Anda di halaman 1dari 47

i

LAPORAN PRAKTIKUM
KOMPUTANSI TEKNIK KIMIA (PCE1411)

PERSAMAAN KEADAAN DAN PROPERTI - PROPERTI FISIS

ANGGOTA KELOMPOK

AAN HARGIAWAN 18743001


ADITYAS AGUNG RAMANDANI 18734002
AKNES MARITO HASIAN S. 18734003
AMISAH 18743004
DEA HANIFAH RAHMAT I. 18734006

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI REKAYASA KIMIA INDUSTRI


POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG
2020
ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum yang berjudul
Persamaan Keadaan dan Properti-properti Fisis.
Terima kasih saya ucapkan kepada bapak dosen, Muhammad Hanif yang telah
membantu kami baik secara moral maupun materi. Terima kasih juga saya ucapkan kepada
teman-teman seperjuangan yang telah mendukung kami sehingga kami bisa menyelesaikan
tugas ini tepat waktu.
Kami menyadari, bahwa laporan praktikum yang kami buat ini masih jauh dari kata
sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna
menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.
Semoga laporan praktikum ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa
bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Bandar Lampung, 21 Mei 2020


iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................................ii


DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iii
BAB 1 .................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................. 1
1. 1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1
1. 2 Tujuan Praktikum.................................................................................................... 2
1. 3 Manfaat Praktikum.................................................................................................. 2
BAB II ................................................................................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................................ 3
BAB III ................................................................................................................................. 7
SIMULASI PROSES ............................................................................................................. 7
A. Fase dan Titik Didih Senyawa ................................................................................ 7
B. Tekanan ................................................................................................................. 12
C. Buble Point dan Dew Point ................................................................................... 23
D. Densitas Senyawa ................................................................................................. 29
E. Spesifik Molar Volume ......................................................................................... 37
BAB IV ............................................................................................................................... 43
KESIMPULAN ................................................................................................................... 43
REFRENSI .......................................................................................................................... 44
1

BAB 1
PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang

Aspen HYSYS merupakan salah simulator yang dikeluarkan oleh AspenTech dan
telah digunakan di berbagai industri seperti petrokimia, minyak dan gas, serta kimia.
Di Indonesia, Aspen HYSYS merupakan simulator yang paling popular di kalangan
universitas. Aspen HYSYS terdiri dari dua bagian penting yakni Fluid Package dan
Flowsheet. Fluid Package merupakan kombinasi dari komponen (contoh: metana,
etilen glikol, dan air) yang akan digunakan dalam simulasi dan property package.
Property Package + Komponen = Fluid Package.
Property package merupakan salah satu hal yang mendasar dalam sebuah
simulasi. Property package berperan untuk merepresentasikan perilaku komponen dan
interaksi antara komponen. Pemilihan property package yang sesuai merupakan hal
krusial dalam sebuah simulasi. Ketidaksesuain pemilihan property package dapat
mengakibatkan hasil simulasi yang lemah akurasinya atau bahkan membuat kita tidak
bisa menjalankan simulasi. Property package adalah kumpulan metode khusus untuk
menghitung sifat-sifat komponen dan nilai-nilai parameter dalam simulasi.
Activity Models biasanya digunakan untuk menangani sistem yang sangat non-
ideal dan jauh lebih empris ketika dibandingkan dengan prediksi sifat-sifat komponen
di industri hidrokarbon. Sistem kimia polar atau non-ideal secara tradisional ditangani
dengan menggunakan pendekat model ganda. Dalam pendekatan tipe ini, sebuah EOS
digunakan untuk memprediksi koefisien fugasitas uap dan sebuah model activity
coefficient digunakan untuk fasa cair. Karena data eksperimen untuk parameter model
activity dicocokkan untuk jangkauan tertentu, metode property ini tidak dapat
digunakan untuk aplikasi umum.
2

