Pola hidup mooton, kelemahan
 Kelelahan, perasaan tidak berdaya setelah latihan
 Nyeri dada bila kerja

Tanda:
 Dispnea saat kerja

Sirkulasi
Gejala:
 Riwayat penyakit jantung, hipertensi, kegemukan

Tanda:
 Takikardia, disritmia
 Tekanan darah normal, meningkat atau menurun
 Kulit / membran mukosa lembab, dingin, pucat pada adanya
vasokontriksi

Makanan / cairan
Gejala:
 Mual, nyeri ulu hati / epigastrium saat makan
 Diet tinggi kolesterol / lemak, garam, kafein, minuman keras

12
Tanda:
 Ikat pinggang sesak, distensi gaster

Integritas ego
Gejala:
 Stresor kerja, keluarga lain-lain

Tanda:
 Ketakutan, mudah marah

Nyeri / ketidaknyamanan
Gejala:
 Nyeri dada substernal, anterior yang menyebar ke rahang, leher, bahu,
dan ekstremitas atas (lebih pada kiri dan pada kanan)
 Faktor pencetus: nyeri sehubungan dengan kerja fisik atau emosi
besar seperti marah atau hasrat seksual
 Nyeri dada baru atau terus-menerus yang telah berubah frekuensi /
durasinya, karakter atau dapat diperkirakan

Tanda:
 Wajah berkerut, melatakkan pergelangan tangan pada midsternum,
memijit tangan kiri, tegangan otot, gelisah
 Respons otomatis, contoh: takikardi, perubahan TD

Pernapasan
Gejala:
 Dispnea saat kerja
 Riwayat merokok

13
Tanda:
 Meningkat pada frekuensi / irama dan gangguan kedalaman.
(Marilynn E. Doenges, Edisi 3, EGC, hal 73 – 74)

2. Diagnosa Keperawatan
DX 1
Nyeri berhubungan dengan memburuknya kondisi pasien ditandai dengan
perilaku distraksi pasien seperti menangis, gelisah, merintih, mondar-
mandir

Tujuan:
Mengurangi rasa nyeri

Intervensi Rasional
 Anjurkan pasien untuk  Nyeri dan penurunan curah
memberitahu perawat dengan jantung dapat merangsang
cepat bila terjadi nyeri dada sistem saraf simpatis untuk
mengeluarkan sejumlah besar
norepinefrin

 Kaji dan catat respons pasien /  Memberikan informasi tentang


efek obat kemajuan penyakit

 Tinggikan kepala tempat tidur  Memudahkan pertukaran gas


bila pasien napas pendek untuk menurunkan hipoksia dan
napas pendek tulang

 Pantau kecepatan / irama  Pasien angina tidak stabil


jantung mengalami peningkatan
disritmia yang mengancam

14
hidup secara akut, yang terjadi
pada respons terhadap iskemia
dan / atau stress

DX 2
Penurunan curah jantung berhubungan dengan gangguan pada
frekuensi / irama dan konduksi elektrikal ditandai dengan perubahan
pembacaan hemodinamik, dispnea dan gelisah.

Tujuan:
Menurunkan kerja jantung

Intervensi Rasional
 Pantau tanda vital, contoh:  Takikardi dapat terjadi karena
frekuensi jantung, TD nyeri, cemas, hipoksemia dan
menurunnya curah jantung.
Perubahan yang terjadi pada TD
(hipertensi atau hipotensi)

 Dorong pelaporan cepat adanya  Intervensi sesuai waktu


nyeri untuk upaya pengobatan menurunkan konsumsi oksigen
sesuai indikasi dan kerja jantung dan mencegah
/ meminimalkan komplikasi
jantung

 Mempertahankan tirah baring  Menurunkan konsumsi oksigen /


pada posisi nyaman selama kebutuhan menurunkan kerja
episode akut miokard dan risiko
dekompensasi

15
 Catat warna kulit dan adanya  Menurunkan perfusi otak dapat
kualitas nadi menghasilkan perubahan
sensorium

DX 3
Ansietas berhubungan dengan kasus situasi, gangguan citra /
kemampuan, ancaman terhadap / perubahan status kesehatan ditandai
dengan ketakutan, gelisah, citra diri sebagai orang yang berpengaruh
pada keluarga / masyarakat yang takut mati sebagai kenyataan.

Tujuan:
 Mengatakan kesadaran perasaan ansietas dan cara sehat sesuai
 Mengatakan masalah tentang efek penyakit pada pola hidup, posisi
dalam keluarga dan masyarakat

Intervensi Rasional
 Jelaskan tujuan kesehatan dan  Menurunkan cemas dan takut
prosedur, contoh tes stress terhadap diagnosa dan
prognosis

 Tingkatkan ekspresi perasaan  Perasaan tidak diekspresikan


dan takut contoh menolak, dapat menimbulkan kekacauan
depresi dan marah internal dan efek gambaran diri

 Dorong keluarga dan teman  Meyakinkan pasien bahwa


untuk menganggap pasien peran dalam keluarga dan kerja
seperti sebelumnya tidak berubah
 Beritahu pasien program medis  Mendorong pasien untuk
yang telah dibuat untuk mengontrol kenaikan gejala
menurunkan / membatasi (contoh: tak ada agina dengan

16
serangan akan datang dan tingkat aktivitas tertentu) untuk
meningkatkan stabilitas jantung meningkatkan kepercayaan
pada program medis dan
mengintegrasikan kemampuan
dalam persepsi diri

DX 4
Kurang pengetahuan, mengenai kondisi, kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan informasi kurang akurat, tidak mengenal sumber
informasi ditandai dengan adanya pertanyaan minta informasi, pernyataan
masalah, tidak akurat dalam mengikuti instruksi.

Tujuan:
 Mengatakan pemahaman kondisi / proses penyakit dan pengobatan
 Berpartisipasi dalam program pengobatan

Intervensi Rasional
 Dorong untuk menghindari  Dapat menurunkan insiden /
faktor / situasi sebagai pencetus beratnya episode iskemik
episode angina, contoh stres
emosional, kerja fisik, makan
terlalu banyak / berat, terpajan
pada suhu lingkungan ekstrim

 Dorong pasie untuk mengikuti  Takut terhadap pencetus


program yang ditentukan serangan dapat menyebabkan
pencegahan untuk menghindari px menghindari partisipasi pada
kelebihan aktivitas yang telah dibuat untuk
meningkatkan perbaikan

17
 Bantu pasien / orang terdekat  Langkah penting pembatasan /
untuk mengidentifikasi sumber mencegah serangan angina
fisik dan stres emosi dan
diskusikan cara yang dapat
mereka hindari

 Tekankan pentingnya mengecek  Obat yang dijual bebas


dengan dokter kapan mempunyai potensi
menggunakan obat-obat yang penyimpangan
dijual bebas

DAFTAR PUSTAKA

Brunner and Suddarth, Keperawatan Medikal Bedah, 2001, Volum 2, Edisi


8, Jakarta, EGC.

18
Doenges Marilynn E, dkk, Rencana Asuhan Keperawatan, 1999, Jakarta,
EGC.
Laksman Hendra T, Kamus Kedokteran, 2003, Jakarta, Djambatan.
Noer H. M. Syaifoellah, dkk, Ilmu Peyakit Dalam, 1999, Jakarta, Balai
Penerbit FKUI.
Pearce Evelyn C, Anatomi Dan Fisiologis Untuk Paramedis, 1999, Jakarta,
PT. Gramedia Pustaka Utama.

19

Anda mungkin juga menyukai