Anda di halaman 1dari 12

TEKS CERITA SEJARAH DAN CERPEN

SEJARAH

Tujuan Pembelajaran: Nilai Servite et Amate


3.1 Memahami struktur dan kaidah teks sejarah MELAWAN ARUS:
3.2 Membandingkan teks cerita sejarah dengan teks yang Berinisiatif dan tampil
berani
lain
3.3 Menganalisis teks cerita sejarah
3.4 Menganalisis teks cerita cerpen sejarah
3.5 Menyususn teks cerita sejarah dengan struktur dan
kaidah teks baik
3.6 Menyususn teks cerpen sejarah dengan struktur
dan kaidah teks baik
3.7 Membuat resensi teks cerita sejarah
3.8 Membuat resensi cerpen sejarah

1
Peta Konsep

Teks Cerita Sejarah &


Cerita Pendek Sejarah

Struktur dan
Membandingkan
Kaidah

Menganalisis Menyusun Meresensi


A. Pengertian :
 Teks sejarah adalah suatu tulisan yang berisi fakta rentetan peristiwa sejarah.
Dalam sumber lain dinyatakan bahwa sejarah merupakan peristiwa masa
lampau.
 Teks novel sejarah adalah suatu tulisan imajinasi yang
berlatar/bertokoh peristiwa sejarah

B. Struktur
Struktur Teks
meninggal, SejarahCirebon pecah
Kesultanan Strukturprajurit
Novel Sejarah
keraton. Saat itu
Suatu rangkaian
menjadi tiga, yakniperistiwa masa
Kesultanan lalu yang
Kasepuhan, Suatu rangkaian
Fatahilahperistiwa
memerintahyangsementara
benar-benar
Kesultanan terjadidan
Kanoman, . Rangkaian
Keprabonperistiwa berdasarkan imajinasi pengarang
Kesultanan Cirebon. yang
tersebut tersusun secara kronologis. berlatar atau bertokoh
4. ....
Mungkin pula urutannya divariasikan kejadian/peristiwa masa lalu (sejarah).
dengan pola hubungan sebab akibat. Rangkaian peristiwa tersebut tersusun
Struktur 1 secara kronologis dan dapat juga sorot
balik atau yang lain (lihat jenis plot) .
Urutannya divariasikan dengan pola
hubungan sebab akibat
Contoh: Contoh:
Pengenalan Peristiwa 1
1. Syarif Hidayatullah atau Sunan 1. Sekar seorang gadis jelita. Dia
Gunung Jati menggantikan tinggal di dekat keraton. Saat itu
pamannya memerintah Cirebon, Syarif Hidayatullah atau Sunan
Struktur teks keraton yang Rekaman Gunung Jati menggantikan
lalu mendirikan
cerita sejarah
diberi nama Pangkuwati. Peristiwa 2
peristiwa pamannya memerintah Cirebon,
2. Syarif Hidayatullah menjadikan lalu mendirikan keraton yang
Cirebon sebuah kerajaan yang diberi nama Pangkuwati.
besar dan disegani. 2. Hampir seluruh hidup Sekar untuk
3. Kesultanan Cirebon dapatPenutup (akibat, ibundanya dan untuk keraton.
kesimpulan, Sekar hidup sebagai
meluaskan kekuasaannya meliputi Peristiwa 3, dst.
abdi dalem
Jayakarta dan Pajajaran. penilaian) keraton. Hidupnya makmur. Saat
4. Fatahilah kemudian diangkat itu Syarif Hidayatullah
sebagai adipati di Jayakarta. menjadikan Cirebon sebuah
5. Fatahilah memerintah sementara kerajaan yang besar dan disegani.
Kesultanan Cirebon. Bahkan Kesultanan Cirebon dapat
6. Pangeran Emas memerintah meluaskan kekuasaannya
Kesultanan Cirebon selama 79 meliputi Jayakarta dan Pajajaran.
Struktur 2 tahun, lalu digantikan oleh
3.
1. Sekar kembali menuai
Pengenalan
Pangeran Karim. kebahagiaan ketika dia
7. Struktur teks cerita
Setelah Pangeran sejarah
Karim 2. Konflik
dipersunting oleh Sarto. Seorang
3. komplikasi
4. klimaks
5. Penyelesaian
C. Kaidah Teks Sejarah
Penggunaan kalimat yang menyatakan Pada tahun 1479 Syari Hidayatullah atau
peristiwa pada masa lampau Sunan Gunung Jati menggantikan
pamannya, Pangeran Cakrabumi,
memerintah Cirebon lalu mendirikan
keraton yang diberi nama Pangkuwati
Menggunakan kata-kata yang bermakna Sultan Hasanudin wafar pada tahun
tindakan atau perbuatan. Kata-kata 1570 dan digantikan putranya Maulana
tersebut menggambarkan rangkaian Yusuf. Ia berhasil mengalahkan kerajaan
peristiwa yang dilakukan pelaku Sundayang masih menganut agama
sejarahnya. (Berkaitan dengan Teks naratif Hindu, Sejak itulah Islam berkembang du
= alur) Jawa
menggunakan fungsi keterangan tempat Kerajaan yang bercotak Islam pertama di
dan waktu. (Berkaitan dengan Teks naratif Sulawet berdiri di daerah Makasar, yaitu
= latar, penokohan dan alur) kerajaan Goa dan kerajaan Tallo.
menggunakan konjungsi temporal Daerah Mataram pun kemudian
(berdasarkan urutan waktu), yaitu berkembang dengan pesat
kemudian, lau, dan sesudah
Menggunakan konjungsi kausalitas, yaitu Lalu, karena perselisihan dalam keluarga,
karena, sebab, karena itu, oleh karena itu pada abad ke-17, Kesultanan Cirenon
pecah menjadi tiga, yakni Kesultanan
Kasepuhan, Kesultanan Kanoman, dan
Keprabon

