Laporan Kasus Melena
Laporan Kasus Melena
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memenuhi Tugas Praktek Kerja
Lapang (PKL) Manejemen Asuhan Gizi Klinik
Disusun Oleh
MIFTAKHUL ISTINGANAH
J310120070
2015
1
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan studi kasus mendalam dengan judul “Observasi Melena et cause Ulkus
Peptikun dan ISPA dengan DM di Ruang Flamboyan Di RSUD Kota Salatiga”
Oleh:
MIFTAKHUL ISTINGANAH
(J310120070)
Menyetujui,
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
lapangan asuhan gizi klinik pada kasus “Obsevasi Melena Susp. Ec Ulkus
Proposal ini terwujud atas bimbingan, pengarahan dan bantuan dari berbagai
1. Kedua orang tua saya yang selalu memberi dukungan, semangat, dan doa;
laporan ini, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
Penulis
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saluran pencernaan terdiri dari suatu saluran kontinu yang berjalan dari
pencernaan adalah untuk memindahkan zat gizi atau nutrien seperti air, dan
elektrolit dari makanan yang kita makan ke dalam lingkungan internal tubuh.
perdarahan saluran bagian atas mulai dari esofagus sampai duodenum. Warna
merah gelap atau hitam berasal dari konversi Hb menjadi hematin oleh bakteri
darurat yang memerlukan tindakan medik intensif yang segera di rumah sakit /
varises esofagus.
Tanda dan gejala umum pada melena adalah BAB warna kehitaman
(melena), mengeluarkan darah dari rectum,denyut nadi yang cepat, nyeri perut,
4
jika ada perdarahan yang berkepanjangan dapat menyebabkan anemia, mudah
seperti faktor umur,kadar hb, tekanan darah selama perawatan dan lain-lain.
Studi kasus ini dilaksanakan untuk mengetahui lebih lanjut terapi diit pada
B. Tujuan
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
5
d. Mahasiswa mampu melakukan intervensi atau implementasi gizi pada
1. Waktu
2. Tempat
perawatan III.
1. Jenis Data
a. Data primer
6
b. Data Sekunder
a. Wawancara
penyakit keluarga.
b. Pengamatan
c. Pencatatan
7
E. Manfaat
1. Bagi mahasiswa
Pasien dapat memahami dan menerapkan terapi diit yang telah diberikan
setelah pulang dari rumah sakit serta keluarga dapat membantu dan
Sebagai masukan data yang telah dikaji secara mendalam dapat digunakan
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Penyakit
Melena adalah keluarnya tinja yang lengket dan hitam seperti aspal, dan
dicernanya darah pada usus halus. Warna merah gelap atau hitam berasal dari
perdarahannya biasanya juga berasal dari saluran cerna atas (Sylvia, A price,
2005)
darah, umumnya terjadi akibat perdarahan saluran pencernaan bagian atas yang
lebih dari 50 – 500 ml dan biasanya disertai hematemesis atau perdarahan usus-
usus ataupun colon bagian kanan dapat menjadi sumber lainnya (Porter, R.S.,
et al., 2008).
terputus dan meluas sampai di bawah epitel. Kerusakan mukosa yang tidak
juga sebagai tukak (misalnya tukak karena stress). Diketahui bahwa ulkus
peptikum terjadi hanya pada area saluran gastrointestinal yang terpajang pada
asam hidroklorida dan pepsin. Penyakit ini terjadi dengan frekuensi paling
9
2. Batu Empedu
Hati merupakan salah satu organ tubuh penting yang berperan dalam
penyimpanan mineral berupa zat besi dan tembaga yang dibutuhkan untuk
pembentukan sel darah merah serta vitamin-vitamin larut lemak seperti A,D,E
dan K. Hati mengatur volume dan sirkulasi darah serta berperan dalam
gizi.
