Anda di halaman 1dari 13

PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP MAKANAN ORGANIK DI YOGYAKARTA

Danang Waskito, M. Ananto Z, dan Andre Rezza S.P.


Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta

Abstract
The aim of this research is to reveal the perception of the consumers in Yog-
yakarta towards organic food. This research used a quantitative descriptive me-
thod with 118 respondents using a judgemental sampling technique. The consumers’
perception toward organic food is referred to the perception toward health, quality,
price, and food safety. The findings show that consumers in Yogyakarta have a high
perception of organic food which is good for health as it has higher nutrition, can keep
and increase the body imune.

Keywords: consumers’ perception, organic food, nutrition, health

PENDAHULUAN Lingkungan pertanian tanaman


Paradigma soal makanan, kini te- buah dan sayuran organik lebih aman
lah berubah. Tidak sekadar enak, me- dan ramah khususnya terhadap ekosis-
ngenyangkan, dan bergizi, namun juga tem lahan pertanian seperti tanah, udara,
harus menyehatkan. Salah satunya, de- dan air. Budaya mengkonsumsi makanan
ngan memilih makanan organik. Ke- organik tidak saja menyehatkan bagi
sadaran masyarakat Indonesia terhadap petani, tetapi dapat memperpanjang eko-
pola makan yang sehat tercermin dari sistem alam. Pada dasarnya, banyak
makin banyaknya pilihan dalam me- negara di dunia telah setuju untuk me-
ngonsumsi makanan seperti buah dan nuju kearah terciptanya sebuah bumi
sayur. Hal itu seiring dengan mening- organik. Selain buah dan sayuran orga-
katnya kesadaran dan kebutuhan akan nik, terdapat pula buah dan sayuran
perlunya hidup sehat dengan cara meng- nonorganik, warna buah dan sayuran
konsumsi makanan yang sehat yang nonorganik terlihat lebih segar dan lebih
diproduksi secara alami tanpa pengguna- menarik tetapi manfaat dan rasanya
an bahan-bahan kimia serta rekayasa masih kurang unggul jika dibandingkan
genetik seperti buah dan sayuran orga- dengan buah dan sayuran organik. Ling-
nik. kungan tanaman nonorganik dapat

36
Universitas Negeri Yogyakarta 37
berdampak buruk khususnya terhadap bahan-bahan kimia, seperti pestisida ki-
ekosistem lahan pertanian seperti tanah, mia, pupuk sintetis, rekayasa genetika,
udara, dan air. Juga dapat mengancam antibiotik, hormon pertumbuhan dan
terhadap kesehatan petani itu sendiri, bahan-bahan kimia lainnya. Jenisnya pun
misalnya dengan adanya paparan pesti- bermacam-macam, mulai dari sayuran,
sida kimia sintetis saat proses produksi. buah-buahan, beras, daging ayam, hingga
Pestisida dapat mempengaruhi pada ca- bumbu dapur. Manfaat terbesar dari
cat kelahiran, kerusakan syaraf dan mu- makanan organik adalah mereka bernilai
tasi genetik, baik itu terkena secara lang- gizi yang lebih tinggi. Hal itu bisa terjadi
sung oleh petani atau secara tidak lang- karena dalam proses tumbuhnya, bahan
sung yakni mereka yang mengkonsumsi makanan tersebut tak diberikan pesti-
buah dan sayuran dari hasil pertanian sida ataupun suntikan hormon di dalam-
nonorganik dan dapat mengancam masa nya. Proses makanan organik hanya me-
depan generasi kita, serta bumi, udara, lalui proses alami.
dan air nantinya sudah tidak aman Badan Pusat Statistik menyebut-
seperti dulu. kan, pada industri besar dan sedang di
Buah dan sayuran organik di Indo- sektor makanan dan minuman, Indonesia
nesia masih rendah produksinya meski- mengalami kenaikan indeks, yakni
pun beberapa produk tanaman organik, 245,01 di tahun 2007, 251,51 di tahun
seperti beras dan sayuran organik, mulai 2008, 276,30 di tahun 2009, 303,91 di
muncul di berbagai pasar swalayan di tahun 2010 dan 318,52 di tahun 2011.
kota-kota besar. Badan khusus di Indo- Penelitian tersebut mendukung pernya-
nesia yang memberikan sertifikasi pada taan Dirjen Industri Agro, Kementerian
produk organik, salah satunya yaitu Bio- Perindustrian, Benny Wahyudi, bahwa
cert, sehingga dapat memastikan produk pertumbuhan industri makanan dan
buah dan sayuran organik yang ada di minuman tetap tumbuh dan menjadi
pasaran dan semakin terjangkau. Tum- sektor andalan karena didukung oleh
buhnya kesadaran masyarakat akan pola kuatnya permintaan di dalam negeri
hidup sehat membuat bahan pangan yang diakibatkan oleh semakin mening-
organik naik daun. Banyak pelaku usaha katnya konsumen kelas menengah di
yang memanfaatkan hal ini dengan cara dalam negeri (www.suarapembaruan.-
memproduksi makanan olahan organik com).
yang bernilai gizi tinggi. Menurut Undang-undang Republik
Produk organik adalah bahan-ba- Indonesia Nomor 18 Tahun 2012 tentang
han yang diproduksi tanpa menggunakan pangan, pangan merupakan kebutuhan

