OLEH:
DODI IRAWAN
71170713012
AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
MEDAN
2019
A.Latar Belakang
Tebu (Saccharum officinarum Linn) adalah tanaman untuk bahan baku
gula. Tanaman ini hanya dapat tumbuh di daerah beriklim tropis. Tanaman ini
termasuk jenis rumput-rumputan. Umur tanaman sejak ditanam sampai bisa
dipanen mencapai kurang lebih 1 tahun. Di Indonesia tebu banyak dibudidayakan
di pulau Jawa dan Sumatera
Gula merupakan salah satu komoditas strategis dalam perekonomia
Indonesia. Dengan luas areal sekitar 350 ribu ha pada periode 2000-2005, industri
gula berbasis tebu merupakan salah satu sumber pendapatan bagi sekitar 900 ribu
petani dengan jumlah tenaga kerja yang terlibat mencapai sekitar 1,3 juta orang.
Gula juga merupakan salah satu kebutuhan pokok masyarakat dan sumber kalori
yang relatif murah. Karena merupakan kebutuhan pokok, maka dinamika harga
gula akan mempunyai pengaruh langsung terhadap laju inflasi.
Dengan posisinya yang penting dan sejalan dengan revitalisasi sektor
pertanian, maka industri gula berbasis tebu juga perlu melakukan berbagai upaya
sehingga sejalan dengan revitalisasi sektor pertanian. Hal ini menuntut industri
gula berbasis tebu perlu melakukan berbagai perubahan dan penyesuaian guna
meningkatkan produktivitas, dan efisiensi, sehingga menjadi industri yang
kompetitif, mempunyai nilai tambah yang tinggi, dan memberi tingkat
kesejahteraan yang memadai pada para pelakunya, khususnya petani.
Dengan tingkat efisiensi yang masih belum memadai serta pasar yang
terdistorsi, revitalisasi pada industri berbasis tebu merupakan keharusan. Dalam
hal ini, peningkatan investasi merupakan salah satu syarat keharusan untuk dapat
mewujudkan revitalisasi tersebut. Untuk itu, menggalang peningkatan investasi
merupakan suatu upaya yang strategis.
Konteks budidaya tebu penggunaan lahan dan sumberdaya alam lainnya
dalam menghasilkan gula perlu memperhatikan aspek kelestarian lingkungan.
Pengelolaan lahan harus memperhatikan kaidah-kaidah koservasi supaya lahan
terhindar dari kerusakan seperti erosi dan longsor. Sarana produksi yang diberikan
seperti pupuk, pestisida, zat pemacu kemasakan dsb harus diberikan dalam
takaran, cara dan waktu yang tepat sesuai kebutuhan, serta tidak mencemari
lingkungan. Sejak akhir 70-an budidaya tebu mulai bergeser ke lahan tegalan.
Penggunaan lahan tegelan di masa mendatang tampaknya akan semakin meluas
karena areal sawah banyak yang berubah fungsi menjadi kawasan non-pertanian
seperti industri dan pemukiman.
Di sawah, tebu juga menghadapi persaingan ketat dari padi. Pergeseran ini
menimbulkan berbagai konsekuensi yang berhubungan dengan konservasi lahan.
Lahan tegalan umumnya bertofografi bergelombang hingga berbukit dan
bersolum (lapisan tanah) dangkal sehingga peka akan erosi. Lahan tegalan juga
memiliki tingkat kesuburan yang lebih rendah dibanding lahan sawah, sehingga
input produksi yang ditambahkan biasanya lebih banyak.
Kerusakan lahan serta pencemaran lingkungan akibat budidaya tebu
sebenarnya terjadi pula pada budidaya tebu lahan sawah. Namun karena kondisi
fisik dan kimiawi yang dimiliki tegalan menyebabkannya lebih rentan terhadap
kerusakan, serta kecenderungan ke depan area tegalan cenderung terus bertambah,
maka tulisan ini difokuskan pada aspek konservasi lahan tegalan. Secara khusus
tulisan mencakup tentang peran tebu dalam konservasi tanah serta teknik-teknik
konservasi tanah dalam budidaya tebu tegalan.
B.PENGERTIAN TEBU
Tebu (Saccharum officinarum Linn) adalah tanaman untuk bahan baku
gula. Tanaman ini hanya dapat tumbuh di daerah beriklim tropis. Tanaman ini
termasuk jenis rumput-rumputan. Umur tanaman sejak ditanam sampai bisa
dipanen mencapai kurang lebih 1 tahun. Di Indonesia tebu banyak dibudidayakan
di pulau Jawa dan Sumatera
Bentuk fisik tanaman tebu dicirikan oleh terdapatnya bulu-bulu dan duri
sekitar pelepah dan helai daun. Banyaknya bulu dan duri beragam tergantung
varietas. Jika disentuh akan menyebabkan rasa gatal. Kondisi ini kadang menjadi
salah satu penyebab kurang berminatnya petani berbudidaya tebu jika masih ada
alternatif tanaman lain. Tinggi tanaman bervariasi tergantung daya dukung
lingkungan dan varietas, antara 2,5-4 meter dengan diameter batang antara 2-4
cm.
Daur kehidupan tanaman tebu melalui 5 fase, yaitu :
1. Perkecambahan
Dimulai dengan pembentukan taji pendek dan akar stek pada umur 1 minggu dan
diakhiri pada fase kecambah pada umur 5 minggu.
2. Pertunasan
Dimulai dari umur 5 minggu sampai 3,5 bulan.
3. Pemanjangan Batang
Dimulai dari umur 3,5 bulan sampai 9 bulan.
4. Kemasakan
Merupakan fase yang terjadi setelah pertumbuhan vegetatif menurun dan sebelum
batang tebu mati. Pada fase ini gula di dalam batang tebu mulai terbentuk hingga
titik optimal hingga berangsur-angsur menurun. Fase ini disebut juga fase
penimbunan rendemen gula.
5.Kematian
Tujuh varietas tebu unggul harapan yang diperkenalkan dinas perkebunan dapat
dipakai sebagai alternatif pendamping mengungguli varietas lama yang masih
dipertahankan yaitu PS 84-16029, PS 86-17079, PS 86-8680,dan PS 89-19137.
http://khofifah-sikhya.blogspot.com/2012/09/makalah-tanaman-industri-semusim-
tebu.html
http://filesentani.blogspot.com/2013/06/budidaya-tanaman-tebu.html
http://alimuhtarom19.blogspot.com/2014/11/makalah-budidaya-tanaman-
tebu.html