Askeb Komunitas KB Suntik 3 Bulan DG Amenorhea Siti Nur Magh
Askeb Komunitas KB Suntik 3 Bulan DG Amenorhea Siti Nur Magh
PENDAHULUAN
1
hak reproduksi sebagai upaya intergral dalam meningkatkan kualitas
keluarga. Kontribusi program tersebut dapat dilihat dalam salah satu pesan
kunci dalam rencana strategi nasional MPS (Making Pregnancy Safer) 2001-
2010 adalah bahwa setiap kehamilan harus merupakan kehamilan yang
diinginkan untuk mewujudkan upaya tersebut. Pelayanan keluarga berencana
merupakan upaya pelayanan kesehatan preventif yang paling dasar dan
utama dan harus digabungkan dengan pelayanan kesehatan reproduksi yang
telah tersedia. Maka generasi mendatang dituntut menjadi generasi yang
berkualitas dan keluarga merupakan salah satu penunjang untuk mengatur
generasi yang akan datang agar lebih siap.
Amenorhea merupakan suatu keadaan dimana pasien tidak haid sama
sekali dalam 3 siklus berturut-turut atau lebih. Pada umumnya seorang yang
menggunakan / menjadi akseptor KB suntik 3 bulan ini memang akan
mengalami perubahan siklus haid atau bahkan tidak haid sama sekali dalam
hal ini masyarakat masih kurang memahami salah satu efek samping dan KB
suntik ini maka penulis mengangkat kasus ini yang berjudul Asuhan
Kebidanan Komunitas Pada Keluarga Tn S Terhadap Ny J Akseptor KB
Suntik 3 Bulan Dengan Amenorhea.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Menerapkan dan mengembankan manajemen kebidanan Helen
Varney dalam memecahkan masalah pada ibu akseptor KB suntik 3
bulan dengan bertambah berat badan serta mendapat pengalaman nyata
dan teori yang diperoleh dalam melestarikan asuhan kebidanan.
2
3. Mengidentifikasi masalah potensial
4. Mengidentifikasikan kebutuhan segera
5. Merumuskan suatu tindakan yang komprehensif
6. Melaksanakan tindakan suatu rencana
7. Mengevaluasi pelaksanaan asuhan kebidanan
1.3 Manfaat
1.3.1. Bagi Penulis
1. Mahasiswa dapat memahami tujuan dari asuhan kebidanan
2. Mahasiswa dapat mengetahui komponen asuhan kebidanan
3. Mahasiswa mengetahui informasi-informasi yang penting dan
harus dikumpulkan setiap kunjungan
1.3.2. Bagi Institusi
Sebagai bahan masukan dan kepustakaan dalam mengerjakan asuhan
kebidanan.
1.3.3. Bagi Klien
Agar klien dapat mengetahui dan memahami tentang keadaan yang
dialaminya dan diharapkan bisa kooperatif dengan tenaga kesehatan
terhadap asuhan kebidanan yang diberikan.
1.3.4. Bagi Lahan Praktek
Diharapkan dengan adanya kesempatan praktek bagi mahasiswa
lahan praktek makin bisa memberikan berbagai pengalaman untuk
penatalaksanaan suatu asuhan.
3
1. Wawancara
Mengumpulkan data dengan Tanya jawab secara langsung pada pasien
keluarga maupun dari tim kesehatan yang terkait sehingga mendapatkan
data tentang permasalahan pasien.
2. Observasi
Pengamatan langsung terhadap perubahan yang terjadi pada pasien
3. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan pada pasien yang meliputi inspeksi, palpasi, auskultasi dan
perkusi untuk mendapatkan data obyektif
4. Studi Kepustakaan
Mempelajari buku-buku dan masalah yang ada hubungannya dengan
amenorhea
5. Studi dokumentasi
Melihat catatan medis pasien maupun hasil pemeriksaan laboratorium
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
2.1.3. Kegiatan Pelayanan Kebidanan Komunitas Yang Dilakukan
Oleh Bidan
Kegiatan pelayanan kebidanan komunitas yang dilakukan
bidan meliputi :
1. Penyuluuhan kesehatan
2. Pemeliharaan kesehatan ibu dan balita
3. Konsep keluarga berencana
4. Imunisasi gizi keluarga berencana
5. Memberikan pelayanan kesehatan ibu dirumah
6. Membina dan membimbing kader dan dukun bayi
7. Menggerakkan dan membina peran serta masyarakat dalam
bidang kesehatan
8. Membina kerjasama lintas program dan lintas sektoral
9. Melakukan rujukan medik
10. Mendeteksi secara dini adanya efek samping dan komplikasi
pemakai kontrasepsi
6
satu sama lain dan didalam perananya masing-masing dan
menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan. (Salvicon G.
Bailon dan Maglaya, 1989).
Dari ketiga batasan masalah di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa keluarga itu adalah :
- Unit terkecil masyarakat
- Terdiri dari 2 orang atau lebih
- Hidup dalam suatu rumah tangga
- Dibawah asuhan seorang kepala rumah tangga
- Berinteraksi satu sama lain
- Setiap anggota keluarga menjalankan peranya masing-masing
- Menciptakan dan mempertahankan suatu kebudayaan
7
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar dari pembinaan
keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian dari
keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.
Ciri-ciri struktur keluarga Anderson Carter
- Terorganisasi :
Saling berhubungan, saling ketergantuhgan antara anggota
keluarga.
- Ada keterbatas :
Setiap anggota memiliki keterbatasan tetapi mereka juga
mempunyai keterbatasan dalam menjalani fungsi dan tugasnya
masing-masing.
- Ada perbedaan dan kekhususan :
Setiap anggota keluarga memiliki peranan dan fungsi masing-
masing.
8
Tipe keluarga Indonesia umumnya menganut keluarga besar
(Extended family) karena mayarakat Indonesia yang terdiri dari
berbagai suku hidup dalam komunti dengan adat istiadat yang sangat
kuat.
