Anda di halaman 1dari 72

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BESARNYA


PENGIRIMAN REMITEN DARI TENAGA KERJA INDONESIA
( TKI ) KE DAERAH ASAL
TAHUN 2011
( Studi kasus Tenaga Kerja Indonesia asal kota Surakarta )

SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi


Syarat-syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi
Universitas Sebelas Maret
Surakarta

OLEH
SADHU PRAMUDITA ADHIKARA
NIM : F1110027

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2012

i
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRAKSI

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BESARNYA PENGIRIMAN


REMITEN DARI TENAGA KERJA INDONESIA
( TKI ) KE DAERAH ASAL
TAHUN 2011
( studi kasus Tenaga Kerja Indonesia asal kota Surakarta )

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel pendapatan TKI,


pengeluaran keluarga TKI, jumlah tanggungan keluarga TKI, dan Biaya penempatan
TKI, terhadap remiten yang dikirim oleh TKI ke daerah asal. Diduga variabel
pendapatan TKI, pengeluaran keluarga TKI, jumlah tanggungan keluarga TKI, dan
Biaya penempatan TKI, berpengaruh secara signifikan terhadap remiten yang dikirim
oleh TKI ke daerah asal.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Pengumpulan data
dilakukan melalui wawancara dengan bantuan kuisioner serta pengamatan langsung.
Sampel yang digunakan adalah 40 keluarga TKI yang berasal dari kota Surakarta.
Analisis data menggunakan bantuan software SPSS 17. Dalam menganalisis
digunakan teknik analisis regresi linear, dengan uji t, uji F, uji koefisien determinasi (
R2 ), dan uji asumsi klasik, yang terdiri dari uji multikoliearitas, uji
heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa uji koefisien regresi secara parsial dengan
nilai =5% diketahui seluruh variabel independen berpengaruh signifikan terhadap
remiten yang dikirim oleh TKI ke daerah asal. Hasil uji f dengan =5%
menunjukkan bahwa seluruh variabel independen secara simultan atau bersama –
sama mempengaruhi remiten yang dikirim oleh TKI.
Berdasarkan hasil penelitian disarankan (1) Tenaga Kerja Indonesia sebaikanya
memilih sektor – sektor atau negara tujuan dengan tingkat pendapatan yang tinggi,
sehingga jumlah remiten yang dikirim ke daerah asal juga tinggi. (2) TKI sebaiknya
memiliki ketrampilan dan kemampuan yang cukup baik agar dapat terserap dalam
sektor – sektor dengan pendapatan yang tinggi, sehingga juga akan berpengaruh
terhadap remiten. (3) Remiten dari TKI sebaiknya tidak hanya digunakan untuk
konsumsi atau menambah harta benda di daerah asal, namun juga digunakan untuk
tabungan maupun investasi. (4) disarankan agar TKI sebaiknya memilih biaya
penempatan yang relatif rendah, karena dengan rendahnya biaya penempatan TKI
maka akan meningkatkan remiten yang akan dikirim ke daerah asal.

Kata kunci : Remiten, TKI, Regresi linier berganda

ii
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING


Skripsi dengan judul:

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BESARNYA PENGIRIMAN


REMITEN DARI TENAGA KERJA INDONESIA ( TKI ) KE DAERAH ASAL
TAHUN 2011
( Studi kasus Tenaga Kerja Indonesia asal kota Surakarta )

Surakarta, 21 November 2012


Disetujui dan diterima oleh
Pembimbing

Izza Mafruhah, SE, Msi


NIP 19720323 200212 2 001

iii
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

HALAMAN PENGESAHAN

Telah disetujui dan diterima baik oleh tim penguji skripsi

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

guna melengkapi tugas – tugas dan memenuhi syarat – syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Surakarta, 31 Desember 2012

1. Dr Guntur Riyanto MS.i (……………………)


NIP 19580927 198601 1 001
KETUA PENGUJI

2. Dr Siti Aisyah Tri Rahayu MS.i (……………………)


NIP 19680927 199702 2 001
ANGGOTA PENGUJI

3. Izza Mafruhah, SE, MS.i (……………………)


NIP 19720323 200212 2 001
PEMBIMBING

iv
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

MOTTO

Hai orang – orang yang beriman jadikan sabar dan sholat sebagai penolong,

sesungguhnya Allah beserta orang – orang yang sabar.

( QS. Al – Baqarah 153 )

Orang yang berhasil adalah orang yang dapat meletakkan dasar yang kuat dengan

batu – batu yang orang lain lemparkan kepadanya

( David Brinkley )

Kualitas dari kehidupan seseorang itu tergantung pada komitmennya untuk berhasil,

bidang apapun yang dia tempuh

( Vince Lombardi )

v
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini kepada :


1. Allah SWT yang telah memberikan
kesempatan yang terbaik dalam hidupku
untuk merasakan kehendaknya selama ini
2. Ayah dan Ibu yang telah memberikan doa
dan dorongannya demi terwujudnya tugas
akhir ini
3. Sahabat – sahabatku
4. Almamaterku

vi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

KATA PENGANTAR

Bismillahirohmanirrohim,

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala

rahmat-Nya yang dilimpahkan pada kita semua, meskipun dengan kemampuan dan

waktu yang terbatas akhirnya penulis mampu menyelesaikan penyusunan Skripsi

dengan judul “ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BESARNYA

PENGIRIMAN REMITEN DARI TENAGA KERJA INDONESIA ( TKI ) KE

DAERAH ASAL TAHUN 2011 ( Studi kasus Tenaga Kerja Indonesia asal kota

Surakarta )”.

Penyusunan skripsi ini tidak akan berhasil dengan baik tanpa adanya bantuan,

dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis dengan

rendah hati menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak – pihak

yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu hingga tersusunnya

skripsi ini, khususnya kepada :

1. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Ketua Program dan Sekretaris Program S1 Ekonomi Pembangunan Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ibu Izza Mafruhah, SE, Msi selaku pembimbing yang dengan arif dan kesabaran

telah banyak memberikan pengarahan, petunjuk, nasihat, bimbingan hingga

tersusunnya skripsi ini.

4. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret

Surakarta, yang telah memberikan bantuan administratif kepada penulis.

vii
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

5. Seluruh karyawan Dinsosnakertrans kota Surakarta, yang telah banyak

membantu memberikan data tentang TKI

6. Keluarga TKI di kota Surakarta dalam penyusunan skripsi ini yang telah banyak

membantu dalam wawancara.

7. Teman – teman S1 Ekonomi Pembangunan swadana Transfer seangkatan yang

selalu memberikan dorongan untuk menyelesaikan skripsi.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna,

oleh karena itu kritik dan saran yang konstruktif dari berbagai pihak sangat penulis

harapkan demi kesempurnaan penulisan skripsi ini.

Surakarta, 21 November 2012

Penulis

viii
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL i

ABSTRAKSI ii

HALAMAN PERSETUJUAN iii

HALAMAN PENGESAHAN iv

MOTTO v

PERSEMBAHAN vi

KATA PENGANTAR vii

DAFTAR ISI ix

DAFTAR TABEL xii

DAFTAR GAMBAR xiii

BAB I. PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Perumusan Masalah 5

C. Tujuan Penelitian 6

D. Manfaat Penelitian 6

BAB II. LANDASAN TEORI 8

A. Tinjauan Pustaka 8

1. Definisi Tenaga Kerja 8

2. Tenaga Kerja Indonesia 9

3. Migrasi Internasional 11

ix
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

4. Remiten 15

5. Pendapatan 16

6. Dampak Pengiriman Remiten ke Daerah Asal 17

B. Penelitian Sebelumnya 18

C. Kerangka Pemikiran 23

D. Perumusan Hipotesis 25

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 26

A. Ruang Lingkup Penelitian 26

B. Jenis Dan Sumber Data 26

C. Definisi Operasinal dan Pengukuran Variabel Penelitian 27

D. Teknik sampling 28

E. Teknik Pengumpulan Data 28

F. Metode Analisa Data 29

1. Uji Pemilihan Model 29

2. Uji Statistik 30

3. Uji Asumsi Klasik 34

BAB IV. ANALISIS DATA 37

A. Gambaran Umum 37

1. Kondisi Geografis 37

2. Indikator Kependudukan 38

3. Indikator Ketenagakerjaan 41

B. Analisis Deskriptif 43

x
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1. Remiten 44

2. Pendapatan TKI 45

3. Pengeluaran Konsumsi Keluarga 46

4. Jumlah Anggota Keluarga 47

5. Total Biaya Penempatan TKI 47

C. Analisis Data Dan Pembahasan 48

1. Uji Pemilihan Model 48

2. Uji Statistik 49

3. Uji Asumsi Klasik 51

D. Interpretasi Ekonomi 52

BAB V. PENUTUP 56

A. Kesimpulan 56

B. Saran 57

DAFTAR PUSTAKA 58

LAMPIRAN – LAMPIRAN 60

xi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR TABEL

4.1 Luas Penggunaan Lahan di Kota Surakarta Tahun 2010= 2011 38

4.2 Pertumbuhan Penduduk Kota Surakarta Tahun 2009 -2011 39

4.3 Kepadatan Penduduk Kota Surakarta Tahun 2011 39

4.4 Banyaknya Penduduk 5 Tahun ke atas menurut tingkat

pendidikan di kota Surakarta Tahun 2010 – 2011 40

4.5 Penduduk 15 th ke Atas Menurut Kegiatan Seminggu yg Lalu

di Kota Surakarta Tahun 2011 42

4.6 Penduduk Berumur 15 tahun ke atas yang Bekerja Menurut

Lapangan Usaha di Kota Surakarta Tahun 2010 – 2011 43

4.7 Distribusi Remiten yang Diterima Oleh Keluarga TKI Di Kota

Surakarta 44

4.8 Distribusi Pendapatan yang Diterima Oleh TKI yang Berasal

Dari Kota Surakarta 45

4.9 Distribusi Pengeluaran Konsumsi Keluarga TKI Di Kota

Surakarta 46

4.10 Distribusi Jumlah Tanggungan Keluarga TKI Di Kota

Surakarta 47

4.11 Distribusi Total Biaya Penempatan TKI yang Berasal Dari

Kota Surakarta 48

xii
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR GAMBAR

2.1 Kerangka Pemikiran 19

3.1 Kurva Uji t 25

3.2 Kurva Uji F 27

xiii
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRAKSI

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BESARNYA PENGIRIMAN REMITEN DARI


TENAGA KERJA INDONESIA
( TKI ) KE DAERAH ASAL
TAHUN 2011
( studi kasus Tenaga Kerja Indonesia asal kota Surakarta )

SADHU PRAMUDITA ADHIKARA


NIM : F1110027
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel pendapatan TKI, pengeluaran
keluarga TKI, jumlah tanggungan keluarga TKI, dan Biaya penempatan TKI, terhadap remiten
yang dikirim oleh TKI ke daerah asal. Diduga variabel pendapatan TKI, pengeluaran keluarga
TKI, jumlah tanggungan keluarga TKI, dan Biaya penempatan TKI, berpengaruh secara
signifikan terhadap remiten yang dikirim oleh TKI ke daerah asal.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui
wawancara dengan bantuan kuisioner serta pengamatan langsung. Sampel yang digunakan
adalah 40 keluarga TKI yang berasal dari kota Surakarta. Analisis data menggunakan bantuan
software SPSS 17. Dalam menganalisis digunakan teknik analisis regresi linear, dengan uji t, uji
F, uji koefisien determinasi ( R2 ), dan uji asumsi klasik, yang terdiri dari uji multikoliearitas, uji
heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa uji koefisien regresi secara parsial dengan nilai =5%
diketahui seluruh variabel independen berpengaruh signifikan terhadap remiten yang dikirim
oleh TKI ke daerah asal. Hasil uji f dengan =5% menunjukkan bahwa seluruh variabel
independen secara simultan atau bersama – sama mempengaruhi remiten yang dikirim oleh TKI.
Berdasarkan hasil penelitian disarankan (1) Tenaga Kerja Indonesia sebaikanya memilih
sektor – sektor atau negara tujuan dengan tingkat pendapatan yang tinggi, sehingga jumlah
remiten yang dikirim ke daerah asal juga tinggi. (2) TKI sebaiknya memiliki ketrampilan dan
kemampuan yang cukup baik agar dapat terserap dalam sektor – sektor dengan pendapatan yang
tinggi, sehingga juga akan berpengaruh terhadap remiten. (3) Remiten dari TKI sebaiknya tidak
hanya digunakan untuk konsumsi atau menambah harta benda di daerah asal, namun juga
digunakan untuk tabungan maupun investasi. (4) disarankan agar TKI sebaiknya memilih biaya
penempatan yang relatif rendah, karena dengan rendahnya biaya penempatan TKI maka akan
meningkatkan remiten yang akan dikirim ke daerah asal.

