Anda di halaman 1dari 9

KLASIFIKASI BALOK LAMINASI BAMBUM (STUDI KASUS PABRIK LAMINASI

BAMBU PT. INDONESIA HIJU PAPAN CISOLOK JAWA BARAT)

Ima Nurmalasari, Bella Goestav


Program studi Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknologi
Uvinersitas muhammadiyah sukabumi
E-mail : imanurmalasari312@gmail.com
bellagoestav16@gmail.com

ABSTRAK

Balok laminasi bambu adalah suatu produk yang dibuat dari beberapa bilah bambu yang direkatkan dengan
arah serat sejajar. Perekatan dilakukan ke arah lebar (horizontal) dan ke arah tebal (vertikal). Hasil perekatan
tersebut dapat berupa papan atau balok tergantung dari ukuran tebal dan lebar. Belum adanya pengujian pada
balok laminasi bambu baik pengujian kuat tarik, kuat tekan maupun kuat lentur. Maka perlu adanya pengujian
terhadap balok laminasi bambu tersebut, sehingga dapat diketahui nilai kekuatan balok laminasi. Hasil
pengujian menunjukkan bahwa balok laminasi bambu memiliki nilai kuat lentur terbesar yaitu 830,66
Kgf/cm2,nilai terendah sebesar 732,09 Kgf/cm2 dan memiliki nilai rata-rata sebesar 778,83 Kgf/cm2.
Sedangkan untuk kuat tekan memiliki nilai terbesar 681,43 Kgf/cm2, nilai kuat tekan terendah sebesar 599,12
Kgf/cm2 dan memiliki nilai Kuat tekan rata-rata sebesar 637,52 Kgf/cm2. Lalu untuk kuat geser memiliki nilai
terbesar yaitu 118,782 Kgf/cm2 , sedangkan nilai terkecil yaitu 101,112 Kgf/cm dan memiliki nilai rata-rata
sebesar 111,631 Kgf/cm2. Klasifikasi balok laminasi bambu termasuk kedalam jenis kayu kelas I dan II.

Kata kunci : Balok Laminasi Bambu, Kuat Tekan, Kuat Lentur, Kuat Geser.

ABSTRACT

A bamboo laminate beam is a product made from several bamboo slats glued together in a parallel fiber
direction. Gluing is done to the width (horizontal) and to the thick (vertical). The results of the gluing can be
in the form of boards or beams depending on the thickness and width. The absence of testing on bamboo
laminated beams both tensile strength, compressive strength and flexural strength. Then it is necessary to test
the bamboo laminated beams, so that it can know the strength value of the laminated beams. The test results
show that the bamboo laminate beam has the greatest flexural strength value of 830.66 Kgf / cm2, the lowest
value is 732.09 Kgf / cm2 and has an average value of 778.83 Kgf / cm2. As for the compressive strength has
the largest value of 681.43 Kgf / cm2, the lowest compressive strength value of 599.12 Kgf / cm2 and has an
average compressive strength value of 637.52 Kgf / cm2. Then for the shear strength has the largest value of
118.782 Kgf / cm2, while the smallest value is 101.112 Kgf / cm and has an average value of 111.631 Kgf /
cm2. Classification of bamboo laminated beams is included in Class II wood species.

