Anda di halaman 1dari 65

EFEKTIVITAS APLIKASI SISTEM KEUANGAN DESA (SISKEUDES)

DI DESA TOMPOBULU KECAMATAN BULUPODDO


KABUPATEN SINJAI

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Meraih Gelar Sarjana Hukum Jurusan Ilmu Hukum
Fakultas Syariah dan Hukum

UIN Alauddin Makassar

Oleh :

A.Arianto
10400117113

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2020

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Keuangan desa diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113
Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa dan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 114 Tahun 2014 tentang Pedoman pembangunan Desa, dikatakan
bahwa: “Keuangan desa merupakan semua hak dan kewajiban desa yang dapat
dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang atau barang yang dapat
dijadikan milik desa yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban
Desa”. Sedangkan anggaran pendapatan dan belanja desa yang disebut APBDesa
adalah rencana keuangan tahunan Pemerintahan Desa. Ruang lingkup pengelolaan
keuangan desa meliputi perencanaan pelaksanaan, penatausahaan pelaporan dan
pertanggungjawaban keuangan desa, yang keseluruhannya diperuntukkan dalam
memenuhi kebutuhan desa demi terwujudnya pembangunan.
Keuangan desa yang didapatkan dari sumber pendapatan desa haruslah
dikelola dengan baik demi tercapainya pembangunan desa. Melalui kebijakan
dana desa, perekonomian dan kesejahteraan masyarakat diharapkan bisa
meningkat. Alokasi anggaran yang disediakan pemerintah pun terus bertambah.
Pada tahun 2017 total dana desa seluruh Indonesia dari APBN sebesar Rp. 60
triliun, bertambah Rp13,1 triliun dari tahun sebelumnya. Jika dibagi rata, setiap
desa setidaknya akan mengelola uang sebesar Rp 800 juta.
Pembangunan desa merupakan pembangunan yang berbasis pedesaan yang
mencakup karakteristik budaya dan berbagai pola kegiatan baik itu pola kegiatan
usaha pertanian dan sosial budaya, oleh karena itu dalam pelaksanaan keuangan
desa itu diatur dalam peraturan menteri dalam negeri Nomor 113 tahun 2014 yang
membahas tentang pengelolaan keuangan desa selanjutnya kita bisa lihat dalam
peraturan menteri dalam negeri nomor 114 tahun 2014 yang membahas tentang
pedoman pembangunan desa yang mengakatan bahwa ‘’Keuangan desa
merupakan semua hak dan kewajiban desa yang dapat dinilai dengan uang, serta

2
segala sesuatu baik berupa uang atau barang yang dapat dijadikan milik desa yang
berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban Desa”.1
Fungsi dan peran pemerintah desa sangat penting dan strategis oleh karena
itu dalam memberikan suatu pelayanan terhadap masyarakat secara efisien dan
efektif yang tentunya dalam pemerintah desa ada tanggungjawab besar yang mesti
di pertanggungjawabkan untuk itu pemerintah desa itu kemudian harus
menerapakan akuntabilitas dalam tata kelola pemerintahannya dalam artian setiap
berakhirnya suatu kegiatan yang di selenggarakan pemerintah desa harus dapat
menunjukkan akuntabilitasnya kepada masyarakat dalam suatu desa tersebut
sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang ada. Dan semua itu tidak lepas dari
pengelolaan keuangan desa yang mana pengelola harus menyusun laporan
realisasi pelaksanaan APBDesa dan laporan pertanggungjawaban realisasi
pelaksanaan APBDesa. Untuk itu kita perlu ketahui bahwa agama juga menjadi
salah satu pendekatan yang paling benar maka selain adanya landasan undang-
undang yang dipakai, pun terdapat landasan ayat dari Allah SWT Q.S. Ali Imran
tepatnya pada Ayat 104 yang berbunyi

َ ‫ُون إِ َلى ْٱل َخي ِْر َو َيأْ ُمر‬


ۚ ‫ُون ِب ْٱل َمعْ رُوفِ َو َي ْن َه ْو َن َع ِن ْٱلمُن َك ِر‬ َ ‫َو ْل َت ُكن مِّن ُك ْم أُم ٌَّة َي ْدع‬
ٓ
َ ‫ك ُه ُم ْٱل ُم ْفلِح‬
‫ُون‬ َ ‫َوأ ُ ۟و ٰ َل ِئ‬
Terjemahan :
104. “dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyerukan
kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari perbuatan
yang munkar, maka merekalah orang-orang yang beruntung”2

Berdasar dari ayat tersebut di atas memberikan suatu amanat kepada


masyarakat begitu pun Negara untuk dapat menjaga dan melindungi adanya
kebaikan bagi setiap orang dan mencegah kemungkaran sebagai salah satu bentuk
penghormatan nyata dari Negara dalam melayani masyarakatnya. pada kehidupan
saat ini tidak semua orang dapat mencegah kemungkaran menggunakan tangannya
1
Permendagri Nomor 114 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pembangunan Desa Dan
Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Keuangan Desa.
2
Q.S. Ali Imran ayat 104 dalam Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan
(Bandung: CV Mikraj Khazanah Ilmu, 2013), h. 63

3
justru hal tersebut merupakan hak dari pemerintah untuk menunaikan perintah
tersebut yang mana dalam hal ini pemerintah membentuk suatu Aplikasi sistem
keuangan desa (Siskeudes) yang merupakan salah satu sistem yang dapat
mencegah segala perbuatan yang dapat mengarah kepada kemungkaran.

Dalam sebuah laporan pertanggungjawaban itu kemudian di hasilkan dari


siklus penataan keuangan desa dan untuk mencapai hal tersebut memiliki
beberapa tahap di mulai dari tahap perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan
laporan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan desa, walaupun demikian
ketika kita melihat peran dan tanggungjawab pemerintah desa itu harus di
seimbangkan dengan sumber daya manusia jika di lihat dari sisi kualitas dan
kuantitas masih ada beberapa kendala yang secara umumnya yaitu masih ada
beberapa desa yang masih belum memiliki prosedur serta masih minimnya
dukungan sarana dan prasarana dalam mengelola keuangannya.
Untuk itu yang paling strategis dalam pengelolaan keuangan desa
pemerintah pusat (Kemendagri) bekerja sama dengan Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan (BPKP) telah membuat aplikasi Komputer Sistem
Keuangan Desa (Siskeudes) yang memadai dan dapat di andalkan , melalui
aplikasi ini desa memperoleh kemudahan dan kesederhanaan dalam pengelolaan
keuangan desa, penggunaan Siskeudes ini juga di pertegas dengan himbauan
Komisi Pemberantasan Korupsi melalui surat nomor B.7508/01-16/08/2016 pada
tanggal 31 Agustus 2016 kepada seluruh kepala desa di Indonesia untuk
memahami dengan baik dan menggunakan Siskeudes dalam pengelolaan
keuangan desa. Yang mana Siskeudes ini merupakan suatu aplikasi yang di
kembangkan oleh permendagri sebagai regulator sehingga menghasilkan hasil dari
penggunaan aplikasi ini sesuai dengan peraturan atau ketentuan yang berlaku,
sehingga tujuan kebijakan terhadap Siskeudes ini dari badan pengawasan
keuangan dan tidak terlepas dari berbagai hal yang dapat mempengaruhi supaya
implementasi kebijakan Siskeudes ini dapat berjalan atau terlaksana sesuai dengan
apa yang menjadi harapan pemerintah dan masyarakat.3
3
Anwar M, Kontribusi Dan Peran Pengelolaan Keuangan Desa Dalam Mewujudkan
Anggaran Pendapatan Belanja Desa Yang Transparansi Dan Akuntabel (Survey Pada Perangkat
Desa Di Kecamatan Ngalik Sleman Yogyakarta) Jurnal Akuntansi Universitas Muhammadiyah

4
Jadi dalam hal ini penulis tertarik meneliti tentang Efektivitas aplikasi
sistem keuangan desa (SISKEUDES) Di Desa Tompobulu Kecamatan Bulupoddo
Kabupaten Sinjai dimana kemampuan Aparatur desa yang masih rendah dan
merupakan bagian dari permasalahan yang di tunjukan di lapangan. Masalah
lainnya adalah masih minimnya sarana dan prasarana dalam pengelolaan

5
keuangannya. Jadi permasalahan yang perluh di kaji adalah terwujudnya

6
Efektivitas aplikasi Siskeudes dapat efesien, efektif dan akuntabel.4

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Efektivitas Aplikasi Sistem Keuangan Desa (SISKEUDES) Di
Desa Tompobulu Kecamatan Bulupoddo Kabupaten Sinjai.?
2. Apakah faktor yang menjadi penghambat Aplikasi Sistem Keuangan desa
(SISKEUDES) Di Desa Tompobulu Kecamatan Bulupoddo Kabupaten
Sinjai.?
C. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus
1. Fokus Penelitian
Fokus yang menjadi bahan penelitian pada tulisan adalah Efektivitas
Aplikasi Sistem keuangan Desa Tompobulu dalam upaya terwujudnya
efektifitas, efesiensi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan desa di desa
tompobulu kecamatan bulupoddo kabupaten sinjai dengan menggunakan
aplikasi sistem keuangan desa (Siskeudes) sesuai dengan undang-undang
Nomor 6 Tahun 2014 untuk itu salah satu hal yang menjadi indikator yang
penting adalah keberlangsungan operasi keuangan desa dengan menggunakan
Siskeudes.
2. Deskripsi Fokus
Penelitian ini di lakukan untuk mengkaji lebih mendalam tentang
pengelolaan keuangan Desa Tompobulu berdasarkan pada Permendagri
Nomor 113 tahun 2014 khususnya dalam penggunaan aplikasi sistem
keuangan desa sebagai penyempurnaan dan mewujudkan tata kelola dengan
baik dalam meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan
keuangan desa.

