Anda di halaman 1dari 14

KEWAJIBAN JANGKA PANJANG

Metode Penelitian Kualitatif

Disusun Guna Memenuhi Tugas Kuliah Akuntansi Keuangan II

Pengampu : Tiara Wulandari, S.E., M.Ak.

MAKALAH

Oleh :

Ajeng Yuniar Sekarningrum (18622099)

Alhafis Nurrahman (18622100)

Cici Angraini (18622104)

Dhea Zahara (18622106)

Efrina Sintia Dewi (18622108)

Ihsan Mukalik (18622112)

Inneke Abgreani Herman (18622113)

Muhammad Lameck (18622117)

S1-AKUNTANSI

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI

TANJUNGPINANG

2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT tuhan semesta alam atas segala
karunia nikmat-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah penelitian kualitatif
yang berjudul “Kewajiban Jangka Panjang” Tujuan disusunnya makalah ini untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Akuntansi Keuangan II. Dalam rangkaian
proses pembuatan makalah, banyak sekali dukungan dari pihak eksternal agar makalah
ini dapat terselesaikan dengan baik. Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-
pihak yang telah memberikan inspirasi kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini. Meski telah disusun secara maksimal oleh penulis, akan
tetapi penulis sebagai manusia biasa sangat menyadari bahwa makalah ini sangat
banyak kekurangan nya dan masih jauh dari kata sempurna. Ucapan maaf penulis
sampaikan kepada para pembaca apabila didalam makalah ini terdapat padanan kata
yang terkesan menyinggung bagi pembaca. Besar harapan penulis makalah ini dapat
menjadi inspirasi atau sarana dalam membantu teman-teman untuk mengetahui atau
memahami tentang kewajiban jangka panjang.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga para pembaca dapat
mengambil manfaat dan pelajaran dari makalah ini.

Tanjungpinang, 17 Juli 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii
BAB I .............................................................................................................................1
PENDAHULUAN ..........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah ..............................................................................................1
1.3 Pembatasan Masalah..............................................................................................2
1.4 Tujuan ...................................................................................................................2
1.5 Manfaat .................................................................................................................2
BAB II ............................................................................................................................3
PEMBAHASAN .............................................................................................................3
2.1 Karakteristik Kewajiban ........................................................................................3
2.2 Pengakuan Awal dan Pengukuran ..........................................................................4
2.3 Pengukuran Setelah Pengakuan Awal ....................................................................5
2.4 Penghentian Pengakuan .........................................................................................5
2.5 Penyajian dan Pengungkapan .................................................................................8
BAB III ......................................................................................................................... 10
PENUTUP .................................................................................................................... 10
3.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 10
3.2 Saran ................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Utang secara umum dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu jangka panjang
dan jangka pendek. Sudah menjadi rahasia umum jika hampir semua perusahaan
tak lepas dari utang jangka pendek maupun jangka panjang untuk menjalankan
operasional dan mengembangkan bisnisnya. Setiap utang baik jangka pendek
maupun jangka panjang memiliki peran penting dan manfaay bagi perusahaan.

Utang jangka panjang (long term liabilities) adalah kewajiban yang harus
dibayar dan dilunasi dalam tempo waktu yang relatif lama, bisa mencapai satu
periode akuntansi atau bahkan lebih. Secara lebih terperinci, utang jangka panjang
dapat dij- abarkan sebagai suatu kewajiban atau beban dimasa depan yang harus
dibayarkan sebagai akibat dari penundaan pembayaran seharusnya dilakukan
dalam satu tahun lebih atau siklus operasional perusahaan.

Utang jangka panjang umumnya digunakan untuk memperkuat posisi modal


perusahaan. Tak hanya itu, utang jangka panjang juga digunakan untuk
meningkatkan jumlah aset perusahaan baik dalam bentuk properti, peralatan,
maupun investasi. Sebab itu, utang jangka panjang mencerminkan rasio
ekuitas (total debttoequityratio), yaitu ukuran untuk menilai kemampuan
perusahaan memenuhi seluruh kewajibannya. Rasio ini membandingkan total
utang baik jangka pendek maupun panjang dengan total modal perusahaan. Selain
modal, utang jangka panjang juga mencerminkan rasio aset yang mengukur
bagian dari keseluruhan aktiva yang dibelanjai dari utang.