Keywords: Bamboo Laminate Beam, Compressive Strength, Flexural Strength, Shear Strength.
PENDAHULUAN 3. Pengujian Kuat Tekan balok laminasi bambu
1.1 Latar Belakang berdasarkan SNI 03-3958-1995
Indonesia sebagai salah satu negara tropis 4. Pengujian Kuat Lentur balok laminasi bambu
di dunia memiliki sumber daya bambu yang berdasarkan SNI 03-3959-1995
cukup potensial. Terdapat berbagai macam 5. Pengujian Kuat Geser balok laminasi bambu
bambu, namun hanya ada beberapa jenis bambu berdasarkan SNI 03-3399-1994
yang sering digunakan yaitu : Bambu Tali /
Apus, Bambu Wulung/Hitam, dan Bambu 1.5 Kerangka Berpikir
Gombong. Sumber daya bambu tersebut harus
ditingkatkan pemanfaatanya agar dapat di Latar Belakang
gunakan sebagai bahan alternatif kayu dengan
dimanfaatkan menjadi produk laminasi bambu
atau lebih dikenal dengan nama laminasi bambu. Rumusan Masalah
Pada tahun 2016 di daerah Cisolok
terdapat pabrik laminasi bambu yang bernama
PT.Indonesia Hijau Papan. Awal mula Studi Litelatur Balok
Laminasi Bambu
pembuatan laminasi bambu karena melimpahnya
bambu di Indonesia. Namun, pemanfaatan
bambu yang sangat sedikit sekali. Maka Eksperimen
dibuatlah laminasi bambu menjadi balok
sehingga manfaat bambu bisa lebih luas.
Hasil Dan Pembahasan
1.2 Rumusan Masalah
1. Berapa Nilai Kuat Tekan Balok Laminasi
Bambu ? Kesimpulan
2. Berapa Nilai Kuat Lentur Balok Laminasi
Bambu ?
3. Mengetahui Nilai Kekuatan Geser Laminasi
KAJIAN PUSTAKA
Bambu ?
2.1 Bambu
4. Mengetahui Klasifikasi Balok Laminasi
Bambu Merupakan tanaman yang berasal
Bambu ?
dari rumput-rumputan dengan rongga dan ruas
ruas di batangnya dan mudah berkembang baik
1.3 Tujuan Penelitian
di dataran tinggi maupun rendah. Bambu sangat
1. Mengetahui Karakteristik Balok Laminasi
produktif karena memiliki laju pertumbuhan
bambu.
yang tinggi. Laju pertumbuhan ini dipengaruhi
2. Mengetahui Klasifikasi balok laminasi.
oleh iklim, kondisi tanah, dan jenis bambu. Rata-
rata bambu bertambah tinggi sekitar 3–10 cm
1.4 Batasan Masalah
per hari.
1. Balok laminasi bambu diambil dari Pabrik
1. Sifat Fisik Bambu
PT. Indonesia Hijau Papan
1. Kadar air
2. Pengujian Karakteristik balok laminasi
Kandungan air bervariasi tergantung
bambu yang dilakukan berupa pengujian kuat
pada umur, waktu penebangan, dan jenis
tekan dan kuat lentur.
bambu. Bambu berumur satu tahun
mempunyai kandungan air relatif tinggi
sekitar 12-13 % baik pada pangkal Kuat geser sejajar serat merupakan
maupun ujungnya. Bambu berumur 3-4 kemampuan benda untuk menahan gaya
tahun, kandungan air pada bagian yang dari luar yang datang pada arah sejajar
ditebang pada musim kering mempunyai serat yang cenderung menekan bagian-
kadar air minimum. bagian benda secara tidak bersama-sama
2. Muai dan Susut atau dalam arah yang berbeda. Kuat geser
Bambu dapat memuai dan menyusut bambu sangat kecil jika dibandingakan
akibat perubahan suhu dan kelembaban. dengan kuat tarik dan kuat tekan bambu.
Pemuaian dan penyusutan tersebut dapat Bambu memiliki kuat geser yang sangat
mengakibatkan bangunan menjadi retak. kecil jika dibandingkan dengan kuat tekan
