Anda di halaman 1dari 8

PENDAHULUAN

Pengertian Logika

Ilmu logika merupakan perangkat metodis, yang bila di ikuti maka akan melindungi pikiran dari
kesalahan berpikir. Perangkat metodis artinya undang-undang dalam berpikir benar yang berlaku
universal bagi setiap manusia. Atau penjelasan sifat berpikir manusia dan fisiologi kerja akal.

Objek logika

Objek ilmu yaitu poros tempat berputarnya masalah-masalah ilmu. Objek kajian logika yaitu
defenisi (apa?) dan argumentasi (bagaimana?)

Defenisi adalah ilmu yang di gunakan untuk memperoleh gambaran sesuatu secara lengkap dan
utuh. Contoh apa defefenisi hukum, perbuatan hukum Dll. Untuk memperoleh gambaran tersebut
kita membutuhkan defenisi, dan ilmu logika akan mengajari kita bagaimana membuat defenisi
yang benar dan defenisi lengkap.

Argumentasi yaitu ilmu yang di gunakan untuk memperoleh pengetahuan yang di dalamya
mengandung penilaian benar atau salah. Contoh kenapa perbuatan mencuri dikategorikan
8perbuatan salah?. Untuk menjawab itu membutuhkan argumentasi hukum yang berangkat dari
kaidah umum ke kaidah khusus.

Tujuan dan kegunaan logika

Tujuan mengkaji ilmu logika adalah megetahui kaidah kaidah umum dalam berpikir benar, hal
ini di lakukan dengan mengenali metode metode sahi yang dapat mengantarkan dan membuat
defenisi dan argumentasi benar.

Orang yang mau sekedar mengetahui hukum, tidak perlu belajar logika, namun yang mau jadi
ahli hukum, dan praktisi profesional harus belajar logika. Seperti seseorang yang hanya ingin
duduk di tepi pantai maka tidak perlu belajar berenang. Namun yang ingin menceburkan diri ke
laut, ia perlu belajar berenang.

1. KATEGORI EKSISTENSI

Kategori eksistensi bertujuan untuk mengigatkan kembali bahwa kita berhubungan dalam
kehidupan sehari hari dengan empaat eksistensi,, dua tingkat bersifat hakiki (tidak berbeda
dengan perbedaan person), dan dua tingkatan lainya bersisat konfensional (mungkin berbeda
karena perbedaan person).

Kategori bersifat hakiki :

a. Eksistensi sesuatu atau objek di luar pikiran yang disebut realitas eksternal atau fakta.
Contoh buku, pulpen, gunung, jalan, mobil.

b. Eksistensi sesuatu atau objek dalam pikiran, yang disebut wujud mental, atau bentuk
bentuk yang di ketahui, atau ngambaran gambaran dalam pikiran kita atau konsep.
Contoh gambaran buku, gambaran pulpen, gambaran rumah (gambaran yang di maksud
yaitu sesuatu yang masih tersimpan akal kita walaupun kita suda tidak mengindrai lagi)
inilah yang biasa di sebut pengetahuan.

Tingkatan bersifat konfensional :

a. eksistensi objek sebagai kata (lafaz) yang disebut wujud ferbal. yang biasanya dibagi dua,
yaitu kata yang mengandung makna contoh "kuda" dan kata yang tidak mengandung
makna contoh "ukad". Kata memiliki makna mengacu pada konsep.
b. Eksistensi objek dalam tulisan yang disebut wujud tulisan. Yaitu susunan dari huruf huruf
yang megandung makna.

Realitas eksternal siperlawankan dengan realitas internal (konsep) dan eksisitensi konvensional
(kata dan tulisan). Umumnya pakar logika membagi realitas eksternal terdiri dari subtansi dan
aksiden.