D. Membandingkan
1. Teks sejarah 1 dengan teks sejarah 2
2. Teks sejarah dengan teks cerpen
Teks cerita sejarah tergolong teks naratif seperti halnya cerpen. Di
dalamnya, terdapat unsur tokoh dan penokohan, alur atau rentetan
peristiwa yang mempunyai hubungan sebab akibat berikut konflik
sebagai ciri utanamya.
3. Teks cerita sejarah dengan teks cerpen sejarah
Teks cerita sejarah berisi fakta-fakta sejarah, sedangkan teks cerpen sejarah
adalah cerita imajinasi yang mengambil fakta sejarah.
4. Teks sejarah dengan berita
Tes sejarah peristiwa masa lampau, sedangkan berita peristiwa aktual.
E. Menganalisis Teks Cerita Sejarah

1. Struktur
Teks

4.
Pebanding Analisis
2. Kaidah
an dengan Teks cerita
Teks
teks lain Sejarah

3. Isi Teks

Perhatikan teks berikut:

Kerajaan Malaka

Malaka merupakan pusat perdagangan rempah di Asia yang sangat ramai. Kapal-
kapal dari Gujarat, Bengali, Persia, dan Arab berdatangangan ke Malaka untuk
berdagang. Hal ini menyebabkan Portugis tertarik untuk menguasai wilayah
tersebut.
Kedatangan Portugis ke wilayah itu langsung menimbulkan kecurigaan rakyat Malaka
karena mereka datang bukan atas nama perseorangan, melainkan atas nama negaranya.
Kapal-kapalnya juga bukan merupakan kapal dagang biasa, tetapi berupa kapal perang
yang diperlengkapi dengan meriam-meriam yang siap untuk ditembakkan. Armada
Portugis pertama yang mendarat di perairan Malaka dipimpin oleh Diego Lopez de
Sequcira. Mereka kemudian meminta izin untuk berdaganga di Malaka, tetapi
rakyat dan Sultan Mahmud Syah menolak permintaan mereka karena mengetahui
bahwa tujuan Portugis sebenarnya ingin menguasai pedagangan di perairan Malaka.
Rakyat Malaka yang curiga segera menyerang armada Portugis dan membunuh
orang-orang Portugis. Serangan itu dijadikan alasan Albuquerque, pemimpin
pasukan Portugis, untuk mengadakan serangan balasan. Perang berkobar sangat
dasyat dan
menelan banyak korban di kedua belah pihak.
Rakyat Malaka tidak mampu menahan serangan Portugis karena harus menghadapi
senjata modern. Malaka jatuh ke tangan Portugis pada tahun 1511. Sultan Malaka
terpaksa menyingkir ke Pulau Bintan, tetapi perlawanan rakyat Malaka terus
berkobar sekalipun sifatnya lokal.