Jika bambu digunakan sebagai tulangan dan kuat tariknya, kuat geser tertinggi ada
beton, ikatan antara beton dengan bambu pada bambu dewasa dan kuat geser
dapat longgar dan mudah lepas. terendah pada bambu muda.
3. Berat Jenis 3. Kekuatan Tekan
Berat jenis adalah perbandingan Kekuatan tekan adalah kekuatan atau
anatara berat kering tanur susut benda tahan bambu terhadap gaya-gaya tekan
terhadap volume air yang beratnya sama yang bekerja sejajar atau tegak lurus serat
dengan volume benda tersebut. Semakin bambu. Gaya tekan yang bekerja sejajar
tinggi berat jenis bambu, semakin kecil serat bambu akan menimbulkan bahaya
kandungan airnya. Berat jenis beberapa tekan pada bambu tersebut. Gaya tekan
jenis bambu dapat dilihat pada tabel di yang berkerja tegak lurus arah serat akan
bawah ini. menimbulkan retak pada bambu.
Kekutan tekan bambu dipengaruhi
Tabel 2.2 Berat Jenis Bambu oleh kadar air (penurunan kadar air akan
Jenis Bambu Berat Jenis (gr/cm3) menaikkan kekuatan tekan sejajar arah
Bambu Apus 0,509 serat) dan kerapatan bambu (semakin besar
Bambu Legi 0,613 kerapatan bambu, semakin besar kekuatan
Bambu Wulung 0,685 tekan sejajar arah serat.
Bambu Petung 0,717
Bambu Ori 0,744 2.2 Balok Laminasi Bambu
Bambu Ampel 0,769 Balok Laminasi merupakan balok yang
(Sumber : www.eprints.unika.ac.id) dibentuk dari lapisan–lapisan kayu kecil dan
pendek yang direkatkan satu sama lain dengan
3. Sifat Mekanik Bambu arah serat yang sejajar sehingga membentuk
1. Kekuatan lentur balok besar. Balok laminasi ini dapat dibuat
Kekuatan lentur adalah kekuatan untuk melengkung, lurus, atau dalam bentuk lainnya
menahan gaya-gaya yang berusaha sesuai dengan kebutuhannya. (TR Mardikanto,
melengkungkan bambu atau untuk menahan dll, 2011).
beban mati maupun hidup sebagai beban
pukulan. Kekuatan lentur bambu 2.3 Klasifikasikan Kuat Kayu
depengaruhi oleh kadar air (semakin tinggi Klasifikasi kekuatan kayu didasarkan
kadar airnya, semakin kecil kekuatan pada kekuatan lentur dan kekuatan tekan pada
lenturnya). keadaan kayu kering udara. Kekuatan lentur
2. Kuat Geser ditentukan berdasarkan tegangan lentur
maksimum yang diterima oleh kayu hingga
putus (tegangan lentur mutlak). Sedangkan 2. Uji Tekan
kekuatan tekan ditentukan berdasarkan tegangan Menurut SNI 03-3958-1995 Kuat tekan
tekan maksimum yang diterima oleh kayu kayu adalah nilai yang digunakan untuk
hingga pecah (tegangan tekanan mutlak). mengetahui kelas kuat kayu.
Maka kuat Tekan dihitung menurut persamaan
Tabel 2.4 Kuat Kayu sebagai berikut :
Tegangan Tegangan 𝑃
Berat 𝐹𝑐//= 𝑏 𝑥 ℎ
Kelas Lentur Tekan
Jenis Ket : Fc//= Kuat tekan sejajar serat
Kuat Mutlak Mutlak
(BJ) P = Beban uji maksimal
(kg/cm3) (kg/cm3)
B = Lebar benda uji
I ≥ 1100 ≥ 650 ≥ 0,9
H = tinggi benda uji
0,90 –
II 1100 – 725 650 – 425
0,60 3. Uji Kuat Geser
0,60 – ƒʈ//=
𝑃
III 725 – 500 425 - 300 𝑏𝑥ℎ
. . . Mpa
0,40
0,40 – Ket : ƒʈ = Kuat Geser
IV 500 – 360 300 - 215
0,30 p = Beban maksimum
V ≤ 360 ≤ 215 ≤ 0,30 b = Lebar benda uji (mm)
Sumber : Sudarminto 1983 h = Tinggi benda uji (mm)

