Lapsus Kulit-Ektima
Lapsus Kulit-Ektima
EKTIMA
Oleh:
FIKRIAH RAHMI
NIM: 09101021
Pembimbing :
RSUD BANGKINANG
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkah
Ilmu Kulit dan Kelamin. Terima kasih penulis ucapkan kepada dokter
membimbing penulis, sehingga laporan kasus ini dapat selesai pada waktunya.
Penulis memohon maaf jika dalam penulisan laporan kasus ini terdapat
kesalahan, dan penulis memohon kritik dan saran pembaca demi kesempurnaan
laporan kasus ini. Atas perhatian dan sarannya penulis mengucapkan terima kasih.
Penulis
2
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I : PENDAHULUAN 4
2.1 Definisi
2.2 Epidemiologi
2.3 Etiologi
2.4 Patogenesis
2.5 Manifestasiklinis
2.6 Pemeriksaanpenunjang
2.8 Penatalaksanaan
2.9 Prognosis
DAFTAR PUSTAKA
4
BAB I
PENDAHULUAN
timbulnya penyakit ini adalah hygiene yang kurang, menurunnya daya tahan
dangkal yang ditutupi oleh krusta berlapis, biasanya terdapat pada tungkai bawah.1
pada ektima. Gambaran ektima mirip dengan impetigo, namun kerusakan dan
daya invasifnya pada kulit lebih dalam daripada impetigo. Infeksi diawali pada
lesi yang disebabkan karena trauma pada kulit, misalnya, ekskoriasi, varicella atau
gigitan serangga. Lesi pada ektima awalnya mirip dengan impetigo, berupa
vesikel atau pustul. Kemudian langsung ditutupi dengan krusta yang lebih keras
dan tebal daripada krusta pada impetigo, dan ketika dikerok nampak lesi punched
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
2.1 Definisi
dangkal yang ditutupi oleh krusta berlapis, biasanya terdapat pada tungkai bawah.
2.2 Epidemiologi
pada anak-anak dan orang tua, tidak ada perbedaan ras dan jenis kelamin (pria
dan wanita sama). Pada anak-anak kebanyakan terjadi pada umur 6 bulan sampai
18 tahun.2,4
paling terpenting untuk perbedaan angka serangan, beratnya lesi, dan dampak
Ektima merupakan penyakit kulit berupa ulkus yang paling sering terjadi
pada orang-orang yang sering bepergian (traveler). Pada suatu studi kasus di
6
Perancis, ditemukan bahwa dari 60 orang wisatawan, 35 orang (58%) diantaranya
penyebab dari penyakit kulit impetigo dan ektima. Dari studi kasus ini pula,
2.3 Etiologi
ektima pada dasarnya mirip dengan Impetigo. Keduanya dianggap sebagai infeksi
pyogenes. Ini didasarkan pada isolasi Streptococcus dan Staphylococcus dan dari
menginfeksi secara sekunder lesi yang sudah ada sebelumnya. Adanya kerusakan
antara lain: gizi, hygiene perorangan atau lingkungan, iklim, underlying disease
2.4 Patogenesis
7
Staphylococcus aureus merupakan penyebab utama dari infeksi kulit dan
Kandungan M-protein pada bakteri ini menyebabkan bakteri ini resisten terhadap
fagositosis.3
beberapa toksin yang dapat menyebabkan kerusakan lokal atau gejala sistemik.
Gejala sistemik dan lokal dimediasi oleh superantigens (SA). Antigen ini bekerja
Complex II (MHC II)) pada antigen-presenting cell tanpa adanya proses antigen.
dengan variabel dari pita B. Aktivasi non spesifik dari sel T menyebabkan
Interleukin-6 (IL-6) dari makrofag. Sitokin ini menyebabkan gejala klinis berupa
Adanya trauma ataupun inflamasi dari jaringan (luka bedah, luka bakar, trauma,
dermatitis, benda asing) juga menjadi faktor yang berpengaruh pada pathogenesis
8
Penyakit ini dimulai dengan suatu vesikel atau pustul di atas kulit yang
eritematosa, membesar dan pecah (diameter 0,5 – 3 cm) dan beberapa hari
kemudian terbentuk krusta tebal dan kering yang sukar dilepas dari dasarnya.
