DISUSUN OLEH :
NINDA LILIS QOTIFAH, S.KEP
P.1905026
KEPERAWATAN GERONTIK
NIM : P1905026
Setelah mengikuti Setelah mengikuti proses 1. Mengeksplorasi data 1. Membuat Senin, 03 Mahasiswa
pembelajaran mahasiswa pembelajaran mahasiswa 2. Memvalidasi data Laporan Agustus mendapatkan
mampu : mampu : 3. Menginterpretasikan Pendahuluan 2020 – nilai :
data Lansia sebanyak
Sabtu, 15
1. Mengelola Asuhan 1. Melakukan pra 4. Melakukan 2 sesuai kasus A : Bila telah
pengkajian pada 5. Membuat Agustus
Keperawatan pada interaksi. mencapai
Lansia baik sehat 2. Mengkaji status lansia : laporan Asuhan 2020
hasil 80%
maupun yang kesehatan klien a. MMSE Keperawatan
mengalami masalah 3. Merumuskan diagnosa b. SPMSQ sebanyak 2 B : bila telah
kesehatan. keperawatan dan c. Skala Norton kasus
mencapai
2. Mengembangkan menyusun rencana d. Indeks Penilaian 6. Melakukan
Katz DOPS (2 kali) target
rasa percaya diri keperawatan
dalam melakukan 4. Melaksanan tindakan e. Apgar Keluarga dan Mini ce-x (1 kompetensi
Asuhan Keperawatan keperawatan sesuai f. Skala Depresi kali) dengan <65%
Lansia rencana yang dibuat g. Screening Fall menggunakan
5. Menggunakan upaya h. The Timed Up media vidio
prevensi primer, and Go 7. Melakukan
sekunder dan tersier i. MNA presus
6. Melakukan evaluasi j. Morse Faal Score 8. Melakukan
hasil Asuhan presjur
Keperawatan
7. Mendokumentasikan
proses keperawatan
BAB I
TINJAUAN TEORI
A. Defenisi
Osteoporosis berasal dari kata osteo dan porous, osteo artinya tulang, dan porousberarti
berlubang-lubang atau keropos. Jadi, osteoporosis adalah tulang yang keropos, yaitu
penyakit yang mempunyai sifat khas berupa massa tulangnya rendah atau berkurang, disertai
gangguan mikro-arsitektur tulang dan penurunan kualitas jaringan tulang yang dapat
menimbulkan kerapuhan tulang (Tandra, 2009).
B. Epidemiologi
Insiden osteoporosis lebih tinggi pada wanita dibandingkan laki-laki dan merupakan
problem pada wanita pascamenopause. Osteoporosis di klinik menjadi penting karena
problem fraktur tulang, baik fraktur yang disertai trauma yang jelas maupun fraktur yang
terjadi tanpa disertai trauma yang jelas.
Diperkirakan lebih 200 juta orang diseluruh dunia terkena osteoporosis , sepertiganya
terjadi pada usia 60-70 th, 2/3nya terjadi pada usia lebih 80 th. Diperkirakan 30% dari wanita
di atas usia 50 th mendapat 1 atau lebih patah tulang vertabra. Diperkirakan 1 dari 5 pria di
atas 50 th mendapat patah tulang akibat osteoporosis dalam hidupnya. Angka kematian 5
tahun pertama meningkat sekitar 20 % pada patah tulang nertebra maupun panggul.
Di Amerika pada tahun 1995 pata tulang aibat osteoporosis menduduki peringkat 1
dibanding penyakit lain, jumlah 1,5 juta pertahun dengan patah tulang vertebra terbanyak
(750 ribu),hip(250 ribu), wrist(250 ribu), fraktur lain (250 ribu),dengan anggaran meningkat
sebesar 13,8 miliar dollarpertahun(kebanyakan biaya untuk patah tulang hip sebesar 8,7
miliar dollar. Bahkan diperkirakan insiden patah tulang hip meningkat bermakna 240% pada
wanita dan 320% pada pria. Perkiraan pada tahun 2050 menjadi 6,3 juta terbanyak di asia.
C. Etiologi
D. Patofisiologi
Kartilago hialin adalah jaringan elastis yang 95% terdiri dari air dan matrik ekstra
selular, 5% sel konrosit. Fungsinya sebagai penyangga juga pelumas sehingga tidak
menimbulkan nyeri pada saat pergerakan sendi.
Apabila kerusakan jaringan rawan sendi lebih cepat dari kemampuannya untuk
memperbaiki diri, maka terjadi penipisan dan kehilangan pelumas sehingga kedua tulang
akan bersentuhan. Inilah yang menyebabkan rasa nyeri pada sendi lutut. Setelah terjadi
kerusakan tulang rawan, sendi dan tulang ikut berubah.
Pathway Osteoporosis
E. Klasifikasi
1. Osteoporosis Primer
Osteoporosis primer berhubungan dengan kelainan pada tulang, yang
menyebabkan peningkatan proses resorpsi di tulang trabekula sehingga meningkatkan
resiko fraktur vertebra dan Colles. Pada usia decade awal pasca menopause, wanita lebih
sering terkena dari pada pria dengan perbandingan 68:1 pada usia rata-rata 53-57 tahun.