Tabel 2.5 Kuat Kayu METODE PENELITIAN


Elastisitas 3.1 Alur Penelitian
Kelas Kuat ɩ// absolut
(E)
Kayu (kg/cm2) (Kg/cm2) Mulai
I > 100 125.000
II 60 – 100 10.000
III 40 – 60 80.000 Persiapan Alat dan
Bahan
IV 23,89 – 40 60.000
V < 23,89 -
Sumber : PKKI 1961
Proses Pembuatan
2.4 Metode Pengujian
1. Uji Kuat Lentur
Menurut SNI 03-3959-1995 Suatu balok
kayu pada sebuah struktur pada umumnya Pengujian Benda Uji
menahan beban/gaya lentur.
Maka kuat lentur dihitung menurut persamaan
sebagai berikut :
3 𝑃𝐿 Analisis Data
𝑓𝑏 =
2 𝑏ℎ²
Ket : 𝑓𝑏 = Kuat lentur
P = Beban uji maksimum
L = jarak benda uji Selesai
b = Lebar benda uji
h = Tinggi benda uji
3.2 Pengujian Benda Uji 8. Mencatat semua hasil perhitungan
3.1 Pengujian Kuat Tekan Berdasarkan pada formulir pengujian.
SNI 03-3958-1995
1. Menyiapkan benda uji dengan ukuran 3.3 Pengujian Kuat Geser Berdasarkan
50 x 50 x 200 mm SNI 03-3400-1994
2. Memberikan nomor atau kode 1. Benda uji harus memenuhi ketentuan
pengujian, mengukur benda uji dan seperti di SNI yang ada
mencatat pada formulir pengujian 2. Ketelitian ukuran penampang benda uji
3. Meletakan benda uji secara sentris ± 0,25 mm
terhadap alat pembebanan. 3. Pengujian dilakukan pada bidang
4. Untuk menguji kuat tekan sejajar serat: tangensial dan bidang radial
menjalankan mesin uji dengan 4. Kadar air kayu maksimum 20%
kecepatan konstan 1mm/menit; Untuk 5. Setiap benda uji mempunyai identitas
pengujian kuat tekan tegak lurus arah dengan nomor dan huruf, sehingga
serat: menjalankan mesin uji dengan mencerminkan nomor urut dan jenis
kecepatan 0,33mm/menit. kayu
5. Melakukan pembebanan sampai beban 6. Jumlah benda uji yang disyaratkan tidak
maksimum. boleh kurang dari 5 buah untuk satu
6. Membaca dan mecatat data benda. jenis kayu
7. Gambar/Catat pola retakan-retakan 7. Kecepatan gerakan beban 0,6 mm/menit
yang timbul setalah pengujian. untuk kecepatan gerakan beban yang
8. Menghitung kuat tekan dengan rumus. dapat diukur
9. Mencantumkan semua nilai hasil 8. Kecepatan gerakan beban 5000 N/menit
perhitungan kedalam formullir untuk kecepatan gerakan beban yang
tidak dapat diukur
3.2 Pengujian Kuat Lentur Berdasarkan
9. Mencatat hasil nilai perhitungan yang
SNI 03-3959-1995
sudah di uji atau yang sudah
1. Menyiapkan benda uji dengan ukuran
diperhitungkan.
50 x 50 x 760 mm
2. Memberikan nomor atau kode PEMBAHASAN
pengujian, mengukur benda uji dan 4.1 Pengujian Kuat Lentur
mencatat pada formulir pengujian. Pengujian kuat lentur dilakukan
3. Beri jarak tumpuan 710 mm, pasang menggunakan benda uji dengan ukuran 5x5x76
benda uji pada alat uji. cm dengan jumlah 5 benda uji.
4. Letakan bantalan penekan di atas
benda uji .
5. Jalankan mesin uji dengan kecepatan
getar beban 2,5 mm per menit dan
besarnya beban maksimal sampai \
benda uji mengalami patah.
6. Tentukan bentuk keretakan yang
terjadi pada benda uji.
7. Menghitung Kuat lentur dengan Gambar 4.1. Benda Uji Kuat Lentur Laminasi
rumus. Bambu
Adapun Pengujian kuat lentur balok 4.2 Pengujian Kuat Tekan
laminasi bambu didapatkan hasil seperti pada Pengujian kuat tekan dilakukan
tabel berikut : menggunakan benda uji dengan ukuran 5x5x20
cm dengan jumlah 5 benda uji.
Tabel 4.2 Hasil Pengujian Kuat Lentur
Ukuran Beban Kuat Lentur
Kode Maksimum
Lebar Tinggi Panjang (Kgf/cm2)
(Kgf)
(cm) (cm) (cm)
L-01 5 5 71 974,95 830,66
L-02 5 5 71 949,77 809,2
L-03 5 5 71 859,26 732,09
L-04 5 5 71 914.08 778,08
L-05 5 5 71 872,51 743,38
Kuat Lentur Rata-rata (kgf/cm2) 778,83
Kuat Lentur Rata-rata (MPa) 76,32
Kelas Kuat Kayu (tabel 2.4) Kayu Kelas II
Gambar 4.3. Benda Uji Kuat Tekan Balok
Dari tabel di atas dapat diketahui nilai Laminasi Bambu
kuat lentur rata-rata balok laminasi bambu yaitu Adapun Pengujian kuat tekan balok
sebesar 778,83 Kgf/cm2, serta tergolong pada laminasi bambu didapatkan hasil seperti pada
kayu kelas II berdasarkan pada tabel 2.4. Agar tabel berikut :
dapat mengetahui perbandingan kuat lentur
balok laminasi bambu maka dibuatlah grafik Tabel 4.4 Hasil Pengujian Kuat Tekan
berikut :
Ukuran Beban Kuat
Kode Maksimum Tekan
1000 830,66 809,2 Lebar Tinggi Panjang
732,09 778,08 743,38
(Kgf) (Kgf/cm2)
Kuat Lentur (kgf/cm2)