Subtansi adalah sesuatu yang mengada tampa membutuhkan yang lain. Sedangkan aksiden
adalah sesuatu yang mengada membutuhkan yang lain. Contoh pohon sebagai subtansi
sedangkan warna, tinggi, rendah adalah aksiden. Subtansi pohon dengan sendirinya ada, namun
warna tidak mingkin bisa ada kalau tidak ada pohonya. Karena warna menempel pada subtasi
pohon. Jadi subtansi disamakan dengan hakikat atau esensi sesuatu.

kerangka logika subtansi aksiden dapat kita pake dalam menjelaskan hakekat hukum. menurut
sy,dari sinilah teori teori lahir dan antara satu pakar dengan pakar yang lain terjadi pertentangan.
Ada yang menjawab subtansi hukum adalah keadilan, kepastian, kemanfaatan, yang tertulis, apa
yang berkembang dalam kehidupan masyarakat, putusan pengadilan Dll. Sedangkan aksidenya
ada yang menemptkan yaitu UU, penegak hukum, budaya hukum, kesadaran hukum Dll.

1. Konsepsi dan eksitensi

KONSEP adalah bentuk bentuk dalam pikiran, sedangkan eksistensi adalah setiap sesuatu yang
padanya bisah diterapkan konsep.

2. Pembagian konsep dari cara memperolehnya.

a. Pengetahuan dengan kehadiran yaitu pengetahuan yang didapatkan secara langsung


tampa perantaraan konsep. Contoh sakit, rindu, lapar. Yang bisanya disebut ilmu huduri.

b. Pengetahuan dengan representasi yaitu pengetahuan dengan perantaraan konsep konsep,


yakni terbayangnya suatu objek diluar pikiran. Pengetahuan dengan. Representasi dibagi
dalam tiga tingkatan

1) Persepsi indrawi yaitu kehadiran gambaran objek yang terindra dan konkret pada
pikiran ketika berhadapan atau berhubungan dengan objek tersebut melalui salah satu
pancaindra.

2) Persepsi imajinatif yaitu kehadiran gambaran objek yang terindra dan kokrit pada
pikiran, tetapi bukan dalam keadaan berhadapan, melainkan setelah objek tersebut
terputus dari indra.

3) Persepsi rasional yaitu mempersepsi konsep konsep universal yang nonmatri dan efek
efeknya, seperti konsep keadilan dan kebebasan, konsep manusia sebagai hewan yang
berpikir. Persepsi rasional ini yang akan menjadi pokok bahsan utama kedepan.

3. Pembagian persepsi rasional

a. Pengetahuan partikular yaitu serangkain gambaran yang tak dapat diterapkan kecuali
pada satu hal. Seperti gambaran kita mengenai pribadi pribadi tertentu, hasan ratih,
ahmud kota, negara dan gunung tertentu.

b. Konsep universal yaitu konsep yang dapat diterapkan pada beberapa objek. Seperti
"segitiga itu begini", "lingkaran itu begitu" "hukum perdata itu begini", atau "kota itu
harus begini atau begitu". Konsep universal ini merupakan tanda perkembangan dan
kesempurnaan manusia diantara mahluk bernyawa lainya.
4. Tingkatan persepsi rasional

a. Pengetahuan Konsepsi (tasawwur) yaitu pengetahuan tampa penilaian, penagkapan suatu


objek tampa menilai objek tersebut.contah pengetahuan tentang panas, cahaya, contoh
dalam hukum praduga tak bersalah masuk kategori ini. Inilah menjadi pintu masuk dari
objek logika yaitu defenisi.

b. Pengetahuan penilaian (tashdik) yaitu pengetahuan yang mengandung penilaian. Ada


kalanya pikiran kita menghukumi ada atau tidaknya hubungan antara suatu hal tersebut
dengan lainya. Contoh hawa itu panas, hawa itu tidak panas, kebanaran itu baik. Dalam
konteks hukum putusan hakim masuk dalam kategori ini. Pokok bahasan ini betkaitan
dengan argumentasi.