Persepsi Konsumen terhadap Makanan Organik di Yogyakarta


38 Universitas Negeri Yogyakarta

dasar manusia yang paling utama dan memadai mengenai persepsi konsumen
pemenuhannya merupakan bagian dari terhadap makanan organik sehingga
hak asasi manusia yang dijamin di dalam belum dapat diketahui apakah konsumen
Undang-Undang Dasar Negara Republik saat ini dapat menerima kehadiran pro-
Indonesia Tahun 1945 sebagai kompon- duk organik tersebut dalam jangka pan-
en dasar untuk mewujudkan sumber jang. Faktor apa saja yang perlu diper-
daya manusia yang berkualitas. Kebutuh- hatikan dalam makanan organik agar
an pangan Indonesia saat ini didominasi sukses di pasaran, juga belum diketahui.
oleh makanan konvensional yang tidak Berdasarkan kondisi tersebut, penelitian
menyehatkan. Oleh karena itu, masyara- ini bertujuan untuk menganalisis apa
kat mulai sadar untuk mengganti makan- saja faktor yang mempengaruhi persepsi
an mereka dengan makanan organik. konsumen mengenai makanan organik di
Beras merah, beras organik, sayur dan Yogyakarta.
buah-buahan organik adalah produk
pangan yang melimpah di Indonesia. KAJIAN TEORI
Kemajuan zaman akan menuntun Pengertian Persepsi
manusia untuk hidup lebih sehat, Menurut J. Paul Peter dan Jerry C.
sehingga mereka lambat laun akan Oslo, perilaku konsumen adalah interaksi
berpaling ke makanan organik yang dinamis antara pengaruh dan kognisi,
dapat menjaga kesehatan mereka. perilaku dan kejadian di sekitar kita tem-
Namun hingga saat ini pelaku usaha pat manusia melakukan aspek pertukar-
makanan organik baik petani mapun an dalam hidup mereka.Kotler dan Arm-
distributor dan toko penyedia makanan strong (2006) mengemukakan model
organik belum memiliki informasi yang perilaku konsumen seperti berikut ini.

Marketing Buyer’s
Other Stimuli Buyer’s Blackbox
Stimuli Decisions
Product
Choice
Product Economic Brand Choice
→ Buyer’s →
Price Technological Buyers Dealer Choice
Decision
Place Political Characteristic Purchase
Process
Promotion Cultural timing
Purchase
amount