2. Osteoporosis Sekunder
Osteoporosis sekunder disebabkan oleh penyakit atau sebab lain diluar tulang
F. Manifestasi Klinis
a) Faktor genetik
Pada seseorang dengan pertumbuhan hormon dengan nutrisi yang cukup (protein
dan mineral), pertumbuhan tulang akan mencapai maksimal sesuai dengan pengaruh
genetik yang bersangkutan. Pemberian makanan yang berlebih (misainya kalsium)
di atas kebutuhan maksimal selama masa pertumbuhan, disangsikan dapat
menghasilkan massa tulang yang melebihi kemampuan pertumbuhan tulang yang
bersangkutan sesuai dengan kemampuan genetiknya.
a) Faktor genetik
Pada seseorang dengan tulang yang kecil akan lebih mudah mendapat risiko
fraktur dari pada seseorang dengan tulang yang besar. Sampai saat ini tidak ada
ukuran universal yang dapat dipakai sebagai ukuran tulang normal. Setiap individu
mempunyai ketentuan normal sesuai dengan sitat genetiknya serta beban mekanis
den besar badannya. Apabila individu dengan tulang yang besar, kemudian terjadi
proses penurunan massa tulang (osteoporosis) sehubungan dengan lanjutnya usia,
maka individu tersebut relatif masih mempunyai tulang lebih banyak dari pada
individu yang mempunyai tulang kecil pada usia yang sama.
b) Faktor mekanis
c) Kalsium
d) Protein
e) Estrogen
Merokok dan minum kopi dalam jumlah banyak cenderung akan mengakibatkan
penurunan massa tulang, lebih-lebih bila disertai masukan kalsium yang rendah.
Mekanisme pengaruh merokok terhadap penurunan massa tulang tidak diketahui,
akan tetapi kafein dapat memperbanyak ekskresi kalsium melalui urin maupun tinja.
g) Alkohol
H. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan radiologik
Dilakukan untuk menilai densitas massa tulang sangat tidak sensitif. Gambaran
radiologik yang khas pada osteoporosis adalah penipisan korteks dan daerah trabekuler
yang lebih lusen.Hal ini akan tampak pada tulang-tulang vertebra yang memberikan
gambaran picture-frame vertebra.
2. Pemeriksaan densitas massa tulang (Densitometri)
4. Sonodensitometri
MRI dalam menilai densitas tulang trabekula melalui dua langkah yaitu pertama
T2 sumsum tulang dapat digunakan untuk menilai densitas serta kualitas jaringan tulang
trabekula dan yang kedua untuk menilai arsitektur trabekula.
7. Radiologis
Gejala radiologis yang khas adalah densitas atau masa tulang yang menurun yang
dapat dilihat pada vertebra spinalis. Dinding dekat korpus vertebra biasanya merupakan
lokasi yang paling berat. Penipisa korteks dan hilangnya trabekula transfersal merupakan
kelainan yang sering ditemukan. Lemahnya korpus vertebra menyebabkan penonjolan
yang menggelembung dari nukleus pulposus ke dalam ruang intervertebral dan
menyebabkan deformitas bikonkaf.
8. CT-Scan
9. Pemeriksaan Laboratorium
Pengobatan:
Penatalaksanaan keperawatan:
1. Membantu klien mengatasi nyeri.
2. Membantu klien dalam mobilitas.
3. Memberikan informasi tentang penyakit yang diderita kepada klien.
4. Memfasilitasikan klien dalam beraktivitas agar tidak terjadi cedera.
J. Pencegahan
Osteoporosis mengakibatkan tulang secara progresif menjadi panas, rapuh dan mudah
patah. Osteoporosis sering mengakibatkan fraktur. Bisa terjadi fraktur kompresi vertebra
torakalis dan lumbalis, fraktur daerah kolum femoris dan daerah trokhanter, dan
frakturcolles pada pergelangan tangan
L. Prognosis
Kondisi kronis merupakan salah satu penyebab utama kecacatan pada pria dan wanita.
Kompresi fraktur pada tulang belakang menyebabkan rasa tidak nyaman dan mengganggu
pernafasan.
M. Pengkajian Keperawatan
1. Identitas Pasien
Umur :
Jenis Kelamin :
a. Keluhan Utama:
Tanyakan sejak kapan pasien merasakan keluhan seperti yang ada pada keluhan
utama dan tindakan apa saja yang dilakukan pasien untuk menanggulanginya.
Apakah pasien dulu pernah menderita penyakit seperti ini atau penyakit kulit
lainnya.
Apakah ada keluarga yang pernah menderita penyakit seperti ini atau penyakit
kulit lainnya.
d. Riwayat Psikososial :
2. Pemeriksaan fisik
a. B1 (breathing)
Inspeksi : ditemukan ketidaksimetrisan rongga dada dan tulang belakang
b. B2 (blood)
Pengisian kapiler kurang dari 1 detik sering terjadi keringat dingin dan pusing,
adanya pulsus perifer memberi makna terjadi gangguan pembuluh darah atau edema
yang berkaitan dengan efek obat
c. B3 (brain)
Kesadaran biasanya kompos mentis, pada kasus yang lebih parah klien dapat
mengeluh pusing dan gelisah
d. B4 (Bladder)
Produksi urine dalam batas normal dan tidak ada keluhan padasistem perkemihan
e. B5 (bowel)
Untuk kasus osteoporosis tidak ada gangguan eleminasi namun perlu dikaji juga
frekuensi, konsistensi, warna serta bau feses
f. B6 (Bone)
Pada inspeksi dan palpasi daerah kolumna vertebralis, klien osteoporosis sering
menunjukkan kifosis atau gibbus (dowager’s hump) dan penurunan tinggi badan.