1. 2 Tujuan Praktikum

1. Mengenal tentang fungsi hysys

2. Mempelajari cara kerja hysys

3. Dapat menyelesaikan masalah menggunakan hysys

1. 3 Manfaat Praktikum

1. Perancangan suatu industri kimia

2. Memonitor kemampuan dari industri kimia yang telah exist

3. Melacak permasalahan process yang terjadi di industri kimia

4. Kemungkinan peningkatan kapasitas produksi dari plant


3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Didalam fisika dan termodinamika, persamaan keadaan adalah persamaan


termodinamika yang menggambarkan keadaan materi di bawah seperangkat kondisi fisika.
Persamaan keadaan adalah sebuah persamaan konstitutif yang menyediakan hubungan
matematik antara dua atau lebih fungsi keadaan yang berhubungan dengan materi, seperti
temperatur, tekanan, volume dan energi dalam. Persamaan keadaan berguna dalam
menggambarkan sifat-sifat fluida, campuran fluida, padatan, dan bahkan bagian dalam
bintang.
Penggunaan paling umum dari sebuah persamaan keadaan adalah dalam memprediksi
keadaan gas dan cairan. Salah satu persamaan keadaan paling sederhana dalam
penggunaan ini adalah hukum gas ideal, yang cukup akurat dalam memprediksi keadaan
gas pada tekanan rendah dan temperatur tinggi. Tetapi persamaan ini menjadi semakin
tidak akurat pada tekanan yang makin tinggi dan temperatur yang makin rendah, dan gagal
dalam memprediksi kondensasi dari gas menjadi cairan. Namun, sejumlah persamaan
keadaan yang lebih akurat telah dikembangkan untuk berbagai macam gas dan cairan. Saat
ini, tidak ada persamaan keadaan tunggal yang dapat dengan akurat memperkirakan sifat-
sifat semua zat pada semua kondisi.
Selain memprediksi kelakuan gas dan cairan, terdapat juga beberapa persamaan
keadaan dalam memperkirakan volume padatan, termasuk transisi padatan dari satu
keadaan kristal ke keadaan kristal lainnya. Terdapat juga persamaan-persamaan yang
memodelkan bagian dalam bintang, termasuk bintang netron. Konsep yang juga
berhubungan adalah mengenai fluida sempurna di dalam persamaan keadaan yang
digunakan di dalam kosmologi.

Sejauh ini terdapat beberapa macam persaman keadaan yaitu:


1. Persamaan gas ideal
2. Persamaan keadaan virial (virial equation of state)
3. Persamaan keadaan pangkat tiga (cubic equation of state)
4. Persamaan keadaan empirik non-pangkat tiga (non-cubic empirical equation of state)
5. Persamaan keadaan berbasis teori
4

P = tekanan (bar)
V = volume molar (cm3/mol)
R = konstanta gas ideal
T = suhu (K)
Z = faktor kompresibilitas

1. Persamaan gas Ideal

Persamaan ini merupakan persamaan paling sederhana, bentuk persamaannya


adalah : PV = RT atau dalam bentuk eksplisit V=RT/P.
Persamaan di atas hanya berlaku bagi gas ideal saja. Suatu gas bisa dikatakan
sebagai gas ideal jika tekanannya sangat rendah, kurang dari 1 atm.

2. Persamaan keadaan virial (virial equation of state)


Persamaan ini lebih akurat dibanding persamaan gas ideal. Semakin banyak
konstanta yang diketahui maka semakin akurat persamaan ini. Bila diketahui konstanta
B maka persamaan ini akurat hingga tekanan 10 bar. Bila diketahui konstanta B dan C,
5

maka keakuratanya meningkat hingga 20 bar. Begitu seterusnya, naik 10 bar setiap kita
mengetahui satu konstanta berikutnya.

3. Persamaan keadaan pangkat tiga (cubic EOS)

Persamaan ini adalah persamaan yang banyak digunakan karena keampuhannya.