PELITA, Volume IX, Nomor 1, April 2014


Universitas Negeri Yogyakarta 39

Model tersebut menunjukkan bah- memiliki implikasi stratejik bagi pemasar


wa stimuli dari luar akan masuk kedalam karena konsumen membuat keputusan
kotak hitam pembeli dan menghasilkan berdasarkan pada apa yang mereka
respon tertentu pada konsumen. Stimuli persepsikan daripada berdasar pada
dari luar terdiri atas dua macam yaitu kenyataan yang objektif. Seleksi
pemasaran dan stimuli lain-lain. Stimuli konsumen lebih lanjut dijelaskan oleh
pemasaran meliputi empat unsur bauran Schiffman dan Kanuk berdasar pada in-
pemasaran yaitu: produk, harga, distri- teraksi dari ekpektasi dan motif dengan
busi, dan promosi. Sedangkan stimuli stimulus itu sendiri. Prinsip dari seleksi
lain terdiri atas keadaan ekonomi, tekno- persepsi ini termasuk di dalamnya ada-
logi, politik dan kebudayaan.Kotak hitam lah selective exposure, selective attention,
ini terdiri atas dua komponen, bagian perceptual defense, dan perceptual bloc-
pertama adalah karakteristik pembeli king. Seseorang biasanya mempersepsi-
yang meliputifaktor budaya, sosial, per- kan sesuatu yang mereka butuhkan atau
sonal, dan psychological yang mem- inginkan dan merintangi persepsi dari
punyai pengaruh utama bagaimana se- ketidakperluan, ketidakuntungan, atau
orang pembeli bereaksi terhadap rang- stimuli yang menyakitkan.
sangan tersebut dan bagian kedua adalah Selanjutnya, Suryani (2008) me-
proses yang mempengaruhi hasil ke- ngemukakan bahwa suatu proses per-
putusan. Proses pengambilan keputusan sepsi akan diawali oleh suatu stimuli
meliputi aktivitas pengenalan masalah, yang mengenai indera kita. Stimuli ini
pencarian informasi, evaluasi, pengam- akan mengenai organ yang disbeut
bilan keputusan dan perilaku setelah sebagai sensory receptor (organ manusia
pembelian. Schiffman dan Kanuk (2004) yang menrima input stimuli atau indera).
mendefinisikan persepsi sebagai sebuah Adanya stimulus yang mengenai sensory
proses dimana individu memilih, receptor ini megakibatkan individu me-
mengorganisasikan dan menginterpre- respon. Berikut ini adalah bagan dari
tasikan stimuli menjadi gambaran dunia proses persepsi tersebut.
yang bermakna dan koheren. Persepsi

Persepsi Konsumen terhadap Makanan Organik di Yogyakarta


Bagan Proses Persepsi

Pengertian Makanan Organik produksi secara organik, semuanya tidak


Menurut Ridlo (2010) makanan melibatkan berbagai zat sintetis contoh-
organik, pada dasarnya adalah semua nya pestisida non-organik, insektisida
jenis pangan yang berasal dari organisme non-organik, dan lain - lain.
hidup (hewan atau tumbuhan). Namun, Menurut Mckeith (2009) makanan
saat ini istilah organik digunakan secara organik ialah makanan yang bebas dari
terbatas untuk produk-produk tanaman bahan kimia. Makanan organik ditanam
yang tidak atau hanya sedikit mengguna- pada tanah yang tidak disemprot dengan
kan pestisida dan pupuk buatan. Makan- pupuk dan pestisida kimia. Sedangkan
an organik diciptakan sesuai dengan menurut Astawan (2009) bahan pangan
semua standar produksi yang sudah organik adalah semua bahan pangan
ditentukan. Pada sejarah kehidupan yang diproduksi dengan sesedikit mung-
manusia setiap makanan yang diciptakan kin atau bebas sama sekali dari unsur-
melalui proses agrikultur bisa disebut unsur kimia berupa pupuk, pestisida,
sebagai organik. Tapi pada abad ke-20 hormon, dan obat-obatan. Bahan pangan
mulai dikenalkan berbagai zat sintetis organik hanya menggunakan bibit lokal,
yang digunakan dalam produksi makan- dan hanya menggunakan pupuk yang
an. Jenis produksi ini dinamakan produk- berasal dari alam berupa kotoran hewan
si makanan konvensional. Sedangkan dan kompos. Bahan pangan organik juga

