Anda di halaman 1dari 2

CERPEN PERSAHABATAN

Sahabat Yang Kurindukan


Cerpen Karangan: Khoirotunnisa
Kategori: Cerpen Persahabatan, Cerpen Sedih
Lolos moderasi pada: 23 October 2016

Namaku Vania aku mempunyai seorang sahabat bernama Jihan dia baik, cantik dan juga
pintar aku memang baru mengenalnya tapi dia sosok sahabat yang baik yang pernah aku
kenal. Saat pertama kali aku bertemu dengannya dia membantu masalah yang aku alami
waktu itu dia menolongku untuk keluar dari masalah yang aku alami. Dia satu sekolah
denganku dan juga sekelas tentunya. Setiap jam istirahat kami selalu menghabiskan waktu
bersama. Kadang aku menjadi sesorang yang gila saat aku bersamanya, tertawa bersama
melakukan hal-hal seperti layaknya anak kecil bermain petak umpet dan lain sebagainya
padahal umur kami sudah belasan tahun tapi kami menjadi kekanak-kanakan saat kami
bersama.

Kami jarang bermain gadget seperti remaja pada umumnya kami lebih senang bermain
mainan tradisional dan kekanak-kanakan. Aku sering bermain ke rumahnya menghabiskan
waktu di rumahnya begitupun dengan dia, dia selalu bermain di rumahku. Hingga orangtuaku
menganggapnya sebagai anaknya sendiri begitupun dengan dia.

Sampai tiba saatnya. Di hari pertama kita bertemu pada tanggal 29 januari, saat itu kami
sudah 3 tahun bersama, tapi tiba-tiba saja dia berubah dia melupakan kenangan demi
kenangan yang kami bangun bersama. Dia melupakanku layaknya seseorang yang tidak
mengenalku sama sekali.

Saat itu pagi-pagi sekali aku sudah ada di sekolah berniat untuk mengucapkan hari jadi
persahabatan kami. Tapi saat aku mengucapkan kata demi kata “selamat hari jadi sahabatku
tersayang” dia hanya meresponku dengan senyuman yang melekat pada bibirnya.

Istirahat pun tiba, aku mengajaknya untuk pergi ke kantin bersamaku tapi dia tidak ingin ke
kantin bersamaku. Aku pun berusaha untuk menenangkan hatiku dan bersabar.

“Mungkin ia lagi banyak masalah jadi ingin menyendiri dulu” Gumamku dalam hati.
Hari berlalu begitu cepat tapi keadaannya masih sama seperti beberapa hari yang lalu dia
masih menyendiri. Hingga aku bulatkan tekadku untuk berbicara dengannya saat pulang
sekolah tiba

“TET… TET.. TET…” Bel sekolah pun dibunyikan. Aku pergi ke suatu tempat dan
mengobrol dengannya.

“Jihan, ada apa denganmu akhir-akhir ini kamu sering menyendiri. Lagi ada masalah ya?,
cerita aja siapa tau aku bisa membantumu” Ucapku

“Iya aku emang lagi ada masalah” kata Jihan

“apa masalahnya?”

“Masalahnya adalah kamu”

“Aku? apa maksudmu?”

“Iya kamu karena orangtuaku selalu saja memujimu saat kau datang ke rumahku PUAS!”
JIhan pergi meninggalkanku dengan memberiku luka yang amat besar kepadaku. Aku
menangis tersedu-sedu aku tidak mengerti kenapa ini semua terjadi padaku. Aku pulang
dengan perasaan yang sanat sedih sepanjang hari aku mengurung di kamar sambil menangis.

“Tuhan, kenapa ini harus terjadi kepadaku? Sungguh aku tak mengerti dengan apa yang kau
lakukan ini kepadaku. Apakah kau menghukumku? Jangan hukumku seperti ini tuhan…”
Ucapku.

Hari berlalu begitu cepat. Dengan cepat dia melupakanku dan sudah mempunyai sahabat
yang baru. Dan aku begitu lemah aku tak berdaya. Aku hanya ingin menyampaikan sesuatu
kepadamu.

Aku Merindukanmu, Sahabatku

Anda mungkin juga menyukai