5. Ketaktahuan dan bagian bagianya.

Ketaktahuan adalah lawan dari pengetahuan yaitu ketiadaan pengetahuan. Ketaktahuan


konseptual tidak memahami dan mengkonsepsikan makna. Ketaktahuan penilaian jiwa tidak
menetapkan penilaian atas pengetahuan. Ketaktahuan dibagi dua bagian sebagai berikut:

a. Ketak tahuan sederhana yaitu tidak adanya pengetahuan tentang realitas disertai
kesadaran terhadap ketaktahuanya.

b. Ketaktahuan konpleks yaitu tidak adanya pengetahuan tentang realitas disertai tidak
adanya kesadaran terhadap ketaktahuanya, bahkan meyakini bahwa ia mengetahuinya.

Manusia tidak tidak dapat dilepaskan dari kata dengan tulisan yang biasanya kita sebut bahasa,
bahasa ini digunakan untuk saling berdialog serta bertukar pandangan dan pemikiran.Karena itu,
kesamaran dan ketakkenalan terhadap istilah istilah ini bisa menyebabkan banyak keraguan yang
muncul dibeberapa disiplin ilmu, terutama ilmu ilmu yang berhubungan denga ilmu rasional
seperti hukum. Bahkan kenyataan ini tengah menghinggapi kalangan masyarakat dan terpelajar
zaman sekarang yang tidak lagi mengenal bahasa logika. Contoh baru baru ini, perdebatan media
sosial tentang apa bedanya mudik dengan pulang kampung, dalam ilmu logika ini telah
terselesaikan. Untuk teorinya kita akan bahas minggu depan. Untuk pertemuan ini kita akan
bahas korelasi antara kata dengan makna

TANDA

Defenisi TANDA adalah perpindahan pikiran dari membayangkan objek tertentu ke


membayangkan objek lain yang memiliki hubungan diantara keduanya. Objek pertama disebut
PENANDA, yang kedua disebut PETANDA. Proses perpindahan pikiran dari PENANDA ke
PETANDA di sebut TANDA.

PEMBAGIAN TANDA

pembagian tanda muncul akibat keragaman dalam sifat hubungan sifat penanda dan petanda,
maka tanda terbagi menjadi tiga bagian.

1. Tanda rasional yaitu tanda yang bersumber dari korelasi rasional di antara petanda dan
penanda. Salah satunya adalah sebab dan yang lain merupakan akibat. Contoh cahaya siang
menandakan adanya matahari.

2. Tanda natural, yaitu tanda yang bersumber dari korelasi antara penanda dan petanda yang
disebabkan sifat dasar atau tabiat. Contoh seperi suara batuk menandakan sakit pada
tenggorokan.

3. Tanda konvensional, yaitu tanda yang bersumber dari korelasi antara penanda dan petanda
yang disebabkan oleh pertimbangan kesepakatan (konvensi). Yang terbagi sifat penanda
yang terbentuk dua bagian.
a. Verbal yaitu tanda yang bersumber dari korelasi konvensional diantara kata dan makna.
Dalam ilmu pengetahuan terutama hukum, kita selalu berhubungn dengan kata yang
mengandung makna tertentu. Makna ini hanya dapat dipahami oleh orang orang yang
belajar hukum. Contoh kata pencurian berbeda makna dengan penggelapan. Kata
persinahan berbeda dengan pencabulan.

b. Non-verbal seperti penunjukan marka jalan pada tujuan pembuatanya.

PEMBAGIAN TANDA VERBAL

Tanda verbal berdasarkan penunjukan verbal terhadap makna terbagi dalam tiga bagian

a. Korespondensi yaitu ketika kata menandakan keseluruhan makna, seperti kata buku
menandakan seluruh makna secara utuh.

b. Kandungan yaitu ketika kata menandakan sebagian makna yang dimaksud seperti kata
buku merah menandakan sampul warna merah.

c. Kelaziman yaitu ketika kata menandakan makna lain yang bukan makna yang sebenarnya
karena ada kaitan diantara kedua makna tersebut. Contoh yang tertawa menandakan
manusia.