Kata kunci : Remiten, TKI, Regresi linier berganda

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRACT

ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING REMITTANCES FROM INDONESIAN


MIGRANT WORKERS TO THE HOMETOWN
2011
( Case Studies : Indonesian Migrant Workers from Surakarta )

This study aims to analyze the effect from the independent variables which consists from
income of migrant workers, family expenses of migrant workers,number of family dependents
from migrant workers, and placement fee, against the remittances sent by migrant workers to
their hometown. This study estimates that income of migrant workers, family expenses of
migrant workers,number of family dependents from migrant workers, and placement fee has a
significant relationship to the remittances sent by migrants to their hometown.
The type of this research is quantitative research. Data were collected by interview with
questionnaires and direct observation. The samples taken from 40 families migrant workers from
Surakarta. The data analysis using statistical software SPSS 17. This study uses linear regression
analysis,t test, F test, coefficient of determination test (R2), and the classic assumption test,
which consists of multicollinearity, heteroscedasticity and autocorrelation.
The results of the t test with significance level of 5% indicates that all the independent
variables individually have a significant effect on remittances sent by migrant workers to their
hometown. meanwhile, the F test with significance level of 5% indicates that all the independent
variables simultaneously to have a significant effect on remittances sent by migrant workers to
their hometown.
Based on the results of the study advised (1) migrant workers should select sectors or
countries with the high levels of income, so that the remittances sent to their hometown is also
high. (2) migrant workers should have skills and abilities to be absorbed in the sector with the
high income, so it will also affect remittances. (3) Remittances from migrant workers should not
only be used for consumption or increase possessions in the hometown, but also used for saving
and investment. (4) migrant workers should choose a relatively low placement fee, because the
low placement fee will increase remittances to be sent to their hometown.

Key words : remittances, TKI, linear regression analysis

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu faktor produksi yang digunakan dalam menghasilkan barang

dan jasa adalah tenaga kerja. Tenaga kerja merupakan input yang penting

dalam proses produksi selain modal, bahan baku, dan input lainnya. Tenaga

kerja juga merupakan aset penting dalam suatu negara, karena memberikan

pemasukan kepada negara. Negara dengan penduduk yang banyak pasti juga

memiliki jumlah tenaga kerja yang banyak. Hal inilah yang mendukung

banyaknya investasi masuk ke negara tersebut. Upah tenaga kerja yang sangat

murah semakin mendukung lancarnya investasi masuk ke negara tersebut.

Investor beranggapan bahwa biaya produksi dapat dikurangi dengan cara

menekan upah tenaga kerja, sehingga profit yang diperoleh perusahaan jauh

lebih besar dibandingkan apabila perusahaan tersebut menanamkan investasi di

negara sendiri.

Jumlah penduduk yang besar merupakan modal dasar dalam pembangunan

nasional, yaitu sebagai sumber daya manusia yang potensial dan produktif,

namun dapat juga menimbulkan masalah apabila penduduk yang berjumlah

besar kurang potensial dan produktif. Artinya, tenaga kerja yang merupakan

bagian dari penduduk, tidak dapat tertampung dalam sektor – sektor

pembangunan yang ada di negara.

Untuk mengatasinya, banyak dari penduduk di negara-negara tersebut

memilih berprofesi di sektor apa saja salah satunya adalah sebagai tenaga kerja
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2

informal atau buruh, dikarenakan sulitnya dalam mencari lapangan pekerjaan

yang layak guna memenuhi kebutuhan hidup tanpa memerlukan pendidikan

yang tinggi.

Indonesia merupakan salah satu negara tujuan investasi dari negara –

negara maju karena jumlah penduduknya yang besar dengan upah tenaga kerja

yang relatif rendah. Selain itu masyarakat Indonesia yang konsumtif

menjadikan Indonesia sebagai pasar yang baik dari produk – produk negara

lain. Hal ini disebabkan oleh mutu pendidikan yang sangat rendah yang

membuat pola konsumtif dimasyarakatnya.

Tetapi investasi yang ditanamkan para investor baik lokal maupun asing

dirasa masih kurang mengingat bahwa masih banyak penduduk Indonesia yang

bekerja di luar negeri untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup mereka dan

keluarganya. Salah satu pilihan yang mereka ambil adalah menjadi Tenaga

Kerja Indonesia (TKI) di beberapa negara yang bisa menerima mereka dan

membutuhkan tenaga mereka seperti halnya Malaysia, Singapura, Hongkong

dan bahkan sampai ke daerah Timur Tengah. Dorongan untuk memenuhi

kebutuhan dan mencari kehidupan yang lebih baik menyebabkan terjadinya

migrasi internasional besar-besaran di Indonesia.

Banyak faktor yang mempengaruhi seseorang untuk mengambil keputusan

bekerja di negara lain. Selama beberapa tahun terakhir masalah migrasi

internasional seringkali dikaitkan dengan kegiatan perekonomian di suatu

negara. Berkurangnya tingkat kesempatan kerja di dalam negeri telah

menimbulkan minat dan kesedian penduduk negara tersebut untuk bekerja di

negara lain. (Raharto 1997 dalam Yunita ; 2007 : 3).

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3

Tenaga kerja Indonesia atau biasa disebut dengan TKI adalah penduduk

usia produktif yang bekerja di luar negeri dan mendapatkan upah dari apa yang

mereka kerjakan dalam kurun waktu tertentu. Berdasarkan data BNP2TKI,

pada tahun 2010 jumlah TKI yang diberangkatkan mencapai 575.804 orang

dengan presentase sektor formal sebanyak 27 % dan sektor informal sebanyak

73 %. Pada tahun berikutnya terdapat peningkatan jumlah TKI yang

diberangkatkan, menjadi 581.081 orang dengan presentase sektor formal

sebanyak 46 % dan sektor informal sebanyak 54 %. Meskipun mengalami

kenaikan jumlah pengiriman secara keseluruhan, namun pada sektor informal

justru mengalami penurunan. Hal tersebut dikarenakan oleh kebijakan

pemberlakuan moratorium TKI ke beberapa negara sejak 2009.

Migrasi TKI sangat membantu pemerintah dalam mengurangi tingkat

pengangguran di dalam negeri. Selain itu, kegiatan seperti ini dapat

memberikan sumbangan yang signifikan bagi devisa negara. Laporan Bank

Indonesia tentang Neraca Pembayaran Indonesia ( NPI ) menyebutkan, pada

tahun 2009 jumlah penerimaan remiten dari TKI mencapai USD 6,6 juta dari

total penerimaan transfer berjalan sebesar USD 7,2 juta. Jumlah tersebut

meningkat pada tahun berikutnya menjadi USD 6,7 juta dari total penerimaan

transfer berjalan sebesar USD 7,5 juta. Secara keseluruhan kegiatan ini

memang membantu negara, sehingga pemerintah sangat mendukung kegiatan

ini.

Disamping dapat membantu negara dalam memberikan sumbangan devisa,

pengiriman remiten dari TKI juga dapat membantu perekonomian ekonomi

keluarganya di daerah asal, khususnya bagi TKI di sektor informal. Mereka

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4

yang menjadi TKI biasanya dijadikan tulang punggung oleh keluarga di daerah

asal, sehingga pengiriman remiten sangat diharapkan. Pengiriman remiten

dapat melalui saluran formal maupun informal. Oleh keluarga di daerah asal,

remiten dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup, baik itu

konsumsi, tabungan, maupun investasi.

Pengiriman remiten ke daerah asal dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Menurut IK Ardana ( 2011 ) terdapat tiga faktor yang mempengaruhi besarnya

remiten ke daerah asal, yaitu pendapatan TKI, pengeluaran konsumsi keluarga

di daerah asal, dan jumlah anggota keluarga di daerah asal. Remiten pada

dasarnya meupakan bagian dari pendapatan tenaga kerja migran yang

disisihkan untuk dikirim ke daerah asal, semakin tinggi tingkat pendapatan

pekerja migran maka semakin besar pula remiten yang dikirim ke daerah asal.

Remiten adalah bentuk keterikatan antara pekerja migran dengan daerah

asalnya, sehingga faktor – faktor yang berasal dari daerah asal seperti jumlah

pengeluaran konsumsi keluarga dan jumlah anggota keluarga juga berpengaruh

terhadap besarnya remiten. Selain ketiga faktor tersebut terdapat faktor lain

yang juga mempengaruhi remiten ke daerah asal yaitu biaya penempatan TKI.

Biaya penempatan TKI merupakan biaya yang dikeluarkan oleh calon TKI

atau TKI untuk menjadi TKI. Biaya ini dapat dibayarkan saat akan berangkat

atau dibayarkan melalui pemotongan upah yang diterima TKI, sehingga hal

tersebut juga dapat mempengaruhi remiten yang dikirim ke daerah asal.

Hampir seluruh daerah di Indonesia merupakan penyumbang TKI, salah

satunya adalah kota Surakarta. Dengan angka kemiskinan mencapai 13,9 %

dan jumlah angkatan kerja sebanyak 66,81 % dari 385.899 penduduk usia kerja

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
5

pada tahun 2011, menjadi TKI merupakan pilihan bagi sebagian masyarakat di

kota Surakarta untuk mencukupi kebutuhan hidup. Berdasarkan data yang

diperoleh dari Dinsosnakertrans kota Surakarta, pada tahun 2010 jumlah TKI

yang diberangkatkan mencapai 64 orang. Namun pada tahun 2011 angka

tersebut mengalami penurunan menjadi 34 orang. Penurunan jumlah TKI di

kota Surakarta selain disebabkan oleh pemberlakuan moratorium oleh

pemerintah, juga disebabkan oleh masyarakat yang cenderung memilih bekerja

di sektor informal dibanding bermigrasi ke tempat lain. Seperti daerah lain di

Indonesia, pengiriman remiten dari TKI yang berasal dari kota Surakarta juga

sangat diharapkan oleh keluarga di daerah asal. Jumlah remiten yang dikirim

juga dipengaruhi beberapa faktor. Berdasarkan kajian di atas maka peneliti

tertarik untuk melakukan suatu penelitian melalui penulisan skripsi yang

berjudul “ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BESARNYA

PENGIRIMAN REMITEN DARI TENAGA KERJA INDONESIA ( TKI

) KE DAERAH ASAL.“

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang maka dapat dirumuskan beberapa

masalah sebagai berikut :

1. Apakah tingkat pendapatan TKI berpengaruh terhadap jumlah remiten yang

dikirim oleh TKI ke daerah asal ?