40
Universitas Negeri Yogyakarta 41
harus memenuhi persyaratan internasio- organik. Alasan meningkatnya konsumsi
nal yang ditentukan, misalnya tidak makanan organik merupakan motivasi
mengandung bibit GMO (genetically mo- yang paling penting dalam memahami
dified organism) dan tidak memanfaat- potensi makanan organik menjadi se-
kan teknologi iradiasi untuk mengawet- buah potensi pasar.
kan produk. Dengan demikian, semua Berikutnya, penelitian Samantha
proses produksi dilakukan secara ala- Smith dan Angela Paladino, University of
miah (seminimal mungkin penggunaan Melbourne (2009) dengan judul Eating
input eksternal), mulai dari aspek Clean & Green? Investigating Consumer
budidaya hingga ke cara pengolahannya Motivations towards The Purchase of Or-
(from the farm to the table). ganic Food, menaruh perhatian pada efek
dari variabel kesadaran kesehatan, ke-
Penelitian yang Relevan pedulian lingkungan, kualitas, kesadaran
Ada beberapa penelitian yang re- harga, norma subjektif, dan keakraban
levan dengan penelitian ini. Pertama, pada sikap organik, niat dan perilaku
penelitian Sienny Thio (2008) dengan pembelian. Hasil penelitian menunjuk-
judul Consumer Perceiveds towards Orga- kan dukungan kuat bagi hubungan an-
nic Food in Surabaya, menaruh perhatian tara pengetahuan organik, norma subjek-
pada persepsi konsumen terhadap ma- tif dan kepedulian lingkungan pada sikap
kanan organik di Surabaya ditinjau dari organik. Sementara kesadaran kesehat-
atribut kesehatan, kualitas, harga, ramah an, kualitas, norma subjektif dan ke-
lingkungan, dan food safety. Konsumen akraban ditemukan berpengaruh terha-
mempunyai persepsi yang tinggi ter- dap niat pembelian, keakraban pada si-
hadap atribut kesehatan dalam makanan kap organik adalah satu-satunya variabel
organik. Kedua, penelitian Farah Ayuni ditemukan menunjukkan signifikan hu-
Shafiea dan Denise Rennie (2009) de- bungan dengan perilaku pembelian orga-
ngan judul Consumer Perceptions towards nik. Keempat, penelitian Paweł Grzelak
Organic Food, menaruh perhatian pada dan Mariusz Maciejczak (2013) dengan
keamanan pangan, kesehatan manusia, judul Comparison between the United
dan kepedulian lingkungan bersama States and Poland of consumers’ percep-
dengan atribut sensori seperti nilai gizi, tions of organic productsyang menemu-
rasa, kesegaran, dan penampilan ber- kan bahwa eksplorasi lebih lanjut po-
pengaruh pada preferensi konsumen ter- tensi pertanian organik dengan mening-
hadap makanan organik. Harga premium katkan pengetahuan tentang persepsi
terus menekan konsumsi makanan konsumen produk organik. Survei dilaku-

Persepsi Konsumen terhadap Makanan Organik di Yogyakarta


42 Universitas Negeri Yogyakarta

kan di antara mahasiswa di University of nal). Nilai faktor personal yang berhu-
Florida (Amerika Serikat) dan di Univer- bungan dengan alam, lingkungan, dan
sity of WarsawaLife Sciences - SGGW kesetaraan adalah faktor yang dominan
(Polandia). Hasilnya menunjukkan bah- dalam meyakini secara positif tentang
wa siswa dari kedua negara telah ber- makanan organik, selanjutnya diikuti
beda persepsi produk organik. Semakin oleh faktor jenis kelamin. Prediktor ini
sedikit perkembangan pasar makanan menyumbang 11 persen dari varians.
organik (seperti di Polandia), Hal yang
lebih penting adalah pengetahuan dasar Atribut-atribut Makanan Organik
konsumen tentang produk. Tingkat yang Penelitian ini mengacu pada pene-
lebih tinggi dari pengembangan pasar litian yang dilakukan oleh Sienny Thio,
makanan oranik (misalnya di Amerika 2008; Magnuson et al., 2001; Wandel &
Serikat), konsumen sudah memiliki pe- Bugge’s, 1997; Verbeke, 2001; Schiffer-
ngetahuan dasar tentang produk makan- stein & Oude-Ophuis, 1997, dan Wolf,
an organik, seperti asal atau label orga- 2002; Farah Ayuni Shafiea and Denise
nik, dan lebih terfokus pada kualitas pro- Rennie,2009; yang menemukan bahwa
duk, seperti rasa atau berbagai. Perbeda- ada lima dimensi yang persepsi yang
an-perbedaan ini harus diperhitungkan membentuk keinginan konsumen meng-
oleh negara negara ketika mengembang- konsumsi makanan organik yaitu kese-
kan kebijakan pertanian organik. hatan, kualitas, harga, ramah lingkungan,
Terakhir, penelitian Lea, E. dan dan food safety.
Wersley, T. (2005) dengan judul Austra-
lians Organic Food Beliefs, Demographics, METODE
and Values menemukan bahwa mayoritas Jenis penelitian yang digunakan
peserta meyakini bahwa makanan orga- dalam penelitian ini adalah penelitian
nik lebih sehat, enak dan lebih baik bagi kuantitaif deskriptif. Adapaum populasi
lingkungan daripada makanan konven- dalam penelitian ini adalah masyarakat
sional. Namun, biaya adalah hambatan Yogyakarta. Dalam penelitian ini peng-
yang kuat untuk pembelian makanan ambilan sampel dilakukan dengan teknik
organik. Umumnya, perempuan lebih po- judgemental sampling. Sampel dalam pe-
sitif tentang makanan organik dibanding- nelitian ini adalah masyarakat Yogya-
kan laki-laki (misalnya perempuan lebih karta yang berbelanja atau membeli
cenderung setuju bahwa organik makan- makanan organik di restoran penyedia
an memiliki lebih banyak vitamin dan makanan organik (Loving Hut Express,
mineral daripada makanan konvensio- Kedai Kolodjono, Living Hut Resto, dan