Dua jenis penyakit hati yang sering ditemukan adalah hepatitis dan sirosis
hati. Hepatitis adalah peradangan hati yang disebabkan oleh keracunan toksin
tertentu atau karena infeksi virus. Penyakit ini disertai anoreksia, demam, rasa
mual dan muntah, serta jaundice (kuning). Sirosis hati adalah kerusakan hati
yang menetap yang disebabkan oleh hepatitis kronis, alkohol, saluran empedu
Batu empedu Adalah batu yang berada di kandung empedu atau saluran
empedu. Batu empedu merupakan organ berbentuk buah pir kecil yang terletak
menyimpan cairan empedu yang dihasilkan oleh hati. Kandung empedu bisa
menyimpan sekitar 0,4 liter empedu. Hati menghasilkan sekitar satu liter
10
kecoklatan ke dalam usus halus. Cairan empedu berguna dalam penyerapan
3. Diabetes Melitus
kekurangan hormon insulin secara absolut atau relatif oleh pankreas atau bisa
juga karena kurangnya respon tubuh terhadap insulin, atau bisa juga akibat dari
memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup, atau tubuh Anda menjadi
kurang sensitif terhadap insulin yang dihasilkan tubuh fungsi dari Hormon
Insulin yaitu untuk mengubah Glukosa menjadi energi. Jika produksi insulin
berkurang atau tidak efektif maka kadar Glukosa darah menjadi tidak
terkendali dengan optimal hal ini dapat berujung pada terjadinya penyakit
kurang lebih 14 hari, ISPA mengenai struktur saluran di atas laring, tetapi
kebanyakan penyakit ini mengenai bagian saluran atas dan bawah secara
11
ISPA adalah penyakit yang menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari
adneksanya seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura (Nelson, 2003).
Jadi disimpulkan bahwa ISPA adalah suatu tanda dan gejala akut akibat
infeksi yang terjadi disetiap bagian saluran pernafasan atau struktur yang
B. Etiologi Penyakit
atau melena sulit dipakai sebagai patokan untuk menduga besar kecilnya
suatu keadaan yang gawat dan memerlukan perawatan segera di rumah sakit.
Mallory - Weiss
dan alkohol.
12
Penyebab perdarahan saluran cerna bagian atas yang terbanyak dijumpai di
C. Patofisiologi Penyakit
Pada gagal hepar sirosis kronis , kematian sel dalam hepar mengakibatkan
dalam sub mukosa esophagus, lambung dan rectum seta pada dinding abdomen
anterior yang lebih kecil dan lebih mudah pecah untuk mengalihkan darah dari
ini, maka vena tersebut menjadi mengembang dan membesar (dilatasi) oleh
tiba, penurunan arus balik vena ke jantung, dan penurunan perfusi jaringan.
pada saat pengkajian awal. Jika volume darah tidak digantikan, penurunan
memberikan efek pada saluran sistem tubuh, dan tanpa suplai oksigen yang
13
pepsin,dan warna hitam ini diduga karena adanya pigmen porfirin. Kadang-
kadang pada perdarahan saluran cerna bagian bawah dari usus halus atau kolon
tertahan pada saluran cerna sekitar 6 – 8 jam untuk merubah warna feses
keadaan melena. Feses tetap berwarna hitam seperti teh selama 48 – 72 jam
setelah perdarahan berhenti. Hal ini bukan berarti keluarnya feses yang
D. Gejala
bagian atas, atau perdarahan usus-usus maupun kolon bagian kanan dapat juga
menjadi sumber lain, disertai gejala anemia, yaitu pusing, angina, syncope, dan
darah dari rectum (hematoskezia), denyut nadi yang cepat, nyeri perut, nafsu
menyebabkan terjadinya anemia, seperti mudah lelah, pucat, nyeri dada dan
pusing. Selain itu komplikasi yang dapat terjadi antara lain syok, penyakit hati
14
kronis, gagal ginjal akut, penurunan kesadaran, ensefalopati, leukositosis dan
darah setelah 24 – 48 jam akibat pemecahan protein darah oleh bakteri usus
(Davey, 2005).
