3 Aspek Perpajakan Koperasi
3 Aspek Perpajakan Koperasi
DOSEN PEMBIMBING:
OLEH: KELOMPOK 2
FAKULTAS EKONOMI
Puji syukur disampaikan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesempatan
dan kekuatan, sehingga makalah yang berjudul Aspek Perpajakan Koperasi ini dapat
diselesaikan pada waktu yang telah ditentukan. Shalawat beserta salam semoga senantiasa
Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak dan kepada Bapak Drs. Rinaldi
Munaf, MM, Ak, CPA, CA selaku dosen pembimbing pada matakuliah Perpajakan Lanjutan
kami. Penulis yakin masih banyak kekurangan yang terdapat di dalam makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis. Untuk itu penulis mengharapakan kritik
dan saran dari pembaca untuk kesempurnaan makalah ini. Kami harap makalah ini bias
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakang.....................................................................................................
B. RumusanMasalah................................................................................................
C. Tujuan.................................................................................................................
BAB II PENGKAJIAN.................................................................................................
BAB IV PEMBAHASAN
A. Koperasi..............................................................................................................
BAB V PENUTUP.........................................................................................................
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Perpajakan dan Koperasi merupakan dua hal penting yang perlu dipahami. Pajak
adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang
langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Pembayaran pajak merupakan perwujudan dari kewajiban kenegaraan dan peran serta Wajib
Pajak untuk secara langsung dan bersama-sama melaksanakan kewajiban perpajakan untuk
pembiayaan Negara dan pembangunan nasional. Koperasi merupakan Badan Hukum yang
pajak untuk menghitung, memotong, menyetor dan melaporkan besarnya pajak terutang
sesuai dengan ketentuan. Dalam system ini diharapkan wajib pajak memiliki kesadaran
keinginan yang baik untuk membayar pajak, dan disiplin dalam menjalankan peraturan
perundang-undangan perpajakan.
Kontribusi pembayaran pajak dari Wajib Pajak berbentuk koperasi, usaha kecil dan
menengah saat ini sangat kecil dibandingkan total penerimaan pajak, padahal jumlah
Oleh karena itu, kurangnya pemahaman akan ketentuan perpajakan dan kurangnya
sosialisasi dari pemerintah tentang banyaknya fasilitas perpajakan yang tujuannya mendorong
sector usaha kecil dan menengah, kemungkinan dapat menjadi penyebab rendahnya
4
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
5
BAB II
PENGKAJIAN
Bentuk dan jenis koperasi menurut Pasal 15 dan Pasal 16 UU Koperasi, dibedakan atas
bentuk dan jenisnya. Bentuk koperasi didasarkan atas keanggotaan, sedangkan jenis koperasi
berdasarkan dari kesamaan aktivitas, kepentingan dan kebutuhan ekonomi para anggotanya.
Koperasi Primer adalah Koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan orang-
seorang, Koperasi Sekunder adalah Koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan
Koperasi.
Bunga simpanan koperasi adalah bunga yang diberikan pada anggota atas simpanan wajib
dan simpanan sukarela yang ia setorkan. Besaran bunga yang akan diterima telah ditentukan
koperasi.
Sisa Hasil Usaha Koperasi merupakan pendapatan Koperasi yang diperoleh dalam satu
tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban lainnya termasuk pajak
dalam tahun buku yang bersangkutan. Sisa Hasil Usaha setelah dikurangi dana cadangan,
dibagikan kepada anggota standing dengan jasa usaha yang dilakukan oleh, masing-masing
anggota dengan Koperasi, serta digunakan untuk keperluan pendidikan perkoperasian dan
keperluan lain dari Koperasi, sesuai dengan keputusan Rapat Anggota. Besarnya pemupukan
6
BAB III
LANDASAN TEORI
Menurut Prof. Dr. H. Rochmat Soemiro SH. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas
negara berdasarkan undang-undang yang dapat dipaksakan dengan tiada mendapat jasa
timbal kontra prestasi yang langsung dapat ditunjukkan dengan yang d\igunakan untuk
Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada kas negara untuk membiayai
pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan untuk public saving yang merupakan sumber
“Pajak adalah partisipasi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau
imbalan secara langsung dan digunakan untuk kebutuhan negara bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat.”