2. Apakah pengeluaran konsumsi keluarga di daerah asal berpengaruh

terhadap jumlah remiten yang dikirim oleh TKI ke daerah asal ?

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
6

3. Apakah jumlah tanggungan keluarga di daerah asal berpengaruh terhadap

jumlah remiten yang dikirim oleh TKI ke daerah asal ?

4. Apakah total biaya penempatan calon TKI berpengaruh terhadap jumlah

remiten yang dikirim oleh TKI ke daerah asal ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan penelitian yang diuraikan sebelumnya, maka

tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk menganalisa pengaruh tingkat pendapatan TKI terhadap jumlah

remiten yang dikirim oleh TKI ke daerah asal

2. Untuk menganalisa pengaruh pengeluaran konsumsi keluarga di daerah asal

terhadap jumlah remiten yang dikirim oleh TKI ke daerah asal

3. Untuk menganalisa pengaruh jumlah tanggungan keluarga di daerah asal

terhadap jumlah remiten yang dikirim oleh TKI ke daerah asal

4. Untuk menganalisa pengaruh total biaya penempatan calon TKI terhadap

jumlah remiten yang dikirim oleh TKI ke daerah asal

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Pemerintah Daerah

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi

penerapan kebijakan yang terkait dengan ketenagakerjaan, terutama Tenaga

Kerja Indonesia

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
7

2. Bagi masyarakat

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi kepada

masyarakat tentang ketenagakerjaan.

3. Bagi Akademisi

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wacana bagi para akademisi

yang tertarik di bidang penelitian yang sama untuk meneliti lebih lanjut.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Definisi Tenaga Kerja

Tenaga kerja adalah penduduk dalam usia kerja ( berusia 15 -64 tahun )

atau jumlah seluruh penduduk dalam suatu negara yang dapat memproduksi

barang dan jasa jika ada permintaan terhadap tenaga mereka, dan jika

mereka mau berpartisipasi dalam aktivitas tersebut ( Mulyadi, 2003 : 59 ).

Tenaga kerja mencakup penduduk yang sudah atau sedang bekerja,

yang sedang mencari pekerjaan, dan yang melakukan kegiatan lain seperti

bersekolah dan mengurus rumah tangga ( P.Simanjutak, 1985 : 2 ).

Menurut Sumarsono ( 2003: 6 ) tenaga kerja adalah semua orang yang

bersedia sanggup bekerja, dimana tenaga kerja ini meliputi semua orang

yang bekerja baik untuk diri sendiri ataupun untuk anggota keluarganya

yang tidak menerima imbalan dalam bentuk upah atau semua orang yang

sesungguhnya bersedia dan mampu untuk bekerja, dalam arti mereka yang

sesungguhnya bersedia dan mampu untuk bekerja, dalam arti mereka

menggangur dengan terpaksa karena tidak adanya kesempatan kerja.

Sedangkan menurut Dumairy ( 1997 : 74 ) menyatakan bahwa yang

termasuk dalam tenaga kerja ialah penduduk yang berumur di dalam batas

usia kerja. Setiap negara menentukan batas usia yang berbeda tergantung

dari situasi tenaga kerja di negara tersebut.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
9

Dari pernyataan – pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa tenaga

kerja adalah penduduk yang dapat diikutsertakan dalam kegiatan ekonomi

dan masuk dalam usia kerja baik yang sudah bekerja, sedang mencari

pekerjaan, dan melakukan kegiatan lain seperti bersekolah dan mengurus

rumah tangga.

2. Tenaga Kerja Indonesia ( TKI )

Tenaga Kerja Indonesia atau disebut dengan TKI adalah setiap warga

negara Indonesia yang memenuhi syarat untuk bekerja di luar negeri dalam

hubungan kerja untuk jangka waktu tertentu dengan menerima upah.

Sedangkan calon tenaga kerja Indonesia atau disebut dengan calon TKI

adalah setiap warga negara Indonesia yang memenuhi syarat sebagai

pencari kerja yang akan bekerja di luar negeri dan terdaftar di instansi

Pemerintah Kabupaten / Kota yang bertanggungjawab di bidang

ketenagakerjaan ( UU No.39 tahun 2004 )

Jadi dapat dikatakan bahwa TKI atau calon TKI adalah warga negara

Indonesia (WNI) baik laki-laki maupun perempuan yang telah dan atau

akan bekerja di luar negeri dengan jangka waktu tertentu berdasarkan

perjanjian kerja melalui prosedur penempatan TKI.

Calon TKI yang akan bekerja ke luar negeri wajib memenuhi

persyaratan dalam Peraturan Menteri Nomor PER.19/MEN/V/2006.

Persyaratannya sebagai berikut :

a. Berusia sekurang-kurangnya 18 ( delapan belas ) tahun kecuali bagi TKI

yang akan dipekerjakan pada pengguna perseorangan sekurang-

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10

kurangnya harus berusia 21 (dua puluh satu) tahun, yang dibuktikan

dengan kartu tanda penduduk (KTP) dan akte kelahiran atau surat kenal

lahir dari instasi yang berwenang;

b. Sehat jasmani dan rohani serta bagi TKI wanita tidak dalam keadaan

hamil, yang dibuktikan dengan surat keterangan dari dokter pada rumah

sakit;

c. Berpendidikan sekurang-kurangnya lulus Sekolah Lanjutan Tingkat

Pertama (SLTP) atau yang sederajat dan memiliki keterampilan kerja;

d. Calon TKI terdaftar di Dinas Tenaga Kerja yang ada di daerah tempat

tinggalnya; dan

e. Memiliki dokumen yang lengkap

Sedangkan dokumen – dokumen yang harus dimiliki oleh calon TKI antara

lain adalah ( UU No. 39 Tahun 2004 Pasal 51 ) :

a. Kartu tanda penduduk (KTP), ijazah pendidikan terakhir, akte kelahiran

atau surat kenal lahir;

b. Surat keterangan status perkawinan, bagi yang sudah menikah

melampirkan copy buku nikah;

c. Surat keterangan izin suami/istri, izin orang tua, atau izin wali;

d. Sertifikat kompetensi kerja;

e. Surat keterangan sehat berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan dan

psikologi;

f. Paspor yang diterbitkan oleh Kantor Imigrasi

g. Visa kerja;

h. Perjanjian penempatan TKI;

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
11

i. Perjanjian kerja;

j. Kartu peserta asuransi; dan

k. KTKLN/ Rekomendasi Bebas Fiskal.

3. Migrasi Internasional

a. Konsep dan Definisi Tentang Migrasi

Migrasi merupakan salah satu dari tiga faktor dasar yang

mempengaruhi pertumbuhan penduduk, selain kelahiran dan kematian.

Berbeda dengan dua komponen perubahan jumlah penduduk lainnya

(kelahiran dan kematian), konsep dan definisi mengenai migrasi lebih

sulit ditentukan. Konsep dan definisi mengenai migrasi atau perpindahan

penduduk yang ada saat ini berbeda-beda menurut masing-masing

peneliti. Perbedaan konsep dan definisi yang muncul tersebut tergantung

pada tujuan penelitian dan analisis yang akan dilakukan oleh peneliti

yang bersangkutan.

Menurut Mantra (1999 dalam Antari, 2008 : 4 ) mobilitas atau

migrasi penduduk didefinisikan sebagai gerak penduduk yang melintasi

batas wilayah tertentu dalam jangka waktu tertentu. Batas wilayah yang

bisa digunakan adalah batas administrasi seperti : Desa, Kecamatan,

Kabupaten, Provinsi, atau Negara. Di samping batas wilayah batas waktu

juga bervariasi : satu hari, lebih dari satu hari hingga kurang dari enam

bulan atau enam bulan lebih.

Migrasi merupakan perubahan tempat tinggal yang bersifat

permanen maupun semi permanen ( Lee 1976 dalam Yunita ; 2007 : 21 ).

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
12

Dalam definisi tersebut Lee tidak menjelaskan batasan mengenai jarak

dan sifatnya perpindahannya. Dalam definisi tersebut tidak dibedakan

secara jelas mengenai perbedaan antara perpindahan antar daerah atau

dusun dengan perpindahan antar negara.

Sedangkan berdasarkan Lembaga Demografi Universitas Indonesia (

2010 : 133 ) Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk

menetap dari suatu tempat ke tempat lain melampaui batas politik /

negara ataupun batas administratif / batas bagian dalam suatu negara.

Secara definitif dalam beberapa definisi migrasi yang telah

dipaparkan sebelumnya unsur waktu (permanenitas) memang telah

ditentukan, namun berapa lama jangka waktu dapat dikategorikan

sebagai permanen tersebut tidak ditentukan. Di Indonesia, definisi

migrasi yang digunakan adalah berdasarkan waktu dan wilayah seperti

definisi yang telah ditetapkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dalam

Sensus Penduduk (SP) dan Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS).

b. Jenis Migrasi Internasional

Berdasarkan dimensi wilayah migrasi dapat dibedakan menjadi dua

yaitu migrasi internal dan migrasi internasional. Migrasi internal adalah

migrasi yang dilakukan oleh individu atau kelompok yang ruang

lingkupnya masih berada di dalam negeri. Sementara, migrasi

internasional adalah migrasi yang melewati batas politik antar negara.

Menurut Kertonegoro ( 1994 : 3 ), migrasi internasional dapat

diklasifikasikan menjadi beberapa jenis tertentu, yaitu :

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
13

1) Migrasi tetap : termasuk para pekerja pendatang, dan keluarga yang

kemudian menyusulnya

2) Pekerja kontrak sementara : umumnya tidak atau semi terdidik /

terlatih yang tinggal di negara penerima untuk jangka waktu tertentu,

biasanya dua tahun.

3) Para profesional dengan ijin tinggal sementara : yakni tenaga

terdidik/terlatih yang pindah dari satu negara ke negara lain, biasanya

sebagai tenaga ahli, staf, atau karyawan dari organisasi internasional

atau perusahan multi-internasional.

4) Migran ilegal (klandestin) : yakni mereka yang masuk dan tinggal di

negara penerima tanpa didukung dokumen serta ijin dari pihak yang

berwenang.

5) Pencari suaka : yakni mereka yang masuk ke negara lain dengan

mengajukan ijin tinggal atas dasar takut hukuman karena suku,

agama, politik, keanggotaan organisasi, dan lain sebagainya.

6) Pengungsi : yakni mereka yang diakui sebagai pengungsi sesuai

persyaratan dalam Konvensi PBB 1951 mengenai status pengungsi.

perang saudara dan penindasan merupakan sebab utama dari

pengungsi yang murni.

c. Faktor Penyebab Migrasi

Pada dasarnya, faktor – faktor yang menyebabkan seseorang

melakukan migrasi dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu faktor

pendukung dan faktor penarik ( LD FEUI 2010 : 137 )

Faktor – faktor pendorong dapat berupa hal – hal seperti berikut ini :

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
14

1) Makin berkurangnya sumber – sumber kehidupan, seperti

menurunnya daya dukung lingkungan dan menurunnya permintaan

atas barang – barang tertentu yang bahan bakunya makin susah

diperoleh, seperti hasil tambang, kayu, atau bahan dari pertanian.