Melena adalah keadaan buang air besar berupa darah akibat luka atau
kerusakan pada salauran cerna. Penanganan diit pada melena bertujuan untuk
15
Jenis diet dan Indikasi pemberian :
1. Diet Lambung I
diberikan dalam bentuk saring dan merupakan perpindahan dari diet pasca
2. Diet Lambung II
kepada pasien dengan ulkus peptikum atau gastritis kronis dan tifus
16
F. Interaksi Obat dan Makanan
1. Omeprazole
termasuk dalam kelompok obat proton inhbitor. Efek samping dari obat ini
2. Ondasentron
Ondansentron termasuk dalam jenis obat anti mual. Penggunaan obat ini
gangguan hati,dan penyakit jantung. Efek samping obat ini adalah sakit
17
BAB III
A. SKRINING GIZI
SKOR SGA
A B C
DESKRIPSI JAWABAN
Berat badan: A
BB biasa Tidak ada
BB awal masuk RS/saat ini TL = cm
LLA = 40 cm
(bila ada data dikutip, bila
tidak ada ditimbang) TB = 155 cm
Kehilangan BB selama 6bulan 1. ( √ ) tidak ada A
terakhir 2. ( ) ada perubahan, bertambah atau
menurun <5%
3. ( )Ada penurunan BB 5-10%
4. ( ) ada penurunan BB >10%
5. ( ) tidak tahu (tidak discore)
Perubahan BB selama 2 1. ( √ ) tidak ada
minggu terakhir. Bila pasien 2. ( ) tidak ada, tapi BB dibawah atau
tidak yakin, tanyakan : diatas normal
1. Perubahan ukuran ikat 3. ( ) ada kenaikan, tapi BB belum
pinggang normal
2. Perubahan ukuran 4. ( ) BB turun A
pakaian
3. Asumsi teman terlihat
“lebih kurus”
Asupan makan 1. (√ ) asupan cukup dan tidak ada
Perubahan dan jumlah asupan perubahan, kalaupun ada perubahan
akhir-akhir ini hanya sedikit dan atau dalam waktu
yang singkat
A
2. ( ) asupan menurun dari pada
sebelum sakit tapi tahap ringan
3. ( ) asupan rendah tapi ada
peningkatan
4. ( ) asupan sangat tidak cukup dan
menurun tahap berat dari pada
sebelumnya.
Lamanya dan derajat 1. ( ) <2 minggu, sedikit/tanpa
perubahan asupan perubahan
18
2. ( ) >2 minggu, perubahan ringan-
sedang
3. ( ) tak bisa makan, perubahan drastis A
Gejala Gastrointestinal Jika tidak, Frekuensi Lamanya
1. Anoreksia langsung ke
1.( ) YA 1.( ) tidak 1.( )
2.( √) TDK pernah >2minggu
2.( )tiap hari 2.( )<2 A
3.( )2-3x/mgg minggu
4.( )1-2x/mgg
2. Mual 1.( √ )YA 1.( )tdk pernah 1.( ) >2mgg
2.( )TDK 2.( )tiap hari 2.( √ )
3.(√) 2-3x <2mgg
/minggu
A
4.( ) 1-2x
/minggu
3. Muntah 1.( √ )YA 1.( )tdk pernah 1.( )>2
2.( )TDK 2.( )tiap hari minggu
3.( √ )2-3x 2.( √ )<2
/minggu minggu
A
4.( )1-2x
/minggu
19
(mis: ulcerative colitis + diare, kanker,
peritonitis berat)
PEMERIKSAAN FISIK
1. Kehilangan lemak subkutan 1.( √)tidak ada
(trisep, bisep) 2.( )salah satu tempat
3.( )kedua tempat A
2. Kehilangan massa otot 1.(√)tidak ada