Ada perubahan gaya berjalan, deformitas tulang, leg-length inequality dan nyeri
spinal. Lokasi fraktur yang terjadi adalah antara vertebra torakalis 8 dan lumbalis 3
3. Pemeriksaan diagnostic/penunjang
Diagnosis/kriteria diagnosis
a. Radiology
b. Pengukuran massa tulang
c. Pemeriksaan lab kimiawi
d. Pengukuran densitas tulang
e. Pemeriksaan marker biokemis
f. Biospi
g. memperhatikan factor resiko (wanita, umur, ras, dsb)
4. Terapi/penatalaksanaan
a. Diet kaya kalsium dan vitamin D yang mencukupi sepanjang hidup, dengan
peningkatan asupan kalsium pada permulaan umur pertengahan dapat melindungi
terhadap demineralisasi tulang
b. Pada menopause dapat diberikan terapi pengganti hormone dengan estrogen dan
progesterone untuk memperlambat kehilangan tulang dan mencegah terjadinya patah
tulang yang diakibatkan.
c. Medical treatment, oabt-obatan dapat diresepkan untuk menangani osteoporosis
termasuk kalsitonin, natrium fluoride, dan natrium etridonat
d. Pemasangan penyangga tulang belakang (spinal brace) untuk mengurangi nyeri
punggung
N. Diagnosa Keperawatan
O. Perencanaan
Intervensi:
HYD: Klien mampu melakukan tindakan mandiri untuk mengurangi nyeri, dan nyeri
berkurang sampai hilang.
Intervensi:
1) Kaji lokasi nyeri, tingkat nyeri, durasi, frekuensi dan intensitas nyeri.
R/. menentukan intervensi keperawatan yang tepat untuk klien
2) Anjurkan klien istirahat ditempat tidur dan anjurkan klien untuk mengambil psosisi
terlentang atau miring yang nyaman bagi kalien
R/. Peredaaan nyeri punggung dapat dilakukan dengan istirahat di tempat tidur dengan
posisi telentang atau miring ke samping selama beberapa hari.
3) Beri kasur padat dan tidak lentur.
R/. Memberikan rasa nyaman bagi klien
4) Ajarkan klien tehknik relaksasi dengan melakukan fleksi lutut.
R/. Fleksi lutut dapat meningkatkan rasa nyaman dengan merelaksasi otot.
5) Berikan kompres hangat intermiten dan pijatan punggung.
R/. kompres hangan dan pijat pada punggung memperbaiki relaksasi otot.
6) Ajarkan dan anjurkan klien untuk menggerakkan batang tubuh sebagai satu unit dan
hindari gerakan memuntir.
R/. Gerakan tubuh memuntir dapat meningkatkan risiko cedera.
7) Bantu klien untuk turun dari tempat tidur.
R/Pasang korset lumbosakral untuk menyokong dan imobilisasi sementara, meskipun
alat serupa kadang terasa tidak nyaman dan kurang bisa ditoleransi oleh kebanyakan
lansia.
8) Bila pasien sudah dapat menghabiskan lebih banyak waktunya di luar tempat tidur perlu
dianjurkan untuk sering istirahat baring untuk mengurangi rasa tak nyaman dan
mengurangi stres akibat postur abnormal pada otot yang melemah.
9) Opioid oral mungkin diperlukan untuk hari-hari pertama setelah awitan nyeri punggung.
Setelah beberapa hari, analgetika non – opoid dapat mengurangi nyeri.
3. Konstipasi b.d imobilitas atau ileus obstruksi
HYD: Klien tidak mengalami konstipasi, klien dapat bab 2-3 kali dalam seminggu,
konsistensi feces lunak, dan tidak ada kolaps pada T10-L2
Intervensi:
1) Kaji pola elimeinasi bab klien
R/. menentukan intervensi bila ada gangguan pada eliminasi bab
2) Berikan diet tinggi serat.
R/. Tinggi serat membantu proses pengosongan usus dan meminimalkan kostipasi
3) Anjurkan klien minum 1,5-2 liter/hari bila tidak ada kontraindikasi.
R/. Pemenuhan cairan yang adekuat dapat membantu atau meminimalkan konstipasi.
4) Pantau asupan pasien, bising usus dan aktivitas usus karena bila terjadi kolaps vertebra
pada T10-L2, maka pasien dapat mengalami ileus.
5) Kolaborasi untuk pemberian pelunak tinja dan berikan pelunak tinja sesuai ketentuan
R/. Membantu meminimalkan konstipasi
4. Kurang pengetahuan mengenai proses osteoporosis dan program terapi
HYD: meningkatkan pengetahuan klien tentang osteoporosis, cara pencegahan dan program
tindakan
Intervensi:
1) Kaji tingkat pengetahuan klien tentang osteoporosis.
R/ Ajarkan pada klien tentang faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya
oeteoporosis.
2) Anjurkan diet atau suplemen kalsium yang memadai.
