Lingkar Pinggang, Panggul Dan Perut
Lingkar Pinggang, Panggul Dan Perut
8 Lingkar Pinggang
Cara pengukuran lingkar pinggang yang tepat, dapat dilakukan pada titik tengah
antara tulang rusuk terakhir dengan iliac crest. Pita pengukur harus menempel pada kulit,
namun tidak sampai menekan dan sebaiknya pengukuran lingkar pinggang dilakukan
ketika akhir respirasi (Coulston, Boushey, dan Ferruzi, 2013). Cara pengukuran lingkar
pinggang lebih jelasnya sebagai berikut:
Pengukuran lingkar pinggang
Hasil pengamatan berupa rata-rata lingkar pinggang perempuan usia 20-24 tahun
sebesar 72,2 cm sedangkan rata-rata lingkar pinggang laki-laki usia 22-23 tahun sebesar
80,8 cm. Semua berada dalam kategori normal yaitu wanita ≤ 80 cm dan laki-laki ≤ 90 cm,
sehingga dapat dikatakan tidak ada responden dengan lemak berlebih dan timbunan lemak
pada daerah intraabdomen masih dalam batas normal. Namun, ada satu responden
perempuan yang berada pada batas akhir normal yaitu 80 cm.
normal berisiko
Sumber:
Anggraeni A C. 2012. Asuhan Gizi Nutritional Care Process. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Couslton A, Boushey C, dan Ferruzi M. 2013. Nutrition in the Prevention and Treatment of
Disease. Massachusetts: Academic Press.
Despres J P. 2012. Body fat distribution and risk of cardiovascular disease. Circulation 2012,
126: 1301-1313.
Sandi W. 2011. Hubungan Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang Panggul Dengan
Kadar Gula Darah Puasa pada Laki-Laki Dewasa [skripsi]. Surakarta: Universitas
Sebelas Maret.
Lingkar Panggul
Menurut Susetyowati dkk (2019) lingkar panggul merupakan salah satu indikator
obesitas yang diperoleh melalui hasil pengukuran panjang lingkar maksimal dari pantat dan
pada bagian atas symphysis ossis pubis. Besarnya ukuran lingkar panggul (tanpa menilai IMT
dan lingkar pinggang) memiliki risiko DM dan penyakit kardiovaskuler yang lebih rendah
dibanding dengan obesitas apple-shaped. Menurut Riskesdas 2013 teknik pengukuran lingkar
panggul sebagai berikut:
Responden berdiri tegap dengan kedua kaki dan berat merata pada setiap kaki
Palpasi dan tetapkan daerah trochanter mayor pada tulang paha
Lingkarkan pita ukur tanpa melakukan penekanan
Posisikan pita ukur pada lingkar maksimum dari pantat, untuk wanita biasanya di tingkat
pangkal paha, sedangkan untuk pria biasanya sekitar 2-4 cm dibawah pusar
Ukur lingkar pinggul mendekati angka 0,1 cm
Penelitian yang dilakukan oleh Nugraha PG dkk (2019) tentang hubungan antara
lingkar paha dan lingkar panggul dengan sindroma metabolic menunjukkan bahwa tidak
adanya hubungan yang signifikan antara lingkar panggul dengan sindrom metabolic, hasil ini
tidak sesuai dengan hipotesis awal penelitian yaitu lingkar panggul yang lebih kecil
berpengaruh terhadap sindroma metabolic karena otot rangka adalah tempat utama organ
untuk insulin dan tempat terjadinya resistensi insulin, massa otot yang kecil diasosiasikan
dengan meningkatnya kejadian resistensi insulin.
Penelitian yang dilakukan oleh Sumardiyono dkk (2018) menjelaskan bahwa adanya
hubungan positif antara besar ukuran lingkar pinggang dan lingkar panggul terhadap tekanan
darah. Individu yang mempunyai lingkar pinggang dan lingkar panggul yang tinggi otomatis
distribusi lemaknya lebih tinggi pada daerah abdominal. Distribusi lemak yang tidak merata
pada daerah abdominal secara tidak langsung menyebabkan kadar trigliserida pada peredaran
darah semakin tinggi, dan akan berpengaruh pada tinggi rendahnya tekanan darah.
Pengukuran panggul yang dibandingkan dengan lingkar pinggang merupakan metode deteksi
obesitas pada individu. Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa rasio lingkar pinggang
dan panggul adalah indikator yang lebih baik daripada IMT untuk mendeteksi hipertensi pada
individu.
DAFTAR PUSTAKA
Susetyowati, Huriyati E, Kandarina I, dan Faza F. 2019. Peranan Gizi dalam Upaya
Pencegahan Penyakit Tidak Menular. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta (ID).
Nugraha PG, Candra A, Murbawani EA, dan Ardiaria M. 2019. Hubungan antara Lingkar
Paha dan Lingkar Panggul dengan Sindroma Metabolik. Jurnal Kedokteran Diponegoro.
Vol 8 No 4: 1217-1224.