Struktur teks tersebut seperti teks cerita sejarah yang lain. Yakni dibangun
oleh pengenalan, rekaman peristiwa, dan penutup.
1. Bagian pengenalan dinyatakan dalam paragraf pertama. Isinya menjelaskan
“apa itu Malaka”. Hal ini ditandai dengan penggunaan kata merupakan
sebagai kata yang lazim digunakan dalam suatu pendefinisian di samping kata
adalah,
ialah, dan yaitu.
2. Bagian rekaman peristiwa dinyatakan dalam paragraf kkedua dan ketiga. Pada
kedua paragraf tersebut dinyatakan rangkaian peristiwa kedatangan Portugis
ke Malaka hingga perlawanan raktay melawan Portugis.
3. Bagian penutup dinyatakan dalam paragraf keempat. Dinyatakan dalam
paragtaf tersebut, akibat dari ketidakseimbangan persenjataan, yaitu
kekalahan rakyat Malaka atas Portugis.

Dalam hal kaidah seperti teks cerita sejarah yang lain. Teks tersebut juga dibentuk
dari kalimat masa lampau. Kalimat berkata kerja tindakan, kaliamat berketerangan
waktu
/tempat, penggunaan konjungsi temporal, dan penggunaan konjungsi kausalitas.
Bukti- bukti:
1. kalimat masa lampau
Bukti: Malaka jatuh ke tangan Portugis pada tahun 1511.
2. Kalimat berkata kerja tindakan
Bukti:
a) Rakyat Malaka yang curiga segera menyerang armada Portugis dan
membunuh orang-orang Portugis.
b) Serangan itu dijadikan alasan Albuquerque, pemimpin pasukan
Portugis, untuk mengadakan serangan balasan.
c) Perang berkobar sangat dasyat dan menelan banyak korban di kedua
belah pihak.
3. kaliamat berketerangan waktu /tempat
Bukti:
a) Malaka jatuh ke tangan Portugis pada tahun 1511.
b) Kapal-kapal dari Gujarat, Bengali, Persia, dan Arab berdatangan ke
Malaka untuk berdagang.
c) Sultan Malaka terpaksa menyingkir ke Pulau Bintan, tetapi perlawanan
rakyat Malaka terus berkobar sekalipun sifatnya lokal
4. penggunaan konjungsi temporal
Bukti:
Mereka kemudian meminta izin untuk berdaganga di Malaka, tetapi rakyat
dan Sultan Mahmud Syah menolak permintaan mereka karena mengetahui
bahwa tujuan Portugis sebenarnya ingin menguasai pedagangan di perairan
Malaka.
5. penggunaan konjungsi kausalitas
Bukti:
a) Hal ini menyebabkan Portugis tertarik untuk menguasai wilayah
tersebut.
b) Mereka kemudian meminta izin untuk berdaganga di Malaka, tetapi
rakyat dan Sultan Mahmud Syah menolak permintaan mereka karena
mengetahui bahwa tujuan Portugis sebenarnya ingin menguasai
pedagangan di perairan Malaka.
c) Rakyat Malaka tidak mampu menahan serangan Portugis karena harus
menghadapi senjata modern.

F. Menyusun Teks Sejarah


1. Tentukan tema
2. Buat kerangka
 Dapat tersusun secara kronologis
 Dapat tersusun berdasarkan sebab akibat
 Dapat tersusun berdasarkan tindakan tokoh
 Dapat tersusun berdasarkan urutan tempat
 Dapat tersusun berdasarkan rentetan peristiwa
3. Cari literatur: mengumpulkan fakta-fakta sejarah
4. Kembangkan jadi teks sejarah
5. Penyuntingan: Dalam tahap ini, kita perlu mencermati kembali teks
cerita sejarah yang disusun, baik itu struktur , isi ataupun bahasanya.
G. Resensi