3) Timbang Berat badan secara teratur dan modifikasi gaya hidup seperti Pengurangan
kafein, rokok dan alkohol.
R/. Hal ini dapat membantu mempertahankan massa tulang.
4) Anjurkan dan ajarka cara latihan aktivitas fisik sesuai kemampuan klien.
R/. Latihan aktivitas merupakan kunci utama untuk menumbuhkan tulang dengan
kepadatan tinggi yang tahan terhadap terjadinya oestoeporosis.
5) Anjurkan pada lansia untuk tetap membutuhkan kalsium, vitamin D, sinar matahari.
R/. Kebutuhan kalsium, vitamin D, terpapar sinar matahari pagi yang memadai dapat
meminimalkan efek oesteoporosis.
6) Berikan Pendidikan pasien mengenai efek samping penggunaan obat. Karena nyeri
lambung dan distensi abdomen merupakan efek samping yang sering terjadi pada
suplemen kalsium, maka pasien sebaiknya meminum suplemen kalsium bersama
makanan untuk mengurangi terjadinya efek samping tersebut. Selain itu, asupan cairan
yang memadai dapat menurunkan risiko pembentukan batu ginjal.
BAB 11
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN KEPERAWATAN GERONTIK
B. GENOGRAM
Keterangan :
: Pasien
Ny.W mengatakan tinggal bersama anak dan menantu serta cucu laki-laki dan
cucu perempuannya, untuk 3 orang anak lainnya sudah berkeluarga dan tinggal dengan
keluarga masing-masing. Rumah Ny.W berukuran 11 m x 8 m, lingkungan rumah bersih,
atap rumah genting, lantai berkeramik, mempunyai kamar mandi dan WC. Ny.W
mengatakan di dalam anggota keluarga tidak ada penyakit menurun seperti hipertensi
dan diabetes mellitus.
C. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan utama saat ini :
Ny.W mengatakan kaki terasa sakit jika untuk berjalan sejak sekitar 2 tahun yang lalu
karena osteoporosis.
2. Riwayat kesehatan keluarga :
Ny.W mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang mengalami penyakit menular
seperti Hepatitis, TBC, HIV/AIDS dan Ny.W mengatakan di dalam keluarga Ny.W
tidak ada yang menderita osteoarthritis. Ny.W mengatakan bapaknya dulu mempunyai
riwayat hipertensi. Dan sekarang menurun ke Ny.W. Ny.W mengatakan menderita
hipertensi sudah lama sejak melahirkan putri pertamanya saat tekanan darahnya naik
Ny.W merasa kepalanya sering pusing, badan terasa lemah dan tengkuk terasa berat.
3. Riwayat Alergi :
Ny.W mengatakan tidak mempunyai riwayat alergi terhadap makanan, obat-obatan,
debu, tumbuhan, ataupun bulu binatang.
D. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : Composmetis,
GCS : 15 E:4 V:5 M:6
3. Nyeri :
Ny.W mengatakan kedua kakinya terasa sakit dan nyeri, terkadang nyeri dirasakan
juga di punggung.
Pengkajian nyeri secara komprehensif :
O (onset) : Nyeri dirasakan saat berjalan, sudah dari 2 tahun yang lalu.
P (provocative) : Nyeri diakibatkan karena osteoporosis yang dideritanya selama ± 2 tahun.
Q (Quality) : nyeri yang dirasakan seperti dipukul-pukul (keju-keju), keluhan dirasakan saat
berjalan dan pada cuaca dingin.
R (Region) : keluhan dirasakan dikaki kanan dan kiri dan nyeri tersebut didaerah dengkul. S
(Severity) : Ny.W mengatakan keluhannya mengganggu aktivitas, skala nyeri 4.
T (Time) : Ny.W mengatakan nyeri hilang timbul.
U (Understanding) : Ny.W mengatakan nyeri dirasakan saat berjalan dan terutama pada cuaca
dingin, nyeri dirasakan pada daerah dengkul pada kaki kanan dan kirinya dan hilang timbul.
V (Value) : Ny.W ingin mengatakan nyerinya berkurang bahkan sembuh.
Ny.W nampak menahan nyeri dan memegangi lutut kaki ketika merasa sakit/nyeri
4. Status gizi : BB saat ini : 45 kg Tb : 158 cm
5. BMI : 18 ( kurus)
a. Berat badan kurang ideal
b. Hasil skore MNA adalah 10 (berisiko mengalami malnutrisi)
6. Personal Hygiene :
a. Mandi : Ny.W mengatakan mandi 2x sehari pada pagi hari pukul
08.00 dan sore hari pukul 16.00 WIB.
b. Berhias/ Berpakaian : Ny.W dapat melakukan aktivitas bepakaian secara
mandiri diantaranya dapat menyisir rambut dan memakai baju.
c. Berdasarkan nilai Indeks Katz Ny.W mendapat Nilai A (Mandiri) dimana Tn.S
dapat melakukan segala aktivitas secara mandiri.