PELITA, Volume IX, Nomor 1, April 2014


Universitas Negeri Yogyakarta 43
Zalaza Gym) dan berusia 15 tahun keatas. kan makanan organik dari sudut
Adapun sampel dalam penelitian ini ber- pandang atribut harga. Pengukuran
jumlah 118 sampel. variabel didasarkan pada indikator
Dalam penelitian ini jenis data persepsi tentang harga yaitu:
yang dikumpulkan yaitu: (1) Data primer a. konsumen bersedia memberi lebih
yaitu berupa kuesioner yang disebabrkan mahal untuk membeli makanan
kepada orang-orang yang berbelanja di organik,
restoran makanan organik di Yogyakarta; b. harga yang dibayar sesuai dengan
(2) data sekunder, yaitu berupa data atau kualitas yang diterima.
informasi yang diperoleh melalui studi 4. Persepsi tentang keamanan makanan
kepustakaan, teori, dan literatur yang (X4) merupakan suatu proses dalam
berhubungan dengan makanan organik. menginterpretasikan makanan orga-
Dalam penelitian ini, variabel yang nik dari sudut pandang atribut ke-
akan digunakan adalah sebagai berikut. amanan makanan. Pengukuran varia-
1. Persepsi tentang kesehatan (X1) bel didasarkan pada indikator per-
merupakan proses dalam menginter- sepsi tentang keamanan makanan,
pretasikan makanan organik dilihat yakni:
dari atribut kesehatan. Pengukuran a. makanan organik bebas dari kan-
variabel didasarkan pada indikator dungan zat kimia,
persepsi tentang kesehatan yaitu: b. makanan organik tidak mengguna-
a. menjaga daya tahan tubuh kan rekayasa genetika.
(imune), Dalam penelitian ini peneliti mela-
b. memilki nutrisi yang lebih banyak kukan perhitungan frekuensi dan mean
dari pada makanan konvensional. (nilai rata-rata) untuk memberikan gam-
2. Persepsi tentang kualitas (X2) me- baran atau deskripsi mengenai persepsi
rupakan proses dalam menginterpre- dan minat beli konsumen terhadap
tasikan makanan organik dari sudut makanan organik. Teknik analisis data
atribut kualitas. Pengukuran variabel yang digunakan adalah teknik statistik
didasarkan pada indikator persepsi deskriptif.
tentang kualitas, yaitu:
a. makanan organik memilki rasa ANALISIS DAN PEMBAHASAN
yang lebih lezat, Karakteristik Responden
b. makanan organik lebih segar. Kuesioner berjumlah 120 buah
3. Persepsi tentang harga (X3) merupa- disebarkan kepada responden yang
kan suatu proses menginterpretasi- merupakan konsumen makanan organik