Tidak seperti dua persamaan keadaan sebelumnya yang mana persamaan tersebut
dikembangkan hanya dengan pengamatan kasar, persamaan cubic EOS ini
dikembangkan dengan mempertimbangkan kejadian-kejadian dalam tingkatan ghaib
(baca: molekuler) dimana. Ada banyak sekali persamaan cubic EOS. Tapi, meski cubic
EOS ada banyak, persamaannya tetap satu yaitu persamaan van der Waals. Persamaan
van der Waals bentuknya seperti ini.

Mari kita lihat lebih seksama persamaan van der Waals ini. Di sini ditemukan dua
konstanta baru yaitu a dan b. Apabila kita anggap a dan b nilainya nol, kita akan
mendapati persamaan van der Waals sama persis plek ser dengan persamaan ideal gas.
Yups, ndak usah gumun karena memang mbah van der Waals ini mengembangkan
cubic EOS dari persamaan gas ideal.
Dalam persamaan gas ideal kita menganggap bahwa molekul zat tidak memiliki
massa dan di sana juga tidak teradapat gaya tarik menarik antar molekul. Van der
Waals mengamati kejadian gaib (baca: molekuler) ini. Beliau menganggap bahwa
molekul memiliki massa dan ukuran (diinterpertasikan sebagai konstanta b) dan terjadi
gaya tarik menarik antar molekul (diinterpertasikan sebagai konstanta a).
Selepas penemuan Van der Waals banyak orang mengembangkan persamaan van
der Waals. Sehingga muncullah cubic EOS lain seperti Peng-Robinson, Redlich-
Kwong, Soave-Redlich-Kwong, dll. Persamaan ini disebut cubic EOS karena bisa
diubah dalam bentuk persamaan pangkat tiga. Ini contoh bentuk persaman pangkat tiga
dari van der Waals.
6

Satu hal penting mengenai cubic EOS. Persamaan ini hanya bisa digunakan untuk
meramalkan fase gas dan fase cair saja. Persamaan ini tidak bisa digunakan untuk
meramalkan keberadaan fase padat.
a. Persamaan keadaan Peng-Robinson
Peng & Robinson (1976) mengusulkan persamaan yang lebih baik untuk
memenuhi tujuan-tujuan :
 Parameter-parameter yang ada harus dapat dinyatakan dalam sifat kritis dan
faktor asentrik.
 Model harus bisa memprediksi berbagai macam property disekitar titik
kritis, terutama untuk perhitungan faktor kompresibilitas dan density cairan.
 Mixing rule menggunakan satu binary interaction parameter yang tidak
tergantung pada T, P, dan komposisi.
 Persamaan harus berlaku untuk semua perhitungan semua property dalam
proses natural gas.
7

BAB III
SIMULASI PROSES

Persamaan Keadaan dan Properti Properti Fisis

A. Fase dan Titik Didih Senyawa

Contoh Kasus 1 :
Suatu aliran air yang mempunyai laju alir molar 100kmol/jam dengan tekanan 2 atm
dan temperaturnya 150 oC. Bagaimanakah fase senyawa tersebut ?

Prosedur Simulasi :
1. Buka aplikasi Aspen HYSYS dari menu start atau double klik pada dekstop menu.

2. Setelah muncul interface seperti berikut klik (New) untuk memulai dengan file
baru.
8

3. Pada navigation pane terdapat menu yang berada dikiri dekstop, klik component
list untuk memasukkan komponen yang bereaksi paada proses dengan klik
component list → add.
9

4. Text in senyawa yang digunakan pada box (search for) lalu klik add.

5. Setelah memasukkan senyawa pada component list, klik fluid packages → klik add
untuk menentukan rumus yang digunakan pada proses sesuai dengan component
senyawa. Kesesuaian fluid packages dapat dilihat dari munculnya warna hijau pada
status property pkg.
10

6. Klik Simulation, pilih material stream → letakkan pada lembar kerja.

7. Double klik kali pada stream, masukkan data yang diketahui pada kasus.

8. Pada phase fraction dibuat 0 (nol) karena yang dicari merupakan titik didih,
sehingga diperoleh hasil bahwa fase senyawa tersebut adalah vapour.
11

Apabila pada Contoh Kasus 1 diberikan tekanan sebesar 2.5 atm berapakah titik didih
senyawanya ?
1. Maka diatur tekanan 2.5 atm dengan molar flow 100 kgmol/jam.