Biasanya terdapat kurang lebih 10 lesi yang muncul. Bila krusta terlepas,
berbentuk cawan dengan dasar merah dan tepi meninggi. Lesi cenderung menjadi
sembuh setelah beberapa minggu dan meninggalkan sikatriks. Biasanya lesi dapat
Gambar 2. Tahapan ektima. Lesi dimulai sebagai sebuah pustule yang kemudian pecah
membentuk ulkus.
2.6 Diagnosis
2.6.1 Anamnesis
Pasien biasanya datang dengan keluhan luka pada anggota gerak bawah.
9
Anamnesis ektima, antara lain2:
2. Durasi. Ektima dapat terjadi dalam waktu yang lama akibat trauma
3. Lokasi. Ektima terjadi pada lokasi yang relatif sering trauma berulang,
10
Gambar 4. Pada Lesi ektima yang diangkat krustanya akan terlihat ulkus yang dangkal
dan kultur. Bahan untuk pemeriksaan bakteri sebaiknya diambil dengan mengerok
tepi lesi yang aktif. Pemeriksaan dengan gram merupakan prosedur yang paling
bakteri. Sebagian besar bahan yang diserahkan harus diapus pada gelas objek,
organisme gram positif, merah gram negatif), dan morfologi bakteri (bentuk:
kokus, batang, fusiform atau yang lain) harus diperhatikan. Pada kultur atau
discoid dengan diameter 1-2 mm. Strain yang menghasilkan bahan simpai sering
dengan infiltrasi PMN dan pembentukan abses mulai dari folikel pilosebasea.
Pada dermis, ujung pembuluh darah melebar dan terdapat sebukan sel PMN.
11
Infiltrasi granulomatous perivaskuler yang dalam dan superficial terjadi dengan
edema endotel. Krusta yang berat menutupi permukaan dari ulkus pada ektima.2
Gambar 5. Pioderma
Neutrofil tersebar pada dasar ulserasi. (Seperti yang ditunjukkan oleh tanda panah)
melunak menjadi abses yang berisi pus dan jaringan nekrotik, memecah
dasarnya ialah erosi sebaliknya pada ektima terdapat baik pada anak
ulkus1
oleh gangguan aliran darah dalam vena ulkus biasanya soliter terletak
diatas maleolus internus, bentuk bulat atau lonjong, dangkal, tertutup oleh
12
jaringan nekrotik, jaringan sekitarnya hiperpigmentasi. Bila ulkus
trauma, higiene dan gizi serta infeksi. Ulkus pada ulkus tropikum biasanya
Kemudian dalam beberapa jam pecah dan membentuk ulkus. Bentuk ulkus
lonjong atau bulat tertutup jaringan nekrotik. Tepi sedikit lebih tinggi
daripada kulit normal. Dinding ulkus tidak bergaung, tetapi sedikit landai
2.8 Komplikasi
13
menghasilkan eksotoksin yang dapat menyebabkan staphylococcal scalded skin
2.8 Penatalaksanaan
dan penyakit lain yang mendasari. Antibiotik yang dipilih sebaiknya aktif
tabel di bawah.3
Topikal Sistemik
Lini Mupirocin Bid Dicloxacillin 250-500 mg PO empat
Pertama kali sehari selama 5-7
hari
Fucidic acid Bid Amoxicillin 25 mg/kg tiga kali sehari;
(tidak tersedia plus 250-500 mg empat kali
di Amerika clavulanic sehari
Serikat) acid;
cephalexin
Lini Azithromycin 500 mg x 1, then 250 mg
Kedua perhari selama 4 hari
(alergi
terhadap
penisilin)
Clindamycin 15 mg/kg/day tid
Erythromycin 250-500 mg PO empat
kali sehari selama 5-7
hari
th
Sumber: Fitzpatrick’s Dermatology In General Medicine, 7 ed. 2008
1. Nonfarmakologi
14
Pengobatan ektima tanpa obat dapat berupa mandi menggunakan sabun
2. Farmakologi
komplikasi
a. Sistemik
50 mg/kgBB/dosis, 4 kali/hari.