(tl.selangka, scapula 2.( )salah satu tempat
/tl.belikat, tl.rusuk, betis 3.( )kedua tempat A
3.Edema 1.( √)tidak ada / sedikit A
(bisa ditanyakan ke dokter 2.( )sedang / tungkai
/perawat 3.( ) berat (anasarka)
4.Asites 1.( √ ) tidak ada A
2.( )sedang
3.( )berat
KESELURUHAN SKOR SGA
A = Gizi baik / normal (skor “A” pada >50% kategori atau ada peningkatan 13 2
signifikan)
B = Gizi kurang / sedang (skor “B” pada >50% kategori)
C = Gizi buruk (skor “C” pada >50% kategori, tanda-tanda fisik signifikan)
Assessment :
A. Skrining
Diagnosis medis : Obs. Melena susp. Et cause ulkus peptikum dan ISPA
Diit Saat ini : Diet lambung dengan DM
20
Bentuk makanan : lunak
Tabel 2. Biokimia
Pengkajian Gizi:
a. Antropometri: LLA% = 40 cm
TB =155 cm
BB = 80 kg
%LLA : 132,89
b. Biokimia
Pemeriksaa Kadar Rentang Normal Keterangan
n urin/darah
MCH 28 28 – 31 pg Normal
Ureum 13 10 – 15 Normal
c. Fisik/ Klinik:
- Tekanan Darah 120/80 mmHg
- Respirasi 24 x/menit
- Suhu : 360C
- Kesan Umum: composmentis, sedang
d. Keluhan utama:
Pusing, BAB tidak puas dan hitam, mual
e. Riwayat Personal: DM, operasi batu empedu, dan operasi histerektomi hernia
21
FORM PERENCANAAN NUTRITION CARE PROCESS
Program Studi Ilmu Gizi
Fakultas Ilmu Kesehatan UMS
Nama Mahasiswa Miftakhul Istinganah
NIM J310120070
Tanggal Pengumpulan
22
Penilaian/ komentar dosen
ANAMNESIS
1. Identitas Pasien
Tabel 3. Identitas Umum Pasien
Nama : Ny. DK No RM : 08-09-126946
Umur : 49 Tahun Ruang : Flamboyan 301
Jenis
: perempuan Tgl masuk : 2-11-2015
Kelamin
Agama : Islam Tgl kasus : 5-11-2015
Pekerjaan/ : Tegal rejo, Tegaran,
: Wiraswasta Alamat
penghasilan Salatiga
:Obs. Melena susp. Ec
Pendidikan :- Diagnosis medis
ulkus peptikum dan ISPA
Aktivitas
: Ringan Suku/Bangsa : Jawa
fisik
2. Riwayat Penyakit
Tabel 4. Riwayat Penyakit Pasien
Keluhan Utama Pusing, BAB tidak puas dan berwarna hitam serta mual dan
muntah.
Riwayat Penyakit DM, operasi batu empedu dan operasi histerektomi hernia 2 th
Dahulu yang lalu
Riwayat Penyakit Tidak ada
Keluarga
Riwayat Penyakit Obs. Melena susp. Et cause ulkus peptikum dan ISPA
Sekarang
3. Riwayat Gizi
Tabel 5. Riwayat Gizi Pasien
Alergi/pantangan Obat Antalgin
makanan
Diet yang pernah -
dijalankan
Kebiasaan makan Nasi 3x/hari @2 centong (200 g), oseng-oseng sayur 3x/hari @1
mangkok (75 g), lauk hewani (telur, ati ayam, daging)
3x/minggu @1 ptg sdg (50 g), gorengan tahu/tempe 2x/hari @2
ptg sedang (100 g), teh manis 2x/hari @1 gelas, kopi mix
23
2x/hari @1 gelas, roti manis (sari gandum) 4x/minggu @2 ptg
sdg (80).
Makanan kesukaan Oseng-oseng dan roti manis (sari gandum) serta kopi mix.