2) Menyempitnya lapangan pekerjaan di tempat asal.

3) Adanya tekanan – tekan politik, agama, dan suku sehingga

mengganggu hak asasi penduduk di daerah asal.

4) Alasan pendidikan, pekerjaan, atau perkawinan.

5) Bencana alam seperti banjir, kebakaran, gempa bumi, musim kemarau

panjang, atau adanya wabah penyakit.

Faktor – faktor penarik antara lain sebagai berikut :

1) Adanya harapan akan memperoleh kesempatan untuk memperbaiki

kehidupan.

2) Adanya kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang lebih baik.

3) Keadaan lingkungan dan keadaan hidup yang menyenagkan, seperti

iklim, perumahan, sekolah, dan fasilitas – fasilitas publik lainnya.

4) Adanya aktifitas – aktifitas di kota besar, tempat – tempat hiburan,

atau pusat kebudayaan yang merupakan daya tarik bagi orang – orang

daerah lain untuk bermukim di kota besar.

Sementara itu Lee (1966 dalam Mulyadi, 2003: 129) dalam teori

migrasinya menyatakan bahwa yang mendorong seseorang untuk pindah

tidak hanya ditentukan oleh faktor-faktor nyata yang ada di daerah asal

dan tujuan saja, namun juga ditentukan oleh persepsi jiwa mengenai

faktor – faktor tersebut. Kepekaan pribadi, kecerdasan, kesadaran tentang

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
15

kondisi di tempat lain mempengaruhi evaluasinya tentang keadaan

tempat asal. Sedang pengetahuan tentang keadaan di tempat tujuan

tergantung kepada hubungan seseorang atau berdasarkan berbagai

informasi yang diperolehnya. Dari pemaparan tersebut dapat

disimpulkan bahwa ada empat faktor yang mempengaruhi seseorang

dalam mengambil keputusan untuk pindah, yakni:

1) Faktor-faktor yang terdapat di daerah asal

2) Faktor-faktor yang terdapat di daerah tujuan

3) Faktor antara yang menjadi halangan terjadinya perpindahan

4) Faktor pribadi dari individu itu sendiri.

Faktor ekonomi merupakan faktor utama yang mempengaruhi

migrasi penduduk. Ravenstein (1889 dalam Mulyadi, 2003: 130) bahwa

undang-undang yang tidak baik, pajak yang tinggi, iklim yang tidak

menguntungkan, dan lingkungan masyarakat yang tidak menyenangkan

dari dahulu hingga sekarang merupakan faktor – faktor yang

mempengaruhi migrasi, namun tidak satupun dari faktor-faktor itu

volumenya dapat dibandingkan dengan volume migran yang dipengaruhi

oleh keinginan untuk memperbaiki kehidupan dalam bidang materiil.

4. Remiten

Remiten adalah pengiriman uang dan barang dari migran kepada

anggota keluarga maupun saudara di daerah asal melalui perantara baik

menggunakan jasa individu, jasa perbankan, maupun jasa pos.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
16

Menurut Anwar Subianto ( 2006 : 37 ) remiten buruh migran adalah

kiriman uang, dalam bentuk cek atau wesel hasil dari upah tenaga kerja di

negara lain dalam kaitannya dengan aktivitas ekonomi produksi yang

dilakukan oleh pekerja migran dalam hubungannya dengan daerah aslanya.

Menurut Kertonegoro ( 1994 : 33 ) Migrasi membawa kemanfaatan

finansial yang cukup penting bagi negara pengirim migran. Para migran

umumnya menabung dan mengirim uang ke negara asal. Bagi negara

pengirim tenaga kerja kiriman uang ( remiten ) merupakan sumber devisa.

Bagi rumah tangga individual, kiriman uang penting sebagai sumber

penghasilan atau bahkan sumber penghidupan keluarga.

Bank dunia memperkirakan bahwa secara global, nilai kiriman remiten

mencapai US$ 327 milliar pada tahun 2011. Nilai yang sebenarnya dari

kiriman remiten sangat mungkin lebih tinggi karena hanya sebagian dari

aliran kiriman uang dilakukan melalui saluran resmi. Remiten yang

dilakukan melalui saluran informal nilainya juga cukup besar. Laporan

mengenai transfer pribadi ini hampir tidak ada karena memang tidak

dilaporkan oleh para migran karena alasan – alasan pribadi.

5. Pendapatan

Dalam mengukur kondisi ekonomi seseorang atau rumah tangga, salah

satu konsep pokok yang paling sering digunakan yaitu melalui tingkat

pendapatannya. Pendapatan dapat menunjukkan seluruh uang yang diterima

oleh seseorang atau rumah tangga selama jangka waktu tertentu pada suatu

kegiatan ekonomi.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
17

Menurut PP No.8 Tahun 1981 Pasal 1, upah adalah suatu penerimaan

sebagai imbalan dari pengusaha kepada buruh untuk sesuatu pekerjaan atau

jasa yang telah atau akan dilakukan, dinyatakan atau dinilai dalam bentuk

uang yang ditetapkan menurut sutau persetujuan, atau peraturan perundang-

undangan, dan dibayarkan atas dasar suatu perjanjian kerja antara

pengusaha dengan buruh, termasuk tunjangan baik untuk buruh sendiri

maupun keluarganya.

Tingkat pendapatan merupakan alat untuk mengukur tinggi rendahnya

tingkat kemakmuran suatu masyarakat. Demikian pula tingkat kemakmuran

suatu negara dapat dilihat dari pendapatan perkapita penduduk negara

tersebut, disamping perlu dilihat pula distribusi dari pendapatan itu sendiri.

6. Dampak Pengiriman Remiten ke Daerah Asal

Secara umum remiten berdampak positif bagi keluarga pelaku mobilitas.

Dampak positif remiten dipergunakan antara lain untuk memenuhi biaya

sekolah, membiayai fasilitas pendidikan, kesehatan, dan konsumsi.

Di daerah asal, dampak remiten sangat kompleks. Hal ini disebabkan

karena remiten merupakan bagian terpenting dalam kehidupan keluarga

para pekerja migran di daerah asal. Dampak itu terlihat antara lain dalam

perubahan ekonomi keluarga dan perubahan gaya hidup keluarga di daerah

asal. Pengiriman remiten selain untuk keperluan hidup sehari – hari juga

digunakan untuk pembangunan maupun perbaikan tempat tinggal , membeli

perabotan, investasi, dan tabungan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
18

Pengiriman remiten ke daerah asal memiliki manfaat ganda, di satu sisi

bermanfaat untuk memperbaiki kehidupan ekonomi keluarga di daerah asal,

dan disisi lain tetap dapat menjaga jalinan hubungan dengan keluarganya di

daerah asal. Pengiriman remiten terhadap kehidupan ekonomi keluarga

didaerah asal akan dapat meningkatkan pengeluaran rumah tangga untuk

memenuhi berbagai kebutuhan atau untuk membuka usaha – usaha yang

produktif

B. Penelitian Sebelumnya

1. Penelitian yang dilakukan oleh I Ketut Ardana dengan judul “Faktor –

faktor yang mempengaruhi besarnya pengiriman remiten ke daerah asal,

studi kasus tenaga kerja magang asal kabupaten Jembrana di Jepang”.

Penelitian tersebut bertujuan untuk menganalisis faktor – faktor yang

mempengaruhi pengiriman remiten ke daerah asal. Variabel independen

dari penelitian ini adalah pendapatan, pengeluaran konsumsi, jumlah

anggota keluarga, serta keberadaan orang tua. Metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda.

Dari hasil penelitian tersebut didapat nilai koefisien regresi sebesar

0,69, yang berarti bahwa 69% variasi remiten dapat dijelaskan oleh variabel

independen. Dari hasil uji f nilai fhitung > ftabel, sehingga dapat diambil

kesimpulan bahwa variabel independen secara simultan atau bersama –

sama mempengaruhi variabel remiten. Dari hasil uji t, variabel pendapatan

dan variabel jumlah tanggungan keluarga berpengaruh positif dan signifikan

terhadap pengiriman remiten, variabel pengeluaran konsumsi berpengaruh

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
19

negatif dan signifikan terhadap pengiriman remiten, sedangkan variabel

keberadaan orang tua tidak berpengaruh signifikan terhadap remiten.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Kuntari dengan judul “Kontribusi

remiten migran sirkuler dalam peningkatan kesejahteraan sosial keluarga”.

Penelitian tersebut bertujuan untuk mendeskripsikan kontribusi remiten

pekerja migran sirkuler terhadap kesejahteraan sosial keluarga.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

atau menggambarkan keadaan objek penelitian berdasarkan fakta secara

kualitatif. Objek penelitian adalah migran sirkuler yang bekerja di kota

Yogyakarta dan berasal dari kabupaten Gunung Kidul.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa remiten barang atau

uang yang dikirim migran sirkuler mempunyai kontribusi bagi peningkatan

kesejahteraan keluarga. Kontribusi remitan dari migran sangat dirasakan

manfaatnya bagi pemenuhan kebutuhan fisik, psikis, dan sosial bagi

keluarga di daerah asal.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Maria Sri Rahayu dengan judul

“Remitan dan Dampaknya dalam Kehidupan Masyarakat Desa Cabawan

Kecamatan Margadana Tegal - Jawa Tengah”. Penelitian ini bertujuan

untuk mendiskripsikan dampak remiten terhadap kehidupan ekonomi,

sosial, dan budaya di desa Cabawan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif.

Teknik wawancara secara mendalam ( indepth interview ) digunakan dalam

penelitian ini untuk mendapatkan informasi yang lebih bermakna.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
20

Hasil dari penelitian ini adalah banyaknya remiten yang mengalir ke

desa Cabawan ternyata membawa dampak positif maupun negatif. Agar

fungsi remiten dapat bermanfaat secara maksimal masyarakat perlu

diberikan pengarahan agar masyarakat tidak hanya berorientasi pada

pengumpulan materi namun juga memperhatikan orientasi ke masa depan,

contohnya adalah dengan kesadaran akan pentingnya pendidikan bagi

generasi selanjutnya.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Nuh Luh Sili Antari dengan judul

“Pengaruh Pendapatan, Pendidikan, dan Remiten terhadap Pengeluaran

Konsumsi Pekerja Migran Nonpermanen di Kabupaten Badung”. Penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendapatan, pendidikan, dan

remiten terhadap konsumsi pekerja migran non permanen di Kabupaten

Badung. Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan regresi linear berganda.

Dari hasil penelitian tersebut didapat nilai koefisien regresi sebesar

0,255, yang berarti bahwa 25.5% variasi konsumsi pekerja migran dapat

dijelaskan oleh variabel independen. Dari hasil uji f nilai fhitung > ftabel,

sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa variabel independen secara

simultan atau bersama – sama mempengaruhi variabel konsumsi pekerja

migran. Dari hasil uji t, variabel pendapatan dan variabel pendidikan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap konsumsi pekerja migran,

sedangkan variabel remiten berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

konsumsi pekerja migran.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
21

5. Penelitian yang dilakukan oleh Anwar Subianto dengan judul

“Pengaruh Pemanfaatan Remiten Buruh Migran terhadap Pertumbuhan

Ekonomi Wilayah di Kabupaten Cilacap ( studi kasus kecamatan Adipala,

kecamatan Binangun, kecamatan Nusawungu )”. Penelitian ini bertujuan

untuk menganalisis pemanfaatan remiten dari TKI khususnya dalam

berkonsumsi, berinvestasi dan menabung di daerah asalnya. Metode

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

deskriptif.

Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan remiten

di tiga kecamatan tersebut sudah tidak lagi sebagai pemenuhan kehidupan

sehari – hari, tetapi sudah bergeser ke kebutuhan lain. Prioritas utama

pemanfaatan remiten adalah sebagai tabungan, disusul pembelian tanah,

perbaikan pembangunan rumah, pembelian barang elektronik, dan

pemanfaatan lainnya.

6. Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Taufik dengan judul

“Analisis Pengaruh Remiten dari Tenaga Kerja Indonesia ( TKI ) terhadap

Tingkat Kesejahteraan Keluarganya di Kabupaten Deli Serdang”. Penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh remiten dari TKI terhadap

kesejahteraan keluarga TKI di daerah asal. Metode penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif dengan

regresi linear sederhana.

Dalam penelitian ini, tingkat kesejahteraan keluarga TKI di daerah asal

dihitung menggunakan Indeks Pembangunan Manusia ( IPM ) keluarga

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
22

TKI. Indikator IPM dalam penelitian ini adalah pendidikan, harapan hidup,

dan pengeluaran konsumsi keluarga.

Hasil penelitian tersebut diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,166,

yang berarti bahwa sebesar 16,6% variabel kesejahteraan keluarga TKI

dipengaruhi oleh remiten dari TKI. Dari hasil uji t dapat diambil

kesimpulan bahwa remiten dari TKI berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kesejahteraan keluarga TKI di daerah asal.

7. Penelitian yang dilakukan oleh Tuty Irawati dengan judul “Migrasi

Internasional Perempuan Desa dan Pemanfaatan Remitan di Desa

Pusakajaya, Kecamatan Pusakajaya, Kabupaten Subang, Jawa barat”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji faktor – faktor penyebab

perempuan desa melakukan migrasi internasional tenaga kerja dan

pemanfaatan remitan yang dilakukan rumah tangga tenaga migran. Metode

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey yang bersifat

penjelasan ( explanatory research ) dan diskriptif.

Dari hasil penelitian ini dapat diambil dua kesimpulan. Pertama,

semakin sempitnya lahan pertanian serta ketidaktersediaan lapangan

pekerjaan di daerah asal menjadi penyebab utama bagi perempuan desa

Pusakajaya untuk bekerja ke luar negeri. Kedua, pemanfaatan remitan di

desa Pusakajaya digunakan untuk konsumsi, investasi pendidikan, investasi

ekonomi, dan produksi. Pemanfaatan remiten paling utama terfokus pada

pemenuhan konsumsi dan investasi pendidikan.

8. Penelitian yang dilakukan oleh Yunita Wahyu Pratiwi dengan judul

“Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi migrasi internasional tenaga

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
23

kerja Indonesia ke luar negeri tahun 2007 (studi kasus tenaga kerja

Indonesia asal kabupaten Majalengka propinsi Jawa Barat)”. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi keputusan

TKI untuk kembali bermigrasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah dengan cluster sampling, sedangkan metode analisa datanya

menggunakan metode logit.

Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor – faktor yang

mempengaruhi TKI untuk kembali bermigrasi antara lain adalah

pendapatan, lama bermigrasi keluar negeri, pendidikan migran, usia migran,

beban tanggungan keluarga, status perkawinan migran, jenis kelamin

migran, status pekerjaan migran, dan kepemilikan properti.

C. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran yang melandasi penelitian ini secara skematis dapat

digambarkan dalam gambar 2.1 dibawah ini.

Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran

Pendapatan TKI

Pengeluaran Konsumsi
Keluarga
Jumlah kiriman Remiten

Jumlah Tanggungan

Biaya Penempatan TKI


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
24

Dari gambar skema kerangka pemikiran diperoleh tiga faktor yang diduga

berpengaruh terhadap besarnya remiten dari TKI ke daerah asalnya, khususnya

TKI dari kota Surakarta. Faktor tersebut adalah

1. Pendapatan TKI di Negara Tujuan

Pendapatan TKI merupakan gaji atau upah yang diterima oleh TKI di

negara tujuan selama satu bulan.

2. Pengeluaran Konsumsi Keluarga

Pengeluaran konsumsi keluarga merupakan besarnya pengeluaran yang

digunakan untuk konsumsi rutin keluarga TKI di daerah asal selama satu

bulan.

3. Jumlah Tanggungan Keluarga

Jumlah tanggungan keluarga merupakan jumlah anggota keluarga TKI di

daerah asal yang masih menjadi tanggungan keluarga.

4. Biaya Penempatan TKI

Biaya penempatan TKI merupakan biaya yang harus dibayarkan oleh calon

TKI untuk menjadi seorang TKI. Cara pembayaran biaya penempatan TKI

ada dua jenis. Yang pertama adalah dibayarkan secara keseluruhan saat

sebelum keberangkatan TKI ke negara tujuan. Sedangkan yang kedua

adalah dibayarkan rutin tiap bulan melalui pemotongan pendapatan TKI di

negara tujuan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
25

D. Perumusan Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

1. Diduga pendapatan dari TKI berpengaruh signifikan terhadap jumlah

kiriman remiten

2. Diduga pengeluaran konsumsi keluarga berpengaruh signifikan terhadap

jumlah kiriman remiten

3. Diduga jumlah tanggungan keluarga berpengaruh signifikan terhadap

jumlah kiriman remiten

4. Diduga total biaya penempatan TKI berpengaruh signifikan terhadap

jumlah kiriman remiten

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
26

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini mengambil studi kasus dari keluarga TKI yang berasal dari

kota Surakarta pada tahun 2011. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini

akan dikumpulkan melalui metode indept interview yang dipandu dengan

kuisioner. Penelitian ini tidak mengambil seluruh populasi yang ada, akan

tetapi hanya mengambil sebagian saja dari populasi untuk dijadikan sampel

sebagai sampel, dimana dari sampel yang diambil tersebut diharapkan dapat

mewakili seluruh populasi yang ada.

B. Jenis dan Sumber Data

1. Data Primer

Data primer diperoleh melalui wawancara langsung terhadap keluarga

TKI di Surakarta. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah

data cross section. Data primer meliputi data remiten, pendapatan TKI,

pengeluaran konsumsi keluarga, jumlah tanggungan keluarga, dan total

biaya penempatan TKI.

2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari instansi atau departemen terkait seperti,

Badan Pusat Statistik, Dinas Tenaga kerja dan transmigrasi , Laporan

Penelitian, dan Jurnal.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
27

C. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian

1. Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah jumlah remiten yang

diterima oleh keluarga TKI di daerah asal. Variabel ini diukur dalam satuan

rupiah ( Rp ).

2. Variabel Independen

a. Pendapatan TKI

Pendapatan TKI merupakan upah atau gaji yang diterima oleh TKI

di negara tempat TKI bekerja selama satu bulan. Variabel pendapatan

TKI diukur dalam satuan rupiah ( Rp ).

b. Pengeluaran Konsumsi Keluarga

Pengeluaran konsumsi keluarga merupakan variabel independen

yang menyatakan besarnya pengeluaran untuk konsumsi keluarga TKI di

daerah asal selama satu bulan. Variabel Pengeluaran konsumsi keluarga

diukur dalam satuan rupiah ( Rp ).

c. Jumlah Tanggungan Keluarga

Jumlah tanggungan keluarga merupakan variabel independen yang

menyatakan banyaknya jumlah anggota keluarga TKI yang masih

menjadi tanggungan keluarga di daerah asal.

d. Total Biaya Penempatan Calon TKI

Biaya penempatan calon TKI merupakan variabel independen yang

menyatakan total biaya yang dikeluarkan untuk menjadi TKI. Variabel

biaya penempatan diukur dalam satuan rupiah ( Rp ).

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
28

D. Teknik Sampling

Penentuan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan

metode simple random sampling, dengan dibantu data dari dinas terkait yaitu

Dinsosnekertrans kota Surakarta.

Selain menggunakan metode simple random sampling, metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling. Dalam

metode ini hanya diambil sampel yang dianggap telah memenuhi unsur – unsur

yang dikehendaki oleh peneliti. Jumlah sampel yang akan dijadikan penelitian

sebanyak 40 orang.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Studi Lapangan

a. Observasi

Teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung

pada objek yang akan diteliti, yakni keluarga TKI di kota Surakarta.

b. Kuisioner

Teknik pengumpulan data dengan membuat daftar pertanyaan atau

pernyataan tertulis yang telah dipersiapkan terlebih dahulu yang

kemudian daftar pertanyaan tersebut diberikan kepada para responden

yang telah ditentukan untuk dijawab.

c. Interview

Teknik pengumpulan data dengan mengadakan wawancara secara

langsung dengan para responden, yakni keluarga TKI di kota Surakarta.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
29

2. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan adalah teknik mencari dan mengumpulkan data atau

informasi yang sudah tersedia, baik yang ada di buku, majalah, koran,

Badan Pusat Statistik, Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi,

Lembaga Ilmu dan Pengetahuan Indonesia ataupun data-data yang telah

tersedia di internet dan sumber-sumber lainnya.

F. Metode Analisis Data

1. Uji Pemilihan Model

Model analisis yang digunakan dalam menganalisis data adalah dengan

menggunakan analisis uji regresi linear berganda.

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen

terhadap variabel dependen maka digunakan persamaan regresi linear

berganda sebagai berikut :

Dimana :

Y = Jumlah remiten yang dikirim


= konstanta
= Pendapatan TKI
= Koefisien regresi
= Pengeluaran konsumsi keluarga

= Koefisien regresi

= Jumlah tanggungan

= Koefisien regresi
= Total Biaya penempatan TKI

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
30

= Koefisien regresi
e = Variabel gangguan
Selanjutnya berdasarkan hasil analisis regresi dengan model tersebut

dilakukan uji statistik dan uji asumsi klasik. Uji statistik meliputi uji t, uji F,

dan uji koefisien determinasi ( ). Sedangkan uji asumsi klasik terdiri dari

uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.

2. Uji Statistik

a. Uji t ( Menguji Variabel Secara Parsial )

Uji t digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh masing –

masing variabel independen terhadap variabel dependen.

Tahapan dalam uji t adalah sebagai berikut :

1) Menentukan Hipotesis

( berarti variabel independen secara individu tidak

berpengaruh terhadap variabel dependen )

( berarti variabel independen secara individu

berpengaruh terhadap variabel dependen )

2) Menentukan nilai

Nilai yang dipilih adalah 0,05

3) Melakukan penghitungan nilai t

a) ttabel

Dimana :
= derajat signifikasi
N = banyak data yang digunakan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
31

K = Banyaknya parameter atau koefisien regresi plus


konstanta
b) thitung

Dimana

= Koefisien Regresi

= Standar error koefisien regresi


4) Kriteria Pengujian

Gambar 3.1
Kurva Uji t

diterima

ditolak ditolak

Kesimpulan :

a) diterima jika –ttabel < thitung < ttabel.

Variabel independen tidak mempengaruhi variabel dependen

secara signifikan.

b) ditolak jika –ttabel > thitung atau thitung > ttabel

Variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara

signifikan

b. Uji F ( Menguji Variabel Secara Bersamaan )


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
32

Uji F digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen secara bersama – sama.

