OLEH :
C1714201004
1. Pengkajian Kognitif9MMSE/CDR)
Tujuan
Pelaksanaan MMSE
MMSE dapat dilaksanakan selama kurang lebih 5-10 menit. Tes ini dirancang
agar dapat dilaksanakan dengan mudah oleh semua profesi kesehatan atau tenaga
terlatih manapun yang telah menerima instruksi untuk penggunaannya.
Penggunaan Klinis
Data psikometri luas MMSE menunjukkkan bahwa tes ini memiliki tes retest dan
reliabilitas serta validitas sangat baik berdasarkan diagnosis klinis independen
demensia dan penyakit Alzheimer. Karena performance pada MMSE dapat dibiaskan
oleh pengaruh status pendidikan rendah pada pasien yang sehat, beberapa pemeriksa
merekomendasikan untuk menggunakan ambang skor berdasarkan umur dan status
pendidikan untuk mendeteksi demensia.
Kelemahan terbesar MMSE yang banyak disebutkan ialah batasannya atau
ketidakmampuannya untuk menilai beberapa kemampuan kognitif yang terganggu di
awal penyakit Alzheimer atau gangguan demensia lain (misalnya terbatasnya item
verbal dan memori dan tidak adanya penyelesaian masalah atau judgment), MMSE
juga relatif tak sensitif terhadap penurunan kognitif yang sangat ringan (terutama pada
individual dengan status pendidikan tinggi). Walaupun batasan- batasan ini mengurangi
manfaat MMSE, tes ini tetap menjadi instrumen yang sangat berharga untuk penilaian
penurunan kognitif (Rush, 2000).
1. ORIENTASI
2. REGISTRASI
Sebutkan 3 buah nama benda ( apel, meja, koin ) tiap benda 1detik, pasien disuruh
mengulangi ketiga nama benda tersebut dengan benar dan catat jumlah pengulangan.
4. MENGINGAT KEMBALI
5. BAHASA
c. Pasien disuruh melakukan perintah : “Ambil kertas ini dengan tangan anda, lipatlah
menjadi dua dan letakkan dilantai”.
Nama
: (L / P)
(Initial)
Umur :
Aspek Nilai Nilai
No. Kriteria
kognitif Maksimal Klien
Menyebutkan dengan benar :
1. Tahun
2. Musim
1 Orientasi 5
3. Tanggal
4. Hari
5. Bulan
Dimana sekarang kita berada ?
1. Negara
2. Propinsi
3. Kabupaten
5 4. Kecamatan
5. Desa
Orientasi
2 Sebutkan tiga nama Objek
Registrasi
(Kursi , Meja, Kertas) kemudian
3 ditanyakan kepada Klien
,menjawab ;
1. Kursi
2. Meja
3. Kertas
Meminta Klien berhitung dari 100,
Perhatian dan kemudian dikurangi 7 sampai lima
3 5
Kalkulasi tingkat
o 100, 93, 86 , ..
Meminta klien untuk mengulangi 3
objek pada Poin 2
4 Mengingat 3 1. Kursi
2. Meja
3. Kertas
Menanyakan kepada klien
tentang benda (Sambil menunjuk
benda tersebut)
1. Jendela
2. Jam dinding
Meminta klien untuk mengulangi
kata berikut “tak ada jika , dan
,atau ,tetapi” Klien menjawab _
“dan , atau , tetapi”.
Minta klien untuk mengikuti
perintah berikut yang terdiri dari
tiga langkah :
“Ambil bulpoint di tangan anda,
5 Bahasa 9
ambil kertas , menulis saya
mau tidur”.
1. Ambil bolpen
2. Ambil kertas
3. ..
Perintahkan Klien untuk hal
berikut (bila aktifitas sesuai
perintah nilai 1 point)
“Tutup mata anda”
1. Klien menutup mata
Perintahkan pada klien untuk
menulis kalimat atau menyalin
gambar
Total 30 ...
Skor Nilai 24-30 : Normal
Pengertian Kemandirian
(5) berhubungan dengan orang lain secara tolong menolong dan saling memuaskan,
(6) menerima kekecewaan untuk di pakai sebagai pelajaran untuk hari depan
, (7) menjuruskan rasa permusuhan pada penyelesaian yang kreatisf dan konstruktif,
Selain itu kemandirian bagi orang lanjut usia dapat dilihat dari kualitas hidup.