(cm) (cm) (cm)


800
T-01 5 5 20 15.617,65 624,71
600 T-02 5 5 20 14.978,08 599,12
400 T-03 5 5 20 17.035,72 681,43
200 T-04 5 5 20 16.120,20 644,81
T-05 5 5 20 15.938,40 637,54
0 2
L-01 L-02 L-03 L-04 L-05 Kuat Tekan Rata-rata (kgf/cm ) 637,52
Benda Uji Kuat Tekan Rata-rata (MPa) 62,48
Kayu Kelas
Kelas Kuat Kayu (tabel 2.4)
II
Gambar 4.2 Grafik Kuat Lentur Balok Laminasi
Bambu Dari tabel di atas dapat diketahui nilai
Dari grafik di atas dapat diketahui nilai kuat tekan rata-rata balok laminasi bambu yaitu
kuat lentur laminasi bambu terbesar terdapat sebesar 637,,52 Kgf/cm2, serta tergolong pada
pada benda uji L-01 dengan nilai kuat lentur kayu kelas II berdasarkan pada tabel 2.4. Agar
sebesar 830,66 Kgf/cm2 dan nilai kuat lentur dapat mengetahui perbandingan kuat tekan balok
terendah terdapat pada benda uji L-03 dengan laminasi bambu maka dibuatlah grafik berikut :
nilai kuat lentur sebesar 732,09 Kgf/cm2.
Pengujian kuat geser dilakukan dengan 5
Kuat Tekan Balok Laminasi specimen benda uji Menurut (SNI 03-3400-
Bambu
1994) dengan tidak boleh kurang dari standar
1000 624,71 599,12 681,43 644,81 637,54 yang sudah di terapkan, jika lebih dari 5
Kuat Tekan (kgf/cm2)

500 specimen maka lebih bagus dan bisa


0 membandingkan hasil yang banyak.
T-01 T-02 T-03 T-04 T-05
Benda Uji

Gambar 4.4 Grafik Kuat Tekan Balok Laminasi


Bambu
Dari grafik di atas dapat diketahui nilai
kuat tekan laminasi bambu terbesar terdapat
pada benda uji T-03 dengan nilai kuat tekan
sebesar 681,43 Kgf/cm2 dan nilai kuat tekan
terendah terdapat pada benda uji T-02 dengan
nilai kuat tekan sebesar 599,12 Kgf/cm2. Gambar 4.6 Data Hasil Uji Geser

4.3 Pengujian Kuat Geser Dilihat dari tabel di atas diketahui nilai
uji kuat geser balok laminasi bambu yang sudah
di uji dengan nilai rata-rata 111,631 Kgf/cm²,
kekuatan uji geser pada kelas kuat kayu yaitu
tergolong kelas kuat kayu I. Untuk mengetahui
batang grafik yang sudah di uji dengan 5
specimen dapat memperbandingkan nilai kuat
geser tersebut. Berikut grafik yang sudah dibuat
:

