PERIODONSIA
STATUS PASIEN
Nama Pasien : Mokhamad Irwan Umur : 25 tahun
Pekerjaan : Guru SMP dan SMA Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jl. Awiligar No. RM : 2013-11035
Agama : Islam
Menikah/ Belum : Belum menikah
Tanggal Pemeriksaan : 13 Maret 2017
KELUHAN UTAMA
Pasien laki-laki umur 25 tahun datang dengan keluhan gigi depan bawah terasa goyang sejak satu
minggu lalu. Pasien juga mengeluh jika minum dingin gigi terasa ngilu. Pasien tidak merokok,
tidak mempunyai riawayat alergi dan tidak sedang menggunakan obat-obatan.
7. Pemeriksaan khusus
Darah Penderita Normal Kesimpulan
HB 15.8 14,0-17.5 Normal
Leukosit 5.14 4.5-11 Normal
Eritrosit 5.41 4.5-5.9 Normal
LED 9 mm/jam <15 mm/jam Normal
Jumlah trombosit 198 150-450 Normal
Masa perdarahan/ BT 2 menit 5 menit Normal
Masa pembekuan/ CT 9 menit 15 menit Normal
Glukosa puasa 93 <100 Normal
Glukosa 2 jam PP 80 <140 Normal
Golongan darah O
10. Oklusi
a. Kontak prematur :-
b. Faset permukaan
Atrisi :-
Abrasi :-
Erosi :-
c. Gigi tidak beraturan : diastema
Kunjungan :1
Tanggal Periksa : 13 maret 2017
Persentase : 55/132 x 100% = 49 %
Kunjungan :2
Tanggal Periksa : 6 april 2017
Persentase : 14/132 x 100%= 10.4%
Kunjungan :3
Tanggal Periksa : 18 januari 2016
Persentase : 8,3%
Catatan Keadaan Intra Oral
Maksila Facial
Gigi 18 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27 28
Mobility
Kunjungan UE 737 636 525 523 324 423 333 323 323 333 233 315 535 643 UE
1
Kunjungan UE 636 535 424 423 324 423 334 325 423 334 234 416 535 543
2
Kunjungan
3
BOP
Maksila Palatal
Gigi 18 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27 28
Mobility
Kunjungan UE 635 434 222 323 322 213 214 213 213 312 313 313 315 514 UE
1
Kunjungan UE 535 434 314 322 313 313 324 413 312 213 313 313 315 514 UE
2
Kunjungan
3
BOP
Mandibula Facial
Gigi 48 47 46 45 44 43 42
41 31 32 33 34 35 36 37 38
Mobility 1
Kunjungan UE 224 423 313 323 324 323 311 323 313 222 122 222 333 322 UE
1
Kunjungan UE 224 423 333 313 322 222 424 514 552 232 212 232 333 232 UE
2
Kunjungan
3
BOP
Mandibula Lingual
Gigi 48 47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37 38
Mobility 1
Kunjungan UE 424 423 313 323 324 323 311 323 313 222 122 222 333 322 UE
1
Kunjungan UE 426 423 333 232 222 212 334 332 212 322 213 333 333 323 UE
2
Kunjungan
3
BOP
Pembimbing Diskusi
Istilah bruxism berasal dari kata Greek (brychein), yang berarti to gnash the teeth atau
mengerotkan gigi-gigi. Fenomena bruxism yang tercatat yaitu kira-kira pada 600-200 BC, dan
konsep ini dinyatakan oleh Olkinura1 (1972), Faulkner1 (199a) dan Sjoholm (1995). Fenomena
bruxism telah mempengaruhi banyak orang di seluruh dunia. Di Amerika Serikat diduga
sebanyak 45 juta orang memiliki tanda dan gejala dari bruxism (sewaktu tidur) dan 20% dari
penduduk mengalami bruxism sewaktu bangun. Prevalensi bruxism berkisar antara 14% - 20%
pada anak-anak, 5% - 8% pada orang dewasa dan menurun menjadi 3% pada orang usia diatas
60 tahun3. Tidak terdapat perbedaan predileksi jenis kelamin, artinya bruxism dapat dialami oleh
baik laki-laki maupun perempuan4. Kebanyakan dari mereka tidak memperhatikan kondisi
bruxism ini. Biasanya anggota keluarga yang lebih memperhatikan dan memberitahukan keadaan
tersebut karena merasa terganggu dengan suara yang dikeluarkan oleh penderita bruxism yang
mengerotkan gigi-giginya.