Suplementasi gizi -
Lain-lain -
A. Antropometri
Tabel 6. Perhitungan Antropometri Pasien
Berat Badan (BB) Aktual : 80 Kg BB idaman/ideal: (TB-100) x 90%
BB koreksi : : (155-100) x 90%
: 49,5 kg
24
Lingkar Lengan Atas (LLA) : 40 cm % LLA =
pengukuran sebenarnya : nilai stndar x
100%
= 400 : 301 x 100%
= 132,98 %
B. Biokimia
Tabel 7. Hasil Pemeriksaan Biokimia Pasien
Pemeriksaan urin/darah Kadar Rentang Normal Keterangan
MCH 28 28 – 31 pg Normal
Ureum 13 10 – 15 Normal
25
Kreatinin 0,6 0,6 – 1,1 Normal
C. Klinik/ Fisik
Tabel 8. Hasil Pemeriksaan Klinik Pasien
Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan
Vital sign:
1. Pemeriksaan subjektif
Tabel 9. Hasil Pemeriksaan Subjektif
Jenis keadaan Tanggal pemeriksaan
6-11-2015 7-11-2015 8-11-2015
Mual + + +
Muntah + - -
Pusing + - +
Batuk + + -
2. Pemeriksaan fisik
Tabel 10. Hasil Pengamatan Klinik selama tiga hari
Tanggal Keadaan fisik
6 November 2015 1. Fisik : lemas
2. Keadaan umum :
26
composmentis
3. BAB : tidak puas, dicelana ada
flek-flek merah
7 November 2015 1. Fisik : lemas
2. Keadaan umum :
composmentis
3. BAB : tidak puas
8 November 2015 1. Fisik : lemas
2. Keadaan umum :
composmentis
3. BAB : tidak puas
3. Pemeriksaan Klinis
Tabel 11. Hasil Pengamatan klinik selama tiga hari
Jenis Tanggal pemeriksaan Nilai normal
pemeriksaan 6-11-2015 7-11-2015 8-11-2015 Ket
Tensi 150/90mmHg 130/100mmHg 120/80mmHg 120/80mm Normal
(mmHg) Hg
Nadi 86 64 80 60- Normal
100x/mnt
Respirasi 24 24 24 20- Normal
25x/menit
Suhu 36,50 C 36 36 36-370 C Normal
Assesmen : Dari pemeriksaan klinis tensi, nadi, respirasi dan suhu pasien dalam
kategori normal.
D. Dietary History
1. Kesimpulan Berdasarkan Riwayat Gizi:
Pasien memiliki pola makan yang tidak sesuai dengan diit yang
diberikan dibuktikan dengan pasien banyak mengkonsumsi oseng-oseng
(tumis), roti manis dan minuman manis (teh manis dan kopi mix).
2. Hasil Recall 24 jam diet : di Rumah
Tanggal : 1 – 11 - 2015
Diet RS :
Tabel 12. Hasil Recall dirumah
Implementasi Energi Protein (g) Lemak KH (g)
(kkal) (g)
27
Asupan oral 2885,4 85,8 75,6 499,4
Kebutuhan (AKG) 2150 57 60 323
% asupan 134,20% 150,52% 126% 154,61%
Kesimpulan berdasarkan recall dirumah 24 jam:
Asupan makanan Pasien tergolong dalam kategori lebih (DEPKES RI,2003).
Kurang : <60%
Cukup : 60 -79%
Baik : 80-119%
Lebik : ≥120%
E. Medical History
1. Pemeriksaan Penunjang
-
2. Terapi Medis
28
Tabel 14. Jenis Obat
Jenis obat/tindakan Fungsi Interaksi dengan Zat Gizi
29
BAGIAN 2. NUTRITION DIAGNOSIS
Tabel 15. Diagnosis Gizi
Domain intake :
NI- 2.1 Kekurangan intake makanan E,P dan KH berkaitan dengan mual
dan muntah dibuktikan dengan presentase asupan recall di rumah
sakit yaitu E = 57,35%,, P = 54,82% dan KH = 43,09%.
Domain klinis
NC – 2.2 Perubahan nilai laboratorium berkaitan dengan anemia ditandai
dengan kadar MCHC 30 mm dan Hb 13,3 g/dl (normal 14 – 18
g/dl).
Domain behavior
NB – 1.3 Belum siap melakukan kepatuha diet berkaitan dengan kurangnya
kemauan untuk berubah dibuktikan oleh kebiasaan pasien yang
suka mengkonsumsi makanan berlemak (oseng-oseng) setiap hari
serta makanan dan minuman yang manis (teh manis dan kopi
mix) 2x sehari.