Kualitas hidup orang lanjut usia dapat di nilai dari kemampuan melakukan aktivitas
kehidupan sehari – hari. Salah satu kriteria orang mandiri adalah dapat mengaktualisasi
dirinya tidak menggantungkan kepuasan-kepuasan utama pada lingkungan dan kepada
orang lain. Mereka lebih tergantung pada potensi – potensi mereka sendiri bagi
perkembangan dan kelangsungan pertumbuhannya. Adapun kriteria orang yang
mandiri adalah mempunyai (1) kemantapan relatif terhadap stressor, goncangan
goncangan atau frustasi (2) kemampuan mempertahankan ketenangan jiwa (3) kadar
arah yang tinggi (4) agen yang merdeka (5) aktif dan (6) bertanggung jawab. Lanjut usia
yang mandiri dapat menghindari diri dari kehormatan, status, prestise dan popularitas
kepuasan yang berasal dari luar mereka anggap kurang penting di bandingkan dengan
pertumbuhan diri. Seorang lansia menurut R. Boedhi Darmojo dalam Buku Ilmu
Penyakit Dalam, FKUI (2015) adalah mampu mengidentifikasi 10 kebutuhan dasar
sebagi berikut :
e. Bantuan teknis praktis sehari – hari/ bantuan hukum (Technical, Judicial assistance).
Indeks Bartel
Indeks barthel (modifikasi Collin C, Wade DT) adalah suatu alat/ instrument ukur status
fungsional dasar berupa kuisioner yang berisi atas 10 butir pertanyaan terdiri atas
mengendalikan rangsang buang air besar,mengendalikan rangsang buang air kecil,
membersihkan diri (memasang gigi palsu, sikat gigi, sisir rambut, bercukur, cuci muka),
penggunaan toilet-masuk dan keluar WC (melepas, memakai celana, membersihkan/
menyeka, menyiram), makan, berpindah posisi dari tempat tidur ke kursi dan
sebaliknya, mobilitas/ berjalan, berpakaian, naik-turun tangga dan mandi
DENGAN
NO KRITERIA MANDIRI KETERANGAN
BANTUAN
1. Makan 5 10
2. Minum 5 10
3. Berpindah dari kursi roda 5 - 10 15
ke tempat tidur, sebaliknya
4. Personal toilet ( cuci muka, 0 5
menyisir rambut, gosok
gigi)
5. Keluar masuk toilet 5 10
(mencuci pakaian,
menyeka tubuh,
menyiram)
6. Mandi 5 15
7. Jalan di permukaan datar 0 5
8. Naik turun tangga 5 10
9. Mengenakan pakaian 5 10
10. Kontrol Bowel (BAB) 5 10
11. Kontrol Blader (BAK) 5 10
12. Olah Raga 5 10
13. Rekreasi/ pemanfaatan 5 10
waktu
Nama Lansia :
Umur :
Tangal :
Total Nilai
Pemeriksa
( )
Keterangan
Menilai status gizi pada lansia memerlukan metode pengukuran yang sesuai
dengan perubahan yang terjadi pada struktur tubuh, komposisi tubuh serta penurunan
fungsi organ-organ tubuh. Metode yang bisa dilakukan pada pengukuran status gizi
pada lansia adalah dengan menggunakan Mini Nutritional Assessment (MNA). Pada
pengukuran dengan menggunakan MNA ini, pengukuran antropometri menjadi poin
yang diukur. Selain dengan menggunakan MNA, pemeriksaan klinis, dan biokimia juga
dapat dilakukan untuk pengukuran status gizi. Gibson (1999).
Tes Romberg dapat mempresentasikan tanda hilangnya kontrol postural akibat tidak
adanya input visual dari defisit proprioseptif di tungkai bawah (Findlay et al., 2009). Tes
romberg digunakan pada pemeriksaan fungsi keseimbangan statis dan
ketidakmampuan untuk menjaga postur berdiri tegak dengan mata yang terbuka atau
tertutup ketika kedua kaki dirapatkan (Fauci et al., 2012). Tes Romberg yang dipertajam
(Sharpened Romberg Test/SRT) digunakan untuk memeriksa fungsikeseimbangan dan
digunakan sebagai pengganti tes Romberg karena lebih sensitif. Tes ini dilakukan
dengan posisi kaki head to toe dengan mata terbuka dan tertutup (Johnson et al.,
2005).
Fungsi keseimbangan diperiksa dengan tes Romberg dan tes Romberg yang
dipertajam. Subjek berdiri tegak pada permukaan lantai yang datar tanpa menggunakan
alas kaki. Tes Romberg dilakukan dengan berdiri dengan kedua kaki yang dirapatkan
sambil kedua tangan dilipat pada depan dada. Kemudian responden diminta untuk
menutup matanya. Tes Romberg yang dipertajam dilakukan dengan responden berdiri
dalam posis tandem yaitu meletakkan tumit kaki yang tidak dominan di depan kaki yang
lain dengan posisi lengan yang sama dengan tes Romberg. Setelah merasa nyaman
dengan posisinya, subjek diminta untuk menutup matanya. Posisi ini dipertahankan
selama 30 detik.pemeriksa berada di sisi subjek. Tes Romberg negatif bila responden
dapat mempertahakan keseimbangannya. Tes Romberg positif bila responden tidak
mampu mempertahankan posisi seimbang saat mata tertutup yang ditandai dengan
adanya peningkatan goyangan, gerakan tangan atau kaki yang berpindah atau subjek
membbuka matanya pada salah satu baik pada pemeriksaan dengan tes Romberg atau
tes Romberg yangbdipertajam (Johnson et al., 2005; Steffen et al., 2002).