Menurut Richard Kohls, sebagai konsep pertama dari beberapa konsepr mendasar
yang mendasar yang membantu membedakan koperasi dari peusahaan bentuk lain adalah
kepemlikan dan pengawasan terhadap badan usaha tersebut harus dilakukan oleh mereka
7
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Koperasi
berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar
atas asas kekeluargaan. Dalam pasal ini juga dijelaskan mengenai dua jenis koperasi,
yaitu koperasi primer dan koperasi sekunder. Koperasi primer adalah koperasi yang
mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan
8
b. berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan
demokrasi ekonomi.
c. pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya
e. kemandirian.
a. pendidikan perkoperasian;
yang dapat menjadi anggota Koperasi ialah setiap warga negara Indonesia yang
9
Modal Koperasi dijelaskan dalam Pasal 41 dan 42 Undang-Undang
Perkoperasian, yaitu:
o Pasal 41
(1) Modal Koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman.
a. simpanan pokok;
b. simpanan wajib;
c. dana cadangan;
d. hibah.
a. anggota;
o Pasal 42
(1) Selain modal sebagai dimaksud dalam Pasal 41, Koperasi dapat
penyertaan.
B. Perpajakan Koperasi
10
Dalam ketentuan perpajakan, bentuk kegiatan usaha berupa koperasi termasuk
Wajib Pajak Badan. Sesuai dengan bunyi penjelasan Pasal 2 ayat (1) huruf b Undang-
Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan, yaitu: “Badan adalah
melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan
terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik negara atau
badan usaha milik daerah dengan nama dan bentuk apa pun, firma, kongsi, koperasi,
politik, atau organisasi lainnya, lembaga, dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak
Pasal 3 ayat (1) huruf b Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2008 tentang
Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib
termasuk wajib pajak yang dikenai Pajak Penghasilan Final yang menerima atau
(empat miliar delapan ratus juta rupiah) dalam 1 (satu) Tahun Pajak.
mengatur tentang jangka waktu tertentu pengenaan Pajak Penghasilan yang bersifat
Sisa Hasil Usaha koperasi merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu
tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban lainnya termasuk
pajak dalam tahun buku yang bersangkutan. Selanjutnya juga dijelaskan dalam Pasal
4 ayat (1) huruf g Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000, yaitu yang menjadi Objek
Pajak adalah penghasilan yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima
11
atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar
Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib
Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk dividen,
dengan nama dan dalam bentuk apapun termasuk dividen dari perusahaan asuransi
zakat atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh
keturunan lurus satu derajat, dan oleh badan keagamaan atau badan
terbatas sebagai Wajib Pajak dalam negeri, koperasi, Badan Usaha Milik
Negara, atau Badan Usaha Milik Daerah, dari penyertaan modal pada
syarat:
12
2) bagi perseroan terbatas, Badan Usaha Milik Negara dan Badan
puluh lima persen) dari jumlah modal yang disetor dan harus
f. sisa hasil usaha koperasi yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggotanya.
anggotanya.
2000 dijelaskan bahwa Untuk menentukan besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi
Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap tidak boleh dikurangkan:
pembagian laba dengan nama dan dalam bentuk apapun seperti dividen, termasuk
dividen yang dibayarkan oleh perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan
sebesar 15% (lima belas persen) dari jumlah bruto dan bersifat final atas bunga
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2009 tentang Pajak Penghasilan atas
Bunga Simpanan yang Dibayarkan oleh Koperasi kepada Anggota Koperasi Orang
13
1. Pasal 1
koperasi orang pribadi dari dana yang disimpan anggota koperasi orang
diterima anggota koperasi orang pribadi yang merupakan bagian dari sisa
hasil usaha.
Tujuan dari pengenaan pajak yang bersifat final tersebut adalah untuk
perkoperasian di Indonesia.