2. Sehinga diperoleh temperatur yang dibutuhkan untuk mendidihkan senyawa


tersebut sebesar 127.8oC. Untuk menampilkan table variable pada stream dilakukan
12

dengan klik kanan pada stream → pilih show table. Apabila ingin menambah
variable untuk ditampilkan dapat dilakukan dengan klik 2 kalipada table → add
variable.

B. Tekanan

Contoh Kasus 2 :
Tentukan tekanan uap steam jenuh jika temperaturnya 125oC. Gunakan Peng Robinson
sebagai fluid package dan bandingkan hasilnya jika flui package yang dipilih adalah
Antoine.

Prosedur Simulasi :
1. Buka aplikasi Aspen HYSYS dari menu start atau double klik pada dekstop menu.
13

2. Setelah muncul interface seperti berikut klik (New) untuk memulai dengan file
baru.

3. Pada navigation pane terdapat menu yang berada dikiri dekstop, klik component
list untuk memasukkan komponen yang bereaksi paada proses dengan klik
component list → add.
14

4. Text in senyawa yang digunakan pada box (search for) lalu klik add.

5. Setelah memasukkan senyawa pada component list, klik fluid packages → klik add
untuk menentukan rumus yang digunakan pada proses sesuai dengan component
15

senyawa. Kesesuaian fluid packages dapat dilihat dari munculnya warna hijau pada
status property pkg.

6. Klik Simulation, pilih material stream → letakkan pada lembar kerja.

7. Double klik pada stream, masukkan data yang diketahui pada kasus.
16

8. Hasil pressure Uap jenuh yaitu 232.5 kPa.


17

Pada contoh kasus 2 apabila digunakan fluid package lain seperti antoin maka berapakah
tekanan uap jenuhnya?
1. Kembali fluid package, dengan Klik properties → fluid packages → antione →
OK.

2. Kembali ke simulation dan akan muncul pou up seperti gambar berikut. Klik No
agar status proses terus berjalan (Active) tidak berhenti (On Hold).
18

3. Hasil Pressure Uap Jenuh dengan Fluid Packages Antoine yaitu 232.3 kPa, tidak
berbeda jauh dengan menggunakan fluid packages Peng Robinson.

Apabila pada Contoh kasus 2 digunakan campuran senyawa, maka berapakah tekanan
uap total campuran 35 mol% n-hexane, 30% nheptane, 25% n-octane, dan 10% n-
nonane pada 130°C.
19

Prosedur Simulasi :
1. Buka aplikasi Aspen HYSYS dari menu start atau double klik pada dekstop menu.

2. Setelah muncul interface seperti berikut klik (New) untuk memulai dengan file
baru.
20

3. Pada navigation pane terdapat menu yang berada dikiri dekstop, klik component
list untuk memasukkan komponen yang bereaksi paada proses dengan klik
component list → add.

4. Text in senyawa yang digunakan pada box (search for) lalu klik add.

5. Setelah memasukkan senyawa pada component list, klik fluid packages → klik add
untuk menentukan rumus yang digunakan pada proses sesuai dengan component
21

senyawa. Kesesuaian fluid packages dapat dilihat dari munculnya warna hijau pada
status property pkg.

6. Klik Simulation, pilih material stream → letakkan pada lembar kerja.

7. Double klik pada stream, masukkan data yang diketahui pada kasus.
22

8. Pada phase fraction diisi 1 (satu) karena yang ditentukan adalah tekanan uap jenuh
sehingga fasenya vapour.
23

9. Maka diperoleh hasil Tekanan uap jenuh pada campuran senyawa tersebut adalah
171.1 kPa.

C. Buble Point dan Dew Point

Contoh kasus 3 :
Tentukan bubble point temperature campuran 35 mol% n-heksana, 30 mol% n-
heptana, 25 mol% n-oktana, dan 10 mol% n-nonana pada tekanan total 1,5 atm.

