5 Tinggi Lutut ( TL )
Alternatif pengukuran tinggi badan yang paling banyak dilakukan salah satunya
adalah mengukur tinggi lutut, yang kemudian dikonversi menjadi tinggi badan dengan
menggunakan formula tertentu, seperti chumlea. Salah satu alasan pengukuran tinggi lutut
dilakukan adalah karena panjang tulang pada tungkai bagian bawah tidak berubah seiring
bertambahnya usia, tidak seperti tinggi tulang belakang. Tinggi lutut dapat diukur dengan
menggunakan alat yang disebut knee height calliper (Melo, Salles, Vieria and Ferreira, 2014;
Kuiti and Bose, 2016; Hirani and Mindell, 2008). estimasi pengukuran tinggi badan dengan
menggunakan tinggi lutut juga paling banyak dipilih dari pada metode lainnya, missal
armspan, karena adanya kekakuan sendi (padalengan) khususnya pada lansia yang dapat
mengurangi keakuratan pengukuran tinggi badan menggunakan armspan (Marais, Marais and
Labadarois, 2007).
Tinggi lutut merupakan salah satu pengukuran yang dapat memprediksi tinggi badan
dengan diuji metode regresi statistik yang menghasilkan nilai relasi yang tinggi, dan juga
menunjukkan korelasi yang sangat kuat dengan tinggi badan dengan tingkat eror yang sedikit.
Pengukuran Tinggi Lutut merupakan pengukuran antropemetri yang biasanya digunakan
sebagai pengukuran orang yang usianya sudah tergolong lansia dengan punggungnya yang
semakin lama mengalami osteoporosis, sehingga akibat dari osteoporosis bisa menjadikan
tinggi badan menurun.
Pengukuran tinggi lutut dilakukan menggunakan knee height calliper dengan tingkat
ketelitian 0,1 cm. Pasien diminta untuk duduk di kursi dengan posisi lutut 90° . Kaliper
diletakkan paralel dari tibia sebelah kiri dan bagian bawah diletakkan di bawah tumit. Ujung
kaliper yang bergerak ditarik ke permukaan anterior paha, kurang lebih 5 cm proksimal
patella dan diatas condylus femur. Apabila pasien tidak bisa berdiri maka cara pengukuran
dilakukan dengan posisi pasien terbaring kemudian mengangkat lutut pasien sampai
membentuk sudut 90° dan dilakukan prosedur yang seperti pasien pengukuran duduk.
2.5.1 Konversi Tinggi Lutut – Tinggi Badan
Pengukuran konversi tinggi badan berdasarkan tinggi lutut dilakukan dengan empat
cara, konversi pengukuran menurut Caucasian, Sirajudin, Gibson, Tadrovic & Micklewrigh,
perhitungan dapat dilakukan sebagai berikut.
Berdasarkan rumus Caucasian, rumus untuk konversi tinggi badan berdasarkan tinggi
lutut adalah:
Berdasarkan rumus Sirajudin, 1995 rumus untuk konversi tinggi badan berdasarkan
tinggi lutut adalah:
Berdasarkan rumus Gibson, 1990, rumus untuk konversi tinggi badan berdasarkan
tinggi lutut adalah:
Data hasil pengukuran Tinggi Lutut dan tinggi badan estimasi dapat dilihat pada tabel
berikut.
TB
TB TB estimasi
Tinggi TB estimasi TB estimasi
estimasi Tadrovic &
Nama Lutut Aktual Sirajudin, Gibson,1990
Caucasian Micklewrigh,
(cm) (cm) 1995 (cm)
(cm) 1997 (cm)
(cm)
Aldo (L) 55,9 174,6 175,28 172,14 176,2 176,94
Anis (P) 46 155 159,12 149,66 163,8 154,71
Anisa A (P) 50 165 166,76 156,89 171,1 162,15
Anisa P (P) 49,5 162 155,98 155,98 169,94 162,65
Bestian (L) 54 167,2 171,33 169,02 172,39 173,37
Dinda (P) 49,4 156,5 165,95 155,80 170,48 162,61
Fawwaz (L) 56 175 175,49 172,31 176,43 177,13
Finnesya (P) 48,5 159 163,72 154,17 168,11 159,31
Niant (P) 49 157 164,68 155,2 169,03 160,24
Nidia (P) 50 163 166,42 156,89 170,62 162,05
Riva (P) 49,7 162 166,2 156,34 170,55 161,6
Roni (L) 53,5 168 170,3 168,2 171,4 172,43
Umi (P) 51,3 171 169,58 159,24 173,95 166,20
Wirahmi (P) 50,1 159,5 166,61 157,1 171,04 162,3
Estimasi TB-TL
180
175
170
165
160
155
150
145
140
135
) ) ) ) ) ) ) ) P) ) ) L) P) P)
(L (P (P (P (L (P (L (P t( (P (P ( i( i(
ld
o is A P n a az sy
a
an ia iva ni
An is a i sa tia nd w id o Um hm
A s Di w nn
e Ni N R R
ira
An An Be Fa Fi W
Dari empat data perhitungan diatas, terdapat perbedaan antara tinggi badan estimasi
berdasarkan tinggi lutut dengan tinggi badan aktual, hal ini dapat disebabkan karena beberapa
faktor seperti ketelitian pengukuran tinggi lutut (kurang tepatnya penentuan sudut 90° dan
penentuan bagian proksimal dari tulang platela.
Presentase TB-TL
Caucasian Sirajudin
Gibson Tadrovic & Micklewrigh,
110
105
100
95
90
85
)
P)
L)
P)
P)
)
(P
(P
(P
(P
(P
(P
(P
(L
(L
(L
(
(
i(
i(
do
an
az
ni
P
nt
A
va
is
ya
Um
hm
nd
di
Ro
An
is a
is a
a
w
es
Al
sti
Ri
Ni
Ni
Di
ira
nn
An
Be
An
Fa
W
Fi
Presentase estimasi tinggi badan berdasarkan tinggi lutut dibanding tinggi badan
sesungguhnya memiliki prosentase diatas 90 %, baik estimasi menurut Caucasian, Sirajudin,
Gibson maupun Tadrovic dan Micklewrigh. Rata-rata pengukuran estimasi tinggi badan
berdasarkan tinggi lutut menurut Caucasian, Tadrovic dan Micklewrigh dan Gibson Lebih
dari 100% dari tinggi badan sesungguhnya. Sedangkan menurut Sirajudin rata-rata
keseluruhan kurang dari 100% dari tinggi badan sesungguhnya.
Dwiyanti D, Yani IE, Amos J. 2017. Analisis Status Gizi Lansia dengan Beberapa Teknik Pengukuran
Tinggi (tinggi lutut (knee height), Panjang Depa (arm span), dan Tinggi Badan (stature) di Padang.
Sehat Mandiri, Vol 12 (2)
Marais WCD, Marais ML, Labadarois D. 2007. Use of Knee Height as a Surrogate Measure of Height
in Older South Africans. South African Journal of Clinical Nutrition, 20 (1): 39-44.
Melo APF, Salles RK, Vieria FGK, Ferreira MG. 2014. Methods for Estimating Body Weight and
Height in Hospitalized Adults: a Comparative Analysis. Rev Bras Cineantropom Desempenho Hum,
16(4):475-484.