EMPAT RELASI

1. Hubungan sama (ekuivalensi), yaitu relasi antara dua konsep yang dapat diterapkan satu
sama lain dalam objek objeknya. Misalnya, konsep "manusia" dan konsep "yang
berpikir" karena konsep "manusia" dapat diterapkan pada semua konsep "yang berpikir".
Demikian pulah sebaliknya konsep "yang berpikir" dapat diterapkan pada "manusia".
Keduanya dapat digambarkan dengan dua lingkaran yang benar benar bersesuaian.

2. Hubungan beda (Diferensi) yaitu relasi antara dua konsep yang diantara keduanya tidak
ada persinggungan dengan objeknya. Contohnya, konsep "manusia" dan "konsep "batu".
Keduanya dapat digambarkan dengan dua yang berdekatan tampa ada persinggungan di
antara keduanya.

3. Hubungan umum dan husus mutlak, Yaitu relasi antara dua konsep yang salah satunya
dapat diterapkan pada semua abjek yang tetapi ada kelebihan, sedangkan yang lain hanya
dapat diterapkan pada sebagian objek yang pertama. Misalnya, konsep "hewan" dan
konsep "manusia" kerena konsep "hewan" dapat diterapkan pada semua konsep
"manusia" tetapi berlebih, sedangkan konsep "manusia" hanya dapat diterapkan pada
sebagian objek "hewan" yaitu objek "manusia" itu sendiri. Hal ini dapat digambarkan
dengan dua lingkaran, yang salah satunya berada dilingkaran yang lain.

4. Hubungan umum dan husus dari satu sisi, Yaitu relasi antara dua konsep yang masing
masing dapat diterapkan pada sebagian objek yang lain. Artinya, masing masing konsep
bersinggungan pada sebagian objek, dan masing masing konsep itu juga dikhususkan
dengan objek objek yang tidak dapat diterapkan pada objek yang lain. Misalnya, konsep
"burung" dan konsep "putih". Hal ini dapat digambarkan dengan dua lingkaran yang
saling bersinggungan pada sebagian masing masing.

LIMA KONSEP UNIVERSAL

Suatu konsep universal dalam pikiran mana pun, ketika tidak jelas dengan sendirinya, sehingga
kita ingin mendefenisikanya dengan konsep lain yang lebih jelas, maka dua hal yang dapat kita
lakukan. Pertama kita mendefenisikanya dengan konsep internal di dalam hakikat (realitas) yang
membentuknya. Kedua kita mendefenisikanya dengan konsep eksternal di luar hakekat yang
menjadi aksiden baginya. Masing masing konsep esensial maupun konsep aksidental ada yang
bersifat umum dan ada yang bersifat khusus.

1. KONSEP INTERNAL (ESENSIAL)

maksud dari esensi sesuatu adalah hakekat sesuatu atau konponen yang membentuk sesuatu,
kalau komponen sesuatu itu tidak ada maka sesuatu itu tidak terbentuk. Sementara esensial
adalah makna universal yang membentuk esensi sesuatu, tetapi makna tersebut bukan berasal
dari luar esensi. Permisalanya esensi sesuatu seperti dinding dan atap bagi rumah, rumah tidak
terbantuk tanpa ada komponen dinding dan atap.Esensial terbagi dalam tiga bagian:

a. Spesies yaitu esensi dan hakikat sesuatu yang utuh jika dihubungkan dengan satuan
satuanya, seperti manusia dalam itanya dengan zaid, umar, dan bakar ia adalah konsep
tersusun dari bagian bagian.

b. Genus merupak unsur pokok merupakan bagian pembentuk hakikat yang memiliki
kesamaan antara hakikat tersebut dan hakikat hakikat lainya. Misalnya "hewan" jika
dihubungkan dengan satuan satuanya, antara lain manusia, kuda, dan sapi.

c. Diferensia merupakan unsur pokok merupakan bagian pembentuk hakikat yang hanya
dikhususkan baginya, tidak pada yang lain. Misalnya, "yang berpikir" kaitanya esensi
manusia, dan "yang meringkik" dalam kaitanya dengan kudah.