Prosedur Simulasi :
1. Buka aplikasi Aspen HYSYS dari menu start atau double klik pada dekstop menu.
24

2. Setelah muncul interface seperti berikut klik (New) untuk memulai dengan file
baru.

3. Pada navigation pane terdapat menu yang berada dikiri dekstop, klik component
list untuk memasukkan komponen yang bereaksi paada proses dengan klik
component list → add.
25

4. Text in senyawa yang digunakan pada box (search for) lalu klik add.

5. Setelah memasukkan senyawa pada component list, klik fluid packages → klik add
untuk menentukan rumus yang digunakan pada proses sesuai dengan component
senyawa. Kesesuaian fluid packages dapat dilihat dari munculnya warna hijau pada
status property pkg.

6. Klik Simulation, pilih material stream → letakkan pada lembar kerja.


26

7. Double klik pada stream, masukkan data yang diketahui pada kasus.
27

8. Bubble point terjadi saat phase fraction vapournya 0 (nol).

9. Maka diperoleh temperatur Bubble Point campuran tersebut adalah 126.2 oC.

Untuk kasus yang serupa, yaitu Dew point keadaan tersebut akan terjadi apabila phase
fraction vapournya 1 (satu).
1. Masukkan phase fraction pada stream yaitu 1 (satu).
28

2. Hasil diperoleh temperatur Dew Pointnya 125.6oC.


29

D. Densitas Senyawa

Contoh Kasus 4 :
Perkirakan densitas benzena sebagai fungsi temperatur pada tekanan 1 atm dengan
rentang suhu 25 - 100oC dengan interval kenaikan 5oC. Tampilkan hasilnya dalam
tabel dan grafik T vs P !

Prosedur Simulasi :
1. Buka aplikasi Aspen HYSYS dari menu start atau double klik pada dekstop menu.
30

2. Setelah muncul interface seperti berikut klik (New) untuk memulai dengan file
baru.

3. Pada navigation pane terdapat menu yang berada dikiri dekstop, klik component
list untuk memasukkan komponen yang bereaksi paada proses dengan klik
component list → add.
31

4. Text in senyawa yang digunakan pada box (search for) lalu klik add.

5. Setelah memasukkan senyawa pada component list, klik fluid packages → klik add
untuk menentukan rumus yang digunakan pada proses sesuai dengan component
senyawa. Kesesuaian fluid packages dapat dilihat dari munculnya warna hijau pada
status property pkg.
32

6. Klik Simulation, pilih material stream → letakkan pada lembar kerja.

7. Double klik pada stream, masukkan data condition yang diketahui pada kasus.

8. Masukkan composition senyawa yang digunakan.


33

9. Untuk menunjukkan pengaruh temperatur dengan interval terhadap densitas


benzene dilakukan dengan klik kanan pada material stream → Create Stream
Analysis → Property Table.

10. Akan muncul pop up tampilan seperti dibawah. Masukkan kondisi yang sesuai dari
soal. Pada soal ini ditanya pengaruh kenaikan suhu dengan interval 5 oC terhadap
densitas benzena. Sehingga diinput data sebagai berikut :
34

Variable 1 : Pressure
Mode : State
State Value : 1atm
Variable 2 : Temperatur
Mode : Incremental
Lower Bound : 25 oC
Upper Bond : 100 oC
# of incrementts : 15 (Banyak data pada interval)
35

11. Klik pada Dependent Property → add → Presssure & Mass Density → OK → klik
Calculate.

12. Klik Performance untuk menampilkan hasil data dalam bentuk table.
36

13. Untuk menampilkan data dalam bentuk gravik, klik plot → view plot

14. Hasil gravik P vs T.


37

E. Spesifik Molar Volume

Contoh Kasus 5 :
Perkirakan Spesific molar volume dari n-hexane pada 1 atm dan temperatur 25oC !