Persepsi Konsumen terhadap Makanan Organik di Yogyakarta


44 Universitas Negeri Yogyakarta

di Loving Hut Express, Loving Hut Resto, Responden yang pernah membeli
Kedai Kolondjono, dan Zalaza Gym. Dari makanan organik memperoleh informasi
120 kuesioner terdapat 2 kuesioner yang tentang makanan organik melalui refe-
dinyatakan gagal, dikarenakan terdapat rensi dari orang lain sebesar 58,47%,
butir-butir yang tidak terjawab, sehingga Internet sebesar 29,66%, media cetak
jumlah total kuesioner yang terkumpul sebesar 10,16%, dan dari televisi sebesar
adalah sebanyak 118 kuesioner. 1,69%. Dalam hal ini dapat dikatakan
Responden merupakan konsumen bahwa strategi promosi makanan orga-
makanan organik yang pernah membeli nik dengan menggunakan strategi word
makanan organik pada tempat-tempat of mouth merupakan strategi paling
atau restoran penyedia makanan organik efektif untuk menarik konsumen. Ken-
di Kota Yogyakarta. Responden dalam dala terbesar responden yang pernah
penelitian ini didominasi oleh wanita membeli makanan organik dalam mem-
sebesar 54.23% dan pria 45,76% dengan beli makanan organik adalah pada ku-
rentang usia 16-20 tahun sebesar rangnya informasi mengenai keberadaan
29,66%, usia 21-25 tahun sebesar makanan organik yakni sebesar 37,28%,
40,67%, usia 26-30 tahun sebesar kendala dikarenakan harga lebih mahal
13,55%, usia 31-25 tahun sebesar 7,62%, sebesar 29,66%, terbatasnya tempat
usia 36-40 sebesar 5,08%, dan usia lebih yang menjual makanan organik sebesar
dari 40 tahun sebesar 3,38%. Responden 27,96%, dan kesulitan mencari produk
dalam penelitian ini memilki penghasilan tertentu yang diinginkan adalah sebesar
per bulan yakni dibawah Rp 1000.000 5,08%. Frekuensi membeli produk ma-
sebesar 54,23%, Rp 1000.000–Rp kanan organik oleh para responden
2999.999 sebesar 22,03%, Rp 3000.000 dalam satu bulan adalah sebanyak 1 kali
– Rp 4999.999 sebesar 11,86%, Rp sebanyak 43,22%, 2-5 kali sebesar
5000.000 – Rp 6999.999 sebesar 5,93%, 36,44%, 6-10 kali sebesar 11,86%, dan
dan diatas Rp 7000.000 sebesar 5,93%. lebih dari 10 kali dalam sebulan sebesar
Adapun pekerjaan responden makanan 8,47%. Motivasi para konsumen makan-
organik sebagian besar didominasi oleh an organik dalam membeli produk ma-
pelajar atau mahasiswa yakni 59,32%, kanan organik didominasi oleh motivasi
pegawai swasta sebesar 16,1%, wira- makanan organik lebih sehat yakni se-
swasta sebesar 11,01%, profesional se- besar 64,40%, sekedar coba-coba se-
besar 9,32%, pegawai negeri sebesar 3,- besar 14,4%, makanan organik lebih ber-
38%, dan ibu rumah tangga sebesar 0,- kualitas sebesar 8,47%, makanan orga-
84%. nik lebih ramah lingkungan sebesar

