Kelas : XI Akuntansi 2
Kepergian Sahabatku
Dia sering mengajakku kerumah-nya, dan aku pun sering mengajak nya
kerumahku. Ia bernama Dinda dan aku bernama Dita. Aku suka bercerita tentang
hidupku kepadanya, itu karna ia bisa memberiku nasihat dan membuatku
semangat, biarpun di ejek teman-temanku.
Dinda adalah tipe orang peceria, ia selalu ceria biar ada yang nakal kepada-
nya ataupun jail,tidak seperti aku Cuma di ejek aja aku sudah merasa hmm.
Pada suatu hari Dinda mengajakku jalan-jalan ke tempat bermain, aku sangat
senang, kami bermain sepuasnya,semua permainan kami coba,mulai dari komedi
putar hingga rollkoster. Sampai-sampai kami lupa waktu.
Tapi, pada suatu hari ia tak hadir ke sekolah, sehabis pulang sekolah aku
kerumah-nya. Tapi apaa? dirumahnya pun kosong, aku sangat bingung, kenapa
hari ini dinda tak ada, biasanya kalau ia mau pergi ia selalu memberi tahuku, tapi
kali ini tidak. Aku bingung sekali.
Besok harinya, disekolah dinda masih tidak hadir. Aku pun kembali lagi
kerumah-nya, dan masih tidak ada orang-nya. Besok hari nya lagi disekolah ia
tetap tidak hadir, kambali lagi aku kerumah-nya dan masih tidak ada.
Setiap hari aku menunggnya di sekolah tapi ia tak kunjung hadir. setiap hari
pun aku kerumahnya.dan dirumah-nya masih tak ada orang-nya. Akhirnya, hari-
hariku ku lewati sendirian, tidak lagi bersamanya,hari-hari pun berjalan dengan
buruk.Teman-temanku tak ada yang mau menjadi temanku, mungkin…itu karna
hidupku yang miskin.
NAMA : Rosmawar Husna
Waktu seakan cepat berlalu, langkah kaki kini tak lagi sama. Aku selalu
bingung dan selalu ingin bertanya pada tuhan. Apa arti dari sebuah persahabtan
yang indah dan abadi? Adakah sahabat sejati itu? “hai ri?” sebuah suara
memecahkan lamunanku. Pemilik suara itu adalah, milik sahabatku seli. Tetapi
bagiku dia hanyalah seorang yang ada ketika aku tertawa, namun pergi ketika aku
menangis.
Ya, aku tau sebab mengapa dia bertanya seperti itu. Dia datang karena dia
sedang membutuhkanku. Kriiinngg… Suara bel pulang sekolah. Terlihat anak-
anak smp negri 1 pangkalan berhamburan keluar kelas. Laangkahku masih terasa
lesu dengan pertanyaan pertanyaan yang belum satu orang pun bisa
menjawabnya. Bahkan aku sendiri yang membuat pertanyaan itu.
Tuhan adakah sahabat sejati itu? “aku berharap hari ini aku dapat menemukan
dia.. Dia sahabat sejatiku. Bukan dia yang sudah lama di sampingku namun pergi
ketika tangisan membasuhi pipiku. Walau singkat pertemuan, tapi aku ingin
selamanya dia ada dalam setiap tangisan, tawa, duka, suka yang akan menghiasi
hari hariku. Tuhan aku mohon..” gumamku dalam langkah yang tak lagi sama
Tanpa sadar “bruuukkk”
Semua isi tas ku berhamburan keluar, secara bersamaan orang yang ku tabrak
pun membantuku untuk berdiri. Setelah bola mataku menatap wajah dia yang
membantuku berdiri, heningan serta sepenggal kenangan terlintas dalam
benakku. Flashback
Terima kasih tuhan, pertanyaan itu kini terjawab oleh kenangan “sahabat hari
ini esok dan selamanya” janji itu dia balas hari ini. Mungkin waktu telah aku
buang percuma dengan pertanyaan pertanyaan yang membuat waktuku terbuang.
Di dekatku.. Di hatiku ada sepenggal memori yang akan selalu ku simpan yaitu
“sahabat hari ini esok dan selamanya”