2. KONSEP EKSTERNAL (AKSIDENTAL)

Aksidental yaitu adalah makna yang ditambahkan pada esensi dan bersandar padanya setelan
esensi itu terbentuk dengan semua esensialnya. Seperti hiasan dan desain interior yang
ditambahkan dalam rumah setelah ruma tersebut seteh selesai dibangun. Konsep biasa juga
disebut sifat sifat sesuatu. Terbagi dalam dua bagian

a. Aksiden umum yaitu makna aksidental yang dijadikan predikat pada suatu spesies dan
spesies lainya, seperti "berjalan" dalam kaitanya dengan . Manusia, sapi, kuda. "tumbuh"
kaitanya dengan mangga, pisang, bambu. Dan lain lain.

b. Aksiden husus yaitu makna aksidental yang dikhususkan bagi suatu spesies dan tidak
dijadikan predikat bagi spesies lainya, seperti "tertawa" dan "yang menulis" dalam
kaitanya dengan manusia.

Kesimpulan

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa makna makna ini, yang disebut lima konsep
universal terbagi dalam dua bagian, yaitu aksiden umum dan aksiden husus. Dari lima
makna universal ini terbentuk materi materi defenisi insyaallah akan kita jelaskan pada
penjelasan selanjutnya.

DEFENISI

Defenisi merupakan instrumen penghasil konsepsi, yakni instrumen yang digunakan untuk
mengonsepsikan sesuatu sehingga kita mengenali konsep konsep detailnya secara benar. Fungsi
defenisi menjelaskan cara memilih materi materi yang diperlukan dalam membuat defenisi, dan
cara menyusunnya secara benar sehingga diperoleh konsepsi sesuatu sebagaimana mestinya
seperti adanya dalam realitas.

Baik defenisi maupun deskripsi terbagi dalam dua bagian, yaitu sempurna dan tidak sempurna.
a. Defenisi sempurna yaitu mendefinisikan sesuatu dengan semua konsep esensial yang
termasuk hakekatnya, dalam arti mendefenisikan dengan genus dan deferensia contoh
defenisi manusia sebagai "hewan yang berakal budi".

b. Defenisi tak sempurna yaitu mendefenisikan sesuatu dengan sebagian konsep esensial.
Disebut tak sempurna karena ia tidak merefleksikan kesempurnaan hakekat. Contoh
defenisi manusia sebagai "fisik yang berakal budi.

c. Deskripsi sempurna mendefenisikan dengan konsep konsep aksidental saja atau


dengan melibatkan konsep konsep esensial. Misalnya defenisi manusia sebagai "hewan
yang bisa menulis.

d. Deskripsi tak sempurna yaitu mendefenisikan sesuatu dengan konsep konsep aksidetal
yang tidak memberikan perbedaan yang sempurna. Contoh defenisi manusia sebagai
"hewan yang bisah berjalan".

Kesimpulan

Materi yang paling utama dalam defenisi adalah konsep kosep esensial yang merefleksikan
hakikat sesuatu dan perbedaannya secara esensial dari yang lain. Sedangkan konsep
konsep aksidental hanya membedakan sesuatu tampa menjelaskan hakikat esensialnya.

PENDAHULUAN ARGUMENTASI

Dalam logika "kata" yang ditetapkan untuk arti tertentu, menunjukkan makna tertentu, dan
seluruh kata yang kita gunakan sehari hari, saling menukar informasi, saling memahamkan
makaud yaitu kata yang memiliki makna. namun terdapat kata yang tidak memiliki makna.
Contoh kata kuda adalah nama sejenis hewan, sedangkan kata ukad bukanlah sebuah kata yang
memiliki makna karena tidak memiliki makna apa apa.

Kata yang memiliki makna terbagi menjadi dua, yaitu mufrad (kata tunggal) dan murakab
(susunan kata).

