Anda di halaman 1dari 3

KELOMPOK 8:

-RIZKI MAULANA 371763001


-SANDI PERMADI 371763020
-HERY SETIAWAN 371861003
-REZIANA RIZKY ANANDA 371861004
Teori Contigency
Teori Contigency adalah teori kesesuaian pemimpin yang berarti menyesuaikan
pemimpin dengan kondisi yang tepat. Teori yang dikemukakan oleh Fiedler’s (1964) ini
menyatakan bahwa kinerja pemimpin ditentukan dari pemahamannya terhadap situasi
dimana mereka memimpin. Secara sederhana teori kontigensi menekankan terhadap gaya
kepemimpinan dan pemahaman situasi yang tepat oleh pemimpin. Gaya kepemimpinan
digambarkan sebagai motivasi kerja atau motivasi hubungan. Motivasi kerja lebih
ditekankan kepada pencapaian tujuan sedangkan ditekankan pada pengembangan,
hubungan dekat secara personal. Kemudian gaya kepemimpinan itu disesuaikan dengan
situasi. Teori kontigensi mengemukakan bahwa situasi dapat dikategorikan dengan tiga
faktor; hubungan pemimpin bawahan, stuktur kinerja, dan kekuatan posisi. Hubungan
pimpinan bawahan merujuk kepada atmosfer kelompok dan kepercayaan diri, kesetiaan,
dan interaksi mereka. Struktur kinerja lebih ditekankan kepada optimalisasi kinerja.
Beberapa pertimbangan kerja dapat dikatakan terstruktur bila : 1. Persyaratan kinerja/tugas
itu harus jelas dan diketahui 2. Pola penyelesaian kerja mempunyai banyak alternative 10 3.
Penyelesaian kerja dapat diimplementasikan dengan mudah 4. Hanya beberapa solusi yang
berlaku Kekuatan posisi adalah karakteristik ketiga yang merujuk kepada otoritas pemimpin
untuk memberikan hadiah atau hukuman kepada bawahan. Kekuatan ini mencakup
kekuatan legitimasi perorangan yang berujung kepada posisi mereka di organisasi. Secara
umum, ketiga faktor situasional diatas menentukan berbagai situasi dalam organisasi.
Situasi yang paling tepat untuk kesesuaian gaya kepemimpinan adalah hubungan pimpinan
bawahan yang baik, kerja terstruktur, dan posisi pemimpin yang kuat. Keunggulan Teori
kontinjensi mempunyai sejumlah keunggulan sebagai berikut : 1. Teori ini didukung oleh
penelitian empirik yang bagus. 2. Teori ini telah memperluas pemahaman kita mengenai
kepemimpinan dengan mempertimbangkan dampak situasi terhadap pemimpin. 3. Teori ini
prediktif dan menyediakan informasi yang berguna bagi kepemimpinan secara efektif. 4.
Teori ini menguntungkan karena tidak mengharuskan orang mampu dalam semua situasi. 5.
Teori ini menyediakan data mengenai gaya kepemimpinan yang dapat berguna untuk

1
pengembangan identitas kepempinan dalam organisasi. Kritik Banyak kritik yang diterima
oleh teori kontingensi yang menjadi penilaian umum bahwa teori ini bisa dikatakan tepat
atau tidak sebagai teori kepemimpinan. 11 Kritik tersebut adalah :
1. Teori ini gagal menjelaskan secara lengkap kenapa seorang pemimpin lebih efektif
dalam beberapa situasi disbanding situasi yang lain.
2. Kritik terhadap skala LPC (skala penilaian kinerja pemimpin dari perspektif rekan
kerja yang pernah bekerja dengannya) yang banyak dipertanyakan kevalidannya karena
dianggap tidak korelasi dengan standard ukuran kepemimpinan lainnya.
3. Teori ini susah diterapkan pada setting dunia nyata, karena membutuhkan
penilaian gaya kepemimpinan yang kompleks dengan tiga pendukungnya yaitu hubungan
pimpinan bawahan, struktur kerja, dan kekuatan posisi yang masing-masing berbeda.
4. Teori ini gagal menjelaskan apa yang harus dilakukan organisasi untuk
menyesuaikan pemimpin dan situasi di tempat kerja.

Teori kontingensi mula-mula diperkenalkan oleh Lawrence dan Lorsch (1967)


kemudian dipakai oleh Kazt dan Rosenzweig (1973) yang menyatakan bahwa tidak ada cara
terbaik dalam mencapai kesesuaian antara faktor organisasi dan lingkungan untuk
memperoleh prestasi yang baik bagi suatu organisasi.
Menurut Sari (2006) dalam Azli dan Azizi (2009), teori kontingensi merupakan suatu teori
yang cocok digunakan dalam hal yang mengkaji reka bentuk, perancangan, prestasi dan
kelakuan organisasi serta kajian yang berkaitan dengan pengaturan strategik.
Menurut Raybun dan Thomas (1991) dalam Azli dan Azizi (2009), teori kontingensi
menyatakan pemilihan sistem akuntansi oleh pihak manajemen adalah tergantung pada
perbedaan desakan lingkungan perusahaan. Teori ini penting sebagai media untuk
menerangkan perbedaan dalam struktur organisasi. Variabel yang sering dipakai dalam
bidang ini adalah organisasi, lingkungan, teknologi, cara pembuatan keputusan , ukuran
perusahan, struktur, strategi, dan budaya organisasi (Raybun dan Thomas, 1991), serta
ketidakpastian, teknologi, industri, misi dan strategi kompetitif, observabilitas (Fisher,
1999).

2
Daftar Pustaka

Anthony, Robert N. dan Govindarajan, Vijay. 2009. Manajemen Control System 12th edition,
Penerjemah Drs. F.X. Kurniawan Tjakrawala, Jilid 1. Penerbit Salemba Empat,
Jakarta.
Fisher, G Joseph. 1998. Contingency Theory, Management Control System and Firm
Outcomes: Past Results and Future Directions, Behavioural Research in Accunting
Vol. 10.
arindhaayuningtyas on: Mei 3, 2012. Teori Agensi Kepemimpinan
https://arindhaayuningtyas.wordpress.com/2012/05/03/teori-kontingensi-kepemimpinan/

Anda mungkin juga menyukai