9
2.2.5. Fungsi Keluarga
Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan oleh keluarga sebagai
berikut :
1. Fungsi Biologis
- Untuk meneruskan keturunan
- Memelihara dan membesarkan anak
- Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
- Memelihara dan merawat anggota keluarga
2. Fungsi Psikologis
- Memberikan kasih sayang rasa aman
- Memberikan perhatian diantara keluarga
- Membina kedewasaan kepribadian anggota keluarga
- Memberikan identitas keluarga
3. Fungsi sosialisasi
- Membina sosialisasi
- Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
Perkembangan anak.
- Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga
4. Fungsi Ekonomi
- Mencari sumber-sumber untuk memenuhi kebutuhan keluarga
- Mengatur penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan keluarga.
- Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga
dimasa akan datang, misalnya pendidikan anak-anak, jaminan
hari tua dan sebagainya.
5. Fungsi Pendidikan
- Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan,
ketrampilan dan membentuk perilaku anak yang sesuai dengan
bakat dan minat yang dimilikinya.
- Mempersiapkan anak untuk memenuhi peranan sebagai orang
dewasa.
10
- Mendidik anak sesuai dengan tingkat tingkat
perkembanganya.
Ahli lain membagi fungsi keluarga sebagai berikut:
1. Fungsi pendidikan dalam hal ini tugas keluarga adalah mendidik
dan menyekolahkan anak untuk mempersiapakn kedewasaan dan
masa depan anak bila kelak dewasa nanti.
2. Fungsi sosialisasi anak, tugas keluarga dalam menjalankan fungsi
ini adalah sebagaimana keluarga mempersiapakan anak menjadi
anggota masyarakat yang baik.
3. Fungsi perlindungan. Tugas keluarga dalam hal ini adalah
menjaga untuk melindungi anak dari tindakan-tindakan yang
tidak baik, sehingga anggota keluarga merasa terlindungi dan
merasa aman.
4. Fungsi perasaan. Tugas keluarga dalam hal ini adalah menjaga
secara instuitif, merasakan perasaan dan suasana anak dan
anggota yang lain
dalam berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama anggota
keluarga sehingga saling pengertian satu sama lain dalam
menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga.
5. Fungsi religius. Tugas keluarga dalam hal ini adalah
memperkenalkan dan mengajak anak-anak dan anggota keluarga
lain dalam kehidupan beragama, dan tugas kepala keluarga untuk
menanamkan keyakinan bahwa ada kekuatan lain yang mengatur
kehidupan ini dan ada kehidupan lain setelah di dunia ini.
6. Fungsi ekonomis. Tugas keluarga dalam hal ini adalah mencari
sumber-sumber kehidupan dalam memenuhi fungsi-fungsi
keluarga yang lain, kepala keluarga bekerja untuk memperoleh
penghasilan, mengatur penghasilan tersebut sedemikian rupa
sehingga dapat memenuhi kebutuhan keluarga.
11
7. Fungsi rekreatif. Tugas keluarga dalam hal ini adalah tidak selalu
pergi ke tempat rekreasi, tapi yang penting bagaimana
menciptakan suasana yang menyenangakan dalam keluarga
sehingga dapat mencapai keseimbangan kepribadian masing-
masing anggotanya. Rekreasi dapat dilakukan dirumah dengan
cara menonton TV bersama, bercerita tentang pengalaman
masing-masing, dan sebagainya.
8. Fungsi biologis. Tugas keluarga dalam hal ini untuk meneruskan
keturunan sebagai generasi penerus.
Dari berbagai fungsi diatas ada 3 fungsi pokok keluarga terhadap
anggota keluarganya, adalah:
1. Asih, adalah meberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman,
kehangatan kepada anggota keluarga sehingga memungkinkan
mereka tumbuh dan berkembang sesuai dengan usia dan
kebutuhannya.
2. Asuh, adalah menuju kebutuhan pemeliharaan dan perawatan
anak agar kesehatannya selalu terpelihara, sehingga diharapkan
menjadikan mereka anak-anak yang sehat baik fisik, mental,
sosial dan spiritual.
3. Asah, adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga
siap menjadi manusia dewasa yang mandiri dan mempersiapkan
masa depannya.
12
3. Tahap menghadapi bayi : dalam hal ini keluarga mengasuh,
mendidik, dan memberikan kasih sayang pada anak, karena pada
tahap ini bayi kehidupannya sangat tergantung pada kedua orang
tuanya kondisinya masih sangat lemah.
4. Tahap menghadapi anak pra sekolah: pada tahap ini anak sudah
mengenal kehidupan sosialnya, sudah mulai bergaul dengan
teman sebayanya, tetapi sangat rawan dalam masalah kesehatan,
karena tidak mengetahui mana yang kotor dan mana yang bersih.
Dalam fase ini anak sangat sensitive terhadap pengaruh
lingkungan dan tugas keluarga adalah mulai menanamkan norma-
norma kehidupan. Norma agama, norma sosial budaya dan
sebagainya.
5. Tahap menghadapi anak sekolah : dalam tahap ini tugas keluarga
adalah bagaimana mendidik anak, mengajari anak untuk
mempersiapkan masa depannya, membiasakan anak belajar
secara teratur, mengontrol tugas-tugas sekolah anak, dan
meningkatkan pengetahuan umum anak.
6. Tahap menghadapi anak remaja : tahap ini adalah tahap yang
paling rawan, karena dalam tahap ini anak akan mencari identitas
diri dalam membentuk kepribadiannya, oleh karena itu suri
tauladan dari orang tuanya sangat diperlukan. Komunikasi dan
saling pengertian antar kedua orang tua dengan anak perlu
dipelihara dan dikembangkan.
