Abstract
The aim of this research is to reveal the perception of the consumers in Yog-
yakarta towards organic food. This research used a quantitative descriptive me-
thod with 118 respondents using a judgemental sampling technique. The consumers’
perception toward organic food is referred to the perception toward health, quality,
price, and food safety. The findings show that consumers in Yogyakarta have a high
perception of organic food which is good for health as it has higher nutrition, can keep
and increase the body imune.
36
Universitas Negeri Yogyakarta 37
berdampak buruk khususnya terhadap bahan-bahan kimia, seperti pestisida ki-
ekosistem lahan pertanian seperti tanah, mia, pupuk sintetis, rekayasa genetika,
udara, dan air. Juga dapat mengancam antibiotik, hormon pertumbuhan dan
terhadap kesehatan petani itu sendiri, bahan-bahan kimia lainnya. Jenisnya pun
misalnya dengan adanya paparan pesti- bermacam-macam, mulai dari sayuran,
sida kimia sintetis saat proses produksi. buah-buahan, beras, daging ayam, hingga
Pestisida dapat mempengaruhi pada ca- bumbu dapur. Manfaat terbesar dari
cat kelahiran, kerusakan syaraf dan mu- makanan organik adalah mereka bernilai
tasi genetik, baik itu terkena secara lang- gizi yang lebih tinggi. Hal itu bisa terjadi
sung oleh petani atau secara tidak lang- karena dalam proses tumbuhnya, bahan
sung yakni mereka yang mengkonsumsi makanan tersebut tak diberikan pesti-
buah dan sayuran dari hasil pertanian sida ataupun suntikan hormon di dalam-
nonorganik dan dapat mengancam masa nya. Proses makanan organik hanya me-
depan generasi kita, serta bumi, udara, lalui proses alami.
dan air nantinya sudah tidak aman Badan Pusat Statistik menyebut-
seperti dulu. kan, pada industri besar dan sedang di
Buah dan sayuran organik di Indo- sektor makanan dan minuman, Indonesia
nesia masih rendah produksinya meski- mengalami kenaikan indeks, yakni
pun beberapa produk tanaman organik, 245,01 di tahun 2007, 251,51 di tahun
seperti beras dan sayuran organik, mulai 2008, 276,30 di tahun 2009, 303,91 di
muncul di berbagai pasar swalayan di tahun 2010 dan 318,52 di tahun 2011.
kota-kota besar. Badan khusus di Indo- Penelitian tersebut mendukung pernya-
nesia yang memberikan sertifikasi pada taan Dirjen Industri Agro, Kementerian
produk organik, salah satunya yaitu Bio- Perindustrian, Benny Wahyudi, bahwa
cert, sehingga dapat memastikan produk pertumbuhan industri makanan dan
buah dan sayuran organik yang ada di minuman tetap tumbuh dan menjadi
pasaran dan semakin terjangkau. Tum- sektor andalan karena didukung oleh
buhnya kesadaran masyarakat akan pola kuatnya permintaan di dalam negeri
hidup sehat membuat bahan pangan yang diakibatkan oleh semakin mening-
organik naik daun. Banyak pelaku usaha katnya konsumen kelas menengah di
yang memanfaatkan hal ini dengan cara dalam negeri (www.suarapembaruan.-
memproduksi makanan olahan organik com).
yang bernilai gizi tinggi. Menurut Undang-undang Republik
Produk organik adalah bahan-ba- Indonesia Nomor 18 Tahun 2012 tentang
han yang diproduksi tanpa menggunakan pangan, pangan merupakan kebutuhan
dasar manusia yang paling utama dan memadai mengenai persepsi konsumen
pemenuhannya merupakan bagian dari terhadap makanan organik sehingga
hak asasi manusia yang dijamin di dalam belum dapat diketahui apakah konsumen
Undang-Undang Dasar Negara Republik saat ini dapat menerima kehadiran pro-
Indonesia Tahun 1945 sebagai kompon- duk organik tersebut dalam jangka pan-
en dasar untuk mewujudkan sumber jang. Faktor apa saja yang perlu diper-
daya manusia yang berkualitas. Kebutuh- hatikan dalam makanan organik agar
an pangan Indonesia saat ini didominasi sukses di pasaran, juga belum diketahui.
oleh makanan konvensional yang tidak Berdasarkan kondisi tersebut, penelitian
menyehatkan. Oleh karena itu, masyara- ini bertujuan untuk menganalisis apa
kat mulai sadar untuk mengganti makan- saja faktor yang mempengaruhi persepsi
an mereka dengan makanan organik. konsumen mengenai makanan organik di
Beras merah, beras organik, sayur dan Yogyakarta.