b. Time Up and Go Test (TUG)
Uji Time Up and Go Test (TUG) merupakan modifikasi dari ujibget up and go (GUG)
untuk menghilangkan unsur subyektivitasbdalam penilaian uji GUG. Pada uji GUG
subyek diminta untuk bangkit dari kursi, dan duduk kembali. Oleh pemeriksa dinilai cara
berjalan dan ada tidaknya gangguan gaya berjalan subyek, kemudian diberikan nilai
berskala 1-5. Nilai 1 berarti normal, sedangkan nilai 5 menunjukkan abnormalitas berat.
TUG jugadigunakan untuk menilai kemampuan seseorang dalam mempertahakan
keseimbangan dalam kondisi dinamis serta mengetahui resiko jatuh. TUG merupakan
pemeriksaan yang kompleks yang juga melibatkan kemampuan kognitif (Herman et al.,
2011).
normal sesuai dengan waktu dan jarak yang ditentukan) dengan skor maksimum
56 (Setiati & Laksmi, 2009). Skor dimulai dari 0 sampai 20 mewakili gangguan
keseimbangan, 21-40 mewakili keseimbangan diterima, dan 41-56 mewakili
keseimbangan yang baik. BBS mengukur aspek keseimbangan statis dan
dinamis.Kemudahan yang BBS dapat diberikan membuat ukuran yang menarik untuk
dokter; melibatkan peralatan minimal (kursi,stopwatch, penggaris, langkah) dan ruang
dan tidak memerlukan pelatihan khusus. Perlu dicatat, bagaimanapun, bahwa BBS
hanya harus dikelola oleh profesional perawatan kesehatan dengan pengetahuan
tentang cara aman memobilisasi pasiendengan stroke (Blum & Korner-Bitensky, 2008).
BBS memiliki tingkat kepercayaan 95% dalam mendeteksi perubahan signifikan secara
klinis pada keseimbangan, walaupun pada beberapa orang yang mengalami perubahan
keseimbangan tingkat sedang tidak dapat terdeteksi dengan pemeriksaan ini (Downs et
al., 2013).
Functional Reach Test (FRT) merupakan pemeriksaan yang menilai kontrol postural
dinamis dengan mengukur jarak terjauh seseorang yang berdiri mampu menggapai
atau mencondongkanbbadannya ke depan tanpa melangkah. Pada individu yang
berusia 70 tahun atau lebih, nilai 6 inci kurang berhubungan dengan kecepatan berjalan
dan resiko jatuh. Uji ini mudah dilakukan,namun hanya mengukur satu komponem
keseimbangan dinamik (Setiati & Laksmi, 2009).
Prosedur pemeriksaan FRT yaitu pasien diminta duduk dengan kaki jarak nyaman
terpisah, di belakang garis tegak lurus dan berdekatan dengan dinding. Anjurkan pasien
untuk mengangkat tangan yang paling dekat dengan dinding setinggi bahu; kemudian
mengukur posisi buku jari jari tengah itu. Berikutnya, meminta pasien (dengan kaki rata
di lantai) untuk bersandar ke depan sejauh mungkin tanpa kehilangan keseimbangan,
jatuh ke depan, atau mengambil langkah. Merekam posisi buku jari jari tengah itu pada
titik terjauh dari jangkauan; kemudian menentukan perbedaan antara pengukuran.
Memiliki pasien melakukan tes tiga kali, dan menentukan rata-rata (Ponce, 2012).
Nama :
Umur :
Jenis kelamin:
Tekanan darah :
Merasa sakit
7 Komponen penilaian =
Pertanyaan 2 skor (<15 menit =0), (16-30 menit=1) (31-60 menit=2) (>60 menit=3)
ditambah pertanyaan 5 jika jumlahnya sama dengan 0=0, 1-2=1, 3-4=2, 5-6=3
Jumlah jam tidur pulas/ jumlah jam di tempat tidur dikali 100, >85%=0,, 75-84%=1, 65-
74%=2, <65%=3
Interpretasi=
Definisi
Depresi keadaan gangguan psikologis yang ditandai dengan adanya gejala utama dan
gejala lain yang menyertainya (PPDGJ-III) :
Pesimis
Gangguan tidur
Adanya gangguan daam bentuk penurunan aktivitas kerja dan fungsi sosial
Kriteria Depresi
Total
Nilai : 3 atau lebih pada GDS 15 mendeteksi adanya kasus Depresi ( 100%
sensitivitas)
6. Agitasi
8. Gangguan tidur
Kedua gejala teratas adalah esensial dan salah satu harus terdapat di dalam 3–5 gejala
tersebut minimal selama 2 minggu.