7. Tahap melepas anak ke masyarakat : setelah melakukan tahap
remaja dan anak telah dapat menyelesaikan pendidikannya, maka
tahap selanjutnya adalah melepaskan anak ke masyarakat dalam
memulai kehidupannya yang sesungguhnya, dalam tahap ini anak
akan memulai kehidupan rumah tangga.
8. Tahap berdua kembali : setelah anak besardan menempuh
kehidupan keluarga sendiri-sendiri, tinggal suami dan istri saja.
13
Dalam tahap keluarga akan merasa sepi, dan apabila tidak
menerima kenyataan akan menimbulkan depresi dan stress.
9. Tahap masa tua : tahap ini masuk ke tahap lanjut usia, dan kedua
orang tua mempersiapkan diri untuk meninggalkan dunia.
14
5. Mengambil keputusan
6. Meneruskan nilai-nilai budaya bangsa
7. Mempunyai semangat gotong royong
15
dari anggota-anggotanya dibandingkan dengan penduduk diluar
batas wilayahnya. (Soerdjono Soekamto, 1982).
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang mendiami
tertorial tertentu dan adanya sifat sifat saling tergantung adanya
pembagian kerja dan kebudayaan bersama. (Macliaver, 1957).
Masyarakat merupakan sekelompok manusia yang telah lama
hidup dan bekerjasama,sehingga dapat mengorganisasikan diri dan
berfikir tentang dirinya sebagai kesatuan sosial dengan batas-batas
tertentu. (Linton, 1936).
16
d. Memiliki adat istiadat tertentu / kebudayaan
Adat istiadat dan kebudayaan dicipta untuk mengatur
tatanan kehidupan bermasyarakat, yang mencakup bidang yang
sangat luas diantara tata cara berinteraksi, kelompok-kelompok
yang ada dimasyarakat apakah itu dalam perkawinan, kesenian,
mata pencaharian, system kekerabatan.
e. Memiliki identitas masalah
Suatu kelompok masyarakat memiliki identitas yang dapat
dikenali oleh anggota masyarakat lainya. Hal ini penting untuk
menopang kehidupan dalam bermasyarakat yang lebih
kuat.identitas kelompok dapat berupa lambang-lambang bahasa,
pakaian, simbol-simbol tertentu dari perumahan benda-benda
tertentu seperti alat pertanian, mata uang, senjata tajam,
kepercayaan dan sebagainya.
17
melaksanakan kebiasaan-kebiasaan di sistemativasi, yang
kemudian dituangkan kedalam lembaga-lembaga.
B) Dilihat dari sudut system nilai yang diterima oleh masyarakat
1. Basic Institution
Adalah lembaga kemasyarakatan yang sangat penting
untuk memelihara dan mempertahankan tata tertib dalam
masyarakat diantaranya keluarga, sekolah-sekolah yang
dianggap sebagai institusi dasar yang pokok.
2. Subsidiary Institution
Lembaga-lembaga kemasyarakatan yang muncul tetapi
dianggap kurang penting karena untuk memenuhi kegiatan-
kegiatan tertentu saja. Misalnya pembentukan panitia rekreasi,
pelantikan/wisuda bersama dan sebagainya.
C). Dari sudut penerimaan masyarakat
1. Approved/Sosial Sanctioned Institution
Adalah lembaga yang diterima oleh masyarakat seperti
sekolah, perusahaan, koperasi, dsb.
2. Unsanctioned Instituton
Adalah lembaga-lembaga masyarakat yang ditolak oleh
masyarakat walaupun kadang-kadang masyarakat tidak dapat
memberantasnya misalnya kelompok penjahat, pemeras,
gelandangan, dan pengemis.
D) Dari Sudut Penyebarannya
1. Generasi Institution
Adalah lembaga masyarakat berdasarkan atas faktor
penyebaranya. Misalnya agama karena dikenal hampir semua
masyarakat dunia.
2. Restrited Institution
Adalah lembaga-lembaga yang dianut oleh masyarakat
tertentu saja misalnya Budha banyak dianut oleh Muangtai,
Vietnam, Kristen katolik banyak dianut oleh masyarakat
Italia, Perancis, Roma. Islam banyak dianut oleh masyarakat
Arab.
18
E) Dari Sudut Fungsi
1. Operatif Institution
Adalah lembaga masyarakat yang menghimpun pola-pola/tata
cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan lembaga yang
bersangkutan seperti lembaga industri.
2. Regulatif instituation
Adalah lembaga yang bertujuan untuk mengawasi adat
istiadat / tata kelakuan yang tidak menjadi bagian mutlak dari
pada lembaga itu sendiri, misalnya lembaga hukum
diantaranya kejaksaan, pengadilan, dan sebagainya.
19
2) Masyarakat Madya
Ciri-cirinya :
a. Hubungan keluarga masih tetap kuat, dan hubungan
kemasyarakatan mulai mengendor.
b. Adat istiadat masih tetap dihormati dan disikapi masyarakat
mulai terbuka dari pengaruh luar.
c. Tmbul rasionalitas pada cara berfkir, sehingga kepercayaan
terhadap kekuatan-kekuatan gaib mulai berkurang dan akan
timbul apabila telah kehabisan akal
d. Timbul lembaga pendidikan formal dalam masyarakat
terutama pendidikan dasar dan menengah.
e. Tingkat buta huruf sudah mulai menurun.
f. Hukum tertulis mulai mendampingi hukum tidak tertulis.
g. Ekonomi masyarakat lebih banyak mengarah kepada produksi
pasaran, sehingga menimbulkan deferensiasi dalam struktur
masyarakat karena uang semakin meningkat penggunaanya.
h. Gotong royong tradisional tinggal untuk keperluan sosial
dikalangan keluaga dan tetangga.dan kegiatan umum lainya
didasarkan upah.