30
c. Lemak diberikan 15% dari kebutuhan energi total dan diberikan secara
bertahap sesuai kebutuhan
d. Karbohidrat sesuai dengan sisa perhitungan energi, protein dan lemak.
e. Vitamin diberikan terutama vitamin B12 dan vitamin C serta diberikan asam
folat untuk membantu meningkatkan kadar Hb
f. Cairan cukup terutama jika ada mual dan muntah.
g. Makanan mudah dicerna
h. Makanan tidak berbumbu merangsang
i. Porsi kecil dan sering.
31
Cara Pemberian : Oral.
Asupan zat gizi Energi, protein, Recall setiap hari Asupan baik mencapai
lemak, normal
karbohidrat ( baik= 70& – 80 %)
32
kembali ke keluarga pasien
33
BAGIAN 4. IMPLEMENTASI
34
2. Rekomendasi diet : siklus 6 Tanggal 6 November 2015
Standar Diet RS Rekomendasi Standar Diet
Makan pagi Bubur nasi Bubur nasi
Sambal goreng tahu Terik takua
Tumis wortel utren Sup wortel kentang kapri
Telur bacem Telur bacem
Teh tawar Teh tawar
Selingan pagi Pisang kepok
35
% standar/kebutuhan 69,51% 73,30% 115,99% 80,48%
36
Opor ayam Ayam sakura
Tempe bacem Tempe bacem
Capcay Capcay
Teh tawar Teh tawar
Selingan malam Pisang kepok
Komposisi : Komposisi :
E = 1377,0 kal E = 1384,6 kal
P = 74,6 g P = 73,0 g
L = 48,0 g L = 38,5 g
KH = 168,6 g KH = 260,5 g
37
Standar Diet RS Rekomendasi Standar Diet
Makan pagi Bubur nasi Bubur nasi
Balado telur Bacem putih telur
Terik takua Tahu bacem
Oseng buncis Oseng buncis
Teh tawar Teh tawar
Selingan pagi Pisang
Komposisi : Komposisi :
E = 1922,3 kal E = 1385,6 kal
P = 87,7 g P = 67,7 g
L = 53,6 g L = 38,4 g
KH = 268,1 g KH = 225,8 g
38
Hari : Minggu
39
Sayuran :sayuran mentah, sayuran berserat tinggi dan menimbulkan
gas seperti daun singkong, kacang panjang, kol, lobak, sawi
Buah-buahan : buah yang berserat tinggi dan/dapat menimbulkan
gas seperti jambu biji, nanas, kedondong, durian, dan buah yang
dikeringkan.
Lemak : lemak hewan dan santan kental
Minuman : minuman yang mengandung soda dan alkohol, kopi, ice
cream dan minuman yang manis
f. Evaluasi : menanyakan kembali kepada pasien apakah sudah paham
mengenai materi yang telah disampaikan atau apakah ada yang ingin di
tanyakan lagi.
BAB IV
40
A. Monitoring dan Evaluasi Data Subyektif
1. Antropometri
badannya sendiri. Berat badan pasien yaitu 80 kg, sehingga didapatkan IMT
pasien 33,29 kg/m2 dimana status gizi pasien tergolong dalam katerogi status
132,98% termasuk juga dalam kategori gizi lebih atau overwight. Berat badan
2. Pemeriksaan fisik
41
6 November 2015 4. Fisik : lemas
5. Keadaan umum :
composmentis
6. BAB : tidak puas, dicelana
ada flek-flek merah
7 November 2015 4. Fisik : lemas
5. Keadaan umum :
composmentis
6. BAB : tidak puas
8 November 2015 4. Fisik : lemas
5. Keadaan umum :
composmentis
6. BAB : tidak puas
Sumber : Data rekam medik, 2015
Pada saat pengamatan pasien untuk pemeriksaan fisik dari awal sampai
akhir pengamatan pasien lemas. Keadaan umum pasien pada hari pertama
sampai hari ketiga composmentis. Pengamatan hari pertama BAB pasien tidak
puas terdapat flek-fek merah pada celana, sedangkan untuk hari kedua dan hari
ketiga BAB tidak puas namun BAB sudah berwarna khas hal ini dikarenakan
pencernaan dan diberikan terapi diit lambung II, diet DM dan diet rendah
3. Pemeriksaan Klinis
42
Dari hasil pengamatan hari pertama hingga hari ketiga tensi, nadi, respirasi