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan uraian yang sudah dijelaskan diatas maka dapat dilakukan
identifikasi masalah sebagai berikut :
1.2.1 Agar kita mampu memahami kewajiban
1.2.2 Agar kita mampu memahami karakteristik kewajiban
1.2.3 Agar kita mampu memahami perbedaan kewajiban jangka panjang dengan
kewajiban jangka pendek
1.2.4 Agar kita mampu memahami pengakuan awal dan pengukuran
1.2.5 Agar kita mampu memahami pengukuran setelah pengakuan awal
1.2.6 Agar kita mampu memahami penyajian dan pengungkapan
1.2.7 Agar kita mampu memahami analisis laporan keuangan.

1
2

1.3 Pembatasan Masalah


Karena luasnya permasalahan yang dihadapi, maka penulis memberikan
batasan dalam masalah ini. Yang akan penulis bahas dalam makalah ini adalah
bagaimana penggunaan pemilihan kata (diksi) yang tepat dan benar sesuai situasi
dan kondisi.
1.3.1 Apa saja karakteristik dari liabilitas ?
1.3.2 Apa yang dimaksud dengan pengakuan awal dan pengukuran ?
1.3.3 Apa yang dimaksud dengan pengukuran setelah pengakuan awal ?
1.3.4 Apa yang dimaksud dengan penghentian pengakuan ?
1.3.5 Apa yang dimaksud dengan penyajian dan pengungkapan ?
1.3.6 Apa yang dimaksud dengan analisis laporan keuangan ?

1.4 Tujuan
1.4.1 Mengetahui karakteristik dari liabilitas
1.4.2 Mengetahui yang dimaksud dengan pengakuan awal dan pengukuran.
1.4.3 Mengetahui yang dimaksud dengan pengukuran setelah pengakuan awal.
1.4.4 Mengetahui yang dimaksud dengan penghentian pengakuan.
1.4.5 Mengetahui yang dimaksud dengan penyajian dan pengungkapan.
1.4.6 Mengetahui yang dimaksud dengan anlisis laporan keuangan.

1.5 Manfaat
Makalah ini disusun guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi
Keuangan II yang membahas tentang kewajiban jangka Panjang. Semoga makalah
ini dapat membantu pembaca semua dalam memecahkan segala pertanyaan yang
hadir dibenak kita.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Karakteristik Kewajiban


Kewajiban merupakan utang perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa
masa lalu. Penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber
daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi. Dalam laporan posisi
keuangan (neraca) yang diklasifikasi (classified statement of financial position),
kewajiban dibedakan menjadi kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka
panjang. Menurut PSAK 1 (Revisi 2013) Penyajian Laporan Keuangan, suatu
kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek jika :
1. Entitas mengharapkan akan menyelesaikan kewajiban tersebut dalam
siklus operasi normalnya.
2. Entitas memiliki kewajiban tersebut untuk tujuan diperdagangkan
3. Kewajiban tersebut jatuh tempo untuk diselesaikan dalam jangka waktu
dua belas bulan setelah periode pelaporan, atau
4. Entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian
kewajiban selama sekurang – kurangnya dua belas bulan setelah periode
pelaporan.
Kewajiban yang tidak termasuk kategori tersebut diklasifikasikan sebagai
kwajiban jangka panjang. Adapun contoh kewajiban jangka panjang adalah utang
obligasi , wesel bayar, kewajiban sewa, kewajiban pensiun, kewajiban pajak
tangguhan. Dalam makalah ini, pembahasan kewajiban jangka panjang
difokuskan pada kewajiban jangka panjang yang merupakan kewajiban keuangan,
terutama dalam bentuk utang obligasi dan wesel bayar.
Definisi kewajiban keuangan berdasarkan PSAK 50 (Revisi 2014) Instrumen
Keuangan: Penyajian adalah setiap kewajiban yang berupa :
1. Kewajiban Kontraktual
a. Untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada entitas lain;
atau
b. Untuk mempertukarkan aset keuangan atau kewajiban keuangan
dengan entitas lain dengan kondisi yang berpotensi tidak
menguntungkan entitas tersebut;
2. Kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan dengan menggunakan
instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas dan merupakan suatu:
a. Nonderivatif dimana entitas harus atau mungkin diwajibkan untuk
menerima suatu jumlah yang bervariasi dari instrumen ekuitas yang
diterbitkan entitas; atau
b. Derivatif yang akan atau mungkin diselesaikan selain dengan
mempertukarkan sejumlah tertentu kas atau aset keuangan lain dengan
sejumlah tertentu instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas. Untuk
tujuan ini, instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas tidak termasuk
puttable instrumenta dan kewajiban yang timbul pada saat likuidasi
yang diklasifikasikan sebagai ekuitas atau instrumen yang merupakan
kontrak untuk menerima atau menyerahkan instrumen ekuitas yang
diterbitkan entitas di masa yang akan datang.

