Mekanika Tanah
Disusun Oleh:
IGNASIUS MA'DIKA/218190134
ABDUL RAHMAN/2181901
TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADYAH PAREPARE
PAREPARE
2020
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmatNYA sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak
lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih kepada penulis-penulis
jurnal yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan materi
mengenai konsolidasi dan penurunan tanah dalam pembuatan makalah ini.
Besar harapan semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan informasi bagi para pembaca sekalian. Semoga para pembaca dapat
mengetahui isi dan kekurangan dari makalah ini sehingga kedepannya
kami dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar
menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penulis
dalam penulisan sehingga masih banyak kekurangan dalam makalah ini.
Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah mengenai konsolidasi dan
penurunantanah
IGNASIUS MA'DIKA
2
3
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...................................................................................... 2
Daftar Isi................................................................................................ 3
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang....................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah................................................................. 4
1.3 Tujuan.................................................................................... 5
Bab II Pembahasan
2.1 Konsolidasi Tanah................................................................. 6
2.1.1 Normally Consolidated dan Overconsolidated............ 7
2.1.2 Perhitungan Konsolidasi............................................... 7
2.2 Penurunan Tanah................................................................... 11
2.2.1 Klasifikasi Penurunan Tanah....................................... 11
2.2.2 Tahap Penurunan Tanah............................................... 12
Bab III Penutup..................................................................................... 18
Daftar Pustaka....................................................................................... 20
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Tanah sebagai salah satu kekayaan bangsa Indonesia harus
dimanfaatkan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Untuk
mewujudkan hal itu maka pemanfaatan tanah perlu dilaksanakan dalam
bentuk pengaturan, penguasaan, dan penatagunaan tanah. Model
yangdapat digunakan adalah konsolidasi tanah sebagai salah satu upaya
untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna tanah serta menyelaraskan
kepentingan individu dengan fungsi sosial tanah dalam rangka
pelaksanaan pembangunan.
Penurunan permukaan tanah adalah peristiwa turunnya permukaan
tanah yang disebabkan oleh adanya perubahan pada volume lapisan batuan
yang ada dibawahnya. Biasanya peristiwa ini berlangsung dalam jangka
waktu yang lama, sehingga apabila tidak dicegah atau diatasi akan
menimbulkan dampak bagi lingkungan sekitar. Berdasarkan penelitian
yang telah dilakukan, peristiwa ini sering terjadi di wilayah Jakarta dengan
tingkat penurunan tanah sekitar 5-10 cm yang menyebabkan 40% wilayah
dari Jakarta menjadi berada dibawah permukaan laut atau berada di
dataran rendah. Seiring dengan semakin berkembangnya pengetahuan dan
teknologi, tingkat penggunaan tanah juga semakin meningkat, tak
terkecuali di Indonesia. Di Indonesia sendiri, penggunaan tanah masih
terpusat pada pembangunan serta pertanian, namun dikarenakan tidak
dibarengi dengan menejerial pengolahan tanah yang baik, sehingga
penggunaan tanah di Indonesia memunculkan salah satu masalah
lingkungan yaitu penurunan permukaan tanah
5
Faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya konsolidasi dan
penurunan tanah?
Bagaimana konsolidasi dan penurunan tanah itu dapat terjadi?
Apa saja gambaran umum tentang konsolidasi normally consolidated
dan overconsolidated serta pengukuran konsolidasi tanah?
Apa saja gambaran umum penurunan tanah serta 3 tahapan penurunan?
1.2 TUJUAN
Mengetahui apa konsolidasi dan penurunan tanah
Mengetahui faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya konsolidas
dan penurunan tanah
Mengetahui bagaimana konsolidasi dan penurunan tanah itu dapat
terjadi
Mengetahui gambaran umum tentang konsolidasi normally
consolidated dan overconsolidated serta pengukuran konsolidasi tanah
Mengetahui gambaran umum penurunan tanah serta 3 tahapan
penurunan
6
BAB II
PEMBAHASAN
7
4. Menghindari akses-akses yang sering timbul dalam hal penyediaan tanah
secara konvensional. Konsolidasi tanah merupakan manifestasi prinsip
gotong-royong
8
kehancuran butiran tanah pada sampel seperti ditunjukkan gambar
dibawah ini.
Tanah overkonsolidasi
9
Dari gambar diatas kita ketahui, bila tegangan total ( ) yang
akan diaplikasikan:
10
akan terjadi. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar diagram fase
dibawah ini.
11
2.2 Penurunan Tanah
12
Besarnya penurunan ini tergantung lamanya waktu pembebanan.
Penurunan konsolidasi terjadi dalam dua periode yaitu
(a) Penurunan Konsolidasi Primer: penurunan yang terjadi
akibat berlangsungnya konsolidasi primer atau keluarnya air dan
udara dari massa tanah akibat bekerjanya beban luar. dan
(b) Penurunan Konsolidasi Sekunder: penurunan yang terjadi
akibat relokasi butiran partikel tanah ke posisi yang lebih stabil.
13
Penurunan seketika / penurunan elastic terjadi dalam
kondisi undrained (tidak ada perubahan volume). Penurunan
ini terjadi dalam waktu yang sangat singkat saat dibebani
secara cepat. Besarnya penurunan elastic ini tergantung dari
besarnya modulus elastisitas kekakuan tanah dan beban
timbunan diatas tanah.