3) Ciri-Ciri Masyarakat Modern
a. Hubungan antar manusia dihubungkan akan kepentingan-
kepentingan pribadi.
b. Hubungan antar masyarakat dilakukuan secara terbuka dalam
suasana saling pengaruh mempengaruhi.
c. Kepercayaan masyarakat yang kuat terhadap manfaat ilmu
pengetahuan dan teknologi sebagai sarana untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
d. Strata masyarakat digolongkan menurut profesi dan keahlian
yang dapat dipelajari dan ditingkatkan dalam lembaga-
lembaga ketrampilan dan kejuruan.
20
2.3.5. Ciri-Ciri Masyarakat Sehat
a. Peningkatan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat
b. Mengatasi masalah kesehatan sederhana melalui upaya
peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit dan pemulihan
kesehatan untuk ibu dan anak.
c. Meningkatkan upaya kesehatan lingkungan terutama penyediaan
sanitasi dasar yang dikembangkan dan meningkatkan mutu
lingkungan hidup.
d. Peningkatan status gizi masyarakat berkaitan dengan peningkatan
status sosial ekonomi masyarakat.
e. Penurunan angka kesakitan dan kematian dari berbagai sebab dan
penyakit.
21
4. Informasi tentang jumlah sarana pelayanan kesehatan
diantaranya : rumah sakit, puskesmas, rumah barsalin, dan
sebagainya.
22
b. Penyebab Masalah
1. Faktor sosial ekonomi
2. Gaya hidup dan perilaku sehat
3. Lingkungan masyarakat yang berkaitan dengan sistem
pelayanan kesehatan.
2.4.2. Jenis
Tersedia 2 jenis kontrasepsi suntikan yghanya mengandung
progestin, yaitu :
- Depo medroksiprogesteron asetat (DMPA) mengandung 150 mg
DMPA, yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik
intramuskular (didaerah bokong)
- Depo poretisteron enantat (depo noristerat) yang mengandung
200 mg noretindron enantat, diberikan setiap 2 bulan dengan cara
disuntik intramuskular.
23
2.4.4. Efektifitas
Kedua kontrasepsi tersebut memiliki efektifitas yang tinggi, dengan
0,3 kehamilan per 100 perempuan, asal penyuntikannya dilakukan
secara teratur sesuai jadwal yang telah ditentukan.
2.4.5. Kenutnugan
1. Sangat efektif
2. Pencegahan kehamilan jangka panjang
3. Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
4. Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius
terhadap penyakit jantung dan pembekuan
5. Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI
6. Sedikit efek samping
7. Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
8. Dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai
perimeso pause.
9. Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan
ektopik
10. Menurunkan kejadian penyakit jina payudara
11. Mencegah beberapa penyakit penyebab radang panggul
12. Menurunkan krisis anemia bulan sabit (sick/ecell)
(Harianto, 2003:166).
2.4.6. Keterbatasan
1. Sering ditemukan gangguan kecil seperti :
- Siklus haid yang memendek atau memanjang
- Perdarahan yang banyak dan sedikit
- Tidak haid sama sekali
- Perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak (spotting)
- Tidak sakit sama sekali
24
2. Klien sangat tergantung pada tempat serupa pelayanan kesehatan
(harus kembali untuk suntikan)
3. Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan
berikutnya
4. Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering
5. Tidak menjamin perlindungan terhadap penyakit menular seksual
hepatitis B atau HIV
6. Terlambatnya kembali kesuburan bukan karena terjadinya
kerusakan pada organ genetalia, melainkan karena belum
habisnya pelepasan obat suntikan dari deponya (tempat
suntikan).
7. Terjadinya perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka
panjang
8. Dapat menimbulkan kekeringan pada vagina, menurunkan libido,
gangguan emosi, sakit kepala, nervositas dan jerawat.
9. Pada penggunaan jangka panjang dapat sedikit menurunkan
kepadatan tulang (densitas)
10. Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan
pada vagina, menurunkan libido, gangguan emosi (jarang), sakit
kepala, neurositas, jerawat. (Harianto, 2003:167).
25
7. Telah banyak anak, tetapi belum menghendaki tubektomi
8. Perokok
14. Mendekati usia menopause yang tidak mau atau tidak boleh
menggunakan pil kombinasi.
1. Setiap saat selama siklus haid, asal ibu tersebut tidak hamil
2. Mulai hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid
3. Pada ibu yang tidak haid, injeksi pertama dapat diberikan setiap
saat, asalkan saja ibu tersebut tidak hamil. Selama 7 hari setelah
suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual
26
4. Ibu yang menggunakan kontrasepsi suntikan yang lain dan ingin
menggantinya dengan kontrasepsi suntikan yang lain lagi.
Kontrasepsi suntikan yang diberikan dimulai pada saat jadwal
kontrasepsi suntikan yang sebelumnya.
5. Ibu yang menggunakan kontrasepsi non hormonal dan ingin
mengantinya dengan kontrasepsi hormonal. Suntikan pertama
kontrasepsi hormonal yang akan diberikan dapat segera
diberikan asal ibu tersebut tidak hamil dan pemberiannya tidak
perlu menunggu haid berikutnya datang. Bila disuntik setelah
hari ke 7 haid, ibu tersebut selama 7 hari selama suntikan tidak
boleh melakukan hubungan seksual.
6. Ibu ingin menggantikan AKDR dengan kontrasepsi hormonal,
suntikan pertama dapat diberikan pada hari pertama sampai hari
ketujuh siklus haid atau dapat diberikan setiap saat setelah hari
ketuju siklus haid asal saja yakin ibu tersebut tidak hamil.
7. Ibu tidak haid atau ibu dengan perdarahan tidak teratur. Suntikan
pertama dapat diberikan setiap saat, asal saja ibu tersebut tidak
hamil dan selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan
hubungan seksual.
27
tejadi perdarahan) Jelaskan darah haid tidak terkumpul dalam rahim.