Prosedur Simulasi :
1. Buka aplikasi Aspen HYSYS dari menu start atau double klik pada dekstop menu.

2. Setelah muncul interface seperti berikut klik (New) untuk memulai dengan file
baru
38

3. Pada navigation pane terdapat menu yang berada dikiri dekstop, klik component
list untuk memasukkan komponen yang bereaksi paada proses dengan klik
component list → add.

4. Text in senyawa yang digunakan pada box (search for) lalu klik add.
39

5. Klik fluid packages → add untuk menentukan rumus yang digunakan pada proses
sesuai dengan component senyawa. Kesesuaian fluid packages dapat dilihat dari
munculnya warna hijau pada status property pkg.

6. Klik Simulation, pilih material stream → letakkan pada lembar kerja.


40

7. Double klik pada stream, masukkan data condition yang diketahui pada kasus.
41

8. Untuk mengetahui Spesifik Molar Volume, double klik pada stream material →
klik menu properties → molar volume.

Atau dengan klik kanan pada stream material → show table → double klik pada
table → add variable → pilih Molar Volume → OK.
42

9. Hasil spesifik molar volumenya adalah 0.1312 m3/kgmole.


43

BAB IV
KESIMPULAN

Adapun beberapa hal yang dapat disimpulkan pada laporan praktikum ini mengenai
persamaan keadaan dan properti-properti fisis, yaitu:

1) Aspen Hysys merupakan salah simulator yang dikeluarkan oleh AspenTech dan
telah digunakan di berbagai industri seperti petrokimia, minyak dan gas, serta
kimia. Aspen Hysys terdiri dari dua bagian penting yakni Fluid Package dan
Flowsheet.

2) Pada persamaan keadaan dan properti-properti fisis terdapat fase dan titik didih
senyawa, tekanan, duble point dan dew point, serta densitas senyawa yang dapat
diselesaikan dengan menggunakan aspen hysys.

3) Step-step atau langkah-langkah yang dilakukan merupakan cara untuk


menyelesaikan kasus-kasus yang ada dengan menggunakan hysys, langkah-langkah
ini digunakan untuk mempermudah penyelesaian supaya praktikan dapat
mengetahui bagaimana cara menggunakan hysys dengan benar untuk
menyelesaikan kasus.

4) Pada contoh kasus yang pertama dengan menggunakan tekanan 2.5 atm dan molar
flow 100 kgmol/jam untuk mendapatkan titik didih suatu senyawa dengan
penyelesaiannya yang menggunakan hysys, dapat diperoleh temperatur yang
dibutuhkan untuk mendidihkan senyawa tersebut sebesar 127.8oC.
44

REFRENSI

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.slideshare.net/mo
bile/galih_aw/bab-3-sifat-
volumetris&ved=2ahUKEwikzKGi08TpAhWaYisKHd49ACsQFjAAegQIBBAB&usg=A
OvVaw2xfLau0H9A2fANxoAsiUGZ diakses pada tanggal 21 Mei 2020.

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://moonthree.wordpress.c
om/2015/12/26/persamaan-keadaan-equation-of-
state/amp/&ved=2ahUKEwikzKGi08TpAhWaYisKHd49ACsQFjAEegQIBhAB&usg=AO
vVaw1dPeaqoYmt1WdX8B3l7j8A&ampcf=1 diakses pada tanggal 21 Mei 2020.

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.academia.edu/96
89065/Bab-4-persamaan-
keadaan&ved=2ahUKEwikzKGi08TpAhWaYisKHd49ACsQFjAFegQIBxAB&usg=AOv
Vaw1jUC0ap4sOgU9gx3qqrn9Z diakses pada tanggal 21 Mei 2020.

Anda mungkin juga menyukai