D. Kajian Pustaka
Data atau acuan dalam bentuk teori dan temuan-temuan melalui hasil dari
berbagai penelitian sebelumnya yang mana ini merupakan suatu hal yang sangat
penting dan dapat di jadikan sebagai data pendukung maka dari itu dalam
penyusunan skripsi ini di lengkapi dengan beberapa referensi yang di jadikan
sebagai acuan di antaranya :

7
Menurut Widjaja dalam buku: “Pemerintahan Desa dan Administrasi
Desa” Keuangan Desa merupakan pengurusan keuangan desa yang dilakukan

8
oleh pemerintah desa yang dipertanggungjawabkan pelaksana, kepala desa

9
berkewajiban melakukan keuangan secara teratur dan sesuai dengan perencanaan.5
Menurut Hanif Nurcholis dalam buku: “Pertumbuhan dan
Penyelenggaraan Pemerintah Desa” bahwa keuangan desa merupakan semua hak
dan kewajiban dalam rangka penyelenggaraan pemerintah desa yang dapat dinilai

10
dengan uang, termasuk segala bentuk kekayaan milik desa yang berhubungan

11
dengan hak dan kewajiban desa.6
Menurut Jensen dan Smith 1984 dalam Muhammad Ismail teori agen
merupakan konsep yang menjelaskan hubungan kontraktual antara principals dan
agents. Pihak principals adalah pihak yang memberikan mandat kepada pihak
lain, yaitu agent untuk melakukan semua kegiatan atas nama principals dalam
kapasitasnya sebagai pengambil keputusan Pada pemerintahan daerah di
Indonesia secara sadar atau tidak, teori agensi sebenarnya telah dipraktikkan. Pada
organisasi sektor publik yang dimaksud principals adalah rakyat dan agents
adalah pemerintah dalam hal ini adalah kepala desa dan aparat desa lainnya.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan memberikan penjelasan tentang adanya hubungan yang
jelas antara teori agensi dengan akuntabilitas.
Akuntabilitas adalah kewajiban pemegang amanah/agents/kepala desa
dan aparatnya untuk memberikan pertanggungjawaban, menyajikan, melaporkan
dan mengungkapkan segala aktivitas dan kegiatan yang menjadi tanggung
jawabnya kepada pihak pemberi amanah (principals) yang memiliki hak dan
kewenangan untuk meminta pertanggungjawaban tersebut. Secara singkat, kepala
desa dan aparaturnya harus mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya
serta pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada entitas pelaporan dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara periodik. Transparansi memberikan
informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat berdasarkan
pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka
dan menyeluruh atas pertanggungjawaban pemerintah dalam pengelolaan sumber

12
daya yang dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada peraturan perundang-

13
undang.7
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
I. Tujuan Penelitian:
1. Mendeskripsikan Bagaimana Efektivitas Aplikasi Sistem Keuangan
Desa (Siskeudes) di Desa Tompobulu Kecamatan Bulupoddo
Kabupaten Sinjai
2. Menganalisis Faktor penghambat Aplikasi Sistem Keuangan Desa
(Siskeudes) di Desa Tompobulu Kecamatan Bulupoddo Kabupaten
Sinjai
II. Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan secara teoritis, dalam penelitian ini di harapkan dapat
bermanfaat untuk menambah wawasan dan mengembangkan suatu
pengetahuan dalam dunia pemerintahan untuk itu juga di harapakan
dapat menjadi bahan referensi bagi pembaca.
2. Kegunaan secara praktis, dalam penelitian ini itu kemudian mampu
menyalurkan suatu informasi dan solusi dalam bentuk masukan kepada
pemerintah desa yaitu desa tompobulu kecamatan bulupoddo kabupaten
sinjai dalam kebijakan pelaksanaan aplikasi sistem keuangan desa
(Siskeudes) di desa tersebut

14
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Tinjauan Efektivitas

1. Pengertian Efektivitas

Efektivitas merupakan unsur pokok untuk mencapai tujuan atau

sasaran yang telah ditentukan dalam setiap organisasi. Hal ini sesuai dengan

pendapat yang dikemukakan oleh Caster I. Bernard (Bernard, 1992:207)

bahwa efektivitas adalah tercapainya sasaran yang telah disepakati bersama.8

Secara etimologi, efektivitas berasal dari bahasa inggris effective yang

berarti berhasil atau dilakukan dengan baik. Efektif menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia berarti ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya),

manjur atau mujarab (tentang obat), dapat membawa hasil, berhasil guna

(tentang usaha, tindakan) dan mulai berlaku (tentang undang-undang,

peraturan). Sedangkan keefektifan mempunyai arti keadaan berpengaruh,

keberhasilan (tentang usaha, tindakan). Adapun secara terminologi, beberapa

ahli mendefinisikannya sebagai berikut:

Yogyakarta, 2012
4
Hanif Nurholis, Pertumbuhan Dan Penyelenggaraan Pemerintah Desa (Jakarta: Erlangga,
2011), h.20-25
5
A.W. Widjaja, Pemerintahan Desa Dan Administrasi Desa Menurut Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 1979, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1996)
6
Hanif Nurcholis, Pertumbuhan Dan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa, (Jakarta:
Erlangga, 2011)
7
Muhammad Ismail, Ari Kuncoro Widagdo, Agus Widodo, Sistem Akuntansi Pengelolaan
Dana Desa. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 19 No. 2 (Januari 2016), h. 6.

8
Yogi Eka Prastiya, “Efektivitas Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)
Mandiri perkotaan Dalam Menunjang Pembangunan Desa, Studi di Desa Buduran Kecamatan
Buduran Kabupaten Sidoarjo”, (Skripsi, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, 2014), h. 42.
a. Robert Chambers mengemukakan bahwa secara komprehensif,

efektivitas dapat diartikan sebagai tingkat kemampuan suatu

lembaga atau organisasi untuk dapat melaksanakan semua tugas-

tugas pokoknya atau untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan

sebelumnya.9

b. Habey (dalam Mangkunegara, 2003:16) berpendapat bahwa efektif

adalah tepat mengenai sasaran, artinya segala sesuatu yang

dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan.10

c. Pendapat serupa dikemukakan oleh Sedarmayanti bahwa efektivitas

merupakan suatu ukuran yang memberikan gambaran mengenai

pencapaian unjuk kerja yang maksimal dan seberapa jauh target

(kualitas, kuantitas dan waktu) dapat tercapai.11

d. Menurut Richard Steers, efektivitas dijabarkan berdasarkan

kapasitas suatu organisasi untuk memperoleh dan memanfaatkan

sumber dayanya yang langka dan berharga secara sepandai

mungkin dalam usahanya mengejar tujuan operasi dan

operasionalnya.12

e. Menurut Supriyono, efektivitas merupakan hubungan antara

keluaran suatu pusat tanggungjawab dengan sasaran yang mesti

dicapai, semakin besar kontribusi dari pada keluaran yang

9
Robert Chambers, Pembangunan Desa Mulai Dari Belakang, (Jakarta: LP3S, 1998), h. 47
10
Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, (Bandung,
Remajarosdakarya, 2003), h. 16.
11
Sedarmayanti, Manajemen Sumber Daya Manusia, Reformasi Birokrasi Dan Manajemen
Pegawai Negeri Sipil, (Bandung: Aditama, 2009), h. 72.
12
M. Richard Steers, Terj: Magdalena Jamin, Efektivitas Organisasi (Jakarta:
Erlangga,1980), h. 5

16
dihasilkan terhadap nilai pencapaian sasaran tersebur, maka dapat

dikatakan pula unit tersebut.13

2. Pendekatan Dalam Pengukuran Efektivitas

Mengukur efektivitas organisasi atau sebuah program bukanlah suatu

hal yang sederhana, karena efektivitas dapat dilihat dari berbagai sudut

pandang, hal ini tergantung pada siapa yang menilai serta

menginterpretasikannya. Misalnya, untuk sebuah perusahaan, efektivitas bisa

berarti besar laba yang diperoleh, sedangkan menurut pengamat sosial,

efektivitas berarti tingkat kesejahteraan pekerjanya, atau jika lembaga

pendidikan yang menginterpretasikannya, maka efektivitas berarti kualitas

lulusan peserta didiknya. Tingkat efektivitas juga dapat diukur dengan

membandingkan antara rencana yang dibuat dengan hasil yang dicapai. Jika

usaha atau tindakan yang dilakukan tidak tepat hingga menyebabkan tujuan

tidak tercapai, maka hal itu dapat dikatakan tidak efektif.

Adapun kriteria untuk mengukur efektivitas, ada beberapa pendekatan

yang bisa dilakukan, antara lain:

a. Menurut Richard M. Steers, ukuran efektivitas adalah sebagai

berikut:14

1. Integrasi
Integrasi yaitu pengukuran terhadap tingkat kemampuan suatu
organisasi untuk mengadakan sosialisasi, pengembangan
13
Supriyono, Sistem Pengendalian Manajemen, (Semarang: Universitas Diponegoro,
2000), h. 29.
14
M Richard Steers, Op.cit, h. 9.

17
konsensus dan komunikasi dengan berbagai macam organisasi
lainnya. Integrasi menyangkut proses sosialisasi.

2. Adaptasi

Adaptasi adalah kemampuan organisasi untuk menyesuaikan

diri dengan lingkungannya. Untuk itu digunakan tolok ukur

proses pengadaan dan pengisian tenaga kerja.

3. Pencapaian Tujuan

Pencapaian adalah keseluruhan upaya pencapaian tujuan harus

dipandang sebagai suatu proses. Oleh karena itu, agar

pencapaian tujuan akhir semakin terjamin, diperlukan

pentahapan, baik dalam arti pentahapan pencapaian bagian-

bagiannya maupun pentahapan dalam arti periodisasinya.

b. Menurut Chambers, pengukuran efektivitas secara umum dan

menonjol adalah:

1. Keberhasilan program

2. Keberhasilan sasaran

3. Kepuasan terhadap program

4. Tingkat input dan output

5. Pencapaian tujuan menyeluruh15

B. Pengelolaan Keuangan Desa

1. Pengelolaan keuangan Desa

15
Robert Chambers, Op.cit, 121.

18
Pengelolaan keuangan desa merupakan suatu cakupan kegiatan yang

terdiri dari beberapa fase yaitu di mulai dari :

a. Tahap Perencanaan

b. Tahap Pelaksanaan

c. Tahap Penataan pelaporan

d. Tahap Pertanggungjawaban keuangan desa

Pengelolaan secara umum merupakan suatu rangkaian kegiatan

yang di laksanakan oleh pihak berwenang dalam suatu instansi untuk

menggapai suatu tujuan atau harapan terhadap apa yang telah menjadi

ketentuan dalam suatu instansi.

Defenisi dari pengelolaan ini memunculkan berbagai pandangan

yang berbeda dari para pakar karena para pakar mendeskripsikan

pengertian pengelolaan dari sebuah fase yang berbeda, ada yang

memandang dari segi fungsinya baik itu pengelolaan sebagai suatu

kesatuan maupun dalam kelembagaan, tetapi pada hakikatnya dari

beberapa defenisi tersebut itu memilki suatu suatu makna dan tujuan yang

sama.16

Supaya dapat di pahami secara mendalam maka dapat kita lihat

pendapat dari para pakar yaitu:

16
Purwanto Dan Sulistyastuti, Analisis Kebijakan Dari Formulasi Ke Implementasi
Kebijakan (Jakarta: Bumi Aksara 1991), h. 71

19
a. James A.F stoneer memberikan suatu pernyataan bahwa

pengelolaan merupakan suatu proses dalam suatu organisasi

yang di dalamya terdapat perencanaan dan perintah serta

adanya suatu usaha setiap anggota demi untuk mencapai suatu

tujuan yang ada dalam lembaga atau organisasi tesebut.

b. Muh.arif memberikan pandangan bahwa pengelolaan

merupakan secara keseluruhan aktivitas yang terdiri dari

perencanaan, pengawasan keuangan desa, penataan, anggaran

dan laporan pertanggungjawaban.

Setelah melihat dan memahami beberapa pandangan para pakar

maka dapat di berikan kesimpulan bahwa pengelolaan merupakan suatu

rangkaian aktivitas yang memiliki suatu pengawasan terhadap suatu

program yang telah di planingkan yang tentunya memiliki suatu tujuan

untuk menggunakan sarana dan prasarana yang di miliki secara efisien

untuk menggapai tujuan lembaga yang telah di tetapkan. Dan semua itu

tidak lepas dari keuangan desa yang mana ini merupakan hal pokok yang

menjadi esensi karena dalam menjalankan suatu program maka itu

membutuhkan suatu dana supaya dapat berjalan secara efektif.

