Anda di halaman 1dari 4

THE RAIN

PT 01

LANGIT MALAM

Suara burung dan kucuran air dan bau tumpukan kayu bakar yang
ada di perapian rumah dan dedaunan dan ranting pohonyang bergesekan
dengan kaca candela serta hawa dingin yang masihmengusik tidur siapa
saja yang ada di dalam alam bawa sadar mreka tidak membiarkan rasa
peneat yang ada di dalam tubuh pergi sesaat,

Seonggok tubuh kurus bergelanyut pelan menoleh dengan malas kea


rah langit yang terlihat mendung seperti biasanya dengan malas tungkai
gadis itu melangkah ke arah jendela yang di penuhi debu dan noda kotoran
jarinya yang terlihat membiru karena cuaca yang dingin perlahan membuka
tirai angina yang berhembus cukup kencang menerbagkan rambut gadis itu
yang kusut kelopaak mata gdis itu tertutup dengan tenang hingga suara
gemericik air yang jatuh ke atas loteng diikuti suara gemuruh langit
menyadarkan gadis itu dan kembali menatap pepohonan dengan mata yang
kosong

“ sudah bangun “ suara berat dan pintu yang di buka sedikit kasar
menyadarkan gadis itu dari lamunannya seorang pria dengan setelan
jasputih dan tas jinjing di tangan sebelah kananya muncul dari balik pintu “
kau tega sekali menyuruhku tidur di gudang sepupu macam apa kau ini “
pria itu hanya merespon tidak acuh dan pergi kea rah belakang pintu “ hei
kau bisa buat sarapan tidak aku butuh asupan makanan setelah mengurus 12
orang mayat di tambah seorang gadis yang kabur karena tidak mau di
jodohkan dengan pengusa sukses di kampungnya” gadis itu mendengus
kesal mendengar sindiran pria itu “ kau tidak tau seperti apa pria yang di
jodohkan oleh kedua orang tua itu padaku, pria itu berengsek sangat
berengsek apa yang kulakukan saat ini sudah benar “ gadis itu membuka
lemari es dan meneluarkan wortel,kol,brokoli, dan kentang dasar dokter
yang di penuhi kehidupan sehat kecuali kehidupan kebersihan dalam
gudang
“ aku heran kau dapat keberanian dari mana dapat datang kesini
membunuh nyamuk saja kau tidak berani bagaimana caramu datang
menemuiku di sini “ pria itu mengambil pisau dan membantu mengupas
wortel dengan tipis “ bahkan jika aku matipun akutidak akan mau menikah
dengan pria seperti itu jadi aku mohon biarkan aku tinggal di sini aku janji
tidak akan menyusahkanmu “ pria itu menatap gadis yang memelas ke
arahnya dengan tangan yang mengenggam brokli dan tangan satunya lagi
memegang pisau “ rai ini tidak semudah yang kau fikirkan cepat atau
lamabat oang tuamu akan tau kau di mana sekarang” pria itu menurunkan
tangan gadis itu perlahan “ mereka tidak akn tau aku pergi kerumahmu kita
kan seppu jauh jadi tidak mungkin mereka mengetahuiku dimana ra aku
butuh kamu, aku gak tau gimana lagi selain dengan cara ini akujanji akan
cari kerja “ pria itu menghela nafas dengan berat lalu mengagguk

Sebernarnya ini di mulai tadi malam saat raka di tugaskan mengurus


4 mayat korban kecelakaan 1 mayat korban pembunuhan dan 7 mayat yang
harus di otopsi untuk kebutuhan fisum pembunuhan dengan racun yang
harus di selesaikannya selambat-lambatnya besok baru saja dia
meninggalakan mayat yng satu sakunya bergetar dengan hebat awalnya dia
tidak meperdulikan namun sakunya terus bergetas sebanyak 20 kali tanpa
jeda “ suster tolong jangan biarkan luka ini tertutup saya ingin menangkat
panggilan dulu “ perintahnya kea rah seorang wanita yang berdiri dengan
setia di sampingnya

Pria itu berjalan ke lorong ujung dekat jendela merogoh saku jasnya
dan mengangkat panggilan nomor yang sama sekali tak di kenalnya “ hallo
ini siapa apa anda tidak tau ini jam berapa, anada menggangu kosentrasi say
jadi maaf telfonnya saya tutup “ jawabnya dengan cepat namun suara isakan
dari sebrang sana menghentikan jarinya untuk menggeser layar ponsel
pintarnya “ raka ini kamu kan “ suara seorang gadis yang terisak membuat
raka kembali menempelkan telfonnya kekupingnya “ini siapa ?” tanyanya
dengan sedikit lebih lembut “ aku butuh bantuanmu aku sekaranga ada di
apertemenmu aku gak ttauu harus gimana ra aku takut di luar sendirian
kamu di mana sih dari tadi aku tunggu kamu kok gak pulang aku takut “
raka mengerutkan dahinya “ kamu bilang kamu dimana tadi “ gadis itu
kembali terisak “ di apertemenmu aku mohon pulang dulu aku
menggunakan telfon resepsonis aku tidak membawa apa-apa ra pulang ada
yang inin ku omongin” lalu terdengar suara dengugan tidak jelas dan
beberapa saat kemudian telfon itu mati menimbulkan rasa curiga di kepala
raka dengan cepat pria jakung itu melaangkah kea rah ruang rawatnya“ sus
saya izin pulang sebentar ada hal penting yang harus saya lakukan di rumah
“ tanpa merespon apaun rak amelangkahkan kaki panjangnya kea rah
parkiran dan masuk kedalam mobil dengan cepat

………………………………..

Raka terdiam saat melihat seorang perembuan duduk sambil


menelungkupkan wajahnya di depan apertemennya dengan perlahan raka
berjalan kearahnya “ permisi nona apa yang kau lakuakn di sisni “
mendengar suara berat itu perempuan itu mendingak dan melengkungkan
bibirnya “ raka kamu pulang “ suara nyaring yang terdengar melingking itu
membuat raka teringat seorang gadis yang ada di kampungnya dulu “ kamu
gak inagt aku manga madu “ raka mengerutkan kening lalu tercengan “ rain
ngapain kamu disini jam 10 malam lagi s

Anda mungkin juga menyukai