Langkah Resensi
1. Baca teks cerita sejarah/ teks cerpen sejarah
2. Analisis unsur pembentuknya (struktur 1 atau struktur 2)
 Struktur 1: pengenalan, rekaman peristiwa ( peristiwa 1,2,3,4, dst),
Penutup (akibat, kesimpulan, penilaian); dan kaidah bahasa
 Struktur 2: Unsur intrinsik ( tema, tokoh dan penokohan, latar
waktu dan tempat, plot) dan Unsur ekstrinsik ( nilai sosial,
budaya, politik, bahasa dll.);
3. Timbang kelebihan dan kekurangannya ( pusat resensi)
4. Laporkan hasil
4.1 Tulis judul resensi (sama dengan tema resensi)
4.2 Tulis identitas buku ( judul, pengarang, penerbit dan tahun
terbit, ukuran buku)
4.3 Sertakan sampul buku
4.4 Laporkan isi resensi
4.4.1 Paragraf pendahuluan berisi jenis teks sejarah/ jenis novel
sejarah; atau riwayat pengarang/kepengarangannya; atau dapat
membandingkan dengan buku/ teks sejenis
4.4.2 Paragraf isi: terdiri dari beberapa paragraf berisi kelebihan dan
kekurangan. Kelebihan dan kekurangan diambil dari struktur 1
atau struktur 2
4.4.3 Paragraf kesimpulan: apakah buku atau teks tersebut bagus,
bermanfaat, patut dibeli; dapat juga disertai saran bagi
pembaca.
Glosarium:
1. Teks sejarah adalah suatu tulisan yang berisi fakta rentetan peristiwa sejarah.
Dalam sumber lain dinyatakan bahwa sejarah merupakan peristiwa masa
lampau.
2. Struktur 1 teks cerita sejarah : pengenalan, rekaman peristiwa ( peristiwa
1,2,3,4, dst), Penutup (akibat, kesimpulan,
penilaian)
3. Struktur 2 teks cerita sejarah : pengenalan, konflik, komplikasi, klimaks,
penyelesaian
4. Arti penting teks cerita sejarah adalah bisa belajar tentang kesuksesan dan
kegagalan masa lalu, memperteguh sikap kebangsaan, memperjelas
identitas dan kepribadian bangsa, merupakan sumber informasi, serta dapat
menjadi sarana rekreatif.
5. Untuk menulis teks cerita sejarah, kita perlu mengumpulkan sejumlah fakta
sejarah.
6. Penyuntingan termasuk proses pascapenulisan di dalam langkah-langkah
penyusunan teks cerita sejarah. Dalam tahap ini, kita perlu mencermati
kembali teks cerita sejarah yang disusun, baik itu struktur , isi ataupun
bahasanya.
7. Mengabstraksi teks cerita sejarah berarti menuliskan teks tersebut menjadi teks
baru yang lebih ringkas. Caranya adalah dengan menentukan pokok-pokok
peristiwa dari setiap bagiannya dan merangkaikannya kembali dengan
menggunakan karangan sendiri.
8. Teks cerpen sejarah adalah suatu tulisan imajinasi yang berlatar/bertokoh
peristiwa sejarah
9. Mengonversi teks cerita sejarah ke dalam bentuk cerpen sejarah berarti kita
membuat cerpen dengan menggunakan beberapa fakta sejarah, baik berkenaan
dengan latar waktu, tempat, penokohan, atau peristiwa sejarah.
10. Sesuai dengan karakteristik cerpen sebagai suatu karya yang bersifat imajinatif,
hal-hal yang kita ungkapkan di dalamnya tidak perlu sepenuhnya berdasarkan
fakta. Dalam cerpen itu pun, kita masih dapat melakukan pengembangan,
rekayasa, dan sejumlah kreativitas lainnya, sehingga serpen yang kita buat lebih
menarik, membuat penasaran pembaca, dan lebih menghibur.
11. Unsur intrinsik pembentuk teks sejarah dan teks novel / cerpen sejarah sama
yaitu tema, tokoh, alur, latar
Daftar Pustaka
Depdikbud. 1997. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.
Jakarta: Depdikbud.

Kosasih, Engkos. 2017. Cerdas Berbahasa Indonesia. Cetakan ke-3. Jakarta: Penerbit
Erlangga.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Edisi
5. Cetakan ke-1. Jakarta: Penerbit Gramedia Pustaka Utama.

Anda mungkin juga menyukai