Murakab terbagi menjadi dua yaitu lengkap/sempurna dan murakab tidak sepurna.

a. Murakab sempurna adalah mencakup dan menjelaskan maksud pembicara dengan


sempurna misalnya apakah engkau akan pergi bersamaku.

b. Adapun tidak sempurna yaitu susunan kata yang tidak jelas maksud yang terkandung
didalamnya bahkan bisa saja satu halaman penuh yang berisi susunan kata yang tidak
jelas maknanya. misalnya "hari ini, jam delapan pagi saat saya memakai baju legan
panjang, tidak memakai jaket, naik keatap, seketika sy melihat tuan joni kawan saya......."
walaupun susunan kata itu begitu panjang lebar, murakab tersebut tidak menyampaikan
makna.

Murakakab sempurna terbagi menjadi deklarasi/proposisi dan komposisi originatif.

a. Proposisi yaitu menceritakan hakikat tertentu, yakni menceritakan hal yang telah, sedang,
akan terjadi, selalu ada, atau akan selalu ada. Contohnya "sy tahun depan akan bergelar
sarjana", "sy tahun depan akan menikah" atau "air akan membeku karena turunya suhu
udara".

b. Komposisi orijinatif adalah murakab yaitu tidak menceritakan hakekat tertentu, tetapi
murakab tersebut yaitu mewujudkan hakekat yang baru, seperti "pergilah engkau
melamar", "datangla engkau di hari baik melamar". "Akankah engkau bersamaku
dipelaminan?". dari murakab tersebut kita dapat mengadakan, mewujudkan perintah,
larangan, pertanyaan.
Dalam murakab sempurna karena menceritakan dan memberitakan sesuatu ada kemungkinan
berita atau narasi tersebut cocok dengan yang terjadi, kemungkinan juga tidak, adapun komposisi
orijinatif karena tidak menceritakan sesuatu, sehingga dengan sendirinya mengadakan sesuatu
hal baru tidak memiliki hal, yang cocok denganya atau tidak, di alam luar. Dengan demikian
kebenaran dan kebohonganya tidak memiliki arti apa pun.

PROPOSISI

Proposisi merupakan pendahuluan atas kajian mengenai argumentasi, karena secara natural, ia
memang lebih dahulu. Secara umun proposisi dibagi menjadi dua proposisi kategoris dan
proposisi hipotesis.

1. Proposisi kategoris yaitu proposisi yang berfungsi menetapkan sesuatu dengan sesuatu
yang lain atau menegasikan sesuatu dengan sesuatu yang lain. Proposisi ini terbentuk dari
tiga unsur yaitu subjek, predikat dan penghubung. Contoh manusia adalah hewan.

2. Proposisi hipotesis yaitu proposisi yang menetapkan adanya relasi diantara dua proposisi
atau menegasikan relasi tersebut. Proposisi hipotesis ini dibagi dua yaitu relasi yang
berseiringan (konjungtif) dan relasi yang bertentangan (disjungtif)

a. Contoh konjungtif "jika matahari terbit, maka siang ada", "setiap kali turun hujan
maka tanah akan basah.:

b. Contoh disjungtif "bilangan itu genap atau ganjil".

Ketentuan dalam proposisi

Diantara proposisi terdapat hubungan kohesif (berdekatan) dari sisi kebenaran dan kesalahanya,
sehingga dimungkinkan dapat mengenal kebenaran atau kesalahan yang lain. Untuk menilai
hubungan kohesif tersebut menggunakan prinsip kontradiksi. Hubungan ini banyak kita gunakan
dalam praktek hukum untuk membuktikan sesuatu.

Contoh pertama tuan A mencuri dan tuan A tidak mencuri. (contoh ini kontradiksi tidak mungkin
dua duanya benar. Pasti ada salah satu yang salah. Untuk mengujinya dibutuhkan argumentasi
dan bukti).