3
4

2.2 Pengakuan Awal dan Pengukuran


Terdapat dua klasifikasi kewajiban keuangan, yaitu :
1. Kewajiban yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi;
2. Kewajiban lainnya.
Kewajiban keuangan diukur menggunakan nilai wajar pada saat pengakuan
awalnya. Untuk liabilitas yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, biaya
transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan atau
penerbitan kewajiban keuangan tersebut dibebankan sedangkan untuk kewajiban
lainnya diukur sebesar nilai wajar dikurangi dengan biaya transaksi. Kewajiban
yang diakui pada nilai wajar melalui laba rugi merupakan kewajiban jangka
pendek, sedangkan kewajiban lainnya dapat merupakan kewajiban jangka pendek
atau kewajiban jangka panjang.
Pasar memberikan penilaian atas kewajiban jangka panjang berdasarkan nilai
kini dari ekspetasi arus kas di masa depan, yang terdiri dari pokok dan bunga.
Untuk menghitung nilai kini digunkan tingkat suku bunga pasar (market interest
rate/effective interest rate), sedangkan untuk menghitung bunga digunakan tingkat
bunga kupon (coupon rate/statted interst rate).
2.2.1 Penerbitan Obligasi
Harga wajar kewajiban (harga jual) dapat berbeda dari nilai nominalnya.nilai
nominal adalah nilai yang dijanjikan akan dibayarkan oleh penerbit kewajiban
pada saat kewajiban tersebut jatuh tempo. Apabila harga jual lebih tinggi dari nilai
nominal maka kewajiban dijual dengan harga premium, sedangkan apabila harga
jual lebih rendah dari nilai nominal maka dijual dengan diskon. Perbedaan
tersebut timbul apabila tingkat suku bunga efektif berbeda dengan tingkat suku
bunga kupon.
Tingkat suku bunga efektif < Tingkat bunga kupon  kewajiban dijual pada
harga premium
Tingkat suku bunga efektif = Tingkat bunga kupon  kewajiban dijual pada nilai
nominal
Tingkat suku bunga efektif > Tingkat bunga kupon  kewajiban dijual pada
harga diskon
2.2.2 Penerbitan Wesel Bayar
Perlakuan akuntansi untuk utang utang obligasi dan wesel bayar relatif sama,
yaitu wesel bayar dinilai sebesar nilai kini dari arus kas pembayaran di masa
depan (baik pokok maupun bunga). Dalam bagian ini wesel bayar dikaitkan
dengan berbagai bentuk konsiderasi yang diterima perusahaan dalam penerbitan
wesel bayar tersebut.
1. Penerbitan Secara Tunai
Nilai kini dari wesel bayar yang diterbitkan secara tunai diasumsikan sama
dengan jumlah kas yang diterima entitas. Tingkat bunga yang akan digunakan
untuk perhitungan amortisasi adalah tingkat bunga yang menyebabkan nilai
kini dari pembayaran kas di masa depan sama dengan kas yang diterima saat
ini.
2. Penerbitan Secara Non-Tunai
Entitas dapat menerima barang atau jasa dari penerbitan wesel bayar.
Wesel bayar dicatat sebesar nilai wajar barang/jasa tersebut atau nilai kini dari
wesel bayar menggunakan tingkat bunga pasar, mana yang lebih andal untuk
digunakan. Jika nilai tersebut berbeda dengan nilai nominal wesel bayar, maka
entitas mencatat diskonto atau premium.
3. Penerbitan Secara Tunai dan Hak Tertentu