Tahapan dalam uji F adalah sebagai berikut :

1) Menentukan Hipotesis

( berarti variabel independen secara

simultan tidak berpengaruh terhadap

variabel dependen )

( berarti variabel independen secara

simultan berpengaruh terhadap

variabel dependen )

2) Menentukan

Nilai yang dipilih adalah 0,05

3) Melakukan penghitungan nilai F

a) Ftabel

Dimana :

= derajat signifikasi
N = banyak data yang digunakan
K = Banyaknya parameter atau koefisien regresi plus
konstanta
b) Fhitung

Dimana :

= Koefisien determinasi berganda

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
33

k = Jumlah seluruh variabel

N = Jumlah seluruh observasi

4) Kriteria pengujian

Gambar 3.2
Kurva Uji F

diterima

ditolak

Kesimpulan :

a) diterima jika Fhitung < Ftabel

Variabel independen secara simultan tidak mempengaruhi variabel

dependen secara signifikan

b) ditolak jika Fhitung > Ftabel

Variabel independen secara simultan mempengaruhi variabel

dependen secara signifikan

c. Uji Koefisien Determinasi ( )

Uji ini digunakan untuk mengetahui berapa persen variasi variable

dependen dapat dijelaskan oleh variable independen. R2 yang digunakan

adalah R2 yang telah memperhitungkan jumlah variable independen

dalam suatu model regresi atau disebut dengan adjusted R2.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
34

Rumusnya adalah :

Dimana :

= Koefisien determinasi berganda

k = Jumlah seluruh variabel

N = Jumlah seluruh observasi

3. Uji Asumsi Klasik

Agar model regresi yang diajukan menunjukkan persaman hubungan

yang valid atau BLUE (Best Linier Unbiased Estimator), model tersebut

harus memenuhi asumsi-asumsi dasar klasik Ordinary Least Square (OLS).

Asumsi-asumsi tersebut adalah: Pertama, tidak terjadi multikolinearitas.

Kedua, tidak ada heteroskedastisitas (adanya variance yang tidak konstan

dan variabel pengganggu). Ketiga, tidak terdapat autokorelasi (Gujarati,

2003: 335).

a. Uji Multikoliniearitas

Multikolinearitas timbul karena satu atau lebih variable independen

berkorelasi secara linear dengan variable independen lainnya.

Salah satu cara untuk mendeteksi multikoliearitas adalah dengan

melihat pair-wise correlation dalam matrik korelasi antar variabel

independen. Jika pair-wise correlation antar dua variabel tinggi melebihi

maka terdapat masalah multikolinearitas ( Imam Ghozali, 2009 : 26 )


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
35

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedasitas terjadi jika gangguan muncul dalam fungsi

regresi yang mempunyai varian yang tidak sama, sehingga penaksir

Ordinary Least Square ( OLS ) tidak efisien baik dalam sampel kecil

maupun besar. Salah satu cara untuk mendeteksi masalah

heteroskedasitas adalah dengan Uji Glejser.

Uji Glejser mengusulkan untuk meregres nilai absolute residual

terhadap variable independen lainnya dengan persamaan regresi :

dalam model.

c. Uji Autokorelasi

Autokorelasi dapat didefinisikan sebagai korelasi antara anggota

serangkain observasi yang diurutkan menurut waktu (seperti dalam data

deretan waktu) atau ruang. Dalam konteks regresi, model regresi linier

klasik mengasumsikan bahwa autokorelasi seperti itu tidak terdapat

dalam disturbansi atau gangguan. Secara sederhana dapat dikatakan

model klasik mengasumsikan bahwa unsur gangguan yang berhubungan

dengan observasi tidak dipengaruhi oleh unsur distrurbansi atau

gangguan yang berhubungan dengan pengamatan lain di manapun.

Uji autokorelasi digunakan untuk melihat apakah dalam sebuah

model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada

periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
36

korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Tentu saja model

regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.

Pengujian autokorelasi dalam penelitian ini dilakukan dengan uji

Durbin Watson, yaitu dengan membandingkan angka Durbin Watson

dalam tabel dengan derajat kebebasan tertentu dengan angka Durbin

Watson yang diperoleh dari hasil perhitungan analisis regresi. Angka

Durbin Watson dalam tabel menunjukkan nilai distribusi antara batas

bawah (d1) dengan batas atas (du). Sedangkan kriteria pengujiannya

adalah sebagai berikut:

dhit < dl = menunjukkan adanya autokorelasi positif


d1 < dhit < du = tidak dapat disimpulkan
4 – du < dhit < 4 – dl = tidak dapat disimpulkan
4 – d1 < dhit < 4 = menunjukkan adanya autokorelasi negative
du < dhit < 4 – du = tidak terdapat autokorelasi positif/negative

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
37

BAB IV

ANALISIS DATA

A. Gambaran Umum

1. Kondisi Geografis

Kota Surakarta merupakan salah satu kota dari 29 ( dua puluh sembilan

) kota dan kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Kota Surakarta terdiri dari

lima kecamatan, yaitu : kecamatan Laweyan, kecamatan Banjarsari,

kecamatan Jebres, kecamatan Pasar Kliwon, dan kecamatan Serengan.

Secara geografis, kota Surakarta terletak antara 110 0 45’ 15” dan 1100

45’ 35 “ Bujur Timur dan antara 70 36’ dan 70 56’ Lintang Selatan, dengan

batas – batas wilayahnya sebagai berikut :

a. Sebelah utara, berbatasan dengan kabupaten Karanganyar dan Boyolali

b. Sebelah timur, berbatasan dengan kabupaten Karanganyar dan Sukoharjo

c. Sebelah selatan, berbatasan dengan kabupaten Sukoharjo

d. Sebelah barat, berbatasan dengan kabupaten Karanganyar dan Sukoharjo

Luas wilayah kota Surakarta adalah 44,04 km2 yang berarti luas kota

Surakarta hanya sekitar 0,14 % dari luas Provinsi Jawa Tengah. Wilayah

Kota Surakarta merupakan dataran rendah dengan ketinggian antara 93

sampai 98 meter dari permukaan laut. Lebih dari 60 % wilayah kota

Surakarta digunakan sebagai pemukiman, sedangkan untuk kegiatan

ekonomi luas lahan yang digunakan hanya sekitar 20 %.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
38

Tabel 4.1
Luas Penggunaan Lahan di Kota Surakarta
Tahun 2010 = 2011
Penggunaan Luas Lahan ( Ha ) Luas Lahan ( Ha )
2010 2011
1 Pemukiman 2.809,64 2.847,36
2 Jasa 364,96 365,46
3 Perusahaan 226,09 245,04
4 Industi 97,72 97,72
5 Tanah Kosong 126,73 118,73
6 Tegalan 126,02 117,46
7 Sawah 136,56 101,95
8 Kuburan 68,76 68,76
9 Lapangan Olah Raga 62,25 62,25
10 Taman Kota 12,59 12,59
11 Lain – lain 372,74 372,74
Total 4.404,06 4.404,06
Sumber : BPS kota Surakarta

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar lahan di wilayah

kota Surakarta digunakan untuk pemukiman. Setiap tahunnya jumlah lahan

yang digunakan sebagai lahan pemukiman terus bertambah.

2. Indikator Kependudukan

a. Komposisi Penduduk

Pada tahun 2009 jumlah penduduk di kota Surakarta sebesar

249.287 jiwa dengan jumlah laki – laki sebesar 249.287 jiwa dan jumlah

perempuan sebesar 278.915 jiwa. Pada tahun 2010 jumlah penduduk di

kota Surakarta mengalami penurunan sebesar 5,46 %. Namun pada tahun

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
39

2011 jumlah penduduk kota Surakarta menjadi 501.650 jiwa atau

mengalami kenaikan kembali sebesar 0.46 % dari tahun 2010, dengan

jumlah laki – laki sebesar 245.283 jiwa dan jumlah perempuan sebesar

256.387 jiwa.

Tabel 4.2
Pertumbuhan Penduduk Kota Surakarta
Tahun 2009 - 2011
Jenis Kelamin
Pertumbuhan
Laki – laki Perempuan Total
Tahun Penduduk
( Jiwa ) ( Jiwa ) ( Jiwa )
(%)

2009 249.287 278.915 528.202 1,01


2010 243.296 256.041 499.337 -5,46
2011 245.283 256.387 501.650 0,46
Sumber : BPS kota Surakarta

Dengan luas wilayah sebesar 44,04 km 2, tingkat kepadatan

penduduk kota Surakarta pada tahun 2011 sebesar 13.354. Tingkat

kepadatan penduduk tertinggi berada di wilayah kecamatan Serengan

sebesar 19.903. Sedangkan tingkat kepadatan penduduk paling rendah

berada di kecamatan Jebres sebesar 11.582.

Tabel 4.3
Kepadatan Penduduk Kota Surakarta
Tahun 2011
Kecamatan Luas Wilayah Jumlah Tingkat
( km2 ) Penduduk Kepadatan
( Jiwa ) Penduduk
Laweyan 8,46 111.767 12.936
Serengan 3,19 63.491 19.903
Pasar kliwon 4,82 89.164 18.499

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
40

Jebres 12,58 145.703 11.582


Banjarsari 14,81 177.985 12.018
Jumlah 44,04 588.110 13.354
Sumber : BPS kota Surakarta

Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa wilayah dengan

kepadatan penduduk yang tinggi berada di pusat kota Surakarta seperti

wilayah Laweyan, Serengan, dan Pasar Kliwon.

b. Pendidikan

Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan tertinggi yang

ditamatkan mengambarkan potensi kualitas penduduk suatu daerah.

Berdasarkan data dari BPS kota Surakarta, komposisi penduduk

berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.4
Banyaknya Penduduk 5 Tahun ke atas menurut tingkat pendidikan
di kota Surakarta
Tahun 2010 – 2011
Tahun
Tingkat Pendidikan
2010 % 2011 %
Tamat Perguruan Tinggi 47.414 9.20 49.798 9.44
Tamat SLTA 125.035 24.27 129.914 24.63
Tamat SLTP 106.847 20.74 109.036 20.67
Tamat SD 106.281 20.63 100.378 19.03
Tidak Tamat SD 38.294 7.43 34.662 6.57
Belum Tamat SD 54.026 10.49 59.535 11.29
Tidak Sekolah 37.205 7.22 44.165 8.37
Jumlah 515.102 100 527.488 100
Sumber : BPS kota Surakarta

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
41

Dari tabel tersebut diketahui bahwa presentase penduduk yang telah

menyelesaikan perguruan tinggi dan SLTA mengalami kenaikan pada

tahun 2011. Sedangkan penduduk yang hanya menyelesaikan jenjang

pendidikan sampai SLTP maupun SD mengalami penurunan pada tahun

2011. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa kualitas pendidikan di

kota Surakarta mengalami kenaikan pada tahun 2011.