Untuk itu dalam pengelolaan keuangan desa harus di lakukan

secara transparan , disiplin dan tertib, partisipatif serta akuntebel yang

mana ini di atur dalam permendagri nomor 113 tahun 2014 hal tersebut

dapat di uraikan sebagai berikut :

20
a. Disiplin dan tertib

Dalam mengelola suatu anggaran harus di laksanakan secara

efektif sesuai dengan prosedur dan penggunaan catatannya

harus di landaskan pada akuntasi keuangan desa hal ini

bertujuan supaya penataan keuangan desa dapat berjalan dan

terlaksana sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

b. Transparansi

Dalam pengelolaan dana desa harus terbuka kepada

masyarakat dan memberikan informasi secara efisien tentang

pengelolaan dana desa terhadap masyarakat. Prinsip terbuka

dan berprilaku jujur sangat di butuhkan serta tetap

memperhatikan hukum yang mengatur yaitu peraturan

perundang undangan tentang pengelolaan keuangan desa.

c. Partisipasi

Setiap aktivitas yang di laksanakan itu harus ada keterlibatan

dan pengetahuan masyarakat baik secara tidak langsung

maupun secara langsung melaui lembaga asprasi rakyat , selain

itu dalam penataan keuangan desa dari tahap pertahap itu wajib

melibatkan masayarakat baik itu para pemangku adat maupun

masyarakat pada umumnya sebagai penerima terhadap manfaat

dari pembangunan desa.

21
d. Akuntebel

Mewujudkan akuntabilitas pengelolaan keuangan desa serta

adanya suatu pengendalian terhadap sarana dan prasarana

dalam melakukan kebijakan yang di amanahkan untuk

menggapai suatu tujuan dalam pembangunan desa. Selain itu

dalam menentukan setiap kegiatan itu harus menggunakan

asas akuntebel supaya apa yang menjadi akuntabilitasnya

terhadap masyarakat dapat sesuai dengan peraturan yang

berlaku.

2. Aplikasi Sistem Keuangan Desa

a. Pengertian sistem keuangan desa

Sistem keuangan desa merupakan suatu aplikasi yang dapat

membantu pengelolaan keuangan desa yang di kembangakan oleh

badan kerja sama dengan kemendagri dengan tujuan untuk di terapkan

oleh pemerintah desa di seluruh wilayah Indonesia terutama dalam hal

pengelolaan dana desa.

Dalam tata kelola setiap desa di berikan kesempatan untuk

mengelola pemerintahannya dan ini sudah di atur dalam undang-

undang nomor 6 tahun 2014 tentang desa selain itu kualitas hidup

masyarakat dan kesejahteraan sosial di atur juga dalam undang-

undang nomor 6 tahun 2014 pada pasal 72 kemudian mengenai

22
keuangan desa itu bersumber dari alokasi dana desa dan pendapatan

asli desa dan juga bantuan dari APBD Provinsi.17

Pengelolaan keuangan pemerintah desa di harapkan supaya

dalam pengelolaannya dapat berjalan dengan efektif sesuai dengan

prosedur ataupun mekanisme yang ada dan memanfaatkan sarana dan

prasarana yang tersedia, pemerintah desa dalam mengolah keuangan

itu harus terbuka terhadap apa yang menjadi tanggungjawabnya

karena pemerintah desa setiap akhir kegiatan harus membuat beberapa

laporan pertanggungjawban. Untuk itu aplikasi sistem keuangan desa

sangat membantu untuk jalannya pengelolaan keuangan yang mana

kita ketahui bahwa dalam pengembangan aplikasi keuangan adalah

suatu hal yang baik di kembangkan dalam sebuat instansi pemerintah

maupun dalam organisasi supaya dalam proses pengelolaan keuangan

dapat berjalan dengan efektif .18

User friendly merupakan situs yang terdapat dalam aplikasi

sistem keuangan desa sehingga dapat memberikan kemudahan dalam

menerapkan aplikasi sistem keuangan desa, untuk itu laporan harus

sesuai dengan peraturan yang berlaku terutama dalam pengimputan

dokumen juga harus sesuai dengan transaksi yang menjadi ketentuan

yaitu :

17
Undang –undang nomor 6 tahun 2014 tentang desa bahwa desa merupakan suatu
kesatuan masyarakat hukum yang memiliki suatu batas wilayah yang berwenang untuk mengurus
dan mengatur suatu urusan pemerintahan.
18
Mahmudi, Manajemen Keuangan Daerah, (Jakarta: Erlangga, 2010), h. 20-28

23
a. Surat setoran pajak

b. Bukti penerimaan

c. Dokumen penatausahaan

d. Surat permintaan pembayaran

e. Laporan penatausahaan

f. Laporan penganggaran

Dalam instansi pemerintah desa harus mampu untuk

terbuka dalam pengelolaannya terutama dalam

pertanggungjawabannya karena pemdes di wajidkan bahkan di atur

dalam peraturan perundangan untuk membuat beberapa laporan

seperti :

1) Laporan kepada Badan permusyawaratan desa

Dalam laporan ke badan permusyawaratan desa itu terdiri dari

Laporan kekayaan milik desa dan realisasi pelaksanaan

APBD.

2) Laporan kepada bupati

Dalam pelaporan kepada bupati itu terdiri dari lima laporan

yaitu :

a. Laporan kekayaan milik desa

b. Laporan penyelenggara pemerintahan

c. Laporan realisasi APBD

d. Laporan realisasi penggunaan dana desa

24
e. Laporan pertanggungjawaban

C. Tujuan Sistem Keuangan Desa

1. Pengelolaan keuangan desa dapat di lakukan secara efektif serta

dapat berjalan sesuai dengan prosedur yang telah di tentukan yang

terdiri dari planning, penatausahaan, pelaporan, pelaksanaan serta

pertanggungjawaban.

2. Adanya suatu kepastian terhadap undang-undang desa terutama

dalam pembangunan desa dan keuangan desa dapat berjalan dan

terlaksana dengan baik yang sesuai dengan peraturan yang berlaku

tanpa adanya suatu gerakan tambahan yang dapat memicu

terjadinya suatu pelanggaran terhadap prosedur atau aturan yang

ada.

Oleh karena itu pengelolaan keuangan desa dalam mewujudakan suatu

pengolahan secara produktif dan tansparansi membutuhkan suatu usaha yang lebih

serius dalam melaksanakan pengelolaan sistem keuangan desa agar dapat tercipta

dan berjalan secara mandiri, efektif dan proporsionalitas untuk menggapai suatu

tujuan dalam instansi pemerintah desa.

D. Pentingnya Pelaksanaan Government

1. Pengertian Government

Government merupakan suatu pelayanan publik yang memanfaatkan

teknologi untuk mendapatkan suatu informasi sehingga pelayanan publik

akan lebih efektif dan transparan dan ini merupakan suatu perkembangan di

era milenial dalam mempermudah kita dalam mengakses suatu data atau

25
dokumen-dokumen penting dalam suatu instansi. Dalam government ini

beberapa ahli berpendapat bahwa :

1. Tjahjanto (2004:254) mengatakan bahwa suatu hal yang penting

dalam Government yaitu terciptanya suatu masyarakat yang

sejahtera dan memiliki suatu sistem pemerintahan

bertanggungjawab terhadap masyarakatnya. untuk itu di harapkan

dapat memanfaatkan sarana dan prasarana agar dalam proses

mengakses informasi serta dalam mengolah pemerintahan dapat

berjalan dengan efektif sesuai dengan ketentuan undang undang

sehingga tercipta suatu pelayanan yang lebih efektif terhadap

masyarakat .

2. Indrajit (2002:36) mengatakan bahwa dengan Government itu

kemudian merupakan suatu cara untuk berkomunikasi dan salah

satu teknologi digal yang dalam di gunakan dalam instansi

pemerintah supaya dalam pengelolaannnya dapat terlaksana sesuai

dengan mekanisme yang ada yang mana semua pekerjaan terutama

administrasi dapat di kendalikan oleh suatu sistem.19 oleh karena itu

Indrajit mengungkapkan bahwa manfaat ketika di terapkannya

Government yaitu :

a. Dapat memperbaiki transparansi dan pertanggungjawaban

pemerintah dalam melaksanakan Governance.

19
Jurnal Katalogis, Volume 2 Nomor 7 Juli 2014, h. 192-199

26
b. Memperbaiiki efektivitas pelayanan pemerintah terhadap

masyarakat di berbagai bidang.

c. Memperbaiki suatu mitra pemerintahan dalam memutuskan

suatu kebijakan secara demokratis.

d. Memberikan kesempatan terhadap pemerintah untuk

berkomunikasi dengan tujuan mendapatkan suatu pendapatan

melalui pihak yang berwenang atau yang bersangkutan.

e. Dapat mengurangi pengeluaran pemerintah terutama dalam

bidang administrasi.

f. Dapat membuat suasana baru dalam lingkungan masyarakat

tertutama dalam berbagai pokok permaslahan yang di alami

itu kemudian dapat berdampingan dengan globalisasi.20

2. Model Relasi Government

Dalam model relasi Government ini dapat di lihat dari pendapat

indrajit (2002:41) yang mengatakan bahwa :

a. Government to Government merupakan suatu alat komunikasi

secara online untuk bertukar informasi antar lembaga yang

berbasis digital.

b. Government to cilizen merupakan suatu penyampaian pemerintah

kepada masyarakat secara online baik penyampaian itu berupa

suatu layanan maupun dokumen – dokumen pribadi semuanya bisa

di akses melalui Government ini.

20
Jurnal Administrasi Public, Volume 3 Nomor 12, h. 2145-2151

27
c. Government to business merupakan suatu pembayaran secara

online baik itu bagi pebisnis maupun untuk berkomunikasi dengan

pemerintah, hal ini dapat membantu pemerintah dalam

peningkatan pelayanan terhadap masyarakat .

E. Hak/Kewajiban Desa dan Masyarakat Desa

1. Desa berhak:

a) Mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat berdasarkan hak asal-

usul, adat istiadat, dan nilai sosial budaya masyarakat desa.

b) Menetapkan dan mengelola kelembagaan desa dan

c) Mendapatkan sumber pendapatan.

2. Desa berkewajiban:

a. Melindungi dan menjaga persatuan, kesatuan, serta kerukunan

masyarakat desa dalam rangka kerukunan nasional dan keutuhan

Negara Kesatuan Republik Indonesia.

b. Meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat desa

c.Mengembangkan kehidupan demokrasi

d. Mengembangkan pemberdayaan masyarakat desa; dan

e.Memberikan dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat desa.

3. Masyarakat desa berhak:

a. Meminta dan mendapatkan informasi dari pemerintah desa serta

mengawasi kegiatan penyelenggaraan pemerintahan desa,

pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan desa,

28
dan pemberdayaan masyarakat desa;

b. Memperoleh pelayanan yang sama dan adil;

c. Menyampaikan aspirasi, saran, dan pendapat lisan atau tertulis secara

bertanggung jawab tentang kegiatan penyelenggaraan pemerintahan

desa, pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan

desa, dan pemberdayaan masyarakat desa;

d. Memilih, dipilih, dan/atau ditetapkan menjadi:

1) Kepala desa;

2) Perangkat desa;

3) Anggota badan permusyawaratan desa; dan

4) Anggota lembaga kemasyarakatan desa.

e. Mendapatkan pengayoman dan perlindungan dari gangguan

ketenteraman dan ketertiban di desa.