Ada kalanya entitas menerbitkan wesel bayar dengan tingkat bunga yang
lebih rendah dan tingkat bunga yang wajar. Sebagai kompensasi dari tingkat
bunga tersebut, entitas memberikan hak tertentu kepada pembeli wesel bayar,
misalnya entitas setuju untuk menjual barang dagangan ke pembeli dengan
harga yang lebih murah dari harga jual normal barang tersebut. Entitas harus
mengakui selesih (diskonto) antara kas yang diterima dan nilai kini dari wesel
bayar menggunakan tingkat bunga pasar sebagai pendapatan diterima di muka.
4. Instrumen Keuangan Majemuk
Intrumen keuang majemuk adalah instrumen keuangan yang mempunyai
komponen kewajiban dan komponen ekuitas. Kedua komponen harus
dipisahkan berdasarkan substansinya pada tanggal instrumen tersebut
diterbitkan. Contoh dari instrumen keuangan majemuk adalah obligasi
konversi. Menerbitkan obligasi konversi sacara substansinya sama dengan
menerbitkan obligasi nonkonversi dan opsi untuk membeli saham. Untuk
memisahkan nilai obligasi konversi menjadi komponen utang dan ekuitas,
maka nilai wajar dari instrumen utang yang sama, namun tidak mempunyai
fitur konversi, digunakan untuk mengukur elemen kewajiban, sedangkan
elemen ekuitas dinilai sebesar selisih antara nilai wajar obligasi konversi dan
nilai yang di alokasikan ke elemen kewajiban tersebut.
2.3 Pengukuran Setelah Pengakuan Awal
Pengukuran kewajiban jangka panjang setelah pengakuan awal adalah
menggunakan biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku
bunga efektif. Premium (diskonto) yang timbul pada saat pengakuan awal
diamortisasi selama jangka waktu kewajiban jangka panjang untuk menurunkan
(meningkatkan) beban bunga yang diakui sehingga total beban bunga
mencerminkan suku bunga efektif.
2.4 Penghentian Pengakuan
Entitas menghentikan pengakuan (mengeluarkan dari laporan posisi
keuangan) kewajiban keuangan jika kewajiban yang ditetapkan dalam kontrak
dilepaskan atau dibatalkan atau kardaluwarsa.
2.4.1 Penghentian Pengakuan Keseluruhan dan Sebagian
Kewajiban keuangan (baik keseluruhan maupun sebagian) dihentikan
pengakuannya jika debitur melepaskan kewajiban tersebut (atau bagian darinya)
dengan membayar kreditur (baik menggunakan kas, aset keuangan, barang atau
jasa lainnya). Pelepasan juga terjadi jika debitur secara hukum dibebaskan dari
tanggung jawab utamanya atas kewajiban tersebut, baik melalui proses hukum
maupun oleh kreditur.
Jika entitas membeli kembali atau melunasi hanya sebagian dari kewajiban
keuangan, maka entitas mengalokasikan nilai tercatat dari kewajiban keuangan
berdasarkan nilai relatifnya pada bagian yang tetap diakui dan bagian yang
dihentikan pengakuannya dengan jumlah yang dibayarkan diakui dalam laba rugi.
2.4.2 Pertukaran dan Modifikasi Persyaratan Utang
Kadang kala dapat terjadi pertukaran di antara peminjam dan pemberi
pinjaman atas instrumen utang yang ada. Apabila pertukaran tersebut terjadi
dengan persyaratan yang berbeda secara substasnsial maka pertukaran dicatat

