''Abortus Habitualis''
DIPERSEMBAHKAN OLEH :
BIMO NUGROHO SAKTI S.KED
INE AHYAR HASRIZA S.KED
MIFTAHUL JANAH GHOFAR S.KED
Keluhan Utama
Keluar darah pervaginam.
Keluhan Tambahan
Darah yang keluar banyak dan keluar jaringan
seperti ati ayam.
.
ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Sekarang
Ny X datang ke UGD RSPBA dengan keluhan
keluar darah pervaginam, os mengaku hamil 3
bulan. Saat ini adalah kehamilan ketiga. Darah
yang keluar sebanyak 4 kali ganti pembalut
dan sudah keluar jaringan seperti ati ayam.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Mengalami keguguran pada usia 2 bulan dan 3
bulan.
Riwayat Penyakit Keluarga :
Disangkal
.
Riwayat Pengobatan:
Disangkal
ANAMNESIS
Riwayat Haid
Menarche usia 13 tahun / Siklus teratur selama 28
hari / Lama haid selama 7 hari.
Riwayat Keputihan
Sebelum mens saja.
Riwayat Kehamilan atau Persalinan
Riwayat Kontrasepsi
Disangkal Ø Persalinan : (-)
Ø Jumlah anak hidup : (-)
Ø Jumlah anak mati : (-)
Ø Abortus : 2 Kali
Ø Pernah Operasi : (-)
.
Ø Imunisasi TT : 1 kali sebelum menikah.
Ø ANC : Hanya ke bidan, bila sempat saja.
ANAMNESIS
Riwayat Perkawinan
Ø Kawin : Ya.
Ø Berapa kali : 1 kali.
Ø Lama Perkawinan : 3 tahun.
Riwayat Kebiasaan
Os mengaku tidak mempunyai kebiasaan
mengkonsumsi alcohol, obat obatan dan
merokok.
Riwayat Alergi
Os mengaku tidak memiliki alergi obat maupun
makanan.
.
Pemeriksaan Fisik
A. Tanda Vital
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang.
Kesadaran : CM
Tekanan darah : 100/70 mmHg.
HR : 88 x/menit
RR : 20 x/menit
T : 37 C
Pemeriksaan Fisik
B. Status Generalis
Kepala : Rambut tidak mudah dicabut. Alopecia (-)
Wajah : Simetris.
Mata :Konjungtiva anemis +/+, sklera ikterik -/-, reflex cahaya +/+, pupil
isokor.
Telinga : Auricula simetris, discharge -/-, serumen -/-
Hidung : Sekret -/-, devisi septum -/-, mukosa hiperemis (-)
Mulut : Bibir sianosis (-), Karies dentis (-), atrofi papil lidah (-), uvula di
tengah, tonsil T1/T1
Leher :
§ KGB : Tidak teraba.
§ Tiroid : Tidak terdapat perbesaran.
§ JVP :DBN
Pemeriksaan Fisik
B. Status Generalis
Dada : Spider nevi (-), ginekomasti (-), bentuk simteris +/+
Paru
§ Inspeksi : Retraksi intercosta (-)
§ Palpasi : Vocal premitus menurun.
§ Perkusi : Sonor
§ Auskultasi : Vesikuler +/+. ronki basah -/-, wheezing (-/-)
Jantung : BJ I-II regular, murni tanpa gallop dan murmur.
Ekstremitas :
§ Atas : Akral hangat, CRT <2 detik.
§ Bawah : Akral hangat, CRT <2 detik, edema (-)
Pemeriksaan Fisik
C. Status Obstetri
Abdomen :
ü Leopold I : Tidak dilakukan.
ü Leopold II : Tidak dilakukan.
ü Leopold III : Tidak dilakukan.
ü Leopold IV : Tidak dilakukan.
Denyut Jantung Janin : (-)
Taksiran Berat Janin : (-)
His : (-)
Pemeriksaan Fisik
D.Pemeriksaan Ginekologi
Diagnosa Kerja
G3P0A2 hamil 12 minggu dengan abortus habitualis.
Penatalaksanaan
Penanganan abortus dengan hasil sisa konsepsi yang masih berada di uterus
adalah dengan tindakan kuretase.