4. Masyarakat desa berkewajiban:

a. Membangun diri dan memelihara lingkungan desa;

b. Mendorong terciptanya kegiatan penyelenggaraan pemerintahan

desa, pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan

desa, dan pemberdayaan masyarakat desa yang baik;

c. Mendorong terciptanya situasi yang aman, nyaman, dan tenteram di

desa;

29
d. Memelihara dan mengembangkan nilai permusyawaratan,

permufakatan, kekeluargaan, dan kegotong-royongan di desa; dan

e. Berpartisipasi dalam berbagai kegiatan di desa.

F. Pembinaan dan Pengawasan

Pemerintah, pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah

kabupaten/kota membina dan mengawasi penyelenggaraan pemerintahan desa

dapat mendelegasikan pembinaan dan pengawasan kepada perangkat daerah dan

memberdayakan masyarakat desa dengan:

1. Menerapkan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,

teknologi tepat guna, dan temuan baru untuk kemajuan ekonomi dan

pertanian masyarakat desa;

2. Meningkatkan kualitas pemerintahan dan masyarakat desa melalui

pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan; dan

3. Mengakui dan memfungsikan institusi asli dan/atau yang sudah ada di

masyarakat desa.

Pemberdayaan masyarakat desa sebagaimana dimaksud di atas

dilaksanakan dengan pendampingan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan

pemantauan pembangunan desa dan kawasan perdesaan. Pembinaan dan

pengawasan yang dilakukan oleh pemerintah meliputi:

a. Memberikan pedoman dan standar pelaksanaan penyelenggaraan

pemerintahan desa.

b. Memberikan pedoman tentang dukungan pendanaan dari pemerintah,

30
pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/kota

kepada desa.

c. Memberikan penghargaan, pem- bimbingan, dan pembinaan kepada

lembaga masyarakat desa.

d. Memberikan pedoman penyusunan perencanaan pembangunan

partisipatif.

e. Memberikan pedoman standar jabatan bagi perangkat desa

f. Menetapkan pembiayaan alokasi dana perimbangan untuk desa

g. Mengawasi pengelolaan keuangan desa dan pendayagunaan aset desa

h. Melakukan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan

desa

i. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi pemerintah desa,

badan permusyawaratan desa, lembaga kemasyarakatan, dan lembaga

adat

j. Memberikan penghargaan atas prestasi yang dilaksanakan dalam

penyelenggaraan pemerintahan desa, badan permusyawaratan desa,

lembaga kemasyarakatan, dan lembaga adat.

k. Melakukan upaya percepatan pembangunan perdesaan.

l. Melakukan upaya percepatan pembangunan desa melalui bantuan

keuangan, bantuan pendampingan, dan bantuan teknis.

m. Melakukan peningkatan kapasitas BUMDesa dan lembaga kerja sama

antar desa.

n. Memberikan sanksi atas penyimpangan yang dilakukan oleh kepala desa

31
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

G. Peranan Pemerintah Desa

Definisi peranan menurut Departemen Pendidikan Nasional dalam


Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga memberikan arti peranan,
“Tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam suatu peristiwa.” Peranan
dapat diartikan sebagai terlaksananya suatu fungsi atau tugas tentang sesuatu
hal untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. 21 Peranan merupakan segala
sesuatu tindakan yang dilakukan dengan sengaja yang bertujuan untuk
mencapai suatu hal yang telah ditentukan. Landasan pemikiran dalam
pemerintahan desa adalah keaneka- ragaman, partisipasi, otonomi asli,
demokratisasi dan pemberdayaan masyarakat.

Penyelenggaraan peme- rintahan desa merupakan subsistem dari sistem


penyelenggaraan pemerintahan, sehingga desa memiliki kewenangan untuk
mengatur dan mengurus masyarakatnya sendiri. Pemerintah desa sebagai unit
lembaga pemerintahan yang paling dekat dengan masyarakat diharapkan
mampu menjalankan roda pemerintahan desa dengan sungguh-sungguh dan
mampu mengubah taraf hidup masyarakat ke arah yang lebih sejahtera, adil,
tenteram, aman, dan damai. Penyelenggaraan pemerintahan desa tidak
terpisahkan dari penyelenggaraan otonomi daerah dan pemerintahan desa
merupakan unit terdepan (ujung tombak) dalam pelayanan kepada masyarakat
menjadi tonggak strategis untuk keberhasilan semua program. Karena itu upaya
untuk memperkuat desa merupakan langkah mempercepat terwujudnya

21
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi 3, (Jakarta:
Balai Pustaka, 2003), hlm. 854.

32
kesejahteraan masyarakat sebagai tujuan otonomi daerah.22

Menurut T. Coser dan Anthony Rosenberg dalam bukunya yang


berjudul “an introduction to International Politics” mendefinisikan peranan
yakni sebagai tuntutan yang diberikan secara struktural (norma-norma, harapan,
larangan, tanggung jawab) dimana di dalamnya terdapat serangkaian tekanan
dan kemudian yang menghubungkan, membimbing, dan mendukung fungsinya
23
dalam organisasi. Hal tersebut dapat dikaitkan dengan pemerintah desa
dituntut memberikan pelayanan yang lebih prima serta memberdayakan
masyarakat sehingga taraf hidup masyarakat terjamin dan tentunya dapat
meningkatkan kesejahteraan serta kemajuan daerahnya, karena pada dasarnya
masyarakatlah yang tahu apa yang mereka butuhkan serta bagaimana kemudian
mereka dapat dikatakan sebagai masyarakat yang sejahtera. Peran dan prakarsa
pemerintah sangat dominan dalam perencanaan dan pelaksanaan maupun untuk
meningkatkan kesadaran dan kemampuan teknis warga desa dalam
pembangunan kesejahteraan desa. Kesadaran kepala desa sebagai pimpinan
pemerintah desa atau aktor dalam menjalankan kepemimpinan pemerintah desa
menjadi ujung tombak pelaksanaan dan terlaksananya pembangunan serta
pengembangan kesejahteraan masyarakat desa.

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa adalah


penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan
kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat. Dengan demikian, pemerintah
harus memerankan tugas pemerintah desa yang dimaksud. Ada beberapa peran

22
HAW Widjaja, Otonomi Desa, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2003), hlm. 3.

23
T. Coser dan Anthony Rosenberg, An Introduction to International Politics, (New
Jersey: Prentice Hall, 1976), hlm. 232-255.

33
pemerintah desa sebagai pelaksanaan pemerintahan desa sebagai berikut:

1. Dalam pengelolaan keuangan desa tidak tertulis dan dijelaskan dalam


undang- undang desa, sehingga saya berlandaskan pada Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan
Keuangan Desa menjelaskan bahwa, keuangan desa adalah semua hak
dan kewajiban desa yang dapat dinilai dengan uang serta segala
sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan dengan
pelaksanaan hak dan kewajiban desa, pengelolaan keuangan desa
adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan,
penatausahaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban keuangan. Pasal
37 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 Tentang
Pengelolaan Keuangan Desa mengenai pelaporan keuangan desa
menjelaskan bahwa kepala desa menyampaikan laporan realisasi
pelaksanaan APBDesa kepada bupati/walikota berupa laporan
semester pertama dan laporan semester akhir tahun Selanjutnya pada
Pasal 38 mengenai pertanggungjawaban dijelaskan bahwa kepala desa
menyampaikan laporan pertanggung- jawaban realisasi pelaksanaan
APBDesa kepada bupati/walikota setiap akhir tahun anggaran
Laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa
sebagaimana dimaksud terdiri dari pendapatan, belanja, dan
pembiayaan. Laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan
APBDesa sebagaimana dimaksud ialah yang ditetapkan dengan
peraturan desa. Kemudian Pasal 40 menjelaskan bahwa laporan
realisasi dan laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan
APBDesa diinformasikan kepada masyarakat secara tertulis dan
dengan media informasi yang mudah diakses oleh masyarakat. Media
informasi sebagaimana dimaksud antara lain papan pengumuman,

34
radio komunitas, dan media informasi lainnya. Pasal 41 juga
menjelaskan bahwa laporan realisasi dan laporan pertanggung-
jawaban realisasi pelaksanaan APBDesa disampaikan kepada
bupati/walikota melalui camat atau sebutan lain dan disampaikan
paling lambat 1 (satu) bulan setelah akhir tahun anggaran berkenaan.
Berdasarkan teori peranan menurut T. Coser dan Anthony Rosenberg,
pemerintah desa kurang berperan aktif dalam menggerakkan
partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan tentang
pengelolaan dana desa.

2. Peranan pemerintah desa menggerakkan partisipasi masyarakat dalam


pelaksanaan pembangunan. Peran pembangunan yang melibatkan
partisipasi masyarakat adalah pembangunan jembatan desa sebagai
penghubung desa yang lainnya, seperti pos kamling, pembuatan
waduk, kantor desa, dan sebagainya. Pemerintah desa menggerakkan
partisipasi masyarakat dalam musyawarah mufakat untuk
pembangunan, yang akhirnya dalam pelaksanaannya masyarakat
secara semangat gotong-royong kerja bakti dalam pembangunan
tersebut yang telah menjadi suatu kesepakatan bersama. Hak ini berarti
masyarakat terlibat aktif dalam pelaksanaan pembangunan di desa
secara keseluruhan dari tahap awal sampai tahap akhir pembangunan.
Semua partisipasi masyarakat dapat dilihat dari kesediaan memberikan
waktu untuk mengikuti musyawarah, partisipasi dalam bentuk uang,
dan partisipasi dalam bentuk tenaga. Peran pemerintah sebagai
penggerak, perencana, motivator, dan pelopor. Pemerintah sebagai
penggerak yakni menggerakkan masyarakatnya untuk berpartisipasi
aktif dalam musyawarah penetapan (pikiran), tetapi juga sebagai
perencana yaitu pemerintah melibatkan masyarakat untuk

35
merencanakan sesuatu, sebagai motivator yakni memotivasi
masyarakat lewat memberikan pandangan-pandangan ke depan terkait
pembangunan yang akan dilaksanakan, juga menjadi pelopor yaitu
pemerintah yang lebih dulu memberikan ide dalam perencanaan, tetapi
juga turut serta dalam pelaksanaan pembangunan.

3. Peranan pemerintah desa untuk menggerakkan partisipasi masyarakat


dalam menciptakan ketertiban dan keamanan masyarakat. Pemerintah
desa menggerakkan partisipasi masyarakat dengan cara melibatkan
masyarakat dalam berbagai macam program diantaranya adalah
menekankan tamu wajib lapor ke Rukun Tetangga (RT) dan Rukun
Warga (RW), gotong-royong dalam pembangunan rumah, pembuatan
jembatan, dan meningkatkan jaga malam di setiap RW, serta masih
banyak yang lainnya. Semuanya itu untuk menciptakan ketertiban dan
keamanan desa.