5
sebagai penghapusan kewajiban keuangan awal dan pengakuan kewajiban
keuangan baru. Hal yang sama juga berlaku apabila dilakukan modifikasi secara
substansial atas ketentuan kewajiban keuangan yang saat ini ada. Selisih antara
nilai tercatat kewajiban keuangan yang berakhir atau yang ditransfer pada pihak
lain, dengan jumlah yang dibayarkan diakui dalam laporan laba rugi. Namun,
apabila pertukaran atau modifikasi tersebut tidak memenuhi kriteria penghapusan,
maka tiap biaya atau fee yang timbul diperlakukan sebagai penyesuaian atas nilai
tercatat kewajiban tersebut dan diamortisasi selama sisa umur dari kewajiban yang
telah dimodifikasi.
Untuk memenuhi persyaratan yang berbeda secara substansial atau modifikasi
substansial apabila nilai kini arus kas yang didiskonto berdasarkan syarat – syarat
yang baru, termasuk tiap fee yang dibayarkan setelah dikurangi fee yang diterima
dan diskonto menggunakan suku bunga efektif awal, berbeda paling tidak 10
persen dari nilai kini sisa arus kas yang didiskonto yang berasal dari kewajiban
keuangan semula. Adapun contoh modifikasi persyaratan ulang – substansial :
PT. Siprus sedang mengalami kesulitan keuangan akibat kerugian operasi selama
beberapa tahun terakhir: PT Siprus mempunyai utang dari Bank Independen
sebesar Rp 2.000.000.000 dengan tingkat bunga 6%, dengan jangka waktu jatuh
tempo 5 tahun. Tidak terdapat diskonto atau premium terkait utang tersebut. PT.
Siprus juga mempunyai utang bunga sebesar Rp 120.000.000 ke Bank Idependen.
Bank Idependen setuju untuk merestrukturisasi utang PT Siprus untuk membantu
perusahaan agar tidak mengalami kebangkrutan. Modifikasi utang yang disetujui
dari restrukturisasi tersebut adalah tingkat bunga diturunkan menjadi 5%, pokok
pinjaman dikurangi menjadi Rp 1.800.000.000, dan utang bunga yang di
hapuskan.

Nilai kini utang lama adalah :


Nilai pokok utang awal Rp 2.000.000.000
Utang bunga yang ada Rp 120.000.000
Total Rp 2.120.000.000
Nilai kini utang berdasarkan modifikasi utang (tingkat bunga awal 6% dan jangka
waktu 5 tahun) :
Pokok pinjaman (Rp1.800.000.000 x PVIF6%,5) Rp 1.345.064.711
Bunga (Rp 1.800.000.000 x 5% x PVIF6%,5) Rp 379.112.741
Total Rp 1.724.177.452

Perbedaan antara nilai kini utang lama dan utang baru = Rp 2.120.000.000 – Rp
1.724.177.452 = Rp 395.822.548 atau 18,67% lebih rendah dibandingkan nilai
kini utang lama. Karena perbedaanya lebih dari 10%, maka restrukturisasi utang
tersebut, memenuhi kriteria untuk diakui sebagai penghapusan utang lama dan
mengakui utang baru. Nilai utang baru, sesuai dengan PSAK 55 (Revisi 2014),
harus diakui sebesar nilai wajar. Nilai wajar dari utang tersebut dihitung denga
mengacu ke tingkat bunga pasar pada tanggal restrukturisasi. Apabila pada saat
restrukturisasi tingkat bunga yang berlaku adalah 10% maka nilai kini dari utang
baru adalah :
Pokok pinjaman (Rp 1.800.000.000 x PVIF10%,5) Rp 1.117.658.382
Bunga (Rp1.800.000.000 x PVIF10%,5) Rp 341.170.809
Total Rp 1.458.829.191

6
Diskonto dari utang baru berarti sebesar Rp 341.170.809 (Rp1.800.000.000 –
Rp1.458.829.191) dan keuntungan dari restrukturisasi utang sebesar Rp
661.170.809 (Rp 2.120.000.000 utang lama – Rp 1.458.829.191 utang baru).
Ayat jurnal untuk mencatat penghapusan utang lama dan pengakuan utang baru
tersebut adalah :
Utang Bank (lama) Rp 2.000.000.000
Utang Bunga Rp 120.000.000
Diskonto Utang Bank (baru) Rp 341.170.809
Utang Bank (Baru) Rp 1.800.000.000
Keuntungan dari restrukturisasi utang Rp 661.170.809

Adapun contoh kasus modifikasi persyaratan utang – tidak substansional, yaitu :