7. Sistem persepsi sensori
a. Pendengaran :
Ny.W mengalami sedikit penurunan pada fungsi pendengran, dimana ketika
pasien diajak bicara harus menggunkana suara yang jelas. Keadaan telinga bersih,
telinga simetris berada pada garis lurus dengan mata, tidak terdapat serumen,
tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan dan tidak ada kelainan kongenital.
b. Penglihatan :
Fungsi penglihatan Ny.W sudah sedikit tidak jelas untuk melihat tulisan, mata
nampak bersih, simetris, sklera berwarna putih, konjungtiva merah muda, tidak
ikterik, pupil isokor, reflek cahaya +/+.
c. Pengecap/Penghidu :
Ny.W tidak mengalami penurunan fungsi penghidu, hidung bentuk simetris, tidak
ada secret, tidak ada pembesaran polip, dapat merasakan bau, membran mukosa
lembab, bicara lancar, gigi sudah tidak lengkap, indera penghidu dan pengecap
masih berfungsi dengan baik.
d. Peraba :
Fungsi peraba Ny.W masih baik, dimana Ny.W masih dapat merasakan panas,
dingin, nyeri, dapat meraba benda seperti kursi, meja, buku ,dll.
8. Sistem pernafasan (dada)
a. Inspeksi :
Bentuk simetris, perkembangan dada ketika inspirasi dan ekspirasi simetris,
bersih, warna sawo matang, tidak ada lesi, RR : 22x/menit, batuk (-), pilek (-)
b. Palpasi :
Tidak ada nyeri tekan, ekspansi paru kanan-kiri semetris, taktil fremitus teraba
simetris, tidak ada massa.
c. Perkusi :
Suara paru sonor
d. Auskultasi :
Vesikuler paru kanan dan kiri (+/+), tidak terdapat suara nafas tambahan
9. Sistem kardiovaskuler
a. Inspeksi : ictus cordis terlihat
b. Palpasi : tidak ada nyeri tekan, ictus cordis teraba
c. Perkusi : suara jantung pekak
d. Auskultasi : S1/S2 terdengar suara ‘Lup-Dup’, palpitasi (+)
Tekanan darah : 160/90 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Capillary Refill : 2 detik
10. Sistem saraf pusat
a. Kesadaran :
Composmetis, GCS : 15 (E : 4, V : 5, M : 6)
b. Orientasi waktu :
Ny.W tidak dapat mengingat hal-hal seperti hari dan dapat mengingat tanggal,
bulan dan tahun secara nasional namun mampu mengingat waktu dalam kalender
jawa.
c. Orientasi orang :
Ny.W mengatakan tidak mudah mengingat dengan orang yang baru pertama kali
dilihat, seperti nama orang yang baru saja ia temui. Namun Ny.W dapat
mengingat nama anak-anaknya, cucu-cucunya, serta saudara kandungnya, Skor
MMSE : 19 (Mengalami Kerusakan kognisi), Skor SPMSQ: 7 (Keruskana
intelektual sedang).
11. Sistem gastrointestinal
a. Nafsu makan
Ny.W mengatakan nafsu makan biasa saja tidak berkurang maupun meningkat
porsi makan biasanya satu piring habis saat sekali makan.
b. Pola makan
Ny.W mengatakan makan 3x sehari berupa nasi, sayur, lauk-pauk dan buah yang
didapatkan dari kebun dan pedagang sayur keliling. Ny.W minum sehari 5-7 gelas
berupa air putih dan teh manis pada pagi hari. Ny.W mengatakan ada gangguan
untuk mengunyah yang teksturnya keras untuk menelan tidak ada gangguan dan
gigi Ny.W sudah tidak lengkap, tidak ada gigi palsu.
c. Abdomen
1) Inspeksi : bentuk simetris, warna sawo matang, tidak ada lesi, supel
2) Auskultasi : peristaltik usus 9 x/menit
3) Perkusi : suara abdomen thympani
4) Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran organ
5) BAB : Ny.W mengatakan tidak mengalami gangguan BAB,Ny.W BAB
1-2 kali sehari pada pagi hari dengan warna kuning, konsistensi
lunak, berbau khas feses, Ny.W mengatakan tidak pernah
meminum obat pencahar.
E. DATA PENUNJANG
1. MMSE : 19 (Mengalami Kerusakan kognisi)
2. SPMSQ : 7 (Kerusakana intelektual sedang)
3. Skala Norton : 17 (Potensi dikubitus kemungkinan kecil terjadi)
4. Indeks Penilaian Katz : A (Mandiri)
5. Apgar Keluarga : 5 (Disfungsi keluarga sedang)
6. Skala depresi : 9 (Kemungkinan depresi)
7. Screning Fall : 6 inchi (Berisiko roboh)
8. The Timed Up and Go : 30 detik (Resiko Tinggi Jatuh)
9. MNA : 10 (berisiko malnutrisi)
10. Morse Faal Score : 55 (Resiko jatuh tinggi)
H. ANALISA DATA
No. Data Etiologi Problem
1. DS : Gangguan Hambatan
- Ny.W mengatakan kedua kakinya Muskuloskeletal berjalan
terasa nyeri, terkadang nyeri sampai (00088)
ke punggung.
Pengkajian nyeri secara komprehensif :
O (onset) : Nyeri dirasakan saat
berjalan, sudah dari 2 tahun yang lalu.
P (provocative) : Nyeri diakibatkan
karena osteoporosis yang dideritanya.
Q (Quality) : nyeri yang dirasakan
seperti dipukul-pukul (keju-keju),
keluhan dirasakan saat berjalan dan
pada cuaca dingin.