Sumardiyono, Pamungkasari EP, Mahendra AG, Utomo OS, Mahajana D, Cahyadi WR, dan
Ulfia M. 2018. Hubungan Lingkar Pinggang dan Lingkar Panggul dengan Tekanan Darah
pada Pasien Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis). Smart Medical Journal. Vol
1 No 1: 26-31.
Lingkar Perut
Pengukuran antropometri yang dapat digunakan untuk mendeteksi obesitas sentral salah
satunya adalah lingkar perut (LP). Pengukuran lingkar perut dilakukan untuk mengetahui ada
atau tidaknya obesitas abdominal atau sentral. Obesitas abdominal atau obesitas sentral
sangat berpengaruh terhadap kejadian penyakit kardiovaskular dan diabetes mellitus (Fauza
A dan Rosidi A, 2017). Adanya akumulasi lemak sekitar daerah abdominal merupakan factor
risiko terhadap penyakit jantung dari pada obesitas secara umum. Lemak intraabdominal
menghasilkan protein dan hormone tertentu seperti adipokin, inflamatori, angiotensinogen,
dan kortisol yang berhubungan dengan penyakit kardiometabolik seperti dislipidemia,
penyakit jantung coroner, dan hipertensi (Sari MK, Lipoeto NI, dan Herman RB, 2016).
Obesitas abdominal sangat berpengaruh terhadap kejadian penyakit kardiovaskuler dan
diabetes melitus serta kejadian sindroma metabolic. Lingkar perut dapat menggambarkan
adanya timbunan lemak di dalam rongga perut. Semakin panjang lingkar perut menunjukkan
adanya timbunan lemak yang berlebihan dalam rongga perut. Penimbunan lemak yang
berlebihan dalam rongga perut dapat memicu timbulnya penyakit jantung dan diabetes
melitus (Arifin Z, Antara GY, dan Albayani MI, 2019).
Penelitian Park et al (2005) di Korea menunjukkan cut off point lingkar perut yang
berisiko terhadap kejadian obesitas adalah 89,8 cm pada laki-laki dan 86,1 cm pada
perempuan. Asia Selatan dan China menggunakan cut off point ≥ 90 cm untuk laki-laki dan
≥ 80 cm untuk perempuan (Fauza A dan Rosidi A, 2017). Pengukuran lingkar perut yang
dilakukan pada penelitian Azkia FI dan Wahyono TYM (2018) yaitu responden pada posisi
berdiri dan pakaian atas dibebaskan atau memakai pakaian tipis, pita ukur melingkar di perut.
Bila perut membuncit maka pita ukur melewati perut yang paling besar. Risiko obesitas
sentral pada wanita meningkat seiring dengan pertambahan usia. Kelompok usia 40-54 tahun
berisiko 1,3 kali sedangkan kelompok usia 55-65 tahun berisiko 1,4 kali mengalami obesitas
sentral dibanding dengan kelompok usia 25-34 tahun. Wanita berisiko mengalami obesitas
sentral 6 kali lebih besar dibanding laki-laki. Hal ini dapat disebabkan oleh perbedaan tingkat
aktivitas fisik dan asupan energi pada laki-laki dan wanita. Penelitian Guallar-Castillon
menunjukkan bahwa konsumsi gorengan mampu meningkatkan risiko obesitas sentral karena
mengandung energi yang tinggi. Konsumsi makanan berlemak meningkatkan lingkar perut
dan berat badan. Selain itu konsumsi makanan berlemak merupakan factor yang berhubungan
dengan obesitas sentral (Azkia FI dan Wahyono TYM, 2018).
Data Pengamatan
Pengamatan dilakukan pada empat belas responden yang terdiri dari empat laki-laki dan
sepuluh perempuan berusia 20-24 tahun. Pengukuran lingkar perut dilakukan dengan
menggunakan body tape measure dengan ketelitian satu centimeter. Petugas pengukuran
sesuai dengan jenis kelamin responden sehingga responden merasa nyaman dan sesuai
dengan etika pemgukuran. Responden diukur dalam posisi berdiri dengan menggunakan
pakaian karena masalah etika. Pengukuran lingkar perut dilakukan di ruang antropometri
Universitas Muhammadiyah Semarang.
Cut off point lingkar perut pada laki-laki yaitu ≥ 90 cm dan untuk perempuan ≥ 80
cm. Hasil pengukuran yang telah dilakukan menghasilkan bahwa rata-rata responden laki-laki
dan perempuan memiliki lingkar perut normal, hanya ada satu responden wanita yang
memiliki lingkar perut lebih dari 80 cm. Hasil ini juga digambarkan dalam pie chart hasil
pengamatan lingkar perut. Lingkar perut yang lebih dari normal berisiko untuk mengalami
syndrome metabolic atau penyakit kardiovaskuler, sehingga diperlukan pengaturan berat
badan agar lingkar perut menurun dan risiko penyakit kardiovaskuler menurun.
Lingkar Perut
1
13
Normal Lebih
DAFTAR PUSTAKA
Fauza A dan Rosidi A. 2017. Sensitivitas dan Spesifitas Rasio Lingkar Pinggang Panggul
(RLPP) dan Lingkar Perut (LP) sebagai Indikator Risiko Hipertensi pada Orang Dewasa.
NERS: Jurnal Keperawatan. Vol 13 No 1: 10-14.
Sari MK, Lipoeto NI, dan Herman RB. 2016. Hubungan Lingkar Abdomen (Lingkar Perut)
dengan Tekanan Darah. Jurnal Kesehatan Andalas. Vol 5 No 2: 456-461.
Arifin Z, Antara GY, dan Albayani MI. 2019. Hubungan Lingkar Perut dan Tekanan Darah
Karyawan STIKES Yarsi Mataram. Jurnal Kesehatan Qamarul Huda: Vol 7 No 1: 13-17.
Azkia FI dan Wahyono TYM. 2018. Hubungan Pola Konsumsi Makanan Berisiko dengan
Obesitas Sentral pada Wanita Usia 25-65 Tahun di Bogor Tahun 2011-2012. Jurnal
Epidemiologi Kesehatan Indonesia. Vol 2 No 1: 11-18.