4. Peranan pemerintah desa untuk pemberdayaan masyarakat desa.


Pemberdayaan adalah sebuah proses menjadi, bukan sebuah proses
instan. Sebagai proses, pemberdayaan mempunyai tiga tahapan yaitu
penyadaran. Pada tahap penyadaran ini target yang hendak
diberdayakan diberi pencerahan dalam bentuk pemberian penyadaran
bahwa mereka mempunyai hak untuk mempunyai sesuatu oleh karena
itu prinsip dasarnya adalah membuat target mengerti bahwa mereka
perlu (membangun demand) diberdayakan dan proses pemberdayaan
itu dimulai dari dalam diri mereka (bukan dari orang luar).
Pemberdayaan masyarakat desa bertujuan meningkatkan kemampuan
dan kemandirian masyarakat dalam meningkatkan taraf hidupnya.
Pemberdayaan masyarakat pedesaan dalam hal pembangunan

36
memberikan ruang kepada masyarakat untuk turut aktif berpartisipasi
dalam tiap tahapan pembangunan. Pembangunan partisipatif
diharapkan sesuai dengan kebutuhan atau masalah yang dihadapi
masyarakat desa. Pemerintahan desa melalui hak otonominya memiliki
tugas dan tanggung jawab pada pembangunan. Konsep pembangunan
didasari atas pertumbuhan ekonomi.15 Pertumbuhan ekonomi
masyarakat tidak dapat lepas dari upaya pemberdayaan. Pemberdayaan
masyarakat merupakan salah satu strategi dalam upaya pertumbuhan
ekonomi. Karena pemberdayaan masyarakat selalu diidentikkan
dengan pertumbuhan ekonomi. Dasar dari pemberdayaan masyarakat
adalah meningkatkan kemampuan rakyat.16 Kepala desa menjalankan
hak, wewenang, dan kewajiban pimpinan pemerintahan desa yaitu
menyelenggarakan rumah tangganya sendiri merupakan
penyelenggaraan dan penanggung jawab utama di bidang
pemerintahan pembangunan dan kemasyarakatan dalam rangka
penyelenggaraan urusan pemerintahan desa. Urusan pemerintahan
umum termasuk pembinaan ketentraman dan ketertiban sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan menumbuhkan serta
mengembangkan jiwa.
H. Sistem Pemerintahan Desa

1. Pemerintahan Desa

Desa di Indonesia pertama kali ditemukan oleh Mr. Herman Wamer

Muntinghe seorang belanda pembantu Gubernur Jenderal Inggris tahun 1811,

Sejak kemerdekaan Republik Indonesia sampai saat ini keberadaan Desa

seakan timbul tenggelam dalam arus gelombang politik rezim yang

memerintah padahal sejarah telah membuktikan bahwa Desa telah eksis jauh

37
sebelumnya sebagai suatu kesatuan masyarakat hukum adat dalam ikatan pola

administrasi pemerintahan, ekonomi dan sosiologis yang mandiri sebagai

wujud dari otonomi asli.

Dalam sebuah sistem pemerintahan Desa yang mencakup otonomi

asli, nyata dan bertanggungjawab diperlukan kemampuan untuk menggali

sumber keuangan sendiri yang didukung oleh perimbangan keuangan antara

pemerintah pusat dan daerah serta antara provinsi dan kabupaten/kota yang

merupakan prasyarat dalam sistem pemerintahan Daerah dalam rangka

menyelenggarakan Otonomi Daerah kewenangan keuangan yang melekat

pada setiap kewenangan pemerintahan menjadi kewenangan Daerah untuk itu

dapat dilihat ada beberapa hal sistem pemerintahan Desa di antaranya :24

a. Desa yang berdasarkan undang-undang dan melaksanakan suatu

sistem sebagai suatu kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai

susunan asli berdasarkan hak asal–usul yang bersifat istimewa

sebagaimana dimaksud dalam penjelasan pasal 18 undang-undang

Dasar 1945 Landasan pemikiran dalam pengaturan mengenai

pemerintahan desa yaitu keanekaragaman, partisispasi, otonomi asli,

Demokratisi dan pemberdayaan masyarakat.

b. Di Desa di bentuk lembaga kemasyarakatan Desa sesuai dengan

kebutuhan Desa Lembaga yang di maksud merupakan mitra

pemerintah Desa dalam rangka pemberdayaan masyarakat Desa.

24
HAW. Widjaja, Otonomi Desa, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), h. 15

38
c. Dalam suatu sistem Desa dapat melakukan perbuatan hukum, baik

hukum publik maupun hukum perdata, memiliki kekayaan, harta

benda dan bangunan serta dapat di tuntut dan menuntut di pengadilan.

Untuk itu kepala Desa dengan persetujuan Badan perwakilan Desa

mempunyai suatu wewenang untuk melakukan perbuatan hukum dan

mengadakan perjanjian yang saling menguntungkan.

d. Sistem Demokrasi yang mana dalam hal ini di Desa di bentuk Badan

perwakilan Desa sesuai dengan budaya yang berkembang di Desa

yang bersangkutan dengan fungsi sebagai lembaga legislasi dan

pengawasan dalam hal pelaksanaan peraturan Desa, Anggaran

pendapatan dan belanja Desa dan keputusan kepala Desa.

e. Penyelenggaraan pemerintah Desa yang mana dalam hal ini

merupakan subsistem dari sistem penyelenggaraan pemerintahan

sehingga Desa memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus

kepentingan masyarakatnya kepala Desa bertanggung jawab pada

Badan perwakilan Desa dan menyampaikan laporan pelaksanaan tugas

tersebut kepada Bupati.

2. Tugas dan Fungsi Pemerintahan Desa

a. Tugas dan Fungsi Kepala desa

Kepala Desa berkedudukan sebagai kepala pemerintahan desa yang

memimpin penyelenggaraan pemerintahan desa. Kepala desa

bertugas menyelenggara- kan pemerintahan desa, melaksanakan

pembangunan, pembinaan ke- masyarakatan, dan pemberdayaan

39
masyarakat. Merujuk pada Permendagri Nomor 84 Tahun 2015

Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja (SOT) Pemerintahan

Desa, untuk melaksanakan tugasnya, kepala desa memiliki fungsi

sebagai berikut:

a. Menyelenggarakan pemerintahan desa, seperti tata praja

pemerintahan, penetapan peraturan di desa, pembinaan masalah

pertanahan, pembina ketentraman dan ketertiban, melakukan

upaya perlindungan masyarakat, administrasi kependudukan, dan

penataan, dan pengelolaan wilayah;

b. Melaksanakan pembangunan, seperti pembangunan sarana

prasarana perdesaan dan pembangunan bidang pendidikan

kesehatan;

c. Pembinaan kemasyarakatan, seperti pelaksanaan hak dan

kewajiban masyarakat, partisipasi masyarakat, sosial budaya

masyarakat, keagamaan, dan ketenagakerjaan;

d. Pemberdayaan masyarakat, seperti tugas sosialisasi dan motivasi

masyarakat di bidang budaya, ekonomi, politik, lingkungan

hidup, pemberdayaan keluarga, pemuda, olahraga, dan karang

taruna; dan

e. Menjaga hubungan kemitraan dengan lembaga masyarakat dan

lembaga lainnya.

b. Tugas dan fungsi sekretaris desa

40
Sekretaris desa berkedudukan sebagai unsur pimpinan sekretariat

desa. Sekretaris desa bertugas membantu kepala desa dalam bidang

administrasi pemerintahan. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana

yang dimaksud pada ayat (2), Permendagri Nomor 84 Tahun 2015

Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja (SOT) Pemerintahan

Desa, sekretaris desa mempunyai fungsi:25

a. Melaksanakan urusan ketatausahaan seperti tata naskah,

administrasi surat menyurat, arsip, dan ekspedisi;

b. Melaksanakan urusan umum seperti penataan administrasi

perangkat desa, penyediaan prasarana perangkat desa dan kantor,

penyiapan rapat, pengadministrasian aset, inven- tarisasi,

perjalanan dinas, dan pelayanan umum

c. Melaksanakan urusan keuangan seperti pengurusan administrasi

keuangan, administrasi sumber-sumber pendapatan dan

pengeluaran, verifikasi administrasi keuangan, dan administrasi

penghasilan kepala desa, perangkat desa, BPD, dan lembaga

pemerintahan desa lainnya; dan

d. Melaksanakan urusan perencanaan, seperti menyusun rencana

anggaran pendapatan dan belanja desa, menginventarisir data-

data dalam rangka pembangunan, melakukan monitoring dan

evaluasi program, serta penyusunan laporan.

25
Saparin. Tata Pemerintahan dan Administrasi Pemerintahan Desa. Jakarta: Ghalia
Indonesia. 1986. Hlm 25

41
c. Tugas dan fungsi kepala urusan, kepala urusan berkedudukan sebagai

unsur staf sekretariat dan kepala urusan bertugas membantu sekretaris

desa dalam urusan pelayanan administrasi pendukung pelaksanaan

tugas-tugas pemerintahan. Selanjutnya, untuk melaksanakan tugas

kepala urusan mempunyai fungsi sebagai berikut:

a. Kepala urusan tata usaha dan umum memiliki fungsi seperti me-

laksanakan urusan ketatausahaan seperti tata naskah, administrasi

surat menyurat, arsip dan ekspedisi, penataan administrasi

perangkat desa, penyediaan prasarana perangkat desa dan kantor,

penyiapan rapat, pengadministrasian aset, inven- tarisasi,

perjalanan dinas, dan pelayanan umum;

b. Kepala urusan keuangan memiliki fungsi seperti melaksanakan

urusan keuangan, seperti pengurusan administrasi keuangan,

administrasi sumber-sumber pendapatan dan pengeluaran,

verifikasi administrasi keuangan, administrasi penghasilan

kepala desa, perangkat desa, BPD, dan lembaga pemerintahan

desa lainnya; dan

c. Kepala urusan perencanaan memiliki fungsi mengoordinasikan

urusan perencanaan, seperti menyusun rencana anggaran

pendapatan dan belanja desa, menginventarisir data- data dalam

rangka pembangunan, melakukan monitoring dan evaluasi

program, serta penyusunan laporan.

d. Tugas dan fungsi kepala seksi

42
Kepala seksi berkedudukan sebagai unsur pelaksana teknis. Kepala

seksi bertugas membantu kepala desa sebagai pelaksana tugas

operasional. Untuk melaksanakan tugas kepala seksi mempunyai

fungsi:

a. Kepala seksi pemerintahan mempunyai fungsi melaksanakan

manajemen tata praja pemerintahan, menyusun rancangan

regulasi desa, pembinaan masalah pertanahan, pembinaan

ketentraman dan ketertiban, pelaksanaan upaya perlindungan

masyarakat, kependudukan, penataan dan pengelolaan wilayah,

serta pendataan dan pengelolaan profil desa;

b. Kepala seksi kesejahteraan mempunyai fungsi melaksanakan

pembangunan sarana prasarana pedesaan, pembangunan bidang

pendidikan, kesehatan, dan tugas sosialisasi serta motivasi

masyarakat di bidang budaya, ekonomi, politik, lingkungan

hidup, pemberdayaan keluarga, pemuda, olahraga, dan karang

taruna;

c. Kepala seksi pelayanan memiliki fungsi melaksanakan

penyuluhan dan motivasi terhadap pelaksanaan hak dan

kewajiban masyarakat, partisipasi masyarakat, sosial budaya

masyarakat, keagamaan, dan ketenagakerjaan.