Gambar 4.5 Benda Uji Geser Balok Laminasi


Bambu
Hasil pengujian kuat geser dilakukan
dengan menggunakan alat UTM (Universal
Testing Machine) .
Proses pengujian kuat geser ini dilakukan
dengan alat UTM (Universal Testing Machine)
sehingga terjadi pergeseran yang diakibatkan
adanya tekanan pada beban yang telah diberikan.
Dari data tersebut kemudian diolah sehingga di Gambar 4.7 Grafik Kuat Geser Balok Laminasi
dapat nilai kekuatan geser dari benda uji. Bambu
Sehingga perhitungan nilai kuat geser dapat Pada grafik di atas nilai beban maksimum
dilakukan dengan cara perbandingan antara (Kgf/cm²) kuat geser laminasi kombinasi bambu
beban maksimum dengan luas penampang. tali, hitam dan gombong di atas menunjukan
bahwa kekuatan geser (Kgf/cm²) pada laminasi
bambu dengan perbedaan persentase dengan 2. Nilai kuat tekan terbesar yang didapatkan
kode G-03 sebesar 101,112 (Kgf/cm²) dapat di sebesar 681,43 Kgf/cm2 dan nilai kuat tekan
bandingkan dengan persentase paling besar terendah sebesar 599,12 Kgf/cm2. Nilai
dengan kode G-04 sebesar 118,782 (Kgf/cm²) Kuat tekan rata-rata sebesar 637,52
dan memiliki nilai rata-rata kuat geser sebesar Kgf/cm2.
111,631 (Kgf/cm²). Hal ini menunjukan bahwa 3. Nilai kuat geser terbesar yang didapatkan
laminasi bambu akibat perbedaan persentase sebesar 118,872 Kgf/cm2 dan nilai kuat
bahan dengan kode G-04 memiliki kuat geser geser terendah sebesar 101,112 Kgf/cm2.
yang paling besar di bandingkan dengan Nilai Kuat geser rata-rata sebesar 111,631
persentase bahan lainnya. Kgf/cm2
4. Klasifikasi balok laminasi bambu termasuk
4.4 Pembahasan Hasil Pengujian kedalam jenis kayu kelas II dan I.
Dari hasil pengujian di atas dapat
disimpulkan bahwa kekuatan lentur dan SARAN
kekuatan tekan terbesar berada pada bagian sisi 1. Perlu dilakukan penelitian terhadap jenis
balok. Hal ini disebabkan karena pada proses pengujian yang lain seperti pengujian kuat
pengepresan balok laminasi tekanan terbesar tarik .
berada pada bagian sisi balok, sehingga bagian 2. Pada penelitian selanjutnya, sangat di
sisi balok laminasi lebih padat dibandingkan perlukan penelitian khusus mengenai lem
dengan bagian tengah balok laminasi. perekat laminasi bambu.
Belum banyaknya pengetahuan
masyarakat terhadap kualitas balok laminasi DAFTAR PUSTAKA
bambu, menjadikan produksi balok laminasi Ages Dwi Yanthi Winoto, 2014 ,
bambu tidak begitu diminati, dengan mengetahui “Kontruksi Bambu Untuk Bangunan”, Taka
kualitas dari balok laminasi bambu, penulis Publisher : Yogyakarta.
ingin menyampaikan bahwa harga yang Kusumawati Widya Karya, “Kuat Lentur
ditawarkan mahal karena kualitas bagus. Sambungan Finger Joint Pada Balok Kayu Arah
sehingga masyarakat dapat lebih tertarik untuk Lebar Balok”. Bandung.
menggunakan produksi balok laminasi bambu Mardikanto.T, Karlinasari.Lina dan
tersebut. Tri.Bahtiar Effendi., 2011, “Sifat Mekanis
Beberapa keungguana dari balok laminasi Kayu”, PT Penerbit IPB Press, Bogor.
bambu yaitu tahan rayap ,Umur balok laminasi Puspantoro.Benny., “Konstruksi