Nasehati untuk kembali ke klinik
- Bila terjadi kehamilan, rujuk klien. Hentikan
penyuntikan, jelaskan bahwa hormon progestin
tidak akan menimbulkan kelainan pada klien
- Bila terjadi kehamilan ekstopik, rujuk klien segera
- Jangan berikan terapi hormonal untuk
menimbulkan perdarahan karena tidak akan
berhasil. Tunggu 3-6 bulan kemudian bila tidak
terjadi perdarahan juga rujuk ke klinik
Perdarahan atau - Informasikan bahwa pendarahan ringan sering
perdarahan bercak dijumpai tetapi hal ini bukan masalah serius dan
(spotting) biasanya tidak memerlukan pengobatan. Bila klien
tidak dapat menerimanya dan ingin melanjutkan
suntikan, maka dapat dilaksanakan 2 pilihan
pengobatan yaitu :
Siklus pil kontrasepsi kombinasi (30-35 mg
etinitos tradial) ibu profen (sampai 800 mg
3x/hari untuk 5 hari). Jelaskan bahwa selesai
pemberian pil kontrasepsi kombinasi dapat
terjadi perdarahan. Bila terjadi pendarahan
banyak selama pemberian suntikan ditangani
dengan pemberian 2 tablet pil kontrasepsi
kombinasi/hari selama 3-7 hari dilanjutkan
dengan 1 siklus pil kontrasepsi hormonal atau
diberi 50 mg estrogen equin konjugasi untuk
14-21 hari.
Bila perdarahan atau spotting terus berlanjut
setelah tidak haid namun kemudian terjadi
pendarahan maka perlu dicari penyebabnya
perdarahan tersebut. Obatilah penyebab
28
terjadinya perdarahan, tanyakan apakah klien
ingin melanjutkan suntikan atau tidak, dan bila
tidak suntikan jangan dilanjutkan lagi dan
carilah kontrasepsi lan (jenis lain) bila perlu
lakukan pemeriksaan dalam.
Meningkatnya - Informasikann bahwa kenaikan atau penurunan
atau menurunnya berat badan sebanyak 1-2 kg dapat saja terjadi,
berat badan perhatikan diet klien bila perubahan berat badan
berlebihan, hentikan suntikan dan anjurkan metode
kontrasepsi lainnya.
2.5. Amenorhea
2.5.1. Pengertian
Adalah keadaan tidak ada haid untuk sedikitnya 3 bulan berturut-
turut.
Pembagiannya :
a. Amenorhea primer : apabila seorang wanita berumur 18 tahun
keatas tidak pernah haid.
b. Amehornea sekunder : penderita pernah mendapatkan haid,
kemudian dia tidak dapat haid lagi.
Amehornea fisiologis dapat terjadi pada :
a. Sebelum pubertas
b. Masa kehamilan
c. Masa laktasi
d. Sesudah menopause
29
- Kelainan organis : tumor, trauma infeksi
b. Disfungsi Hypofise
- Insufisionsi : Sheehan syndrom
- Tumor
- Radang : TBC, liver
c. Disfungsi ovarium
- Tumor
- Radiasi
- Kelainan kongenital
d. Periferi tidak berhasil
Endometrium tidak beraksi kuretase
e. Penyakit-penyakit
- Penyakit kronis : TBC
- Penyakit metabolic : tyrad
- Kelainan gizi
- Kelainan hati dan ginjal
30
c. Pemeriksaan kadar hormon T3 dan T4 (kadar / fungsi glandula
thyroidhea)
2.5.4. Pemeriksaan
a. Anamnesa
- Primer / sekunder
- Kemungkinan kehamilan
- Menderita penyakit akut atau menahun
- Gejala penyakit metabolik
b. Pemeriksaan umum
- Keadaan tubuh penderita
- Apakah pasien pendek atau tinggi
- Apakah BB pasien sesuai dengan tinggi badan
- Ciri kelamin sekunder
c. Pemeriksaan gynekologi
- Adanya aplasia vagina
- Aplasia uteri
- Adanya tumor
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. Pengkajian
Tanggal Pengkajian : 5 Februari 2010 Jam : 10.45 WIB
31
1. Data Umum
Nama KK : Tn S”
Umur : 45 Tahun
Agama : Islam
Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : SD
Status Perkawinan : Kawin
Lama Kawin : 14 Tahun
Alamat : Dusun Klagen Desa Kepuh kembeng
Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang
a. Susunan Keluarga
No Nama Hubungan L/P UMU Pendidikan Agama Pekerjaan KB Sehat
Anggota R
1 Tn S KK L 45 th SLTA Islam Swasta - Sehat
2 Ny J Istri P 38th SMP Islam IRT Suntik Sehat
3 An I Anak P 12th SD Islam Pelajar - Sehat
4 An D Anak L 4.5th - Islam - - Sehat
b. Denah Rumah
Tempat
Jemuran
32
: Garis perkawinan
: Garis keturunan
: Dalam 1 keluarga
d. Tipe Keluarga
Tipe keluarga inti dimana keluarga dirumah tesebut tinggal satu
keluarga terdiri dari ayah, ibu dan 2 orang anak.
e. Gizi Keluarga Tn S”
Makan : ± 3x sehari dengan menu nasi, lauk, sayur, kadang buah.