PELITA, Volume IX, Nomor 1, April 2014


Universitas Negeri Yogyakarta 45
10,16%, dan bebas zat kimia sebesar ngenai persepsi terhadap item instrumen
2,54%. Jenis produk makanan organik pernyataan dibawah ini.
yang paling sering dibeli oleh responden
adalah sayur-sayuran sebesar 63,55%, Tabel 1. Nilai Mean Persepsi
buah-buahan sebesar 21,18%, daging Responden
sebesar 8,47%, dan beras organik se-
Variabel Persepsi Mean SD
banyak 10,16%. Tempat membeli ma-
X1 Persepsi Terhadap 4,17 0,560
kanan organik atau penyedia makanan
Kesehatan
organik yang paling sering dikunjungi X2 Persepsi Terhadap 4,00 0,630
oleh para responden adalah restoran Kualitas
sebesar 43,22%, supermarket 43,22%, X3 Persepsi Terhadap 4,16 0,505
pasar tradisional sebesar 9,32%, distri- Harga
butor atau suplier sebesar 5,93%. X4 Persepsi Terhadap 4,07 0,717
Tingkat harga yang dapat ditoleransi Keamanan
oleh responden lebih mahal daripada Makanan
makanan konvensional yakni 10-30%
sebesar 83,05% dan 30%-50% sebanyak Tabel 1 menunjukkan bahwa rata-
15,25%, dan 50%-100% sebesar 1,69%. rata persepsi responden yang pernah
membeli makanan organik terhadap se-
Deskripsi Persepsi Responden terha- tiap pernyataan tentang makanan orga-
dap Makanan Organik nik adalah antara 4 sampai 4,2 maka
Gambaran mengenai persepsi kon- dapat dikatakan bahwa responden me-
sumen diperoleh melalui hasil dari res- miliki persepsi yang baik terhadap per-
ponden dalam menjawab pertanyaan nyataan variabel persepsi yang diteliti.
kuesioner mengenai 8 (delapan) perta- Dari nilai mean yang didapatkan men-
nyaan tentang persepsi konsumen jelaskan bahwa nilai mean yang didapat-
makanan organik yang diperoleh, yang kan menjelaskan bahwa persepsi respon-
menguunakan skala Likert dari skala den mengenai makanan organik yang
sangat tidak setuju sampai sangat setuju. tertinggi adalah persepsi terhadap kese-
Kemudian dicari mean dari seluruh hatan sebesar 4,17 dimana makanan
variabel yang ada untuk menentukan organik dianggap lebih bernutrisi diban-
klasifikasi penilaian persepsi responden dingkan makanan konvensional lainnya
mengenai peryataan variabel-variabel dan makanan organik mampu mening-
penelitian. Pernyataan responden me- katkan daya tahan tubuh. Sedangkan
persepsi mengenai kualitas dari makan-
an organik memiliki persepsi paling

Persepsi Konsumen terhadap Makanan Organik di Yogyakarta


46 Universitas Negeri Yogyakarta

rendah dibandingkan persepsi yang lain, sepsi yang baik terhadap produk
atau dengan kata lain, responden me- makanan organik ditinjau dari atribut
ngatakan bahwa makanan organik tidak kesehatan, kualitas, harga, ramah
lebih lezat dan lebih segar dibandingkan lingkungan, dan keamanan makanan.
dengan makanan konvensional. Responden yang pernah membeli
Berdasarkan Tabel 2 dapat dijelas- produk makanan organik memilki
kan bahwa dari nilai mean indikator tingkat persepsi yang tinggi terhadap
persepsi responden mengenai makanan atribut kesehatan. Makanan organik
organik yang tertinggi adalah indikator dianggap lebih bernutrisi dibanding-
persepsi yang mengatakan bahwa ma- kan makanan konvensional lainnya
kanan organik memilki kesegaran yang dan makanan organik mampu me-
lebih tinggi dibandingkan dengan makan- ningkatkan daya tahan tubuh, sedang-
an konvensional yakni sebesar 4,27. kan tingkat persepsi yang lebih ren-
Sedangkan untuk nilai mean indikator dah para konsumen jatuh pada per-
persepsi terendah responden yang per- sepsi konsumen terhadap kualitas
nah membeli makanan organik adalah makanan organik. Para responden
indikator yang menyatakan bahwa ma- menganggap bahwa kualitas makanan
kanan organik tidak lebih lezat dari ma- organik tidak lebih baik dari makanan
kanan konvensional yakni sebesar 3,73. konvensional.
2. Terbatasnya informasi masyarakat
PENUTUP Yogyakarta mengenai makanan orga-
Simpulan nik menjadi kendala terbesar res-
1. Konsumen makanan organik di Yog- ponden.
yakarta secara umum memiliki per-

Tabel 2. Nilai Mean Persepsi untuk Tiap Indikator


Persepsi Indikator Mean SD
Menjaga dan Meningkatkan daya tahan tubuh 4,22 0,590
Kesehatan
Memiliki kandungan nutrisi lebih banyak 4,12 0,686
Memiliki rasa yang lebih lezat 3,73 0,890
Kualitas
Memiliki tingkat kesegaran yang lebih tinggi 4,27 0,735
Harga sesuai dengan kualitas yang diperoleh 4,09 0,666
Harga Harga lebih mahal dibandingkan makanan 4,21 0,690
konvensional
Keamanan Bebas dari kandungan zat kimia tambahan 4,07 0,69
Makanan Bebas rekayasa genetika 4,07 0,775