R (Region) : keluhan dirasakan dikaki
kanan dan kiri dan nyeri tersebut
didaerah dengkul.
S (Severity) : klien mengatakan
keluhannya mengganggu aktivitas,
skala nyeri 4.
T (Time) : klien mengatakan nyeri
hilang timbul.
U (Understanding) : klien mengatakan
nyeri dirasakan saat berjalan dan
terutama pada cuaca dingin, nyeri
dirasakan pada daerah lutut pada kaki
kanan dan kirinya serta hilang timbul.
V (Value) : klien ingin mengatakan
nyerinya berkurang bahkan sembuh.
- Ny.W mengatakan saat berjalan
jarak jauh menggunakan tongkat.
DO :
- Hasil screening faal dalam
pengukuran fungtional reach test 6
inchi dan dalam the timed up and go
(TUG) test Ny. W berjalan 10
langkah (3 meter) dengan waktu 30
detik
Kekuatan otot
5 5
4 4
- Ny.W nampak menahan nyeri dan
memegangi lutut kaki ketika merasa
sakit/nyeri
DO :
- Ny.W berusia 75 tahun
- Postur tubuh Ny.W membungkuk
- Hasil The Timed Up and Go Test :
durasi 30 detik (resiko jatuh tinggi)
dan screning Fall : 6 Inchi (berisiko
roboh) serta Morse Faal Score : 55
(Pelaksanaan pencegahan jatuh
risiko tinggi). Postur tubuh Ny.W
membungkuk. Ny.W mengatakan
jika berjalan jarak jauh
menggunakan tongkat, namun jika
dirumah tidak menggunakan.
5 5
4 4
3. DS :
- Ny.W mengatakan menderita Hipertensi Ketidakefektifan
hipertensi sudah lama sejak perfusi jaringan
perifer
melahirkan putri pertamanya
- Ny.W mengatakan merasa (00204)
J. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hambatan berjalan b.d Gangguan Muskuloskeletal
2. Risiko jatuh b.d Penggunaan alat bantu tongkat dan usia > 65 tahun
3. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifertifan b.d Hipertensi
K. INTERVENSI
No. NOC NIC
DX
1 Setelah dilakuakan tindakan Kemampuan fisik :
keperawatan selama 3x24 jam 1. Monitoring vital sign sebelum
diharapkan pasien dapat berjalan normal dan sesudah latihan dan lihat
dengan kriteria: respon pasien saat latihan
1. Pasien dapat berjalan jarak jauh 2. Konsultasikan dengan terapi fisik
(skala 5) 3. Bantú pasien menggunakan alat
2. Menyesuaikan dengan tekstur bantú jalan saat berjalan dan
permukaan yang berbeda (skala 5) cegah terhadap cidera
3. Menanggung berat badan (skala 5) 4. Ajarkan pasien bagaimana
4. Hambatan dijalan menurun (skala 5) merubah posisi dan berikan
bantuan jika diperlukan
5. Ajarkan pasien tentang teknik
ROM.
2 Setelah dilakukan tindakan keperawatan Fall Prevention :
selama 3x 24 jam diharapkan klien 1. Identifikasi defisit kognitif atau
bebas dari jatuh dengan kriteria hasil: fisik pasien yang dapat
1. Pasien terbebas dari jatuh meningkatkan potensi jatuh
2. Pasien mampu menjelaskan didalam lingkungan tertentu
cara/metode untuk mencegah resiko 2. Identifikasi perilaku dan faktor
jatuh/cidera yang mempengaruhi resiko jatuh
3. Mampu mengidentifikasi 3. Identifikasi lingkungan yang dapat
lingkungan untuk mencegah resiko meningkatkan potensi jatuh
jatuh (misalnya lantai licin)
4. Dorong pasien menggunakan
walker / alat bantu jalan
5. Identifikasi kebutuhan keamanan
pasien, sesuai dengan kondisi fisik
dan fungsi kognitif pasien dan
riwayat penyakit terdahulu pasien
6. Kolaborasi dengan anggota tim
kesehatan lain untuk
meminimalkan efek samping obat
yang berkontribusi terhadap jatuh
(misal hipertensi)
O:
- Ny. W tampak mengikuti saat diajarkan ROM
tapi hanya dengan duduk saja.
- Ny.W melakukan aktivitas dengan Mandiri.
- TD: 160/90 mmhg, RR: 24x/m, N: 90x/m
S:36.60C
2 Resiko jatuh 12.30 1. Mengidentifikasi perilaku dan faktor yang S:
mempengaruhi resiko jatuh - Ny.W mengatakan menderita osteoporosis
2. Mengidentifikasi lingkungan yang dapat sudah 2 th yang lalu
meningkatkan potensi jatuh - Ny.W mengatakan jika di jalan yang tidak rata
terkadang hilang keseimbangan Ninda
O:
- Tampak pungggung membungkuk
- Ny.W tampak jalan dengan pelan
O:
- Usia 75 tahun
- KU : Baik
- TTV :
Tekanan darah 160/90 mmHg
Nadi : 84 x/menit
S : 36.6 C
RR : 24 x/menit
- Ekstremitas bawah mengalami kelemahan
- Ny.W berjalan dengan pelan
- CR jari kaki > 3detik
Hari Kedua, 13 Agustus 2020
NO. DIAGNOSA Jam NIC Respon Ttd
O:
- Tampak menggunakan tongkat saat Ny.W
hendak ke rumah tetangga
- Hasil The Timed Up and Go Test : durasi
30 detik (resiko jatuh tinggi) dan screning
Fall : 6 Inchi (berisiko roboh) serta Morse
Faal Score : 55 (Pelaksanaan pencegahan
jatuh risiko tinggi). Postur tubuh Ny.W
membungkuk.
