RESUME
Tentang
DISUSUN OLEH :
DOSEN PEMBIMBING
Lokasi potensi panas bumi yang tersebar di 299 titik (Peta: Kementrian ESDM)
Peluang (opportunity) energi panas bumi di Indonesia antara lain :
1. Pemanfaatan panas bumi dapat mengurangi devisa dari pemanfaatan energi berbasis
fosil, sehingga dapat meningkatkan ketahanan dalam negeri.
2. Adanya krisis listrik dan pertumbuhan permintaan listrik di sekitar daerah yang
mempunyai potensi panas bumi.
3. Masih besarnya ketergantungan terhadap BBM yang menyebabkan masalah
keamanan pasokan energi nasional.
4. Komitmen dunia sesuai dengan Kyoto Protocol untuk mengurangi emisi CO2 dapat
dimanfaatkan pembangkit listrik tenaga panas bumi untuk mengurangi emisi yang
signifikan hingga tahun 2020.
5. Kompetensi SDM dan kemampuan teknologi nasional selama lebih dari 25 tahun
pengembangan panas bumi dapat menjadi modal dalam pemanfaatan panas bumi
Indonesia.
6. Potensi panas bumi Indonesia sebesar 28.000 MW (sekitar 40% dari cadangan dunia)
yang merupakan salah satu yang terbesar di dunia dapat dijadikan sebagai peluang
menjadikan Indonesia sebagai center of excellent di bidang panas bumi yang dapat
menjadi pusat perhatian bagi investasi, SDM, dan teknologi.
7. Penerapan otonomi daerah melalui UU No. 22 Tahun 1999 memberikan kewenangan
kepada daerah untuk menyusun perencanaan dan kebijakan energi daerah.
8. Amanat UU No. 30/2009 tentang ketenagalistrikan untuk memprioritaskan
pemanfaatan energi setempat dan terbarukan; tekanan global mengenai lingkungan
hidup mendorong pengembangan pemakaian energi baru dan terbarukan termasuk
panas bumi melalui rangsangan insentif; dengan adanya kepastian hukum dapat
mengembalikan kepercayaan investor. (Sugiyono, 2004)
5. Risiko Pasar
Dalam struktur industrinya, pasar tenaga listrik merupakan pasar monopoli
yang memiliki hanya satu pihak pembeli, yaitu PLN.
E. Ancaman Energi Panas Bumi Bagi Indonesia
Ancaman (threat) energi panas bumi di Indonesia antara lain belum tersedianya
sumber daya manusia yang kompeten khususnya di daerah; investasi di industri panas
bumi kurang diminati karena tingkat pengembalian modal yang rendah dan tidak pasti;
pola pengusahaan panasbumi yang belum bankable; kemungkinan munculnya peraturan-
peraturan daerah yang tidak sinkron dengan kebijakan panas bumi; kesulitan untuk
mewujudkan tarif listrik yang menarik bagi pengembangan panas bumi; pengembangan
energi panas bumi adalah bisnis yang sarat akan dana, dengan pengeluaran terbesar
dilakukan sebelum pembangkit berproduksi.