PK - Leukemia Akut - Dr. Farida PDF
PK - Leukemia Akut - Dr. Farida PDF
2. Faktor risiko :
a. kelainan kromosom : sindroma Down, anemia
Fanconi, Bloom syndrome, Klinefelter syndrome,
ataksia telangiektasia
b. Gangguan hematologik yang sebelumnya ada : MDS,
PNH, Myeloproliferative disorder,
EPIDEMIOLOGI
PATOFISIOLOGI
Proliferasi sel tunggal secara klonal populasi sel
leukemia bertambah menghambat produksi sel
normal gagal sumsum tulang: anemia,
trombositopenia, kelainan leukosit
infiltrasi sel leukemia ke organ : hepatomegali,
splenomegali, limfadenopati,
infiltrasi ke selaput otak, kulit, testis, tulang dll.
a. Gambaran klinik : anamnesis dan
pemeriksaan fisik
b. Pemeriksaan laboratorium :
1. Darah tepi : pemeriksaan darah lengkap
2. Evaluasi sumsum tulang
3. Pewarnaan sitokimia
4. Imunofenotipik
5. Sitogenetik.
Rasa lelah, pucat --- (anemia)
Perdarahan : petekhia, bruising, perdarahan mukosa, gusi,
retina, epistaksis -- (Trombositopenia) atau DIC ( M3)
Demam, infeksi --- ( granulositopenia)
Hipertrofi ginggiva ( M4 dan M5), hepatosplenomegali,
limfadenopati, infiltrasi kulit, nyeri tulang --- ( infiltrasi sel
leukemia/ ekspansi tulang)
Sindroma meningeal : nyeri kepala, mual, muntah,
penglihatan kabur/dobel ---( infitrasi pd CSF)
Pembengkakan testis ( ALL), pembesaran mediatinum (
ALL sel T)
Leukostasis : gangguan aliran darah akibat intravascular
clumping dari sel blast : confusion, paralisis otot mata, sesak
nafas
Peningkatan kadar asam urat : arthritis gout, batu ginjal
1. Darah tepi
• eritrosit menurun : anemia normositik normokrom
• leukosit dapat meningkat, normal atau menurun.
• trombosit : menurun
Sediaan apus darah tepi :
- sel blas dalam darah tepi.
- pada 10% kasus sel blas tidak ditemukan dalam darah
tepi ( leukemia aleukemik)
- hiatus leukaemicus : adanya sel blas dan sel matang
dan berkurangnya stadium sel diantaranya
- anomali Pelger-Huet ( neutrofil dengan lobus 2 atau
1), hipo atau agranular.
- Auer rod pd sitoplasma sel blas (10-40% kasus LMA)
2.Sumsum tulang
- Hiperseluler, gambaran monoton (dominan sel
blast.) Hitung jenis dihitung 500 sel (minimal
200)
- Eritropoiesis : aktivitas menurun
- Granulopoiesis :
LMA : aktivitas meningkat, blast >20% (WHO),
Auer Rod + ( M1, M2, M3)
LLA : granulopoiesis menurun, limfopoiesis
meningkat, blas >80%
- Megakariosit dan trombosit menurun
3. Pewarnaan sitokimia
5. Sitogenetik
Analisis kromosom untuk deteksi kromosom
abnormal yg berhubungan dengan leukemia.
Bermanfaat menentukan prognosis leukemia
Blas LLA Blas LMA
Sitokimia
- PAS (+) (+) monosit
- SBB/POX (-) (+)
- NSE (-) (+)
- TdT (+) (-)
LMA :
anemia aplastik, gangguan mieloproliferatif,
MDS, reaksi leukemoid.
LLA :
kelainan limfoproliferatif lain ( LLK, limfoma,
hairy cell leukemia), infeksi virus, reaksi
leukemoid, sepsis.
Akut Kronik
Usia semua usia dewasa
Onset klinik mendadak perlahan-lahan
Perjalanan penyakit 6 bulan atau < 2-6 tahun
(bila tidak diobati )
Sel leukemia imatur matur
Anemia &
trombositopenia mencolok ringan
Leukosit variabel meningkat
Limadenopati ringan jelas
Splenomegali ringan jelas
ACUTE MYELOCYTIC LEUKEMIA
L1
L2
L3
Beberapa kelainan metabolik akibat lisis sel tumor yang
menghasilkan produk dalam jumlah yang melampaui kemampuan
ekskresi ginjal, seperti hiperurisemia, hiperfosfatemia, azotemia atau
hipokalsemia .
Terutama terjadi pada penderita leukemia limfoblastik.
Dapat terjadi sebelum atau sesudah kemoterapi.
Kompl sudah dapat terjadi pada pend dengan hitung leukosit sama
atau lebih dari 50.000 /ul.
Kedua kondisi di atas merupakan kedaruratan onkologi dan harus
diantisipasi sedini mungkin.
Beratnya kelainan dipengaruhi oleh waktu dan
intensitas pemberian kemoterapi, hidrasi, status
asam basa dan kecepatan filptrasi glomerulus.