5 5
4 4
3 Ketidakefektifan 11.30 - Melakukan pendidikan kesehatan mengenai S:
perfusi jaringan Hipertensi seperti definisi, tanda gejala, faktor
Ny.W mengatakan jelas dengan pemaparan yang
perifer risiko, komplikasi, terapi herbal yang dapat
dijelaskan mahasiswa dan akan mengkonsumsi
berhubungan dikonsumsi penderita hipertensi Ninda
terapi herbal yang disarankan oleh mahasiswa
dengan hipertensi
O:
O:
- TTV :
Tekanan darah 150/90 mmHg
Nadi : 80 x/menit
S : 36º C
RR : 22 x/menit
- Ny.W tampak lebih baik
M. Evaluasi
Hari Pertama, 12 Agustus 2020
1 Hambatan 14.00 S:
berjalan - Ny. W mengatakan kalau berjalan jarak jauh
berhubungan menggunakan alat bantu tongkat
Ninda
dengan gangguan - Pasien mengatakan kakinya sakit sekali ketika
muskuloskeletal dipakai jalan
O:
- Ny. W tampak mengikuti saat diajarkan ROM
tapi hanya dengan duduk saja.
- Ny.W melakukan aktivitas dengan Mandiri.
- TD: 160/90 mmhg, RR: 24x/m, N: 90x/m
S:36.60C
A:
P:
Lanjutkan intervensi
P:
Lanjutkan intervensi
3 Ketidakefektifan 14.00 S:
perfusi jaringan
- Ny. W mengatakan merasa kepalanya sering
perifer
pusing dan badan terasa lemah jika tekanan
berhubungan Ninda
darahnya naik.
dengan hipertensi
- Ny. W mengeluh nyeri jika kaki sering di pakai
berjalan, kaki kanan kiri sakit dan kaku.
- Ny.W mengatakan akan selalu brhati-hati
dalam melakukan aktivitas apapun
O:
- Usia 75 tahun
- KU : Baik
- TTV :
Tekanan darah 160/90 mmHg
Nadi : 84 x/menit
S : 36.6 C
RR : 24 x/menit
- Ekstremitas bawah mengalami kelemahan
- Ny.W berjalan dengan pelan
- CR jari kaki > 3detik
A:
P:
Lanjutkan intervensi
1 Hambatan 14.00 S:
berjalan
- Ny. W mengatakan kalau berjalan lumayan
berhubungan
jauh selalu menggunakan alat bantu tongkat
Ninda
dengan gangguan
- Ny.W mengatakan tadi pagi kaki terasa linu
muskuloskeletal
sekali karena dingin
O:
A:
Masalah Hambatan berjalan berhubungan
dengan gangguan musculoskeletal teratasi
sebagian
P:
Lanjutkan intervensi
O:
5 5
4 4
A:
Masalah Resiko jatuh berhubungan teratasi
sebagian
P:
Lanjutkan intervensi
3 Ketidakefektifan 14.00 S:
perfusi jaringan
Ny.W mengatakan jelas dengan pemaparan yang
perifer
dijelaskan mahasiswa dan akan mengkonsumsi
berhubungan Ninda
terapi herbal yang disarankan oleh mahasiswa
dengan hipertensi
O:
A:
P:
Lanjutkan intervensi
- Melindungi ekstremitas dari cidera
- Menganjurkan untuk rutin cek tekanan darah
1 Hambatan 14.00 S:
berjalan
Ny. W mengatakan akan melakukan pergerakan
berhubungan
sebisanya karena tidak hafal teknik-tekniknya
Ninda
dengan gangguan
O:
muskuloskeletal
- Ny.W tampak kooperatif
- Tampak mempraktikkan sedikit teknik ROM
yang telah diajarkan dengan mengangkat
kedua tangannya
A:
P:
Lanjutkan intervensi
A:
P:
Lanjutkan intervensi
3 Ketidakefektifan 14.00 S:
perfusi jaringan
- Ny.W mengatakan akan sering cek tekanan
perifer
darah di tetangga karena ditetangganya ada
berhubungan Ninda
yang menjadi perawat yang sudah bekerja di
dengan hipertensi
RS
- Ny.W mengatakan minum 5-6 gelas per hari
tidak merasa kurang atau kelebihan untuk
BAK Ny.W mengatakan sehari ± 5 kal
O:
- TTV :
Tekanan darah 150/90 mmHg
Nadi : 80 x/menit
S : 36º C
RR : 22 x/menit
- Ny.W tampak lebih baik
A:
P:
Lanjutkan intervensi
BENAR SALAH
NO ITEM PENILAIAN
(1) (0)
1 ORIENTASI
1. Tahun berapa sekarang? √
2. Musim apa sekarang ? √
3. Tanggal berapa sekarang ? √
4. Hari apa sekarang ? √
5. Bulan apa sekarang ? √
6. Dinegara mana anda tinggal ? √
7. Di Provinsi mana anda tinggal ? √
8. Di kabupaten mana anda tinggal
√
?