bambu Lebih dari 30 tahun, tidak mudah patah, Bangunan Tidak Bertingkat”, Universitas
lebih kuat, dan lebih fleksibel. Atmajaya Yogyakarta, Yogyakarta
Sumarni Sri “Stuktur Kayu”. UNS Press.
KESIMPULAN Surakarta
Berdasarkan hasil pengujian yang Widjaja,w,s,1995 “Perilaku mekanika
dilakukan didapatkan kesimpulan sebagai batang stuktur komposit laminasi bambu dan
berikut : phenol formaldehida”, thesis S2 program pasca
1. Nilai kuat lentur terbesar yang didapatkan serjana universitas gajah mada Yogyakarta.
sebesar 830,66 Kgf/cm2 dan nilai kuat Breyer, D.E., (1988). "Design of
lentur terendah sebesar 732,09 Kgf/cm2. Wood Structures" , Second Edition Me
Nilai Kuat lentur rata-rata sebesar 778,83 Graw-Hlil, New York.
Kgf/cm2. Dranfield S, Widjaja EA. 1995.
PROSEA, Plant Resources of South-East Asia 7.
Dokinfo-Bapeda DIY. 2007. Bambu Kontruksi Jurnal Sosek Pekerjaan Umum, Vol.4
Lebih kuat Dibanding Baja. Artikel dari No.1, April 2012 : 15-22.
http://www.bapeda.pemda- Sri Ruliaty Sutardi, N. N. (2015). Seri
diy.go.id/detail.php.jenis. Diakses pada tanggal Paket Iptek Informasi Sifat Dasar dan
29 Maret 2020 Kemungkinan Penggunaan 10 jenis bambu.
Novriyanti, E. 2005. Dalam Arsad, E Bogor: IPB Press.
(2014), Bambu Tenaman Manfaat Pelindung Setyo H, Nor Intang ., Satyarno, Iman.,
Tepian Sungai. Info Hasil Hutan Vol 2. No 1. Sulistyo, Djoko., and Paryitno, TA. 2014. Sifat
Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mekanika Bambu Petung Laminasi Dinamika
Hasil Hutan. Rekayasa Vol. 10 No.1 : 6-13.
Liese W. 1980. Anatony of bambu Yayasan Bambu Indonesia, 1994.
Proceedings Workshop Bambu Research in Asia, Simpulan dan Saran. Sarasehan Strategi
Singapore 28-30 May 1980. International Penelitian Bambu Indonesia. Yayasan Bambu
Development Research Center. Ottawa. Lingkungan Lestari-LIPI. Bogor.
Janssen JJA. 1981b. Bambu In Building
Structures, Doktor of Technical Science Thesis, SNI 03-3958-1995 Pengujian Kuat Tekan
Eindhoven University Of Technology,
SNI 03-3959-1995 Pengujian Kuat Lentur
Eindhoven, Netherlands.
Kusuma, H. 2. (2008). Sfiat Fisis dan SNI-03-3400-1994 Pengujian Kuat Geser
Mekanis Bambu Lapis Bambu Tali (Gigantochola
apus (J. A. & J. H. Schultes) Kurz) dengan
Perekat Tanin Resorsinol Formaldehida. IPB.
Bogor.
Ghozali, I. (Maret 2008). Desain
Penelitian Eksperimental Teori, Konsep dan
Analisis Data dengan SPSS 16. Badan Penerbit
Universitas Diponegoro
Sastrapradja SA, Widjaja, Prawiroatmojo
S, Soekarno S. 1980. Beberapa Jenis Bambu.
Lembaga Biologi Nasional-LIPI. Bogor
Sutiyono. 2007. Koleksi jenis-jenis
bambu pusat penelitian dan pengembangan hutan
dan konservasi alam Bogor di stasiun penelitian
hutan Arcamanik, Bandung. Di dalam: Makalah
Penunjang pada ekpose hasil-hasil Penelitian
konservasi dan rehabilitasi sumberdaya hutan:
Padang, 20 September 2006. Bogor : LIPI. Hlm
303.
Sulatinigsih, A. (2004,2011). Pengaruh
Lapisan Kayu Terhadap Sifat Laminasi Bambu.
Makasar.
Putri R, Ratih. 2012. Keberterimaan
Masyarakat Terhadap Inovasi Teknologi Bambu
Laminasi Sebagai Alternatif Pengganti Kayu

Anda mungkin juga menyukai