7. Pemeriksaan Laboratorium
MCH 28 28 – 31 pg Normal
Ureum 13 10 – 15 Normal
bahwa kadar Hemoglobin dan MCHC rendah yaitu 13,3 g/dl serta 30mm,
mengakibatkan kadar Hb dalam darah rendah dan anemia yang ditandai dengan
susu, putih telur dan daging. Kadar gula pada pasien hanya diperiksa satu kali
43
pada awal masuk rumah sakit dengan hasil normal yaitu 138 g/dl dikarenakan
Gizi %
Asupan
6/11/15 7/11/1 8/11/15 6/11/1 7/11/15 8/11/1
5 5 5
Energi (kkal) 1991,89 1500,55 1261 1308,1 75,3 63,30 65,67 68,75
2
Protein(gram) 99,59 66 61,88 62,7 66,27 62,13 62,95 63,78
Lemak (gram) 33,19 33 33,05 35,1 99,42 99,57 105,75 101,58
KH (gram) 323,68 236,65 219,8 203,85 73,11 67,90 62,97 67,99
Klasifikasi tingkat konsumsi zat gizi menurut Depkes RI (2003), dibagi
Kurang : <60%
Cukup : 60% – 70 %
Baik : ≥80%
Dari hasil pengamatan asupan makan pasien selama implementasi tiga hari
44
134,20%, protein 150,52%, lemak 126% dan karbohdrat 154,61% asupan
asupan makan normal yaitu antara 90% – 119%, sehingga pasien dikategorikan
dalam asupan makan diatas kebutuhan. Hal ini disebabkan pasien memiliki
pola makan yang salah dan kesukaan mengkonsumsi sayur yang dimasak
secara ditumis, kemudian suka mengkonsumsi kopi mix dan teh manis, serta
gemar makan roti manis. Implementasi gizi diberikan berupa buah dan snack
yang bertujuan untuk menambah asupan energi dan protein serta susu
gastrointestinal.
status gizi pasien dalam kategori lebih. Pasien telah diberikan konseling
45
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan data dari hasil pengamatan studi kasus selama 3 hari di bangsal
Flamboyan kelas III dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
a. Hasil anamnesis pada Ny. DK diagnosis medisnya yaitu Melena susp. Ec ulkus
peptikum
b. Assesmen gizi pada pasien melena yaitu
46
1. BB pasien 80 kg, TB 155 cm dan status gizi pasien lebih dengan IMT 33, 29
kg/m2
2. Berdasarkan hasil pemeriksaan biokimia didapatkan hasil bahwa nilai
laboratorium Hb 13,3 g/dl dan MCHC 30 mm
3. Pemeriksaan klinik selama tiga hari yang meliputi tensi, nadi, respirasi dan
suhu adalah dalam kategori normal.
c. Terapi diit yang diberikan diet lambung II, diet DM dan diet Rendah Lemak
dengan Energi 1991,892 kal, protein 99,59 gram, lemak 33,19 gram dan KH
323,68 gram.
d. Rata-rata asupan makanan setelah dilakukan implementasi selama tiga hari yaitu
Energi= 68,75%, Protein= 63,78%, Lemak= 101,58% dan Karbohidrat= 67,99%.
B. Saran
1. Bagi pasien
Sebaiknya pasien selalu mengkonsumsi makanan yang disajikan di rumah sakit
sehinga dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan diit pasien dengan harapan
dapat mempercepat proses penyembuhan penyakit.
2. Ahli gizi
Pengawasan dan penatalaksanaan diet yang tepat bagi pasien untuk menghindari
komplikasi dan meningkatkan kesehatan pasien.
3. Bagi rumah sakit
Pemenuhan kebutuhan gizi ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan zat gizi pasien
sehingga dapat memperpendek waktu rawat inap.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 2003. Profil Kesehatan Indonesia 2000. Jakarta: Depkes Republik Indonesia.
.
47
Hilmy. 2010. Kedaruratan Medik Pedoman Penatalaksanaan Praktis. Jakarta: Binarupa
Aksara.
48