3. Indikator Ketenagakerjaan

Ketenagakerjaan merupakan aspek yang amat mendasar dalam

kehidupan manusia, karena mencakup dimensi ekonomi dan sosial. Setiap

upaya pembangunan, selalu diarahkan pada perluasan kesempatan kerja dan

berusaha, sehingga penduduk dapat memperoleh manfaat langsung dari

pembangunan. Salah satu sasaran utama pembangunan adalah terciptanya

lapangan kerja baru dalam jumlah dan kualitas yang memadai untuk dapat

menyerap tambahan angkatan kerja yang memasuki pasar kerja setiap

tahun.

a. Penduduk Usia Kerja

Secara garis besar, kegiatan penduduk suatu wilayah dibedakan atas

penduduk yang dikelompokkan partisipatif dalam memutar roda

perekonomian yaitu penduduk usia kerja dan penduduk yang termasuk

dalam kelompok tidak partisipatif dalam perekonomian keluarga yang

disebut penduduk bukan usia kerja. Data penduduk usia kerja di kota

Surakarta pada tahun 2011 dapat dilihat pada tabel berikut.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
42

Tabel 4.5
Penduduk 15 th ke Atas Menurut Kegiatan Seminggu yg Lalu di
Kota Surakarta Tahun 2011
Jenis Kelamin
Kegiatan Jumlah %
Laki - laki Perempuan
Bekerja 134.008 92.417 226.425 58.67
Sekolah 17.872 17.513 35.385 9.17
Mengurus RT 12.180 80.733 92.913 24.08
Lainnya 21.584 9.592 31.176 8.08
Jumlah 185.644 200.255 385.899 100
Sumber : BPS kota Surakarta

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa presentase penduduk usia

kerja yang telah bekerja mencapai 58,67 %, sedangkan untuk penduduk

yang masih sekolaha dan mengurus rumah tangga masing – masing

sebesar 9,17 % dan 24,08 %. Dari tabel tersebut juga dapat disimpulkan

bahwa penduduk usia kerja yang telah bekerja didominasi oleh kaum laki

– laki, sedangkan kaum perempuan mendominasi dalam menngurus

rumah tangga.

b. Komposisi Mata Pencaharian

Komposisi menurut mata pencaharian di kota Surakarta tahun 2010

sampai 2011 merupakan jumlah penduduk yang bekerja menurut

lapangan pekerjaan yang ada di kota Surakarta pada tahun 2010 sampai

dengan tahun 2011. Pada tahun 2011 semua sektor mengalami

peningkatan dari tahun 2010, kecuali sektor perdagangan yang justru

turun dari tahun sebelumnya.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
43

Tabel 4.6
Penduduk Berumur 15 tahun ke atas yang Bekerja Menurut
Lapangan Usaha di Kota Surakarta Tahun 2010 - 2011
Lapangan Usaha 2010 2011 Pertumbuhan
( Jiwa ) ( Jiwa ) 2010 – 2011
(%)
Pertanian, perikanan 1.362 2.034 49.34
Pertambangan 0 339 339
Industri Pengolahan 46.063 49.748 8.00
Listrik, Gas, dan Air 314 1.068 240.13
Konstruksi 10.223 17.111 67.38
Perdagangan, rumah 99.030 84.608 -14.56
Angkutan, pergudangan 15.528 15.847 2.05
Keuangan dan asuransi 9.067 12.748 40.60
Jasa 53.769 65.865 22.50
JUMLAH 235.356 249.368 5.95
Sumber : BPS kota Surakarta

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa hampir semua sektor lapangan

pekerjaan mengalami peningkatan, kecuali sektor perdagangan yang

turun -14,56 % dibanding tahun 2010.

B. Analisis Derkriptif

Dari hasil penelitian yang dilakukan dengan metode wawancara terhadap

keluarga TKI di kota Surakarta, diperolah data- data yang akan digunakan

dalam penlitian ini. Data – data tersebut antara lain mengenai jumlah remiten,

pendapatan TKI, pengeluaran konsumsi keluarga, jumlah anggota keluarga,

dan biaya penempatan TKI.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
44

1. Remiten

Dari hasil penelitian terhadap keluarga TKI di Surakarta diketahui

bahwa remiten tertinggi yang diterima oleh keluarga TKI adalah Rp

1.550.000,00 per bulan. Sedangkan remiten terendah adalah Rp 775.000,00

per bulan. Rata – rata remiten yang diterima oleh keluarga TKI adalah Rp

1.102.875,00 .

Tabel 4.7
Distribusi Remiten yang Diterima Oleh Keluarga TKI
Di Kota Surakarta

Remiten Per Bulan Presentase


Kelas Jumlah
( Dalam Rupiah) (%)
1 750.000 – 899.000 5 12,5
2 900.000 – 1.049.000 16 40
3 1.050.000 – 1.199.000 7 17,5
4 1.200.000 – 1.349.000 5 12,5
5 1.350.000 – 1.499.000 4 10
6 1.500.000 – 1.649.000 3 7,5
JUMLAH 40 100
Sumber : Data Primer Diolah

Berdasarkan tabel diketahui bahwa dari 40 responden, jumlah remiten

antara Rp 900.000,00 sampai dengan Rp 1.049.000,00 merupakan nilai

remiten yang paling banyak jumlah respondennya yaitu sebanyak 16

responden atau 40% dari total responden, sedangkan penerimaan remiten

antara Rp 1.500.000, sampai dengan Rp 1.649.000,00 merupakan nilai

remiten yang paling sedikit jumlah respondennya yaitu sebanyak 3

responden atau 7,5% dari total responden.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
45

2. Pendapatan Tenaga Kerja Indonesia ( TKI )

Dari hasil penelitian diketahui bahwa pendapatan tertinggi yang

diterima oleh TKI adalah Rp 4.450.000,00 per bulan. Sedangkan

pendapatan terendah yang diterima TKI adalah Rp 1.650.000,00 per bulan.

Rata – rata pendapatan yang diterima TKI adalah Rp 2.876.250,00.

Tabel 4.8
Distribusi Pendapatan yang Diterima Oleh TKI yang Berasal Dari
Kota Surakarta

Kelas Pendapatan Per Bulan Jumlah Presentase


( Dalam Rupiah ) (%)
1 1.500.000 – 2.199.000 4 10
2 2.200.000 – 2.899.000 24 60
3 2.900.000 – 3.599.000 2 5
4 3.600.000 – 4.299.000 9 22,5
5 4.300.000 – 4.999.000 1 2,5
JUMLAH 40 100
Sumber : Data Primer Diolah

Berdasarkan tabel diketahui bahwa dari 40 responden, pendapatan TKI

antara Rp 2.200.000,00 sampai dengan Rp 2.899.000,00 merupakan nilai

pendapatan yang paling banyak jumlah respondennya yaitu sebanyak 24

responden atau 60% dari total responden, sedangkan pendapatan TKI antara

Rp 4.300.000,00 sampai dengan Rp 4.999.000,00 merupakan nilai

pendapatan yang paling sedikit jumlah respondennya yaitu sebanyak 1

responden atau 2,5% dari total responden.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
46

3. Pengeluaran Konsumsi Keluarga

Dari hasil penelitian terhadap keluarga TKI di kota Surakarta diketahui

bahwa pengeluaran konsumsi keluarga tertinggi adalah Rp 1.100.000,00 per

bulan, sedangkan pengeluaran konsumsi keluarga terendah adalah Rp

400.000,00 per bulan. Rata – rata pengeluaran konsumsi keluarga adalah Rp

633.750,00.

Tabel 4.9
Distribusi Pengeluaran Konsumsi Keluarga TKI
Di Kota Surakarta

Kelas Pengeluaran Konsumsi Jumlah Presentase


Keluarga Per Bulan (%)
( Dalam Rupiah )
1 400.000 – 599.000 19 47.5
2 600.000 – 799.000 12 30
3 800.000 – 999.000 7 17.5
4 1.000.000 – 1.199.000 2 5
JUMLAH 40 100
Sumber : Data Primer Diolah

Berdasarkan tabel diketahui bahwa dari 40 responden, pengeluaran

konsumsi keluarga per bulan antara Rp 400.000,00 sampai dengan Rp

599.000,00 merupakan nilai pengeluaran konsumsi keluarga dengan jumlah

reponden paling banyak, yaitu sebanyak 19 responden atau 47,5% dari total

responden. Sedangkan pengeluaran konsumsi keluarga per bulan antara Rp

1.000.000, 00 sampai dengan Rp 1.199.000,00 merupakan nilai pengeluaran

konsumsi dengan jumlah responden paling sedikit yaitu sebanyak 2

responden atau 5% dari total responden.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
47

4. Jumlah Anggota Keluarga

Dari hasil penelitian terhadap keluarga TKI di kota Surakarta diketahui

bahwa jumlah tanggungan keluarga paling banyak adalah 5 orang,

sedangkan jumlah tanggungan keluarga paling sedikit adalah 1 orang.

Tabel 4.10
Distribusi Jumlah Tanggungan Keluarga TKI
Di Kota Surakarta

Jumlah Tanggungan Keluarga Jumlah Presentase


( Jiwa ) (%)
1 7 17,5
2 16 40
3 12 30
4 4 10
5 1 2,5
JUMLAH 40 100
Sumber : Data Primer Diolah

Berdasarkan tabel diketahui bahwa dari 40 responden, jumlah

tanggunan keluarga sebanyak 2 orang merupakan jumlah tanggungan

keluarga dengan jumlah responden yang paling banyak yaitu sebesar 40%

dari total responden. Sedangkan jumlah tanggungan keluarga sebanyak 5

orang merupakan jumlah tanggungan keluarga dengan jumlah responden

paling sedikit yaitu sebesar 2,5% dari total responden.

5. Total Biaya Penempatan TKI

Dari hasil penelitian diketahui bahwa total biaya tertinggi yang

dikeluarkan untuk penempatan TKI adalah Rp 15.600.000,00, sedangkan

total biaya terendah yang untuk penempatan TKI adalah Rp 9.600.000,00.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
48

Tabel 4.11
Distribusi Total Biaya Penempatan TKI yang Berasal Dari Kota
Surakarta

Kelas Biaya Penempatan TKI Jumlah Presentase


( Dalam Rupiah ) (%)
1 9.500.000 – 11.899.000 7 17,5
2 11.900.000 – 14.299.000 21 52,5
3 14.300.000 – 16.699.000 12 30
JUMLAH 40 100
Sumber : Data Primer Diolah

Berdasarkan tabel diketahui bahwa dari 40 responden, sebanyak 7

responden atau 17,5% dari total responden mengeluarkan total biaya

sebesar Rp 9.500.000,00 sampai dengan Rp 11.899.000,00. Sebanyak 21

responden atau 52,5% dari total responden mengeluarkan total biaya

sebesar Rp 11.900.000,00 sampai dengan Rp 14.299.000,00. Sedangkan

sebanyak 12 responden atau 30% dari total responden mengeluarkan total

biaya sebesar Rp 14.300.000,00 sampai dengan Rp 16.699.000,00.

C. Analisis Data dan Pembahasan

1. Uji Pemilihan Model

Untuk menguji hipotesis dari penelitian ini digunakan analisis regresi

linear berganda, sehingga dapat mengetahui pengaruh pendapatan, jumlah

konsumsi keluarga, jumlah tanggungan keluarga,dan biaya penempatan TKI

terhadap remiten yang diterima oleh keluarga TKI. Berdasarkan haril

penghitungan dengan menggunakan software SPSS 17 dapat diambil

persamaan remiten sebagai berikut :


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
49

Dimana :

RMT = Jumlah remiten yang dikirim


PEND = Pendapatan TKI
PK = Pengeluaran konsumsi keluarga
FAM = Jumlah Anggota Keluarga
BT = Biaya penempatan TKI

2. Uji Statistik

a. Uji t ( Menguji Variabel Secara Parsial )

1) Pengujian terhadap variabel pendapatan TKI

Variabel pendapatan TKI mempunyai koefisien regresi sebesar

0,245 dengan probabilitas 0,000 yang berarti signifikan terhadap =

5%, variable pendapatan TKI secara individual berpengaruh terhadap

remiten yang dikirimkan oleh TKI, dan memiliki hubungan positif.