PELITA, Volume IX, Nomor 1, April 2014


Saran beri referensi kepada konsumen lain-
Berdasarkan hasil penelitian di nya tanpa harus disuruh perusahaan.
atas, maka disarankan beberapa hal Oleh karena itu, efisienkanlah media
sebagai berikut. offline maupun online yang ada
1. Para pelaku usaha diharapkan jeli seperti facebook, twitter, dan youtube.
menangkap peluang dalam bidang 3. Edukasi dari para pelaku usaha dan
makanan organik karena banyaknya pemerintah kepada masyarakat untuk
konsumen yang sudah memikirkan lebih mengenal makanan organik juga
untuk hidup lebih sehat dan meng- diperlukan, sehingga masyarakat da-
konsumsi makanan yang lebih ramah pat lebih memahamai tentang makan-
terhadap lingkungan yakni makanan an organik dan perbedaan apa yang
organik. Yogyakarta merupakan kota terdapat pada makanan organik dan
yang memiliki pangsa pasar besar makanan konvensional. Edukasi ini
dalam bidang usaha makanan. Hal ini dapat dilakukan melalui media cetak,
dapat dilihat dari banyaknya kampus radio, atau seminar. Pemerintah juga
dan sekolah. Usaha makanan organik sebaiknya mengefisienkan lahan-la-
masih sangat jarang di Yogyakarta han pertanian yang ada sehingga
sehingga memungkinkan untuk mere- mampu memproduksi makanan orga-
but pangsa pasar lebih besar kon- nik dengan lebih optimal.
sumen makanan organik.
2. Berdasarkan data penelitian keba- DAFTAR PUSTAKA
nyakan dari responden mengetahui Astawan, M. 2008. Khasiat Makanan Men-
tentang makanan organik adalah dari tah Raw Food Diet. Jakarta: Gra-
referensi orang lain seperti referensi media.
dari keluarga, teman, juga sahabat.
Oleh karena itu, strategi pemasaran Dikti. “Hak Perlindungan Konsumen”. 13
yang paling efektif dilakukan adalah April 2014. http://www.dikti.go.-
word of mouth. Strategi word of mouth id/files/atur/sehat/UU1999Perlin
adalah promosi yang dilakukan baik dunganKonsumen.pdf
secara lisan maupun tertulis, online
maupun offline, yang dilakukan tanpa http://www.suarapembaruan.com/ekon
memungut biaya dari konsumen yang omidanbisnis/pertumbuhan-in-
pernah mengkonsumsi makanan or- dustri-makanan-akan-tetap-naik/
ganik dari suatu tempat makan atau 32680
restoran. Jadi, konsumen saling mem-

47
48 Universitas Negeri Yogyakarta

McKeith, G. 2004. You Are What You Eat. Shafiea, F.A and Rennie, D. 2009.
Celador Production. ”Consumer Perceptions towards
Organic Food”. Procedia - Social
Paweł Grzelak and Mariusz Maciejczak. and Behavioral Sciences, Vol. 49,
2013. “Comparison between the 360 – 367.
United States and Poland of Con-
sumers’ Perceptions of Organic Smith, Samantha and Angela Paladino,
Products”. Studies in Agricultural University of Melbourne. 2009.
Economics 115, pp 47-56. “Eating Clean & Green? Investi-
gating Consumer Motivations
Ridlo. (2010, Jan 5). Apa Makanan Towards The Purchase Of Organic
Organik Itu?. GO ORGANIC. Retrie- Food. AZMAC .
ved February 20, 2010, from http:-
//sehat-organik.com/makanan- Suryani, Tatik. 2008. Perilaku Konsu-
organik/apa-makanan-organik- men; Implikasi pada Strategi Pe-
itu.html masaran. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Schiffman, Leon G. dan Leslie Lazar Thio, Sienny. 2008. Persepsi Konsumen
Kanuk. 2004. Consumer Behaviour terhadap Makanan Organik di Yog-
Eighth Edition. Pearson Prentice yakarta. Jurnal Manajemen Perho-
Hall. telan, Vol. 4, No. 1, Maret 2008:
18-27.

PELITA, Volume IX, Nomor 1, April 2014

Anda mungkin juga menyukai