Bruxism adalah aktivitas parafungsi oklusal. Fenomena bruxism yang merujuk pada keadaan
yaitu mengerotkan gigi-gigi (grinding) atau mengatupkan dengan keras rahang atas dan bawah
(clenching). Definisi bruxism menurut The Academy of Prosthodontics, 2005 yaitu parafunsional
grinding dari gigi-gigi, suatu kebiasaan yang tanpa disadari dan berulang atau tidak beraturan
(spasmodik), non fungsional grinding atau clenching, selain dari gerakan pengunyahan
mandibula yang akan mengarah ke trauma oklusal, situasi ini disebut pula sebagai neurosis
oklusal. Sedangkan definisi bruxsim menurut American Academy of Orofacial Pain, 2008
bruxism adalah diurnal or nocturnal parafunctional activity that includes clenching, bracing,
gnashing and grinding of teeth. Bruxism pada saat tidur berbeda pada saat bangun yaitu tanpa
umumnya tanpa grinding, keadaan ini biasanya berhubungan dengan kebiasaan atau tic.
Apakah bruxism hanya manifestasi ekstrim dari aktivitas physiologis belum diketahui secara
jelas. Dengan kata lain bahwa apakah bruxism merupakan manifestasi motorik aktivitas
orofasial/oromandibular yang berulang dan sangat intens (kekuatan) daripada suatu keadaan
patologis yang khusus. Sejak beberapa dekade yang lalu, pencarian etiologi dan physiologi
bruxism terbatas hanya pada faktor mekanis (oklusi) dan adoptif atau perilaku maladaptif (stres)
dan pada kasus yang ekstrim disfungsi medis dari dopamine. Berbagai investigasi terbaru telah
Gambar 1. Evolusi dari etiologi dan patophysiologi dari bruxism (lingkaran = teori lama; panah
= teori baru). GABA == gamma-aminobutyric acid.
Adanya konsep bahwa oklusi gigi berperan dalam genesis bruxism berdasarkan observasi klinis
sejak pertengahan abad 21. Walaupun telah dikenal peran oklusi dalam rehabilitasi sempurna
seluruh mulut atau ortodonti, tampak masih adanya kekurangan bukti yang meyakinkan
pemakaian terapi oklusal untuk mengatasi bruxism, prakteknya tetap kontroversial6. Hasil
dengan kelainan temporomandibular atau sakit orofasial dan tidak secara nyata meningkatkan
frekuensi aktivitas elektromyogram (EMG) maseter pada subjek perempuan muda sehat 7. Sangat
penting diketahui, klinisi cenderung lupa bahwa gigi berkontak bukan suatu aktivitas yang
dominan selama periode 24 jam. Gigi-gigi berkontak kira-kira 17,5 menit dalam periode 24 jam 8.
Hasil dari berbagai studi laboratoris tentang tidur, diperkirakan bahwa bruxism berhubungan
dengan aktivitas otot maseter hanya kira-kira 8 menit dari periode tidur yang sempurna yang
1. Terjadinya kerusakan jaringan keras gigi (tooth wear) berupa atrisi, abfraksi, dan pit oklusal,
sehingga menyebabkan hipersensitivitas pada gigi (dapat berlanjut hingga terjadinya
kelainan pulpa)
2. Kerusakan jaringan periodontal, kegoyangan gigi, terbentuknya bony ridges, iritasi pada
mukosa bukal, dan adanya penampakan scalloped tongue
4. Nyeri pada otot-otot sistem pengunyahan, hipertrofi otot masseter dua sisi (pada bruxers
kronis), hingga terjadinya sakit kepala / temporal headache (terutama saat bangun tidur)
5. Kelainan pada sendi Temporomandibula (TMJ), seperti pembukaan mulut terbatas, kliking,
krepitasi, dan locking pada rahang.
Beberapa etiologi atau faktor penyebab terjadinya bruxism adalah stres emosional atau
psikologis, ketidakharmonisan oklusi (adanya gigi hilang yang tidak diganti atau restorasi
berlebih / overhang atau jenis restorasi keramik / porselen), dan adanya kelainan pada TMJ.
Terapi
Berdasarkan Singh (2007) dan Rosenthal (2007) penatalaksanaan bruxism dapat dilakukan
dalam beberapa tahapan yaitu:
1) Obat seperti vapocoolant (etil klorid) untuk nyeri pada TMJ, injeksi anestesi lokal pada area
TMJ untuk menganastesi otot-otonya,dan obat penenang serta obat pengurang ketegangan
otot.