e. Tugas dan fungsi kepala kewilayahan

Kepala kewilayahan atau sebutan lainnya berkedudukan sebagai

unsur satuan tugas kewilayahan yang bertugas membantu kepala desa

43
dalam pelaksanaan tugas di wilayahnya. Untuk melaksanakan tugas

sebagaimana dimaksud tersebut kepala kewilayahan/kepala dusun

memiliki fungsi:

a. Pembinaan ketentraman dan ketertiban, pelaksanaan upaya

perlindungan masyarakat, mobilitas kependudukan, serta

penataan dan pengelolaan wilayah;

b. Mengawasi pelaksanaan pembangunan di wilayahnya;

c. Melaksanakan pembinaan kemasyarakatan dalam meningkatkan

kemampuan dan kesadaran masyarakat dalam menjaga

lingkungannya; dan

d. Melakukan upaya-upaya pemberdayaan masyarakat dalam

menunjang kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dan

pembangunan.

f. Pembinaan dan Pengawasan

Pemerintah, pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah

kabupaten/kota membina dan mengawasi penyelenggaraan

pemerintahan desa dapat mendelegasikan pembinaan dan

pengawasan kepada perangkat daerah dan memberdayakan

masyarakat desa dengan:

a. Menerapkan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi, teknologi tepat guna, dan temuan baru untuk

kemajuan ekonomi dan pertanian masyarakat desa;

44
b. Meningkatkan kualitas pemerintahan dan masyarakat desa

melalui pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan; dan

c. Mengakui dan memfungsikan institusi asli dan/atau yang sudah

ada di masyarakat desa.

Pemberdayaan masyarakat desa sebagaimana dimaksud di atas

dilaksanakan dengan pendampingan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan

pemantauan pembangunan desa dan kawasan perdesaan. Pembinaan dan

pengawasan yang dilakukan oleh pemerintah meliputi:

a. Memberikan pedoman dan standar pelaksanaan penyelenggaraan

pemerintahan desa;

b. Memberikan pedoman tentang dukungan pendanaan dari

pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah

kabupaten/kota kepada desa;

c. Memberikan penghargaan, pem- bimbingan, dan pembinaan

kepada lembaga masyarakat desa;

d. Memberikan pedoman penyusunan perencanaan pembangunan

partisipatif;

e. Memberikan pedoman standar jabatan bagi perangkat desa;

f. Menetapkan pembiayaan alokasi dana perimbangan untuk desa;

g. Mengawasi pengelolaan keuangan desa dan pendayagunaan aset

desa;

h. Melakukan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan

pemerintahan desa;

45
i. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi pemerintah

desa, badan permusyawaratan desa, lembaga kemasyarakatan,

dan lembaga adat;

j. Memberikan penghargaan atas prestasi yang dilaksanakan dalam

penyelenggaraan pemerintahan desa, badan permusyawaratan

desa, lembaga kemasyarakatan, dan lembaga adat;

k. Melakukan upaya percepatan pembangunan perdesaan;

l. Melakukan upaya percepatan pembangunan desa melalui

bantuan keuangan, bantuan pendampingan, dan bantuan teknis;

m. Melakukan peningkatan kapasitas BUMDesa dan lembaga kerja

sama antar desa;

n. Memberikansanksi atas penyimpangan yang dilakukan oleh

kepala desa sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.26

g. Kerangka Pikir

Suatu hal pokok yang dapat meningkatkan perkembangan dalam

suatu daerah ketika menggunakan aplikasi sistem keuangan desa yang

mana ini merupakan suatu aplikasi yang dapat membantu dalam suatu

instansi pemerintahan dan aplikasi ini di kembangkan oleh BPKP untuk

menambah efektivitas pengelolaan keuangan desa agar dengan adanya

26
Parassa, Helni Sadid. “Peranan Pemerintah Dalam Peningkatan Kesejahteraan
Masyarakat Desa Wasuponda Kabupaten Luwu Timur”. http://repository.unhas. ac.id. di akses 2
Juni 2018.

46
aplikasi ini segala hal dapat di kendalikan oleh sistem termasuk

akuntabilitas dalam suatu instansi pemerintahan desa.

Skema kerangka berpikir :

Pengelolaan Keuangan Desa

Aplikasi Sistem Keuangan Desa (Siskeudes)

1. Operator
2. Perangkat Keras
3. Perangkat Lunak

Terwujudnya Efektifitas, Efisiensi, dan Akuntabilitas Implementasi Aplikasi


Siskeudes

h. Definisi Operasional

1. Tata kelola adalah pengelolaan keuangan desa yang efisien,

efektif dan akuntabel, dengan menggunakan aplikasi siskeudes.

47
2. Efektivitas aplikasi Siskeudes adalah system pengunaan aplikasi

keuangan secara otomatisasi.

a. Operator yang dimaksud yaitu yang bertanggungjawab dalam

mengoprasikan Aplikasi Siskeudes.

b. Perangkat Keras yang dimaksud Sarana dan Prasana dalam

penunjang Efektivitas Aplikasi Siskeudes.

c. Perankat Lunak yang dimaksud adalah Sistem keuangan desa

dan pengelolaan dana desa dengan apliaksi yang di gunakan

oleh instansi pemerintah di seluruh wilayah Indonesia yang

mana aplikasi ini di kembangkan oleh BPKP dan

Kemendagri.

3. Terwujudnya efektivitas, efisiensi dan akuntabel pengelolaan

keuangan desa dengan menggunakan aplikasi Siskeudes.27

27
Yulianto Trisno, Efektivitas Kelola Dana Desa dalam http://www.sapa.or.id/f2/10847-
dana-desa-00000poli36 Di akses pada tanggal 14 maret 2019

48
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Lokasi Penelitian


Jenis penelitian ini adalah kualitatif yang mana kita ketahui bahwa
penelitian kualitatif merupakan suatu pengumpulan data yang di lakukan secara
objektif serta menganalisis suatu data untuk memperbaiki dan menguji suatu
masalah.28
Oleh karena itu pembahasan mengenai kualitatif dapat di kutip dari
pendapat seorang pakar yaitu sugiyono yang mengatakan bahwa suatu hal yang
dapat di gunakan dalam meneliti suatu kondisi objek yang alami kita dapat
menggunakan cara yang di landasi dengan filsafat positivisme. Dalam artian
dokumen dari hasil wawancara yang di kumpulkan itu harus jelas dan resmi
karena apa yang telah menjadi tujuan daripada penelitian kualitatif , itu kemudian
dapat memberikan gambaran suatu fakta di balik fenomena yang telah terjadi dan
ini harus di kupas secara tuntas .untuk itu penelitian dalam pendekatan kualitatif
dapat di lakukan dengan menyeimbangkan antara teori dan fakta empiris dengan
menggunakan deskriptif . Sedangkan dengan cara kualitatif dalam penelitian ini
yang bertujuan untuk memahami bagaimana sebenarnya implementasi aplikasi
Siskeudes di desa tompobulu kecamatan bulupoddo kabupaten sinjai dan apakah
factor penghambatnya.29
Lokasi penelitian ini di lakukan di desa tompobulu kecamatan bulupoddo
kabupaten sinjai.
Adapun alasan saya memilih lokasi ini karena masih kurang atau masih
terhambat mengenai implementasi aplikasi Siskeudes di desa tompobulu
kecamatan bulupoddo kabupaten sinjai.
B. Populasi dan Sampel
Dalam memilih informan harus benar-benar memahami dan mengetahui
dan mampu untuk memberikan suatu informasi secara tepat dan benar yang sesuai

28
P.Wiratna sujarweni metodologi penelitian (Yogyakarta : pustakabarupress, 2014) hlm 2
29
Sugiono metode penelitian kualitatif,kuantitatif (Bandung : Alfabeta 2016) hlm 2
dengan apa yang di inginkan dalam penelitian ini dan berkaitan dengan Efektivitas
aplikasi sistem keuangan desa. Oleh karena itu maka pihak yang telah dijadikan
sebagai narasumber dalam penelitian ini yaitu :
1. Kepala Desa Tompobulu
2. Sekretaris Desa Tompobulu
3. Kaur Keungan Desa Tompobulu
4. Operator Siskeudes
C. Metode Pengumpulan Data
Teknik yang dapat di gunakan dalam pengumpulan data pada proses
penelitian yaitu :
1. Wawancara
Untuk melakukan suatu wawancara dalam penelitian ini yaitu dengan
berinteraksi secara langsung dan melakukan tanya jawab terhadap
informan yang telah di tentukan.untuk itu perlu juga kita lihat bahwa
informan yang di wawancarai itu kemudian berkompeten memberikan
suatu informasi terhadap program siskeudes dalam suatu instansi
pemerintah desa.
2. Observasi
Observasi merupakan suatu cara yang sangat penting dalam penelitian
yang mana observasi ini di gunakan karena ada beberapa macam tipologi
pengamatan. Untuk itu cara observasi dapat di laksanakan untuk
menganalisis secara langsung yang berkaitan dengan penerapan aplikasi
sistem keuangan desa di desa tompobulu kecamatan bulupoddo kabupaten
sinjai.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik yang di gunakan untuk melengkapi data-
data yang di peroleh melalui wawancara dengan cara mencatat data secara
langsung yang berkaitan dengan Efektivitas Aplikasi Siskeudes.
D. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Teknik atau cara dalam menggunakan kualitatif terhadap analisis data
yaitu suatu cara yang di lakukan secara sistematis dalam menyusun suatu

50
dokumen yang di hasilkan dari proses wawancara sehingga penemuannya dapat di
mengerti dan di berikan informasi terhadap orang lain. Adapun jenis teknik dalam
menganalisis data kualitatif pada penelitian ini yaitu
1. Reduksi data merupakan suatu aktivitas yang di lakukan untuk
mengumpulkan serta memilih data yang benar dan penting serta jelas
akan kebenarannya.
2. Penyajian data merupakan menyajikan data dalam dokumen yang
berbentuk narasi, guna merencanakan kerja penelitian yang sudah di
mengerti; dan
3. Conclusion drawing/verifucation merupakan penerikan suatu data yang
telah didukung oeh bukti-bukti yang valid dan konsisten dilapangan
peneliti.