Minum : ± 7-8 gelas/hari, air putih, the, kadang kopi
f. Keadaan Rumah / Tempat Tinggal
1. Luar rumah : 9 x 15 = 135 m2
2. Letak : letak rumah jauh dari sektor dan jauh dari
sungai
3. Dinding : terbuat dari tembok/permanen
4. Atap : genteng
5. Lantai : keramik
6. Penerangan : terang, pencahayaan cukup, cahaya matahari
dapat masuk
7. Jalan angina : cukup, ada ventilasi
8. Jendela : ada pada ruang tamu, ruang tengah dan tiap
kamar
9. Kebersihan : cukup, penataan barang tidak pada
tempatnya
10. Jumlah kamar : 3 kamar, di depan 1 di belakang 2
11. Kontruksi : permanen
g. Air Minum
Asal : sumber/sumur yang dialirkan melalui sanyo
33
Nilai air : air yang digunakan bersih, tidak berwarna /
berbau
Konsumsi : air digunakan untuk mandi, mencuci, memasak
dan lain-lain.
h. Pembuangan Sampah
Sampah dibuang dibelakang rumah lalu dibakar.
i. Jamban dan Kamar Mandi
Jenis jamban : WC leher angsa
Letak jamban : terletak didalam rumah dan jadi satu dengan
kamar mandi
Kebersihan : cukup
Kamar mandi : letak dalam rumah, kebersihan cukup
j. Pekarangan dan Sekolah
Pengaturan : rapi, tanaman yang diletakkan dalam pot dan
diletakkan diteras
Kebersihan : halaman cukup bersih
Air limbah : pembuangan air kamar mandi langsung ke selokan
dan langsung dialirkan di depan rumah
Peralatan pekarangan : ada, seperti sapu lidi
k. Kandang ternak
Tn S tidak memiliki hewan ternak dirumahnya.
l. Keadaan Sosial Ekonomi keluarga
- Dikeluarga Tn S yang mencari nafkah dengan bekerja sebagai
pegawai.
- Alat liburan keluarga Tn S adalah TV, radio
m. Keadaan Sosial, Budaya, Spiritual Keluarga
- Tn S dan keluarga menganut agama Islam, taat menjalankan
sholat 5 waktu.
- Hubungan dengan istri, anak dan tetangga baik.
n. Pemanfaatan Fasilitas Kesehatan
34
Dalam keluaga Tn S bila ada yang sakit biasanya pengobatan
sendiri, tetapi bila ada yang parah pergi ke BPS / puskesmas.
o. Harapan Keluarga
- Tn S berharap agar seluruh anggota keluarganya tetap dalam
keadaan sehat
- Keluarga juga dapat hidup sejahtera
p. Riwayat Kesehatan
- Riwayat kesehatan sekarang
Tn S mengatakan bahwa keluarganya tidak sedang menderita
penyakit apapun
- Riwayat kesehatan yang lalu
Tn S mengatakan bahwa keluarganya tidak pernah menderita
penyakit menahun dan menurun seperti asma, jantung, DM, HT,
dan penyakit menular seperti TBC, hepatitis B, PMS, hanya
batuk pilek,dan demam biasa.
- Riwayat penyakit keluarga
Tn Smengatakan bahwa di keluarganya baik dari pihak ayah
atau ibunya tidak ada yang menderita penyakit menurun dan
menahun seperti jantung, asma, DM, HT dan penyakit menular
seperti TBC, hipertensi dan lain-lain.
q. Pola aktivitas
- Tn S selaku KK bekerja sebagai pegawai
- Bila ada waktu luang bisanya Tn S menggunakan waktu untuk
silaturrohmi ke saudara bersama keluarga, membersihkan rumah
atau nonton TV/mendengarkan radio
- Ny J hanya mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti
memasak, mencuci, membersihkan rumah dan mengasuh anak.
r. Pola Personal Hygiene
Mandi, gosok gigi dan ganti pakaian 2x/hari, keramas 2x/minggu.
s. Pola Nutrisi
35
Makan : 3x/hari, nasi 1 piring, lauk (tahu, tempe, ikan, daging),
sayur, kadang buah pisang
Minum : 6-7 gelas/hari air putih, teh kadang kopi 1 gelas/ hari
2. Data Khusus
A. Data Subyektif
1) Biodata
Nama : Ny “J” Nama : Ny J
Umur : 38 Tahun Umur : 38 Tahun
Status : Istri Status : Istri
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Jawa/Indonesia Suku : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Dsn. Klagen Alamat : Dsn. Klagen
Ds. Kepuhkembeng Ds. Kepuhkembeng
Kecamatan. Kec. Peterongan
Peterongan
2) Keluhan Utama
Pasien mengatakan tidak pernah haid setelah memakai KB suntik
3 bulanan.
3) Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien mengatakan keadaannya sehat, pasien mengeluh tidak
haid setelah memakai KB suntik 3 bulanan.
4) Riwayat Kesehatan Dahulu
Ibu mengatakan tidak pernah MRS, tidak menderita penyakit
menahun seperti (asma, jantung, paru-paru), menahun seperti
(asma, hipertensi), dan penyakit menular seperti (TBC, kusta,
hepatitis B, PMS), ibu hanya pernah sakit batuk, pilek dan
demam biasa.
5) Riwayat Kesehatan Keluarga
36
Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita
penyakit menahun seperti (asma, jantung, paru-paru), menahun
seperti (asma, hipertensi), dan penyakit menular seperti (TBC,
kusta, hepatitis B, PMS).
6) Riwayat Obstetri
a. Riwayat Menstruasi
Menarche : ± 14 tahun
Haid teratur / tidak : ± 28 hari
Lama haid : 5-7 hari
Jumlah : 1-3x/hari ganti softek 3x.hari
4-7x/hari ganti softek 2x/hari
warna : 1-3 hari merah, hari 4-7 kecoklatan
Dismenorhea : tidak
Flouralbus : tidak ada
b. Riwayat KB
Ibu mengatakan setelah melahirkan anak pertama ikut KB pil
selama 9 tahun kemudian setelah melahirkan anak kedua, ibu
ganti ikut KB suntik 3 bulan selama 3 tahun alasan ganti
karena KB pil ibu kadang lupa dan meningkatkan BB labih
cepat dan suntik terakhir pada tanggal 27 Januari 2010.
7) Riwayat Ginekologi
Ibu mengatakan tidak pernah abortus, ibu juga tidak pernah
kuretase.