Untuk anemia diberikan
R/ Sulfat Ferrosus tab 200mg No X
S 1 dd tab 1 pc
Pengobatan simptomatik
R/ Asam mefenamat 500mg No X
S 3 dd tab 1 pc
R/ Ampisilin 2g vial No I
S pro inj
Pengobatan di IGD ;
Ø Infus RL 500cc
Ø Pemantauan KU
Prognosis
Dubia ad Bonam
PEMBAHASAN
''PERMASALAHAN''
1. Bagaimana cara
menegakan diagnosa
pada kasus abortus
habitualis?
Histerografi :
Mioma uteri submukosum
Uterus septus
Pemeriksaan suami istri : Serviks uteri inkompeten
Pemeriksaan darah dan urin
rutin, Pemeriksaan golongan
darah, Factor Rh, Test sifilis, Pemeriksaan ginekologik
Istri dibuat kurve harian, Laserasi serviks uteri
glukosa darah dan diperiksa Mioma uteri
fungsi tiroid, Suami diperiksa
sperma
2. Penatalaksanaan dan Saran
(-) Memperbaiki keadaan umum, pemberian jalan makan yang sempurna dan anjuran istirahat
yang cukup, larangan koitus sementara.
(-) Pemeriksaan kariotipe sebaiknya dilakukan terhadap pasangan yang mengalami abortus
berulang untuk merencanakan kehamilan berikutnya. Sebaiknya Pasangan yang mengalami hal
tersebut dirujuk ke ahli genetik dan dianjurkan untuk meiakukan pemeriksaan prenatal untuk
kehamilan berikutnya.
(-) Perempuan dengan persisten lupus antikoagulan dan antikardiolipin antibodi dapat diobati
dengan lou-dosis aspirin dan heparin selama kehamilan berikutnya.
(-) Pemeriksaan USG dapat dilakukan untuk menilai adanya ovarium polikistik dan
kelainan pada uterus. Serklase serviks dianjurkan dilakukan pada usia kehamilan 14 - 16 minggu
pada kasus inkompetensi serviks, dapat menurunkan insiden persalinan prematur dan
meningkatkan angka harapan hidup janin.
(-) Gangguan tiroid mudah diidentifikasi dan diobati dan sebaiknya disingkirkan
melalui
pemeriksaan TSH.
(-) Evaluasi kadar glukosa dan hemoglobin AIC diindikasikan untukperempuan yang
diketahui atau dicurigai menderita diabetes mellitus
(-) Pemeriksaan serologis secara nrtin, kultur servikal, dan biopsi endometrium untuk
mendeteksi adanya infeksi pada perempuan dengan riwayat abortus habitualis tidak
dianjurkan
(-) Bila dari hasil pemeriksaan laboratorium terbukti adanya SLE maka terapi berupa
pemberian aspirin dan heparin dosis rendah yang dapat memperbaiki angka lahir
hidup dari 10% menjadi 70%.
2. Penatalaksanaan dan Saran
Hamil muda sebaiknya jangan bersenggama.
Makanan harus adekuat mineral, protein, hidrat arang dan
vitamin
Obat-obatan harus dibatasi terutama saat organogenesis
Obat-obatan tertentu dilarang.
Atasi factor emosional
Terapi hormonal umumnya tidak perlu kecuali jika ada
gangguan fungsi tiroid atau gangguan fase luteal
3. Komplikasi Abortus Habitualis
1.Perdarahan
Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil
konsepsi dan jika perlu pemberian transfusi darah. Kematian karena perdarahan
dapat terjadi apabila pertolongan tidak diberikan pada waktunya.
2. Perforasi
Perforasi uterus pada abortus yang dikerjakan oleh orang awam menimbulkan
persolan gawat karena perlukaan uterus biasanya luas, mungkin pula terjadi
perlukaan pada kandung kemih atau usus. Dengan adanya dugaan atau kepastian
terjadinya perforasi, laparotomi harus segera dilakukan untuk menentukan luas
nyacedera, untuk selanjutnya mengambil tindakan-tindakan seperlunya guna
mengatasi komplikasi
3. Komplikasi Abortus Habitualis
3. Infeksi
Infeksi dalam uterus atau sekitarnya dapat terjadi pada tiap abortus, tetapi biasanya
ditemukan pada abortus inkompletus dan lebih sering pada abortus buatan yang dikerjakan
tanpa memperhatikan asepsis dan antisepsis. Apabila infeksi menyebar lebih jauh, terjadilah
peritonitis umum atau sepsis, dengan kemungkinan diikuti oleh syok.
4. Syok
Syok pada abortus bisa terjadi karena perdarahan (syokhemoragik) dan infeksi
berat (syok endoseptik).