51
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Desa tompobulu adalah salah satu desa dari 6 Desa yang ada di
Kecamatan Bulupoddo Kabupaten Sinjai yang terletak ±40 KM dari Pusat
Pemerintahan Kabaupten sinjai atau di Pusat Ibu Kota Kabupaten Sinjai. Desa
Tompobulu mempunyai luas wilayah ± 2780.68 Ha. Oleh karena itu Desa
Tompobulu mempunyai jumlah penduduk 3.118 jiwa, 836 KK terdiri dari 1.562
jiwa orang laki-laki dan 1.556 jiwa orang perempuan. Jumlah penduduk tersebut
terdiri kepala keluarga yang tersebar dalam enam kepala Dusun atau lingkungan,
15 RW dan 43 RT .30
1. Pemerintahan Desa Tompobulu
Desa Tompobulu kecamatan bulupoddo kabupaten sinjai telah
menerapkan aplikasi ini sistem Keuangan Desa (Siskeudes) dan
menggunakan versi yang paling terbaru. Efektivitas aplikasi sistem
keuangan desa (Siskeudes) di desa tersebut di lihat dari sumber daya
manusia tidak sesuai dengan tupoksi masing-masing karena yang
terjadi di lapangan kaur umum yang mengelola aplikasi dan pelaporan
yang tidak sesuai dengan regulasi, jadi tidak ada fungsi dari kaur
keuangan tersebut. Sehingga Efektivitas aplikasi di Desa Tompobulu
Kecamatan Bulupoddo Kabupaten Sinjai belum efektif dan efisien .
Berikut Tabel nama dan jabatan pemerintah desa tompobulu.
Tabel 4.1
Nama dan Jabatan Pemerintah Desa Tompobulu

No Nama Jabatan
1. Mahmuddin Kepala Desa
2. Mustari Musfa Sekretaris
3. Sumarni Kasi Pemerintahan

30
Profil Desa Tompobulu 2020
4. Musfa Wahidin Staf
5. Muh. Anwar Kasi Pelayanan
6. Hufrah Kasi Kesejahteraan
7. Rahmatiah, S.Pd Staf
8. Amir Kaur Perencanaan
9. Mulyana Sari Kaur Keuangan
10 Nur Sidin Kaur T.U Umum
11. Drs. Abd. Muin Staf
12. Rustan Ansar Kadus Aholiang
13. Mansur Kadus Data
14. Hartoni, S.P Kadus Karampuang
15. Abdul Karim Kadus Laiya
16. Muhtar Kadus Salohe
17. Suardi Kadus Bulo
18. Muhlis, S.Pd Kadus Balle
Sumber : Kaur Keuangan Desa Tompobulu

Untuk memudahkan pencapaian tujuan pemerintahan maka di


susun visi dan misi desa yang bersangkutan. Berikut ini visi dan misi
Desa Tompobulu :

VISI

Desa Tompobulu yang beradat, maju pembangunan dan sumber


daya manusianya melalui pelayanan publik menuju pemerintahan yang
lebih baik

MISI

1. Mewujudkan Desa tompobulu sebagai desa yang berbudaya


melalui aman dan tenteram melalui lembaga adat dan masyarakat
yang berperilaku santun, sehat, bersih dan mandiri.
2. Menjadikan Desa tompobulu sebagai salah satu sentral pertanian,
perkebunan dan peternakan di kabupaten sinjai dengan didukung
sarana dan prasarana pada berbagai sektor.
3. Menciptakan pemerintahan desa yang bersih, tertib administrasi
dan maju dalam pelayanan publik.

53
B. Efektivitas Aplikasi Sistem Keuangan Desa (Siskeudes) di Desa
Tompobulu Kecamatan Bulupoddo Kabupaten Sinjai

Salah satu strategi dalam peningkatan kualitas layanan pengelolaan


keuangan desa, maka pemerintah pusat mengimplementasikan aplikasi yang
berbasis offline dan online untuk pemerintah desa yaitu aplikasi sistem keuangan
desa (Siskeudes). Siskeudes yang di kembangkan sesuai dengan permendagri
Nomor 113 yang di keluarkan oleh kemendagri sebagai regulator sehingga hasil
dari penggunaan aplikasi tersebut akan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Tujuan adanya kebijakan Siskeudes dari badan pengawas keuangan dan


pembangunan tidak lepas dari berbagai faktor yang mempengaruhi agar
Efektivitas kebijakan Siskeudes dapat sesuai dengan apa yang di harapkan
pemerintah dan masyarakat. Sesungguhnya sebuah Efektivitas dalam suatu
kebijakan merupakan tahap dalam proses kebijakan, dimana implementasi di
laksanakan ketika sebuah kebijakan dengan tujan yang jelas yaitu mengelola
keuangan desa dan untuk menerapkan prinsip akuntabilitas. Sehingga
terwujudnya akuntabilitas, efektifitas dan efesiensi. Temuan hasil penelitian
tentang Efektivitas Aplikasi Sistem Keuangan Desa (Siskeudes) di Desa
Tompobulu menggunakan indikator yaitu Operator, perangkat keras dan
perangkat lunak.

1. Operator

Operator Siskeudes merupakan seseorang yang bertugas untuk


penginputan data melaksanakan dan bertanggungjawab atas semua tugas
terkait sistem keuangan desa. Kemampuan operator dalam memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi menjadi tolak ukur keberhasilan
dalam sebuah Aplikasi Siskeudes .

Pertanyaan ini sesuai dengan hasil wawancara dengan kepala desa


tompobulu yang menyatakan bahwa :

54
‘’Di Desa Tompobulu sudah di terapkan Aplikasi Siskeudes pada
awal tahun 2016 sampai sekarang dan di operasikan oleh Nursidin selaku
Kaur Umum dan sebagai operator Siskeudes‘’
(Wawancara : Selasa 4 Mei 2020 )
Keterangan yang di sampaikan oleh kepala desa tompobulu
menyatakan bahwa yang mengerjakan aplikasi siskeudes tersebut adalah
kepala urusan umum . keberhasilan dalam penggunaan aplikasi ini
sangat tergantung dari kemampuan Operator yang mengoperasikannya.
Dari hasil observasi yang di lakaukan menunjukkan bahwa yang
mengoperasikan aplikasi tesebut adalah kepala urusan umum.
Keberhasilan dalam mencapai tujuan dalam penerapan kebijakan publik.
Implementasi yang efektif terjadi apabila para pembuat keputusan sudah
mengetahui apa yang akan mereka kerjakan.
Hasil wawancara dengan Kepala Desa Tompobulu Mahmuddin
yang menyatakan bahwa :
‘’Operator di desa tompobulu sudah mampu menjalankan Aplikasi
Siskeudes walaupun terkadang masih mendapatkan kesalahan dalam
penginputan tetapi dapat terselesaikan dengan baik walaupun salah satu
kendalanya adalah jaringan dalam hal ini operator harus turun ke kota
untuk mengoperasikan aplikasi siskeudes. Operator sudah menjalankan
tugasnya dengan baik’’
(wawanacara : Senin 4 Mei 2020 )
Dari hasil wawancara yang di sampaikan oleh kepala desa
tompobulu yang menyatakan bahwa operator sudah mampu
mengoperasikannya walaupun terkadang masih mendapatkan kesalahan
terutama persoalan jaringan yang menjadi salah satu kendala tetapi
operator dapat menyelesaikannya dengan baik dan operator telah
menjalankan tugasnya dengan baik.
Dari hasil obsevasi yang menunjukkan bahwa apa yang di
sampaikan oleh kepala desa benar adanya bahwa di desa tompobulu yang
mengoperasikan Aplikasi Siskeudes adalah kaur umum dan sudah

55
mampu mengoperasikannya kaur umum yang melakukan penatausahaan
dan menjalanakan laporan keuangan desa yang seharusnya di kerjakan
oleh kaur keuangan sesuai dengan permendagri Nomor 20 Tahun 2018.
Hasil wawancara dengan Kepala Desa Tompobulu Mahmuddin
menyatakan bahwa :
‘’Kami sebenarnya menginginkan terpisah antara operator
siskeudes dan kaur umum tetapi karena kaur keuangan belum mampu
untuk mengerjakan Siskeudes jadi kaur umum yang mengerjakan
walaupun seharusnya kaur keuangan yang memiliki tugas tersebut‘’.
(wawancara : Senin 4 Mei 2020 )
Keterangan yang di sampaikan oleh kepala desa tompobulu
menyatakan bahwa kaur keuangan yang seharusnya mengoperasikaan
Aplikasi tersebut.
Kebijakan yang begitu kompleks yang menuntut adanya
kerjasama ketika struktur birokrasi tidak kondusif pada kebijakan yang
tersedia maka dalam hal ini akan menyebabkan Efektivitas daripada
aplikasi Siskeudes tidak efisien.
Dari hasil observasi yang dilakukan menunjukkan bahwa yang di
sampaikan oleh kepala desa benar adanya, bahwa yang lebih tepatnya
mengerjakan aplikasi tersebut adalah kaur keuangan karena Siskeudes
bersentuhan dengan laporan pertanggungjawaban .
Hasil wawancara dengan Operator Siskeudes Nursidin
menyatakan bahwa :
‘’Saya mengoperasikan aplikasi tersebut saya juga yang
mengerjakan penatausahaan dan pelaporan karena kaur keuangan belum
mampu untuk mengoperasikannnya’’
(wawanacara: Senin 4 Mei 2020 )

Berdasarkan hasil wawancara yang di lakukan bahwa kaur umum


yang mengerjakan aplikasi tersebut. Kaur umum yang mengerjakan

56
laporan pertanggungjawaban yang seharusnya di kerjakan oleh kaur
keuangan.

Dari hasil observasi menunjukkan bahwa pernyataan yang di


sampaikan oleh operator Siskeudes benar adanya kaur umum yang
mengoperasikan aplikasi tersebut. Karena ketidakmampuan kepala
urusan keuangan dalam mengoperasikannya. Pengetahuan atas apa yang
akan mereka kerjakan dapat berjalan apabila komunikasi berjalan dengan
baik, sehingga setiap keputusan kebijakan dan peraturan harus di
transmisikan atau di komunikasikan kepada bagian personalia yang tepat.

Hasil wawancara kepala urusan keuangan Mulyana Sari yang


menyatakan bahwa:

‘’Sementara ini Nursidin sebagai kaur umum yang mengelola


aplikasi tersebut karena saya belum mampu mengoperasikannya , masih
sementara belajar dengan kaur umum’’
(Wawancara : Senin 4 Mei 2020)
Berdasarkan hasil wawanacara yang dilakukan oleh kaur
keuangan menyatakan bahwa belum mampu untuk mengerjakan aplikasi
Siskeudes dan masih proses belajar.
Hasil observasi menunjukan bahwa apa yang di sampaikan Kaur
Keuangan berbeda dengan observasi yang saya lakukan karena
kenyataannya kaur keuangan tidak berusaha belajar untuk
mengoperasikan aplikasi tersebut, karena Kaur Umum sementara
mengerjakan aplikasi tersebut tetapi kaur keuangan bersantai-santai.
Aplikasi ini telah berjalan selama kurang lebih lima tahun harusnya
dalam kurung waktu tersebut jika kaur keuangan belajar, sekarang sudah
mampu mengoperasikannya.
Hasil wawancara dengan Operator Siskeudes Nursidin
menyatakan bahwa:

57
“Sebenarnya ini memberatkan bagi saya karena menjalankan dua
tugas sekaligus. saya menginginkan bekerja sesuai dengan tupoksi
masing- masing, tetapi kenyataanya berbeda saya yang mengerjakan
aplikasi siskeudes dan pelaporannya pun seperti itu karena output dari
siskeudes tersebut merupakan laporan keuangan desa yang memang
harus di kerjakan oleh kaur keuangan.