PT Fista meminjam Rp 2.000.000.000 dari Bank Bersahabat pada tanggal 1
Januari 2015. Tingkat bunga pinjaman adalah 10% dengan jangka waktu 8 tahun.
Perusahaan menanggung biaya terkait pinjaman tersebut sebesar Rp 100.000.000.
pada tanggal perusahaan memperoleh pinjaman tersebut, perusahaan mencatat
utang sebesar nilai kas bersih yang diterima, yaitu Rp 1.900.000.000. tingkat
bunga efektif dari pinjaman tersebut adalah 10,9706%, sebagaimana ditunjukan
dalam tabel berikut.
Tabel Amortisasi Modifikasi Persyaratan Utang – Substansial
Tanggal Pembayaran Beban Bunga Nilai Tercatat
Bunga
1 Jan 2015 1.900.000.000
31 Des 2015 200.000.000 208.441.140 1.908.441.140
31 Des 2016 200.000.000 209.367.183 1.917.808.323
31 Des 2017 200.000.000 210.394.818 1.928.203.141
31 Des 2018 200.000.000 211.535.190 1.939.738.332
31 Des 2019 200.000.000 212.800.668 1.952.539.000
31 Des 2020 200.000.000 214.204.977 1.966.743.977
31 Des 2021 200.000.000 215.763.346 1.982.507.323
31 Des 2022 200.000.000 217.492.677 2.000.000.000
Oleh karena kesulitan keuangan yang dihadapi perusahaan, pada tahun 2019
perusahaan mengajukan restrukturisasi utangnya. Bank Bersahabat menyetujui
beberapa modifikasi utang yang mulai berlaku efektif tanggal 1 Januari 2020,
yaitu tingkat bunga diturunkan menjadi 9%, pokok utang berkurang menjadi Rp
1.900.000.000, jatuh tempo diperpanjang menjadi 31 Desember 2016. Terkait
restrukturisasi tersebut perusahaan harus membayar biaya renegoisasi sebesar Rp
25.000.000. Pada tanggal restrukturisasi nilai kini dari utang perusahaan adalah
Rp 1.952.539.000, sedangkan nilai kini dari utang berdasarkan restrukturisasi
adalah sebagai berikut :
Fee Rp 25.000.000
Pokok pinjaman (Rp 1.900.000.000 x PVIF10,9706%,5) Rp 1.129.052.657
Bunga (Rp 1.900.000.000 x 9% X PVIF10,9706%,5) Rp 632.466.294
Total Rp 1.786.518.951
Selisih nilai kini utang lama dan utang berdasarkan persyaratan baru adalah Rp
166.020.049 (8,5% lebih rendah). Karena perbedaannya kurang dari 10% maka
modifikasi utang tersebut tidak dapat diperlakukan sebagai pelunasan utang.

7
Oleh karena itu, sebagaimana diatur dalam PSAK 55 (Revisi 2014), biaya
atau fee yang timbul diperlakukan sebagai penyesuaian atas nilai tercatat
kewajiban tersebut dan diamortisasi selama sisa umur dari kewajiban yang telah
dimodifikasi. Berikut adalah perhitungan penyesuaian tersebut, yang berdasarkan
penyesuaian tersebut tingkat bunga efektif menjadi 8,4433%.
Tabel Amortisasi Modifikasi Persyaratan Utang – Tidak Substansial
Pembayaran
Tanggal Beban Bunga Nilai Kini
Bunga dan Pokok
Nilai kini utang lama 1.966.743.977
Fee (25.000.000)
1 Jan 2020 1.941.743.977
31 Des 2020 171.000.000 163.947.078 1.934.961.055
31 Des 2021 171.000.000 163.351.580 1.927.042.635
31 Des 2022 171.000.000 162.705.801 1.918.748.436
31 Des 2023 171.000.000 162.005.498 1.909.753.934
31 Des 2024 2.071.000.000 161.246.066 0
2.5 Penyajian dan Pengungkapan
Berikut adalah contoh penyajian kewajiban jangka panjang di laporan posisi
keuangan (Neraca) Konsolidasian PT Telekomunikasi Indonesia Tbk dan Anak
perusahaan 31 Desember 2013 dan 2012.