buah-buahan organik adalah produk
pangan yang melimpah di Indonesia. KAJIAN TEORI
Kemajuan zaman akan menuntun Pengertian Persepsi
manusia untuk hidup lebih sehat, Menurut J. Paul Peter dan Jerry C.
sehingga mereka lambat laun akan Oslo, perilaku konsumen adalah interaksi
berpaling ke makanan organik yang dinamis antara pengaruh dan kognisi,
dapat menjaga kesehatan mereka. perilaku dan kejadian di sekitar kita tem-
Namun hingga saat ini pelaku usaha pat manusia melakukan aspek pertukar-
makanan organik baik petani mapun an dalam hidup mereka.Kotler dan Arm-
distributor dan toko penyedia makanan strong (2006) mengemukakan model
organik belum memiliki informasi yang perilaku konsumen seperti berikut ini.
Marketing Buyer’s
Other Stimuli Buyer’s Blackbox
Stimuli Decisions
Product
Choice
Product Economic Brand Choice
→ Buyer’s →
Price Technological Buyers Dealer Choice
Decision
Place Political Characteristic Purchase
Process
Promotion Cultural timing
Purchase
amount
40
Universitas Negeri Yogyakarta 41
harus memenuhi persyaratan internasio- organik. Alasan meningkatnya konsumsi
nal yang ditentukan, misalnya tidak makanan organik merupakan motivasi
mengandung bibit GMO (genetically mo- yang paling penting dalam memahami
dified organism) dan tidak memanfaat- potensi makanan organik menjadi se-
kan teknologi iradiasi untuk mengawet- buah potensi pasar.
kan produk. Dengan demikian, semua Berikutnya, penelitian Samantha
proses produksi dilakukan secara ala- Smith dan Angela Paladino, University of
miah (seminimal mungkin penggunaan Melbourne (2009) dengan judul Eating
input eksternal), mulai dari aspek Clean & Green? Investigating Consumer
budidaya hingga ke cara pengolahannya Motivations towards The Purchase of Or-
(from the farm to the table). ganic Food, menaruh perhatian pada efek
dari variabel kesadaran kesehatan, ke-
Penelitian yang Relevan pedulian lingkungan, kualitas, kesadaran
Ada beberapa penelitian yang re- harga, norma subjektif, dan keakraban
levan dengan penelitian ini. Pertama, pada sikap organik, niat dan perilaku
penelitian Sienny Thio (2008) dengan pembelian. Hasil penelitian menunjuk-
judul Consumer Perceiveds towards Orga- kan dukungan kuat bagi hubungan an-
nic Food in Surabaya, menaruh perhatian tara pengetahuan organik, norma subjek-
pada persepsi konsumen terhadap ma- tif dan kepedulian lingkungan pada sikap
kanan organik di Surabaya ditinjau dari organik. Sementara kesadaran kesehat-
atribut kesehatan, kualitas, harga, ramah an, kualitas, norma subjektif dan ke-
lingkungan, dan food safety. Konsumen akraban ditemukan berpengaruh terha-
mempunyai persepsi yang tinggi ter- dap niat pembelian, keakraban pada si-
hadap atribut kesehatan dalam makanan kap organik adalah satu-satunya variabel
organik. Kedua, penelitian Farah Ayuni ditemukan menunjukkan signifikan hu-
Shafiea dan Denise Rennie (2009) de- bungan dengan perilaku pembelian orga-
ngan judul Consumer Perceptions towards nik. Keempat, penelitian Paweł Grzelak
Organic Food, menaruh perhatian pada dan Mariusz Maciejczak (2013) dengan
keamanan pangan, kesehatan manusia, judul Comparison between the United
dan kepedulian lingkungan bersama States and Poland of consumers’ percep-
dengan atribut sensori seperti nilai gizi, tions of organic productsyang menemu-
rasa, kesegaran, dan penampilan ber- kan bahwa eksplorasi lebih lanjut po-
pengaruh pada preferensi konsumen ter- tensi pertanian organik dengan mening-
hadap makanan organik. Harga premium katkan pengetahuan tentang persepsi
terus menekan konsumsi makanan konsumen produk organik. Survei dilaku-
kan di antara mahasiswa di University of nal). Nilai faktor personal yang berhu-
Florida (Amerika Serikat) dan di Univer- bungan dengan alam, lingkungan, dan
sity of WarsawaLife Sciences - SGGW kesetaraan adalah faktor yang dominan
(Polandia). Hasilnya menunjukkan bah- dalam meyakini secara positif tentang
wa siswa dari kedua negara telah ber- makanan organik, selanjutnya diikuti
beda persepsi produk organik. Semakin oleh faktor jenis kelamin. Prediktor ini
sedikit perkembangan pasar makanan menyumbang 11 persen dari varians.