(Wawancara: Selasa 5 Mei 2020)

Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh kaur umum


menyatakan bahwa memberatkan baginya, yang diinginkan kaur umum
adalah berkerja denga tufoksi masing-masing. Kaur umum yang
berhubungan dengan administrasi desa dan kaur keuangan yang
mngerjakan laporan keuangan.

Dari hasil observasi yang dilakukan menunjukan apa yang


disampaikan oleh Nursidin benar adanya karena harus mengerjakan
Siskeudes dan melakukan pelayanan juga ini menghambat pekerjaan dan
ketidak efektifan dan efisien. Kegagalan yang sering terjadi di Desa
Tompobulu salah satunya disebabkan oleh staf tidak kompeten di
bidangnya.

Dapat disimpulkan sesuai permedagri No. 20 Tahun 2018,


aplikasi ini di kelola oleh kepala urusan keuangan tetapi kenyataan
dilapangan aplikasi siskeudes di kelola oleh kepala urusan umum,
sehingga tidak ada fungsi dari kaur keuangan.

2. Perangkat Keras

Perangkat Keras yang dimaksud adalah sarana dan prasarana yang


memadai karena penunjang dalam implementasi aplikasi Siskeudes.
Sarana merupakan sesuatu yang bisa dikenakan sebagai alat dalam
mencapai tujuan, sedangkan prasarana merupakan penunjang utama
terselenggaranya suatu proses. Sarana dan prasarana yang memadai dapat

58
mempercepat proses pekerjaan sehingga dapat menghemat waktu. Di Desa
Tompobulu dalam penerapan aplikasi siskeudes telah memiliki sarana dan
prasarana dalam mendukung Efektivitas dalam proses pengoperasian
aplikasi tersebut yang cukup memadai.

Pernyataan ini sesuai hasil wawancara dengan Kaur keuangan Desa


Tompobu mulyana sari menyatakan bahwa:

“Iya kami telah menyediakan sarana dalam mengoperasikan aplikasi ini,


telah mengagarkannya pada saat aplikasi ini berjalan di desa ini yang
awalnya kami memiliki satu komputer dan printer saja, sekarang malahan
kami telah menambah 3 laptop dan 2 buah printer, ada yang khusus
siskeudes ada juga yang khusus kasi pemerintahan dan ruangan yang
sudah cukup nyaman”. (wawancara: Selasa 5 Mei 2020)

Keterangan yang di sampaikan oleh kaur keuangan membuktikan


bahwa di Desa Tompobulu telah memiliki sarana dan prasarana yang
memadai dalam mengoperasikan Aplikasi Siskeudes supaya berjalan
dengan efektif . Adapun hasil observasi yang saya lakukan bahwa benar
adanya sarana dan prasarana sudah cukup menunjang dalam
mengoperasikan aplikasi tersebut. Adapun rincian dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 4.2
Sarana dan Prasarana di Kantor Desa Tompobulu

No Sarana dan Prasarana


1 4 Laptop
2 4 Komputer
3 3 Printer
4 Lampu
5 Listrik
6 Meja
7 Kursi
8 Gedung
10 Lemari
Sumber: Hasi Penelitian

59
Tabel ini menunjukan bahwa di Desa Tompobulu memiliki Sarana
dan prasarana yang menunjang, telah disesuaikan dengan kebutuhan
pemerintahan desa sehingga Efektivitas Aplikasi Siskeudes dapat berjalan
dengan baik. Walaupun terkadang mendapatkan sedikit hambatan seperti
Jaringan yang tidak mendukung, kehabisan voucher listrik, dan aliran
listrik mati yang bisa menunda pekerjaan. Perihal ini sesuai hasil
wawancara oleh Operator Siskeudes Nursidin menyatakan bahwa:
“Terkadang saat mengerjakan siskeudes dan pelaporan, tiba- tiba listrik
mati dan vocher listrik habis nah terkadang mengganggu kelancaran,
karena baterei laptop tidak bertahan lama apalagi ketika akan di lakukan
penginputan itu harus turun ke kota karena faktor jaringan”. (Wawancara:
Selasa 5 Mei 2020)

Pernyataan di atas menujukan bahwa salah satu faktor penghambat


karena Jaringan tidak mendukung kemudian aliran listrik mati dan
voucher yang habis. Dari hasil observasi apa yang di katakan kaur
keuangan benar adanya. Ketika operator sedang mengerjakan aplikasi
tiba-tiba aliran listrik mati sedangkan dalam proses penginputan belum
lagi ketika jaringan tiba-tiba tidak mendukung itu harus turun kekota
untuk penginputan.
Dari hasil observasi yang dilakukan menunjukan bahwa yang
disampaikan oleh kaur umum benar adanya. Kedepannya lebih
memperhatikan sarana dan prasarana.
Dapat di simpulkan bahwa sarana dan prasarana di desa
Tompobulu sudah sangat mendukung dalam penerapan aplikasi
siskeudes. Sesuai dengan kebutuhan pemerintah desa.

3. Perangkat Lunak
Aplikasi Sistem Keuangan Desa (Siskeudes) yang dikembangkan
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dalam rangka
meningkatkan kualitas tata kelola keuangan desa. Fitur-fitur yang ada

60
dalam Aplikasi Pengelolaan Keuangan Desa dibuat sederhana dan user
friendly sehingga memudahkan pengguna dalam mengoperasikan
aplikasi sistem keuangan desa.
Sebagaimana hasil wawancara dengan operator Nursidin
menyatakan bahwa:

“Sebelum menggunakan Siskeudes belum terlalu terperinci, tapi sekarang


sudah sangat terperinci. Sekarang lebih mempermudah dan sederhana.
Sekarang kami tidak perlu mengetik banyak karena sudah otomatis dan
ini pun merupakan kelebihan dari siskeudes yang terperinci sehinggah
meningkatkan akuntabilitas dari yang sebelumnya”. (Wawancara: Selasa
5 Mei 2020)

Keterangan yang di sampaikan oleh operator tersebut bukti bahwa


aplikasi ini lebih mempermuda dalam penatausahaan desa dan adanya
aplikasi ini lebih terperinci dan bisa di katakan bahwa aplikasi ini
meningkatkan kualitas akuntabilitas dalam pelaporan. Proses
penginputan sesuai dengan transaksi yang ada, dapat menghasilkan
output berupa dokumen penatausahaan dan laporan-laporan yang sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan, antara lain:

a. Dokumen Penatausahaan;
b. Bukti Penerimaan;
c. Surat Permintaan Pembayaran (SPP);
d. Surat Setoran Pajak (SSP);
e. Dan dokumen-dokumen lainnya;
f. Laporan-laporan:
1) Laporan Penganggaran (Perdes APB Desa, RAB, APB Desa per
sumber dana);
2) Laporan Penatausahaan (Buku Kas Umum, Buku Bank, Buku
Pajak, Buku Pembantu, dan Register).

61
Sistem Keuangan Desa (Siskeudes) sangatlah membantu, karena
memiliki kelengkapan tata kerja yang ada di aplikasi ini, sangatlah
membantu pengelolaan keuangan desa.
Hasil wawancara oleh Sekretaris Desa Tompobulu Mustari musfa,
menyatakan bahwa:

“Aplikasi ini sangat membantu karena memiliki kelengkapan tata kerja


jadi mempermudah ketika telah di input data sebelumnya jadi nantinya
pelaporan akan mudah karena sudah ada penginputan sebelumnya”.
(wawancara: Rabu 6 Mei 2020)

Berdasarkan wawancara di atas bahwa Efektivitas Aplikasi


siskeudes di desa Tompobulu sudah cukup baik. Mendapatkan
kemudahan dalam menerapkan Aplikasi tersebut.
Dari hasil observasi bahwa apa yang di katakana oleh Sekretaris
desa benar adanya bahwa aplikasi ini memiliki tata kerja yang baik dalam
pengelolaan keuangan desa.
Keterangan yang di sampaikan oleh Operator Siskeudes
membuktikan bahwa Siskeudes memiliki faktor pendukung yaitu
berbasis offline dan online, di Desa Tompobulu menggunakan Siskeudes
berbasis online Walaupun berbasis online Operator masih mendapatkan
kesalahan dalam mengerjakannya. Hasil wawancara dengan Operator
Siskeudes Nursidin menyatakan bahwa:

“Selama ini saya mengerjakan siskeudes iya memang terkadang


mendapat hambatan, misalnya ketika saya mendapatkan kesalahan dalam
penginputan saya ke Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten
Sinjai sering di sebut DPMD untuk melakukan perbaikan ketika yang
sudah saya kerjakan sudah terinput dan di posting. Posting itu semacang
ketika kita sudah mengerjakan tidak bisa di ubah kembali oleh pihak desa
tapi harus melalui Operator Siskeudes di DPMD. Nah sedangkan jarak

62
antara di sini desa Tompobulu ke Kota Sinjai di Kantor DPMD sangat
Jauh sekitar 80 km. (wawancara Rabu 6 Mei 2020)

Berdasarkan keterangan yang disampaikan oleh Operator Siskeudes


bahwa dalam penerapan Aplikasi Siskeudes masih mendapatkan
hambatan dalam pengerjakannya karena adanya Postingan yang di
maksud.
Dari hasil observas yang dilakukan menunujukan bahwa walaupun
itu sebagai hambatan tetapi memang harusnya ada sistem itu karena
pihak desa tidak bisa merubah data yang sebelumnya telah di Posting
tanpa sepengetahuan dari pihak DPMD yang telah di tetapkan
sebelumnya, sehingga mencegah terjadinya kecurangan. Jadi dari
penelitian dapat di simpulkan bahwa di desa Tompobulu Aplikasi ini
meningkatkan Akuntabilitas karena lebih terperincinya laporan keuangan
desa sehingga mencegah kecurangan yang ada di Desa Tompobulu.

63
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun yang dapat ditarik dari hasil penelitian Efektivitas aplikasi sistem

keuangan desa (Siskeudes) di DesaTompobulu yaitu:

1. Operator

Sesuai permedagri No. 20 Tahun 2018, aplikasi ini di kelola oleh kepala

urusan keuangan tetapi kenyataan dilapangan aplikasi siskeudes di kelola

oleh kepala urusan umum, sehingga tidak ada fungsi dari kaur keuangan.

2. Perangkat Keras

Yaitu sarana dan prasarana di desa Tompobulu sudah sangat mendukung

dalam Pengoperasian aplikasi siskeudes. Sesuai dengan kebutuhan

pemerintah desa.

3. Perangkat Lunak

Di Desa Tompobulu Aplikasi ini meningkatkan Akuntabilitas karena

lebih terperincinya laporan keuangan desa sehingga mencegah

kecurangan yang ada di Desa Tompobulu.

B. Saran

Disarankan agar kedepannya Aparat Desa Tompobulu melakukan

peningkatkan Sumber daya manusia, pelatihan terkaitan tugas dari masiing-

masing aparatur Desa Tompobulu. Agar dapat menjalankan tupoksi masing-

masing sehingga sistem pemerintahan di desa Tompobulu dapat berjalan

sebagaimana amanahkan permendagri dan UU No. 6 Tahun 2014.

64
65

Anda mungkin juga menyukai