Dimana :
Sc = Immediate settlement
Δσ = Beban timbunan (kN/m2)
Es = Modulus elastisitas tanah
μs = Poisson’s Ratio
B = Lebar / diameter timbunan (m)
Ip = non-dimensional influence factor
Schleicher (1926) mendefinisikan factor Ip ini sebagai :
Dimana m1 =
L/B (panjang/lebar beban yang bekerja)
14
2. Primary Consolidation – Konsolidasi Primer
Pada tanah lempung jenuh air, penambahan total tegangan
akan diteruskan ke air pori dan butiran tanah. Hal ini berarti
penambahan tegangan total (Δσ) akan terbagi ke tegangan
efektif dan tegangan air pori. Dari prinsip tegangan efektif,
dapat diambil korelasi :
Δσ = Δσ’ + Δu
Dimana :
Δσ’ = penambahan tegangan efektif
Δu = penambahan tegangan air pori
Karena lempung mempunyai daya rembes yang sangat
rendah dan air adalah tidak termampatkan (incompressible)
dibandingkan butiran tanah, maka pada saat t = 0, seluruh
penambahan tegangan, Δσ, akan dipikul oleh air (Δu = Δσ)
pada seluruh kedalaman lapisan tanah.
Penambahan tegangan tersebut tidak dipikul oleh butiran
tanah (Δσ’ = 0).Sesaat setelah pemberian penambahan
tegangan, Δσ, pada lapisan lempung, air dalam pori mulai
tertekan dan akan mengalir keluar. Dengan proses ini, tekanan
air pori pada tiap-tiap kedalaman pada lapisan lempung akan
berkurang secara perlahan-lahan, dan tegangan yang dipikul
oleh butiran tanah keseluruhan (tegangan efektif / Δσ’) akan
bertambah. Jadi pada saat 0 < t < ∞
15
Δσ = Δσ’+ Δu (Δσ’ > 0 dan Δu < Δσ)
Tetapi, besarnya Δσ’ dan Δu pada setiap kedalaman tidak
sama, tergantung pada jarak minimum yang harus ditempuh air
pori untuk mengalir keluar lapisan pasir yang berada di bawah
atau di atas lapisan lempung.
Pada saat t = ∞, seluruh kelebihan air pori sudah hilang dari
lapisan lempung, jadi Δu = 0. Pada saar ini tegangan total, Δσ,
akan dipikul seluruhnya oleh butiran tanah seluruhnya
(tegangan efektif, Δσ’). Jadi Δσ = Δσ’.
Berikut adalah variasi tegangan total, tegangan air pori, dan
tegangan efektif pada suatu lapisan lempung dimana air dapat
mengalir keluar struktur tanah akibat penambahan tegangan,
Δσ, yang ditunjukan gambar dibawah.
16
diatasnya (maximum effective overburden pressure) dalam
sejarah geologisnya. Tegangan ini mungkin sama, atau lebih
kecil dari tegangan overburden pada saat pengambilan sample.
Berkurangnya tegangan di lapangan tersebut bisa
diakibatkan oleh beban hidup. Pada saat diambil, contoh tanah
tersebut terlepas dari tegangan overburden yang telah
membebani selama ini. Sebagai akibatnya, tanah tersebut
akang mengalami pengembangan. Pada saat dilakukan uji
konsolidasi pada tanah tersebut, suatu pemampatan yang kecil
(perubahan angka pori yang kecil) akan terjadi bila beban total
yang diberikan pada saat percobaan adalah lebih kecil dari
tegangan efektif overburden maksimum (maximum effective
overburden pressure) yang pernah dialami sebelumnya.
17
dimana :
18
BAB III
PENUTUP
19
pada saat pembebanan terjadi. Biasanya terjadi dalam jangka waktu yang
pendek antara 0 sampai kurang dari 7 hari. Penurunan Konsolidasi
(Consolidation Settlement): Penurunan yang berlangsung lebih lama pada
saat pembebanan terjadi yang menyebabkan keluarnya air dan udara dari
dalam pori tanah.
Immediate Settlement (penurunan seketika), diakibatkan dari deformasi
elastis tanah kering, basah, dan jenuh air, tanpa adanya perubahan kadar
air. Primary Consolidation Settlement (penurunan konsolidasi primer),
yaitu penurunan yang disebabkan perubahan volume tanah selama periode
keluarnya air pori dari tanah dan Secondary Consolidation Settlement
(penurunan konsolidasi sekunder), adalah penurunan setelah tekanan air
pori hilang seluruhnya. Hal ini lebih disebabkan oleh proses pemampatan
akibat penyesuaian yang bersifat plastis dari butir-butir tanah.
20
DAFTAR PUSTAKA
https://aryansah.wordpress.com/2011/05/03/teori-penurunan-konsolidasi/
https://junaidawally.blogspot.com/2017/02/penurunan-atau-settlement.html
https://james-oetomo.com/2014/09/27/uji-konsolidasi-besar-settlement-pada-
tanah/
https://ilmugeografi.com/fenomena-alam/penurunan-muka-tanah
https://www.academia.edu/30511946/Laporan_Praktikum_Uji_Kepadatan_Standa
r_Standard_Proctor_Test_
http://digilib.unila.ac.id/27188/3/SKRIPSI%20TANPA%20BAB
%20PEMBAHASAN.pdf
21