Contoh kedua tuan A mencuri dan tuan A melakukan pemerkosaan. ( contoh ini tidak kontradiksi
ini mungkin benar benar dua duanya atau salah satunya benar atau kedua duanya tidak benar)

a. Subjek. Seandainya subjek yang sama, maka kontradiksi. Seandainya subyeknya


berbeda, maka tidak kontradiksi. Contoh ali adalah berilmu dan tidak berilmu
(kontradiksi). Ali adalah berilmu, zaid bukan berilmu (tidak kontradiksi)

b. Predikat seandainya predikat sama (kontradiksi) presikat berbeda, maka tidak


kontradiksi contoh zaid adalah penulis dan zain bukan berilmu (tidak kontradiksi).
Zaid berilmu dan zaid tidak berilmu (kontradiksi).

c. Waktu tidak ada kontradiksi dari ucapan kita "udara dingin pada musim dingin dan
udara tidak dingin pada musim panas. Namun udara dingin pada musim dingin dan
udara panas pada musim dingin kontradiksi.

d. Tempat tidak ada kontradiksi dalam ucapan kita zaid tenggelam yakni di laut, dengan
zaid tidak tenggelam yakni di daratan. Namun zaid tenggelam di laut dan zaid tidak
tenggelam di laut kontradiksi.

e. Syarat tidak ada kontradiksi dalam ucapan kita bulan sedang gerhana yaitu jika bumi
menjadi penghalang di antara bulan dan matahari, dengan ucapan kita bulan tidak
mengalami gerhana yakni jika bumi tidak menjadi penghalang antara bulan dan
matahari.

f. Korelasi tidak ada kontradiksi di antara ucapan kita empat adalah setengah dari
delapan dan empat buka setengah ketika dihubungkan dengan sepuluh.

g. Seluruh dan bagian. Tidak ada kontradiksi dalam ucapan kita merpati itu putih yakni
bulunya, dangan ucapan kita merpatih bukan putih yakni semua bagian badanya.

h. Potensialitas dan aktualitas tidak ada kontradiksi diantara ucapan kita zaid adalah
seorang dokter yakni secara potensial dengan ucapan zaid bukan seorang dokter
secara aktual.

ARGUMENTASI

Argumentasi atau dalil adalah ungkapan tentang bentuk susunan diantara proposisi proposisi
yang telah diketahui dalam pikiran agar denganya dapat sampai pada maksud yang belum
diketahui atau apa yang dinyatakan sebagai pencarian objek pengetahuan yang belum diketahui
benar atau salahnya. Jadi argumentasi digunakan untuk menalar objek yang dicari.

1. Metode analogi

Jalan berpikir menurut metode ini yaitu alur pikiran berbentuk garis mendatar yaitu dari sebuah
titik menuju pada sebuah titik yang lain pada garis mendatar. Contoh Bir itu haram, tuak juga
haram karena menyerupai dan sama sama memabukkan.

2. Metode induksi.

yaitu jalan berpikir dari hal yang khusus menuju hal yang lebih umum. Alur berpikir menjalani
haris vertikal, menanjak, yaitu dari kecil menuju yang lebih besar dan lebih luas. Contoh zaid
tertawa, amar tertawa, ali tertawa . Zaid, amar, dan ali adalah manusia. Koklusi setiap manusia
tertawa.

3. Metode deduksi

Alur berpikir dari lebih umum menuju pada lebih khusus. Lintasan pikiran dari atas kebawah ini
yang disebut silogisme. Contoh kita tau bahwa kebendaan (hukum) ada pada hewan, kita tahu
bahwa manusia urutanya beradah di bawah hewan.

Manusia adalah hewan

Setiap hewan adalah benda

Koklusi: manusia adalah benda.

metode berpikir dalam hukum juga memakai metode ini. Misalnya terjadi peristiwa hukum untuk
menentukan peristiwa hukum apa yaitu merujuk pada aturan yang sudah ada. Misalnya terjadi
peristiwa hilangnya barang seseorang di dalam rumah koa. Yang diambil orang lain. Untuk
menentukan ini periatiwa pencurian maka harus membuka KUHP apakah masuk unsur unsur
pencurian atau tidak, setelah itu baru dapat menetapkan ini peristiwa pencurian atau bukan. Jadi
berpikir hukum positif dari hal umum (aturan hukum) ke hal yang khusus. (Periatiwa hukum).

Anda mungkin juga menyukai