2) Bila penyebab utama dari bruxism adalah stress. Cobalah untuk mencari tahu apa yang
mungkin membuat pasien stress dan membantu mereka menghadapinya. Konsultasi dengan
psikolog merupakan salah satu hal yang dapat membantu dalam menghilangkan kebiasaan
buruk ini.
3) Occlusal adjusment untuk mengoreksi rahang ke keadaan relaks selama pergerakan
fisiologis. Dapat pula disertai dengan bite plane.
4) Restorasi dimensi vertikal yang hilang dengan pembuatan mahkota.
5) Bite plane/occlusal splint/bite guards merupakan pembimbing bidang oklusal,biasanya
terbuat dari resin akrilik dan didesain menutupi seluruh permukaan oklusal dan insisal gigi.
Bite Plane/occlusal splint yang dapat digunakan menurut Rosenthal (2007) adalah :
a. Full-mouth occlusal splint
Alat ini kurang dianjurkan karena ukurannya relatif besar dan membutuhkan beberapa
waktu kunjungan untuk melakukan penyesuaian yang diperlukan dalam rangka mencapai
hubungan simultan pada semua gigi yang berlawanan untuk menghambat terjadinya
bruxism.
b. Anterior splints
Alat ini dihunakan untuk mencegah gigi posterior tidak menyentuh permukaan oklusal
pada saat terjadi gerakan mandibula. Anterior splints memerlukan waktu kunjungan yang
minimal, karena kontak dengan hanya 2 sampai 4 gigi saja yang diperlukan untuk
mencapai efek penghambatan pada bruxism.
c. Night Guard/Occlusal guard
Merupakan plat yang dibuat untuk menutupi permukaan oklusal gigi. Alat ini dipakai
ketika tidur untuk menghentikan kebiasaan bruxism dan clenching habit ketika tidur,
melindungi gigi dan mengurangi penyebab primer dari mobilitas gigi (Rahmadhan, 2009;
Finn, 2003; Bishara,2001).
Ketiga alat diatas bersifat terapeutik disebabkan karena efek “bite raising” yakni mampu
mengurangi ketegangan otot secara pasif. Pada individu yang bruxism, alat ini dapat mengurangi
penggunaan alat prostetik dan mampu mengurangi kontak gigi yang berperan sebagai pencetus
terjadinya bruxism. Jika terdapat splinting otot pada bruxism, maka intensitas bruxism dapat
menurun setelah nyerinya dikurangi dengan penggunaan occlusal guard (Singh 2007).
Simpulan
Bruxism janganlah dipertimbangkan sebagai sesuatu yang terisolasi hanya pada masalah
anatomi gigi saja. Bruxism sebaiknya dikategori sebagai suatu kelainan yang berhubungan
dengan tidur, dengan gigi-gigi dan implikasinya pada otot pengunyahan. Pemakaian obata-
Mengurangi faktor yang dapat mempengaruhi bruxism seperti merokok, obat-obatan, alkohol
serta mengendalikan perilaku. Alat intra oral seperti bite splint digunakan untuk melindungi
struktur gigi dari keausan akibat bruxism, keausan struktur gigi yang berkepanjangan
mengurangi aktivitas otot pengunyahan malam hari (pada saat tidur) sehingga perlu
Fungsi :
1. Menanggulangi pola aktifitas otot abnormal
2. Melindungi gigi dari atrisi
3. Melindungi otot
4. Memperbaiki ketidakharmonisan oklusi
Etiologi :
1. Faktor psikologis (stress, emosional)
2. Faktor lokal (missing teeth, gigi impaksi, maloklusi, tambalan terlalu tinggi)
3. Faktor sistemik (epilepsy, meningitis
1. Oklusi : dimensi vertikal saat istirahat sebelum dan sesudah pemakaian nightguard
2. Stabilisasi : nightguard tidak terangkat pada salah satu sisi jika sisi berlawanannya ditekan
5. Semua gigi RB berkontak dengan permukaan night guard dan tidak ada sangkutan
(interference) pada saat gerakan ke lateral kanan-kiri dan ke anterior-posterior.
3. Pola lilin
5. Pemolesan
6. Insersi
7. Kontrol 1 minggu
8. Kontrol 1 bulan