8) Riwayat Psikososial
a. Hubungan ibu dengan suami baik dan harmonis
b. Hubungan ibu dengan keluarga dan tetangga baik
c. Ibu merasa sedikit cepat karena tidak pernah haid
37
a. Pola Nutrisi
Makan : 3x/hari, porsi 1 piring nasi, lauk (ikan,
tahu/tempe, daging) sayur 1mangkuk
Minum : ± 7-8 gelas/hari air putih, teh 1 gelas /hari
b. Pola Aktivitas
Ibu mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti
membersihkan rumah, memasak, mencuci dan lain-lain.
c. Pola Istirahat
Siang : Jam 13.30-15.00 WIB
Malam : Jam 22.00-04.00 WIB
d. Pola Eliminasi
BAK : 3-4x/hari, warna kuning, konsistensi encer, bau
khas, tanpa keluhan.
BAB : 1x/hari, warna kuning, konsistensi lembek, bau
khas, tanpa keluhan
e. Pola Personal Hygiene
Mandi 2x/hari, gosok gigi 2x/hari, keramas 3x/minggu, ganti
baju dan pakaian dalam 2x/hari, potong kuku bila sudah
panjang.
f. Pola Seksualitas
± 1x/minggu, tanpa keluhan
B. Data Obyektif
1) Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
BB : 46 kg
TB : 150 cm
2) TTV
TD : 110/70 mmHg
N : 88 x/menit
38
S : 363oC
RR : 20x/menit
3) Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Kepala : warna rambut hitam, lurus, tidak ada
benjolan
Muka : tidak pucat, tidak oedem
Mata : simetris, conjungtiva merah muda, sclera
putih, tidak strabismus
Hidung : bersih, tidak ada sekret, tidak ada polip,
tidak ada pernafasan cuping hidung.
Mulut & Gigi : bibir lembab, tidak ada labioskisis, tidak
stomatitis, tidak ada gigi palsu, tidak da
epulis, tidak ada caries gigi , tidak ada gigi
berlubang, lidah bersih
Telinga : simetris, tidak ada serumen, tidak ada
kelainan tulang telinga
Leher : bersih, tidak ada pembesaran kelenjar
tyroid dan vena jugularis
Axilla : Bersih, tidak ada lesi tidak terlihat
pembesaran kelenjar limfe
Dada : putting susu menonjol, tidak ada tarikan
intercosta
Abdomen : tidak ada lesi, tidak ada luka bekas oprasi
SC,
Genetalia : bersih, tidak ada pengeluaran pervaginam,
tidak ada condiloma akuminata dan talata
Anus : bersih, tidak haemoroid
Ekst. Atas : simetris, bersih, jumlah jari lengkap, tidak
ada gangguan gerak, dan tidak oedem.
39
Ekst. Bawah : simetris, bersih, jumlah jari lengkap, tidak
ada gangguan gerak, tidak oedem.
b. Palpasi
Kepala : tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan,
tidak ada rambut rontok,
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan
bendungan vena jugularis
Axilla : tidak ada pembesaran kelenjar limfe
Abdomen : tidak ada nyeri tekan, tidak ada
pembesaran hepar, tidak ada benjolan,
c. Auskultasi
Dada : bersih, tidak ada ronchi maupun wheezing
Abdomen : bising usus 6x/menit
d. Perkusi
Abdomen : tidak ada meteorismus
Ekst. Bawah : reflek patella +/+
e. Prioritas Masalah
Kriteria Perhitungan Skor Ranking
1. Sifat masalah 1/3x1 1/3
2. Kemungkinan masalah 1/2x1 0
untuk diubah
3. Potensi pencegahan 1/3x1 1/3
4. Penonjolan masalah 1/2x1 ½
Total Skor 1 1/6
40
DS : Ny J mengatakan menggunakan KB suntik 3 bulanan selama
3 tahun, kemudian ibu mengalami amenorhea setelah
mengikuti KB suntik dan kadang ibu merasa cemas.
DO : Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
TTV : TD : 110/70 mmHg
N : 88 x/menit
S : 363oC
RR : 20x/menit
Inspeksi :
Genetalia : Bersih, tidak ada condiloma acuminate, tidak
ada pengeluaran cairan pervaginam, tidak ada
varices.
Palpasi :
Abdomen : tidak ada pembesaran hepar, tidak ada nyeri
tekan.tidak ada benjolan,
V. Intervensi
Diagnosa : Ny J umur 38 tahun akseptor KB suntik 3 bulan dengan
amenorhea.
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan dalam waktu 1x30
menit Ny J mengerti penjelasan dari petugas
41
Kriteria Hasil : - Ibu mengerti penjelasan petugas tentang penyebab
amenorhea
- Ibu dapat menjelaskan kembali apa yang sudah
dijelaskan oleh petugas.
Intervensi :
1. Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu dengan menggunakan komunikasi
terapeutik
R/ dengan menggunakan komunikasi terapeutik dapat membantu klien
dan menimbulkan suasana saling percaya.
2. Jelaskan efek samping dari KB suntik 3 bulanan
R/ dengan menjelaskan efek samping KB, ibu menjadi lebih mengerti.
3. Jelaskan pada ibu bahwa aminorhea adalah hal yang fisiologis
R/ dengan mengetahui tentang amenorhea ibu akan lebih tenang dan
mengerti
4. Anjurkan ibu untuk kembali ke klinik sesuai jadwal suntik
R/ dengan rutin kembali ke klinik sesuai jadwal akan memperkecil
kemungkinan kehamilan.
VI. Implementasi
Tanggal : 5 Februari 2010 Jam : 11.00 WIB
Diagnosa : Ny J umur 38 tahun akseptor KB suntik 3 bulanan dengan
amenorhoe.
Implementasi ;
1. Jam 11.00 WIB
Menjelaskan pada ibu hasil pemeriksaan dengan hasil keadaan umum
ibu baik, dan TTV dalam batas normal.
42
Menjelaskan pada ibu tentang efek samping dari KB suntik 3 bulanan
seperti terjadinya perubahan pada pola haid yang tidak teratur,
perdarahan bercak, aminorhea, mual, pusing dan penambahan berat
badan.