organik (seperti di Polandia), Hal yang
lebih penting adalah pengetahuan dasar Atribut-atribut Makanan Organik
konsumen tentang produk. Tingkat yang Penelitian ini mengacu pada pene-
lebih tinggi dari pengembangan pasar litian yang dilakukan oleh Sienny Thio,
makanan oranik (misalnya di Amerika 2008; Magnuson et al., 2001; Wandel &
Serikat), konsumen sudah memiliki pe- Bugge’s, 1997; Verbeke, 2001; Schiffer-
ngetahuan dasar tentang produk makan- stein & Oude-Ophuis, 1997, dan Wolf,
an organik, seperti asal atau label orga- 2002; Farah Ayuni Shafiea and Denise
nik, dan lebih terfokus pada kualitas pro- Rennie,2009; yang menemukan bahwa
duk, seperti rasa atau berbagai. Perbeda- ada lima dimensi yang persepsi yang
an-perbedaan ini harus diperhitungkan membentuk keinginan konsumen meng-
oleh negara negara ketika mengembang- konsumsi makanan organik yaitu kese-
kan kebijakan pertanian organik. hatan, kualitas, harga, ramah lingkungan,
Terakhir, penelitian Lea, E. dan dan food safety.
Wersley, T. (2005) dengan judul Austra-
lians Organic Food Beliefs, Demographics, METODE
and Values menemukan bahwa mayoritas Jenis penelitian yang digunakan
peserta meyakini bahwa makanan orga- dalam penelitian ini adalah penelitian
nik lebih sehat, enak dan lebih baik bagi kuantitaif deskriptif. Adapaum populasi
lingkungan daripada makanan konven- dalam penelitian ini adalah masyarakat
sional. Namun, biaya adalah hambatan Yogyakarta. Dalam penelitian ini peng-
yang kuat untuk pembelian makanan ambilan sampel dilakukan dengan teknik
organik. Umumnya, perempuan lebih po- judgemental sampling. Sampel dalam pe-
sitif tentang makanan organik dibanding- nelitian ini adalah masyarakat Yogya-
kan laki-laki (misalnya perempuan lebih karta yang berbelanja atau membeli
cenderung setuju bahwa organik makan- makanan organik di restoran penyedia
an memiliki lebih banyak vitamin dan makanan organik (Loving Hut Express,
mineral daripada makanan konvensio- Kedai Kolodjono, Living Hut Resto, dan
di Loving Hut Express, Loving Hut Resto, Responden yang pernah membeli
Kedai Kolondjono, dan Zalaza Gym. Dari makanan organik memperoleh informasi
120 kuesioner terdapat 2 kuesioner yang tentang makanan organik melalui refe-
dinyatakan gagal, dikarenakan terdapat rensi dari orang lain sebesar 58,47%,
butir-butir yang tidak terjawab, sehingga Internet sebesar 29,66%, media cetak
jumlah total kuesioner yang terkumpul sebesar 10,16%, dan dari televisi sebesar
adalah sebanyak 118 kuesioner. 1,69%. Dalam hal ini dapat dikatakan
Responden merupakan konsumen bahwa strategi promosi makanan orga-
makanan organik yang pernah membeli nik dengan menggunakan strategi word
makanan organik pada tempat-tempat of mouth merupakan strategi paling
atau restoran penyedia makanan organik efektif untuk menarik konsumen. Ken-
di Kota Yogyakarta. Responden dalam dala terbesar responden yang pernah
penelitian ini didominasi oleh wanita membeli makanan organik dalam mem-
sebesar 54.23% dan pria 45,76% dengan beli makanan organik adalah pada ku-
rentang usia 16-20 tahun sebesar rangnya informasi mengenai keberadaan
29,66%, usia 21-25 tahun sebesar makanan organik yakni sebesar 37,28%,
40,67%, usia 26-30 tahun sebesar kendala dikarenakan harga lebih mahal
13,55%, usia 31-25 tahun sebesar 7,62%, sebesar 29,66%, terbatasnya tempat
usia 36-40 sebesar 5,08%, dan usia lebih yang menjual makanan organik sebesar
dari 40 tahun sebesar 3,38%. Responden 27,96%, dan kesulitan mencari produk
dalam penelitian ini memilki penghasilan tertentu yang diinginkan adalah sebesar
per bulan yakni dibawah Rp 1000.000 5,08%. Frekuensi membeli produk ma-
