NPM = 16.1.02.01.0013 TUGAS = RESUME BAB LAPORAN KEUANGAN 1. BERDASARKAN FISKAL 2. PEMERINTAH INDONESIA 3. ORGANISASI NIRLABA (PSAK 45)
RUANG LINGKUP LAPORAN KEUANGAN
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 8 Tahun 2006 dinyatakan dalam Pasal 1 angka 1 bahwa Laporan Keuangan adalah bentuk pertanggungjawaban pengelolaan keuangan negara/daerah selama suatu periode. Selanjutnya Pasal 5 ayat (1) PP 8/2006 menyatakan bahwa Laporan Keuangan pemerintah pusat/daerah setidak-tidaknya terdiri dari atas (a) Laporan Realisasi Anggaran; (b) Neraca; (c) Laporan Arus Kas; dan (d) Catatan atas Laporan Keuangan 1. LAPORAN KEUANGAN BERDASARKAN FISKAL Laporan keuangan fiskal adalah laporan keuangan yang disusun sesuai peraturan perpajakan dan digunakan untuk kepentingan penghitungan pajak. UU pajak tidak mengatur secara khusus bentuk dari laporan keuangan, hanya memberikan pembatasan untuk hal-hal tertentu, baik dalam pengakuan penghasilan maupun biaya. Akibat dari perbedaan pengakuan ini menyebabkan laba akuntansi dan laba fiskal dapat berbeda. Perbedaan, yang disebut perbedaan permanen dan sementara menyebabkan lap keu komersial dan fiskal tidak sama. Apabila Wajib Pajak berkeinginan untuk menyusun laporan keuangan fiskal maka hal-hal yang perlu tercakup dlm lap keuangan fiskal terdiri dari: a. Neraca fiskal b. Perhitungan laba rugi c. Penjelasan laporan keuangan fiskal d. Rekonsiliasi laporan keuangan komersial dan laporan keuangan fiskal KONSEP DASAR AKUNTANSI BERLAKU UMUM LAPORAN KEUANGAN FISKAL DAN KOMERSIAL meliputi: a) Accrual Basis: pengakuan transaksi saat terjadi, dilaporkan pada periode tsb. b) Going Concern: mengasumsikan aktivitas perusahaan akan tetap berlangsung terus. SIFAT & KETERBATASAN PELAPORAN KEUANGAN FISKAL 1. Laporan Keuangan bersifat historis 2. Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaanestimasi dan berbagai pertimbangan 3. Lebih mengutamakan hal yang material (tanpa mengurangi kelengkapan materi) 4. Laporan keuangan terutama menekankan makna ekonomis (substansi) setiap transaksi (tanpa, dalam kondisi tertentu, memperhatikan bentuk yuridis formalnya). 5. Terdapatnya alternatif yang dapat digunakan mengakibatkan variasi dalam pengukuran sumber ekonomis dan tingkat kesuksesan antar WP. 6. Informasi kualitatif, sedangkan fakta (yang tidak mendasar) yang tidak dapat dikuantifikasikan umumnya dikesampingkan. 2. LAPORAN KEUANGAN BERDASARKAN PEMERINTAH INDONESIA Laporan keuangan dalam lingkungan sektor publik memegang peranan penting dalam rangka menciptakan akuntanbilitas sektor publik. Semakin besarnya tututan terhadap besarnya tuntutan terhadap pelaksanaan akuntanbilitas sektor publik memperbesar kebutuhan akan transparansi informasi keuangan sektor publik . informasi keuangan ini berfungsi sebagai dasar pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan dan memiliki peranan penting dalam menyiapkan laporan keuangan sebagai perwujudan akuntabilitas publik.