3. Jam 11.15 WIB
Menjelaskan pada ibu bahwa aminorhea adalah hal yang fisiologis dan
tidak perlu diberi pengobatan khusus
4. Jam 11.20 WIB
Menganjurkan pada ibu untuk kembali ke klinik sesuai jadwal suntik,
yaitu pada tanggal 17 April 2010.
VII. Evaluasi
Tanggal : 5 Februari 2010 Jam : 11.30 WIB
Diagnosa : Ny J umur 38 tahun akseptor KB suntik 3 bulanan dengan
amenorhea
S : Ibu mengatakan mengerti apa yang telah dijelaskan oleh
petugas dan tidak lagi merasa cemas
O : Klien dapat menjelaskan kembali apa yang dijelaskan oleh
petugas tentang penyebab tidak haid
A : Ny J umur 38 tahun akseptor KB suntik 3 bulanan dengan
amenorhea
P : Intervensi dihentikan
43
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Setelah menyelesaikan asuhan kebidanan komunitas pada Ny J
dengan kasus Ny J masalah amenorhea dengan cara melakukan pengkajian
didapatkan data subyektif dan obyektif yang mengarah pada diagnosa, yaitu
data subyektif Ny J mengatakan tidak pernah haid setelah memakai KB
suntik 3 bulan. Data obyektif : keadaan umum ibu baik, TTV dalam batas
normal, inspeksi pada genetalia bersih, tidak ada condiloma acuminata, tidak
ada pengeluaran cairan pervaginam, tidak ada varices. Pada abdomen tidak
ada pembesaran hepar dan pembesaran uterus, tidak ada nyeri tekan. KB
suntik 3 bulan selama 9 tahun.
Intervensi disusun sesuai dengan diagnosa yang muncul pada kasus ini
antara lain yaitu : jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu dengan menggunakan
komunikasi terapeutik, jelaskan efek samping dari KB suntik 3 bulan,
jelaskan pada ibu bahwa amenorhea adalah hal yang fisiologis, anjurkan pada
ibu untuk kembali ke klinis sesuai jadwal suntik. Implementasi dilaksanakan
sesuai dengan intervensi yang disusun berdasarkan dengan diagnosa dan
masalah yang ada, serta disesuaikan dengan kondisi keluarga. Evaluasi
dengan waktu yang telah ditentukan dalam intervensi dengan menggunakan
format SOAP, dengan hasil tujuan tercapai sehingga intervensi dihentikan.
4.2. Saran
1. Bagi Lahan Praktek
Diharapkan petugas kesehatan memberikan penanganan yang cepat dan
tepat pada ibu dengan amenorhoe.
2. Bagi Institusi
Diharapkan bias melengkapi literature tentang kasus amenorhea
44
3. Bagi Mahasiswa
Diharapkan dapat memberikan asuhan kebidanan pada ibu dengan kasus
amenorhea sesuai dengan penatalaksanaan yang telah diterapkan.
4. Bagi Pasien
Diharapkan bias melaksanakan anjuran dan nasehat petugas kesehatan
sesuai dengan asuhan yang telah diberikan.
45
DAFTAR PUSTAKA
46
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA Tn S
TERHADAP Ny J AKSEPTOR KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN
AMENORHEA DI DUSUN KLAGEN DESA KEPUHKEMBENG
KECAMATAN PETERONGAN KABUPATEN JOMBANG
Oleh :
47
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HUSADA
PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN
JOMBANG
2010
48
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui,
49
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan segala rahmat
dan hidayahNya kami dapat menyelesaikan penyusunan Asuhan Kebidanan
Komunitas Pada Keluarga Tn S Terhadap Ny J Akseptor KB Suntik 3 Bulan
Dengan Amenorhea di Dusun Klagen Desa Kepuh kembeng Kecamatan
Peterongan Kabupaten Jombang.
Dalam penyusunan laporan ini penulis menyadari tidak sedikit kendala
yang dihadapi, tetapi hal tesebut dapat teratasi berkat bantuan berbagai pihak.
Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada yang terhormat :
1. dr. Suparyanto, M.Kes, selaku Kepala Dinkes yang telah memberikan
kesempatanuntuk melaksanakan Praktek Kerja Lapangan.
2. Bapak Camat beserta Staff di Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang.
3. drg. Arif Setyajadi, selaku Kepala Puskesmas Peterongan.
4. Kepala Desa beserta perangkat Desa Kepuh kembeng Kecamatan Peterongan
Kabupaten Jombang.
5. Dra. Soelidjah Hadi, M. Kes. MM, selaku Ketua STIKES Husada Jombang.
6. Yeni Dwi R, Amd.Keb, selaku Pembimbing Lapangan I wilayah Peterongan.
7. Umi Salamah, Amd.Keb, selaku Pembimbing Lapangan II wilayah
Peterongan Kabupaten Jombang.
8. Tri Sabti, S.S.T, selaku Pembimbing Akademik di STIKES Husada Jombang.
9. Semua mahasiswa STIKES Husada Jombang dan semua pihak baik secara
langsung maupun tidak langsung telah membantu dalam pelaksaan PKL.
Laporan ini merupakan hasil karya dari penulis, namun tidak ada yang
sempurna dalam hidup ini. Untuk itu penulis mengharapkan dengan segala
kerendahan hati akan saran dan kritik yang membangun dari pembaca.
Semoga laporan ini bermanfaat bagi mahasiswa dan khususnya maupun
bagi pembaca pada umumnya.
Penulis
50
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................ii
KATA PENGANTAR.........................................................................................iii
DAFTAR ISI........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang..........................................................................1
1.2. Tujuan.......................................................................................2
1.3. Manfaat.....................................................................................2
1.4. Uraian Kegiatan........................................................................3
BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan..............................................................................44
4.2. Saran........................................................................................44
DAFTAR PUSTAKA
51