sebesar 54,23%, Rp 1000.000–Rp kanan organik oleh para responden
2999.999 sebesar 22,03%, Rp 3000.000 dalam satu bulan adalah sebanyak 1 kali
– Rp 4999.999 sebesar 11,86%, Rp sebanyak 43,22%, 2-5 kali sebesar
5000.000 – Rp 6999.999 sebesar 5,93%, 36,44%, 6-10 kali sebesar 11,86%, dan
dan diatas Rp 7000.000 sebesar 5,93%. lebih dari 10 kali dalam sebulan sebesar
Adapun pekerjaan responden makanan 8,47%. Motivasi para konsumen makan-
organik sebagian besar didominasi oleh an organik dalam membeli produk ma-
pelajar atau mahasiswa yakni 59,32%, kanan organik didominasi oleh motivasi
pegawai swasta sebesar 16,1%, wira- makanan organik lebih sehat yakni se-
swasta sebesar 11,01%, profesional se- besar 64,40%, sekedar coba-coba se-
besar 9,32%, pegawai negeri sebesar 3,- besar 14,4%, makanan organik lebih ber-
38%, dan ibu rumah tangga sebesar 0,- kualitas sebesar 8,47%, makanan orga-
84%. nik lebih ramah lingkungan sebesar
rendah dibandingkan persepsi yang lain, sepsi yang baik terhadap produk
atau dengan kata lain, responden me- makanan organik ditinjau dari atribut
ngatakan bahwa makanan organik tidak kesehatan, kualitas, harga, ramah
lebih lezat dan lebih segar dibandingkan lingkungan, dan keamanan makanan.
dengan makanan konvensional. Responden yang pernah membeli
Berdasarkan Tabel 2 dapat dijelas- produk makanan organik memilki
kan bahwa dari nilai mean indikator tingkat persepsi yang tinggi terhadap
persepsi responden mengenai makanan atribut kesehatan. Makanan organik
organik yang tertinggi adalah indikator dianggap lebih bernutrisi dibanding-
persepsi yang mengatakan bahwa ma- kan makanan konvensional lainnya
kanan organik memilki kesegaran yang dan makanan organik mampu me-
lebih tinggi dibandingkan dengan makan- ningkatkan daya tahan tubuh, sedang-
an konvensional yakni sebesar 4,27. kan tingkat persepsi yang lebih ren-
Sedangkan untuk nilai mean indikator dah para konsumen jatuh pada per-
persepsi terendah responden yang per- sepsi konsumen terhadap kualitas
nah membeli makanan organik adalah makanan organik. Para responden
indikator yang menyatakan bahwa ma- menganggap bahwa kualitas makanan
kanan organik tidak lebih lezat dari ma- organik tidak lebih baik dari makanan
kanan konvensional yakni sebesar 3,73. konvensional.
2. Terbatasnya informasi masyarakat
PENUTUP Yogyakarta mengenai makanan orga-
Simpulan nik menjadi kendala terbesar res-
1. Konsumen makanan organik di Yog- ponden.
yakarta secara umum memiliki per-
47
48 Universitas Negeri Yogyakarta
McKeith, G. 2004. You Are What You Eat. Shafiea, F.A and Rennie, D. 2009.
Celador Production. ”Consumer Perceptions towards
Organic Food”. Procedia - Social
Paweł Grzelak and Mariusz Maciejczak. and Behavioral Sciences, Vol. 49,
2013. “Comparison between the 360 – 367.
United States and Poland of Con-
sumers’ Perceptions of Organic Smith, Samantha and Angela Paladino,
Products”. Studies in Agricultural University of Melbourne. 2009.
Economics 115, pp 47-56. “Eating Clean & Green? Investi-
gating Consumer Motivations
Ridlo. (2010, Jan 5). Apa Makanan Towards The Purchase Of Organic
Organik Itu?. GO ORGANIC. Retrie- Food. AZMAC .
ved February 20, 2010, from http:-
//sehat-organik.com/makanan- Suryani, Tatik. 2008. Perilaku Konsu-
organik/apa-makanan-organik- men; Implikasi pada Strategi Pe-
itu.html masaran. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Schiffman, Leon G. dan Leslie Lazar Thio, Sienny. 2008. Persepsi Konsumen
Kanuk. 2004. Consumer Behaviour terhadap Makanan Organik di Yog-
Eighth Edition. Pearson Prentice yakarta. Jurnal Manajemen Perho-
Hall. telan, Vol. 4, No. 1, Maret 2008:
18-27.