TUJUAN DAN FUNGSI LAPORAN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK
Mardiasmo (2002) menyebutkan tujuan dan fungsi laporan keuangan sebagai berikut : a) Kepatuhan dan pengelolaan b) Akuntabilitas dan pelaporan Retrospektif c) Perencanaa dan informasi otorisasi d) Kelangsungan organisasi e) Hubungan masyarakat f) Sumber fakta dan gambaran Financial Acounting Standart Board-FASB (Dewan Standar Akuntansi Keuangan) Amerika Serikat juga turut menjelaskan tujuan dari laporan keuangan organisasi nirlaba. Dalam Statement Of Financial Acounting Concept (SFAC) No;4 Objectives Of Financial Reporting By Nonbusiness Organization, tujuan laporan keuangan dijelaskan sebagai berikut : a) Laporan keuangan organisasi nonbisnis hendaknya dapat memberikan informasi yang dapat bermanfaat bagi penyedia dan calon penyedia sumber daya dalam pembuatan keputusan yang rasional mengenai alokasi sumber daya organisasi b) Memberikan informasi untuk membantu para penyedia dan calon penyedia sumber daya dalam menilai pelayanan yang diberikan oeleh organisasi nonbisnis serta kemampuanya untuk melnjutkan meberi pelayanan tersebut c) memberikan informasi yang dapat bermanfaat bagi penyedia dan calon penyedia sumber daya dalam menilai kinerja manajer organisasi non bisnis atas pelaksanaan tanggung jawab pengelolaan serta aspek kerja lainya d) memberikan informasi mengenai sumber daya ekonomi , kewajiban kekayaan bersih organisasi , pengaruh dari transaksi peristiwa dan kejadian ekonomi yang mengubah sumber daya dan kepentingan sumber daya tersebut e) memberikan informasi bagi kinerja organisasi selama satu periode pengukuran secara periodik atas perubahan jumlah dan keadaan sumber kekayaan bersih organisasi non bisnis serta informasi mengenai usaha dan hasil pelayanan organisasi secara bersama-sama yang dapat menunjukan informasi yang berguna untuk menilai kinerja f) Memberikan informasi mengenai bagaimana organisasi memperoleh dan membelanjakan kas atau sumber daya kas, mengenai utang dan pembayaran kembali utang dan mengenai faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi faktor likuiditas organisasi g) Memberikan penjelasan dan interprestasi untuk membantu pengguna dalam memahami informasi keuangan yang diberikan PENGGUNAAN LAPORAN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK Drebin et al (1981) mengidentifikasikan sepuluh kelompok pengguna laporan keuangan sektor publik sebagai berikut : a) Pembayar pajak b) Pemberi bantuan (grantors) c) Investor d) Pengguna jasa e) Karyawan f) Pemasok g) Dewan legislatif h) Manajemen i) Pemilih (voters) j) Badan pengawas (oversight bodies) Pengklasifikasian tersebut pertimbangan bahwa enam pengguna pertama (pembayar pajak, pemberi bantuan , investor, pengguna jasa, karyawan, dan pemasok) merupakan penyedia sumber daya organisasi, baik sumber daya finansial tenaga kerja maupun material. Dengan legislatif dan manajemen merupakan pihak yang membuat keputusan alokasi sumber daya dan aktivitas tersebut diawasi oleh badan pengawas dan pemilih. Borgonovi dan anessi pessina (1997) mengklasifikasikan pengguna laporan keuangan sektor publik sebagai berikut : a) Masyarakat pengguna jasa publik b) Masyarakat membayar pajak c) Perusahaan dan organisasi sosial ekonomi d) Bank dan masyarakat sebagi kreditur pemerintah e) Badan-badan internasional f) Investor asing dan analis negara g) Generasi yang akan datang h) Lembaga negara i) Kelompok politik j) Manajer publik k) Pegawai pemerintah
3. LAPORAN KEUANGAN BERDASARKAN ORGANISASI NIRLABA PSAK (45)
Berdasarkan tujuan-tujuan yang telah dijelaskan diatas laporan keuangan dikembangkan sedemikian rupa dalam beberapa bentuk tertentu dengan tujuan untuk memenhi kebutuhan para pengguna laporan keuangan. Laporan keuangan sektor publik dibagi menjdi dua, yaitu laporan keuangan yang menunjukan posisi keuangan organisasi pada waktu tertentu dan laporan keuanagan yang menjelaskan perubahan atas posisi keuangan tersebut. Pada umumnya, beberapa laporan keuangan tersebut antara lain : a) Neraca atau laporan posisi keuangan b) Laporan operasi atau laporan aktivitas atau laporan realisasi anggaran c) Laporan arus kas d) Laporan perubahan ekuitas e) Catatan atas laporan keuangan Dalam konteks Indonesia, acuan penyusunan laporan keuangan bagi organisasi sektor publik adalah : a) Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 45 (PSAK 45) tentang Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba b) Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) yang dituangakan dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 24 Tahun 2005 Acuan yang pertama (PSAK 45) sering menjadi pedoman organisasi sektor publik yang bergerak di berbagai sektor baik berupa yayasan, LSM, Termasuk institusi-institusi pendidikan. Sedangkan acuan yang kedua (SAP) menjadi acuan wajib bagi seluruh organ pemerintah baik di pusat maupun daerah
Ekonomi makro menjadi sederhana, berinvestasi dengan menafsirkan pasar keuangan: Cara membaca dan memahami pasar keuangan agar dapat berinvestasi secara sadar berkat data yang disediakan oleh ekonomi makro