2) Pengujian terhadap variabel pengeluaran konsumsi keluarga di daerah

asal

Variabel pengeluaran konsumsi keluarga mempunyai koefisien

regresi sebesar 0,276 dengan probabilitas 0,033 yang berarti

signifikan terhadap = 5%, variable pengeluaran konsumsi keluarga

secara individual berpengaruh terhadap remiten yang dikirimkan oleh

TKI, dan memiliki hubungan positif.

3) Pengujian terhadap variabel jumlah anggota keluarga di daerah asal

Variabel jumlah anggota keluarga mempunyai koefisien regresi

sebesar 52036,476 dengan probabilitas 0,018 yang berarti signifikan


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
50

terhadap = 5%, variable jumlah anggota keluarga secara individual

berpengaruh terhadap remiten yang dikirimkan oleh TKI, dan

memiliki hubungan positif.

4) Pengujian terhadap variable Biaya penempatan TKI

Variabel Biaya penempatan TKI mempunyai koefisien regresi

sebesar -0,621 dengan probabilitas 0,029 yang berarti signifikan

terhadap = 5%, variable Biaya penempatan TKI secara individual

berpengaruh terhadap remiten yang dikirimkan oleh TKI, dan

memiliki hubungan negatif.

b. Uji F ( Menguji Variabel Secara Bersamaan )

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel pendapatan TKI,

pengeluaran konsumsi keluarga, jumlah tanggungan keluarga, dan total

biaya penempatan TKI secara simultan atau bersama – sama

mempengaruhi variabel dependen.

Hasil dari output menggunaka software SPSS 17 diketahui nilai F

statistik 110,618 dengan probabilitas 0.000 . Karena probabilitas jauh

dibawah 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa keempat variable

independent secara simultan berpengaruh terhadap remiten.

c. Uji Koefisien Determinasi ( )

Uji koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui berapa

persen variabel Remiten dapat dijelaskan oleh variabel pendapatan TKI,

pengeluaran konsumsi keluarga, jumlah anggota keluarga, dan biaya

penempatan TKI

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
51

Hasil dari output SPSS menunjukkan besarnya adjusted sebesar

0,918, hal ini brarti 91,8% variasi remiten dapat dijelaskan oleh variasi

dari empat variable independent, sedangkan sisanya sebesar 8,2 %

dijelaskan oleh sebab – sebab yang lain di luar model.

3. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Multikoliniearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi ditemukan adanya korelasi yang tinggi atau sempurna antar

variabel independen.

Berdasarkan pada hasil penghitungan matriks korelasi dengan

software SPSS 17, diketahui tidak ada pair-wise korelasi antar variable

independen yang tinggi diatas 0.918, jadi dapat disimpulkan tidak

terdapat multikolinearitas antar variable independen.

b. Uji Heteroskedastisitas

Untuk menguji adanya Heteroskedastisitas dapat digunakan uji

Glejser. Uji Glejser dihitung dengan cara meregres nilai absolute

residual dengan variabel independen lainnya

Berdasarkan hasil penghitungan uji glejser dengan menggunakan

software SPSS 17 diketahui bahwa keempat variable independent tidak

signifikan dengan 0.05, yang berarti tidak terdapat heteroskedastisitas.

c. Uji Autokorelasi

Untuk menguji adanya Autokorelasi dapat digunakan uji Durbin -

Watson. Dari perhitungan autokorelasi dengan uji Durbin Watson

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
52

menggunakan software SPSS 17 diperoleh “d hitung” sebesar 2,142.

Nilai table DW dengan k = 4, dan n = 40 diperoleh dl = 1,285 dan du =

1,721. Sehingga dapat disimpulkan nilai “d hitung” terletak antara “du”

dengan “4 – du”. Hal tersebut berart tidak terdapat Autokorelasi pada

model tersebut.

D. Interpretasi Ekonomi

1. Pengaruh variabel pendapatan TKI terhadap remiten yang dikirim oleh TKI

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh variabel pendapatan

TKI terhadap remiten yang dikirim oleh TKI bernilai positif, artinya apabila

jumlah pendapatan TKI meningkat maka remiten yang dikirim oleh TKI ke

daerah asal juga meningkat, begitu pula sebaliknya.

Hasil uji signifikasi menunjukkan bahwa variabel pendapatan TKI

terbukti mempunyai pengaruh nyata terhadap remiten yang dikirim ke

daerah asal pada tingkat signifikasi 5%. Besarnya pengaruh pendapatan TKI

terhadap remiten yang dikirim dapat dilihat dari besarnya koefisien regresi.

Koefisien variabel pendapatan TKI sebesar 0,245 artinya, setiap

kenaikan pendapatan TKI sebesar Rp 1.000,00 maka akan meningkatkan

remiten sebesar Rp 245,00 dengan menganggap variabel independen yang

lain tetap atau konstan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
53

2. Pengaruh variabel pengeluaran konsumsi keluarga terhadap remiten yang

dikirim oleh TKI

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh variabel pengeluaran

konsumsi keluarga terhadap remiten yang dikirim oleh TKI bernilai positif,

artinya apabila jumlah pengeluaran konsumsi keluarga meningkat maka

remiten yang dikirim oleh TKI ke daerah asal juga meningkat, begitu pula

sebaliknya.

Hasil uji signifikasi menunjukkan bahwa variabel pengeluaran

konsumsi keluarga terbukti mempunyai pengaruh nyata terhadap remiten

yang dikirim ke daerah asal pada tingkat signifikasi 5%. Besarnya pengaruh

pengeluaran konsumsi keluarga terhadap remiten yang dikirim dapat dilihat

dari besarnya koefisien regresi.

Koefisien variabel pengeluaran konsumsi keluarga sebesar 0,276

artinya, setiap kenaikan pengeluaran konsumsi keluarga sebesar Rp

1.000,00 maka akan meningkatkan remiten sebesar Rp 276,00 dengan

menganggap variabel independen yang lain tetap atau konstan.

3. Pengaruh variabel jumlah tanggungan keluarga terhadap remiten yang

dikirim oleh TKI

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh variabel jumlah

tanggungan keluarga terhadap remiten yang dikirim oleh TKI bernilai

positif, artinya apabila jumlah tanggungan keluarga bertambah maka

remiten yang dikirim oleh TKI ke daerah asal juga meningkat, begitu pula

sebaliknya.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
54

Hasil uji signifikasi menunjukkan bahwa variabel jumlah tanggungan

keluarga terbukti mempunyai pengaruh nyata terhadap remiten yang dikirim

ke daerah asal pada tingkat signifikasi 5%. Besarnya pengaruh jumlah

tanggungan keluarga terhadap remiten yang dikirim dapat dilihat dari

besarnya koefisien regresi.

Koefisien variabel jumlah tanggungan keluarga sebesar 52.036,476

artinya, setiap kenaikan jumlah tanggungan keluarga sebanyak 1 orang

maka akan meningkatkan remiten sebesar Rp 52.036,476 dengan

menganggap variabel independen yang lain tetap atau konstan.

4. Pengaruh variabel total biaya penempatan TKI terhadap remiten yang

dikirim oleh TKI

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh variabel total biaya

penempatan TKI terhadap remiten yang dikirim oleh TKI bernilai negatif,

artinya apabila total biaya penempatan TKI bertambah maka remiten yang

dikirim oleh TKI ke daerah asal akan berkurang, begitu pula sebaliknya.

Hasil uji signifikasi menunjukkan bahwa variabel total biaya

penempatan TKI terbukti mempunyai pengaruh nyata terhadap remiten

yang dikirim ke daerah asal pada tingkat signifikasi 5%. Besarnya pengaruh

total biaya penempatan TKI terhadap remiten yang dikirim dapat dilihat

dari besarnya koefisien regresi.

Koefisien variabel total biaya penempatan TKI sebesar -0,621 artinya,

setiap kenaikan total biaya penempatan TKI sebesar Rp 1.000,00 maka

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
55

akan mengurangi remiten sebesar Rp 621,00 dengan menganggap variabel

independen yang lain tetap atau konstan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
56

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian terhadap Tenaga Kerja Indonesia yang berasal dari

kota Surakarta dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Dengan tingkat signifikasi 5%, variabel pendapatan TKI berpengaruh

signifikan terhadap jumlah remiten yang dikirim oleh TKI. Hal ini berarti

hipotesis yang menyatakan bahwa pendapatan TKI berpengaruh signifikan

terhadap jumlah remiten telah terbukti.

2. Dengan tingkat signifikasi 5%, variabel pengeluaran konsumsi keluarga

berpengaruh signifikan terhadap jumlah remiten yang dikirim oleh TKI. Hal

ini berarti hipotesis yang menyatakan bahwa pengeluaran konsumsi

keluarga berpengaruh signifikan terhadap jumlah remiten telah terbukti.

3. Dengan tingkat signifikasi 5%, variabel jumlah tanggungan keluarga

berpengaruh signifikan terhadap jumlah remiten yang dikirim oleh TKI. Hal

ini berarti hipotesis yang menyatakan bahwa jumlah tanggungan keluarga

berpengaruh signifikan terhadap jumlah remiten telah terbukti.

4. Dengan tingkat signifikasi 5%, variabel total biaya penempatan TKI

berpengaruh signifikan terhadap jumlah remiten yang dikirim oleh TKI. Hal

ini berarti hipotesis yang menyatakan bahwa total biaya penempatan TKI

berpengaruh signifikan terhadap jumlah remiten telah terbukti.

5. Secara simultan atau bersama – sama variabel pendapatan TKI, pengeluaran

konsumsi keluarga, jumlah tanggungan keluarga, dan total biaya


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
57

penempatan TKI berpengaruh signifikan terhadap jumlah remiten yang

dikirim ke daerah asal.

B. Saran

1. Dari kesimpulan hubungan antara pendapatan TKI dengan remiten ke

daerah asal, disarankan Tenaga Kerja Indonesia sebaikanya memilih sektor

– sektor atau negara tujuan dengan tingkat pendapatan yang tinggi, sehingga

jumlah remiten yang dikirim ke daerah asal juga tinggi.

2. Sektor – sektor dengan pendapatan yang tinggi biasanya menggunakan

sumber daya manusia dengan ketrampilan yang baik. TKI sebaiknya

memiliki ketrampilan dan kemampuan yang cukup baik agar dapat terserap

dalam sektor – sektor dengan pendapatan yang tinggi, sehingga juga akan

berpengaruh terhadap remiten.

3. Dari kesimpulan hubungan antara pengeluaran konsumsi keluarga dan

jumlah tanggungan keluarga terhadap remiten, disarankan Remiten dari TKI

sebaiknya tidak hanya digunakan untuk konsumsi atau menambah harta

benda di daerah asal, namun juga digunakan untuk tabungan maupun

investasi.

4. Dari kesimpulan hubungan antara biaya penempatan TKI dengan

remiten, disarankan agar TKI sebaiknya memilih biaya penempatan yang

relatif rendah, karena dengan rendahnya biaya penempatan TKI maka akan

meningkatkan remiten yang akan dikirim ke daerah asal.

commit to user

Anda mungkin juga menyukai