2. Pasal 2
Rp240.000,00 (dua ratus empat puluh ribu rupiah) per bulan; atau
b. 10% (sepuluh persen) dari jumlah bruto bunga untuk penghasilan berupa
bunga simpanan lebih dari Rp240.000,00 (dua ratus empat puluh ribu rupiah)
per bulan.
14
Bunga dibayarkan pada bulan Februari Rp245.000,00 untuk masa Januari,
Rp100.000,00. Maka yang dikenakan PPh 10% adalah bunga bulan Januari
Maret Rp0,00
3. Pasal 3
koperasi orang pribadi, wajib memotong Pajak Penghasilan yang bersifat final
4. Pasal 4
pelaporan Pajak Penghasilan atas bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi
kepada anggota koperasi orang pribadi diatur dengan atau berdasarkan Peraturan
Menteri Keuangan.
5. Pasal 5
Penghasilan atas Bunga Simpanan yang Dibayarkan oleh Koperasi kepada Anggota
Koperasi Orang Pribadi, dijelaskan secara rinci dalam Peraturan Menteri Keuangan
Pajak Penghasilan atas Bunga Simpanan yang Dibayarkan oleh Koperasi kepada
15
1. Pasal 1
yang didirikan di Indonesia kepada anggota koperasi orang pribadi dikenai Pajak
2. Pasal 2
Rp240.000,00 (dua ratus empat puluh ribu rupiah) per bulan; atau
b. 10% (sepuluh persen) dari jumlah bruto bunga untuk penghasilan berupa
bunga simpanan lebih dari Rp240.000,00 (dua ratus empat puluh ribu rupiah)
per bulan.
3. Pasal 3
4. Pasal 4
(1) Koperasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 wajib memberikan tanda bukti
pemotongan Pajak Penghasilan Final Pasal 4 ayat (2) kepada Wajib Pajak
Pasal 4 ayat (2) sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tetap dilakukan terhadap
(nol persen).
5. Pasal 5
16
(1) Pajak Penghasilan yang telah dipotong oleh koperasi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 wajib disetor ke kas negara melalui Kantor Pos atau bank yang
(2) Dalam hal tanggal jatuh tempo penyetoran sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) bertepatan dengan hari libur termasuk hari Sabtu atau hari libur nasional,
(3) Penyetoran Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
6. Pasal 6
(2) Dalam hal batas akhir pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
bertepatan dengan hari libur termasuk hari Sabtu atau hari libur nasional,
(3) Pelaporan Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
7. Pasal 7
8. Pasal 8
17
Peraturan Menteri Keuangan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Indonesia.
18
BAB V
PENUTUP
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum
gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. Koperasi berlandaskan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 serta berdasar atas asas kekeluargaan. Tujuan
koperasi yaitu bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat
pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka
mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-
Koperasi termasuk Wajib Pajak Badan, yang dikenai Pajak Penghasilan Final jika
Rp4.800.000.000,00 (empat miliar delapan ratus juta rupiah) dalam 1 (satu) Tahun Pajak.
Jangka waktu tertentu pengenaan Pajak Penghasilan yang bersifat final bagi koperasi paling
lama yaitu 4 (empat) Tahun Pajak. Kewjiban koperasi membayarkan sebesar 15% (lima belas
persen) dari jumlah bruto dan bersifat final atas bunga simpanan yang dibayarkan oleh
koperasi.
Besarnya Pajak Penghasilan berupa bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi
yang didirikan di Indonesia kepada anggota koperasi orang pribadi adalah 0% (nol persen)
untuk penghasilan berupa bunga simpanan sampai dengan Rp240.000,00 (dua ratus empat
puluh ribu rupiah) per bulan, atau 10% (sepuluh persen) dari jumlah bruto bunga untuk
penghasilan berupa bunga simpanan lebih dari Rp240.000,00 (dua ratus empat puluh ribu
19
DAFTAR PUSTAKA
(14.39)
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/82680/pp-no-23-tahun-2018. Diakses
Djanika, Sri. 2003. Ekonomi Koperasi: Teori dan Manajemen. Jakarta: Salemba Empat
20