8
Kewajiban jangka panjang yang dibahas di makalah ini adalah kewajiban
yang termasuk dalam kewajiban keuangan. PSAK 60 Instrumen Keuangan:
Pengungkapan mengatur dengan rinci persyaratan pengungkapan untuk instrumen
keuangan. Beberapa persyaratan pengungkapan yang terkait dengan kewajiban
jangka panjang adalah :
1. Menyediakan informasi yang cukup untuk memungkinkan rekonsiliasi
terhadap setiap baris pos kewajiban jangka panjang yang disajikan dalam
laporan posisi keuangan.
2. Nilai tercatat kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan
diamortisasi.
3. Mengungkapkan dalam ikhtisar kebijakan akuntansi yang signifikan,
kebijakan akuntansi yang digunakan.
4. Analisis jatuh tempo untuk kewajiban keuangan jangka panjang yang
menunjukkan sisa jatuh tempo kontraktual.
2.5 Analisis Laporan Keuangan
Berikut adalah beberapa rasio keuangan yang terkait dengan liabilitas jangka
panjang:
Total Utang
Debt to equity ratio = Total Ekuitas

Total Utang
Debt to asset ratio = Total Aset
Total utang mencakup utang jangka pendek dan utang jangka panjang. Rasio
utang yang lebih besar dibandingkan ekuitas maupun aset meningkatkan risiko
suatu perusahaan. Rasio keuangan lain terkait utang jangka panjang adalah Times
Interest Earned :
Laba sebelum Bunga dan Pajak
Times Interest Earned = Beban Bunga
Rasio ini mengukur sejauh mana laba tersedia untuk menutupi beban bunga,
yang mencerminkan perlindungan bagi kreditur. Semakin tinggi rasio ini berarti
semakin tinggi perlindungan bagi kreditur terkait pembayaran bunga.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang jika tidak
memenuhi kriteria berikut :
1. Entitas mengharapkan akan menyelesaikan kewajiban tersebut dalam
siklus operasi normalnya.
2. Entitas memiliki kewajiban tersebut untuk tujuan diperdagangkan
3. Kewajiban tersebut jatuh tempo untuk diselesaikan dalam jangka waktu
dua belas bulan setelah periode pelaporan, atau
4. Entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian
kewajiban selama sekurang – kurangnya dua belas bulan setelah periode
pelaporan
Instrumen keuangan majemuk harus dipisahkan menjadi komponen
kewajiban dan komponen ekuitas. Kewajiban jangka panjang dinilai berdasarkan
nilai kini dari ekspetasi arus kas dimasa depan, yang terdiri dari ekspetasi arus kas
di masa depan, yang terdiri dari pokok dan bunga. Untuk menghitung nilai kini
digunakan tingkat suku bunga pasar (market interest rate/effective interest rate),
sedangkan untuk menghitung bunga digunakan tingkat bunga kupon (coupon rate/
stated interest rate).
Harga wajar obligasi (harga jual) dapat berbeda dari nilai nominalnya.
Apabila harga jual lebih tinggi dari nilai nominal maka obligasi akan dijual
dengan harga premium, sedangkan apabila harga jual lebih rendah dari nilai
nominal maka dijual dengan harga diskon. Perbedaan tersebut timbul apabila
tingkat suku bunga efektif berbeda dengan tingkat suku bunga kupon.
Pengukuran kewajiban jangka panjang setelah pengakuan awal adalah
menggunakan biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku
bunga efektif.
Entitas menghentikan pengakuan (mengeluarkan dari laporan posisi
keuangan) kewajiban keuangan jika kewajiban yang diterapkan dalam kontrak
dilepaskan atau dibatalkan atau kardaluarsa.

3.2 Saran
Kewajiban terdiri dari dua yaitu kewajiban jangka pendek dan kewajiban
jangka panjang, dengan mempelajari makalah ini diharapkan kepada pembaca
agar dapat memahami kewajiban jangka panjang dan membedakan antara
kewajiban jangka pendek dengan kewajiban jangka panjang.

10
DAFTAR PUSTAKA

Dewan Standar Akuntansii Keuangan. 2013. Pernyataan Standar Akuntansi


Keuangan. IAI.
Martani, Dwi. dkk. 2017. Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK.
Jakarta: Salemba Empat.

11

Anda mungkin juga menyukai