b. Topikal
15
Pengobatan topikal digunakan jika infeksi terlokalisir, tetapi jika luas maka
Neomisin merupakan obat topikal yang stabil dan efektif yang tidak
digunakan secara sistemik, yang menyebabkan reaksi kulit minimal, dan memiliki
angka resistensi bakteri yang rendah sehingga menjadi terapi antibiotik lokal yang
valid. Neomisin dapat larut dalam air dan memiliki kestabilan terhadap perubahan
suhu. Neomisin memiliki efek bakterisidal secara in vitro yang bekerja spektrum
luas gram negatif dan gram positif. Efek samping neomisin berupa kerusakan
ginjal dan ketulian timbul pada pemberian secara parenteral sehingga saat ini
3. Edukasi
penyakit kulit. 1
2.9 Prognosis
meninggalkan bekas
16
BAB III
ILUSTRASI KASUS
I. Identitas Pasien
II. Anamnesis
Keluhan Utama
kudis dipunggung kaki kiri yang terasa gatal dan nyeri lebih kurang 2 bulan.
- Kudis dipunggung kaki kiri yang terasa gatal dan nyeri lebih kurang 2
bulan, akibat dari gigitan nyamuk. Awalnya hanya berupa bintil merah
terasa gatal dan nyeri, bertambah nyeri jika malam hari dan sakit jika di
bawa berjalan.
- Keluhan yang sama disekitar ketiak, dada dan punggung tidak ada.
17
- Keluhan demam tidak ada.
Tidak ada anggota keluarga pasien yang mengalami keluhan yang sama
Riwayat Pengobatan
Status Generalisata
Tanda vital
18
Status Dermatologis
Distribusi : terlokalisir
Bentuk : Sirsinar
Susunan :Soliter
Batas : Sirkumskrip
Ukuran : Numular
Efloresensi : Abses
19
Pemeriksaan Penunjang
Darah rutin
Pewarnaan gram
Resume
kaki kiri yang terasa gatal dan nyeri lebih kurang 2 bulan, akibat dari gigitan
nyamuk. Awalnya hanya berupa bintil merah sebesar kepala jarum pentul, karena
yang lalu bekas gigitan nyamuk tersebut semakin membesar, terasa gatal dan
nyeri, bertambah nyeri jika malam hari dan sakit jika di bawa berjalan.
Diagnosis Kerja
Ektima
Diagnosis Banding
Impetigo Bulosa
Penatalaksanaan
a. Umum
20
- Jaga kebersihan
b. Khusus
Prognosis
21
BAB IV
KESIMPULAN
Diagnosis ektima ditegakkan berdasarkan gejala klinis yang digali dari anamnesis
dan pemeriksaan fisik. Keluhan utama pasien mengeluhkan punggung kaki terasa
gatal dan sakit lebih kurang 2 bulan yang lalu. Efloresensi yang dijumpai sesuai
sistemik (eritromisin 4x500mg) selama 5-7 hari. Prognosis penyakit pasien baik.
Terapi yang diberikan sudah adekuat sehingga risiko berkembangnya infeksi bisa
risiko rekurensi.
22
DAFTAR PUSTAKA
1694-701.
2012
5. Pedoman Diagnosis dan Terapi Penyakit Kulit dan Kelamin RSUP Sanglah
23