9. Di kecamatan mana anda tinggal
√
?
10. Di desa mana anda tinggal ? √
2 REGISTRASI
Minta klien menyebutkan tiga obyek
11. TV √
12. Kipas √
13. Lemari √
3 PERHATIAN DAN KALKULASI
Minta klien mengeja 5 kata dari
belakang, misal” BAPAK “
14. K √
15. A √
16. P √
17. A √
18. B √
4 MENGINGAT
Minta klien untuk mengulang 3
obyek diatas
19. TV √
20. Kipas √
21.Lemari √
5 BAHASA
a. Penamaan
Tunjukkan 2 benda minta klien
menyebutkan :
22. HP √
23. Tas √
b. Pengulangan
Minta klien mengulangi tiga
kalimat berikut
24. “Tak ada jika, dan, atau
√
tetapi “
c. Perintah tiga langkah
25. Ambil kertas ! √
26. Lipat dua ! √
27. Taruh dilantai ! √
d. Turuti hal berikut
28. Tutup mata √
29. Tulis satu kalimat √
30. Salin gambar √
JUMLAH 19 11
Analisis hasil :
Nilai < 21 : Kerusakan kognitif
INTERPRETASI :
USIA LEBIH 70 TAHUN : KURANG 6 INCHI : RESIKO ROBOH
HASIL PENGKAJIAN : SKOR 6 inchi (resiko roboh)
INTERPRETASI :
• < 10 DETIK : MOBILITAS BEBAS
• < 20 DETIK : RISIKO RINGAN UNTUK JATUH
• 20 – 29 DETIK : RISIKO SEDANG UNTUK JATUH
• > 30 DETIK : RISIKO TINGGI UNTUK JATUH/GANGGUAN
MOBILITAS
HASIL PENGKAJIAN : 30 Detik ( Resiko Tinggi Untuk Jatuh )
1. Riwayat Jatuh : Apakah lansia pernah jatuh dalam 3 bulan terakhir? Tidak : 0
Ya : 25 25
Kruk/tongkat/walker 15 15
6. Status Mental :
TOTAL SKALA
55
Keterangan :
Beri tanda ( v ) pada point yang sesuai kondisi klien
Analisis Hasil :
Nilai A :Kemandirian dalam hal makan, kontinen ( BAK/BAB ), berpindah,
kekamar kecil, mandi dan berpakaian.
Nilai B :Kemandirian dalam semua hal kecuali satu dari fungsi tersebut
Nilai C : Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi dan satu fungsi
tambahan
Nilai D : Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi, berpakaian, dan satu
fungsi tambahan
Nilai E : Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian, ke kamar
kecil, dan satu fungsi tambahan.
Nilai F : Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian, ke kamar
kecil, berpindah dan satu fungsi tambahan
Nilai G : Ketergantungan pada keenam fungsi tersebut
Skor
No Pertanyaan Keterangan
Nilai
SCREENING
1. Apakah anda mengalami penurunan 0: mengalami penurunan asupan
asupan makanan selama tiga bulan makanan yang parah
terakhir dikarenakan hilangnya selera 1: mengalami penurunan asupan
2
makan, masalah pencernaan, makanan sedang
kesulitan mengunyah atau menelan? 2: tidak mengalami penurunan asupan
makanan
2. Apakah anda kehilangan berat badan 0: kehilangan berat badan lebih dari 3
selama 3 bulan terakhir? kg
1: Tidak tahu
3
2: kehilangan berat badan antara 1
sampai 3 kg
3: tidak kehilangan berat badan
3. Bagaimana mobilisasi atau 0: hanya di tempat tidur atau kursi roda
pergerakan anda? 1: dapat turun dari tempat tidur namum
2
tidak dapat jalan-jalan
2: dapat pergi keluar/jalan-jalan
4. Apakah anda mengalami stres 0: ya
psikologis atau penyakit akut selama 1: tidak 1
3 bulan terakhir?
5. Apakah anda memilIki 0: demensia atau depresi berat
masalah neuropsikologi? 1: demensia ringan
2
2: tidak mengalami
masalah neuropsikologi
6. Bagaimana hasil BMI (Body Mass 0: BMI kurang dari 19
Indeks) anda? (berat badan 1: BMI antara 19-21
0
(kg)/tinggi badan(m2)) 2: BMI antara 21-23
3: BMI lebih dari 23
TOTAL NILAI 10
PENGKAJIAN
Skor
No Pertanyaan Keterangan
Nilai
7. Apakah anda hidup secara 0: tidak
mandiri?(tidak di rumah perawatan, 1: ya 0
panti atau rumah sakit)
8. Apakah anda diberi obat lebih dari 3 0: ya
1
jenis obat per hari? 1: tidak
9. Apakah anda memiliki luka 0: ya
1
tekan/ulserasi kulit? 1: tidak
10. Berapa kali anda makan dalam 0: 1 kali dalam sehari
sehari? 1: 2 kali dalam sehari 3
2: 3 kali dalam sehari
11. Pilih salah satu jenis asupan protein 0: jika tidak ada atau hanya 1
yang biasa anda konsumsi? jawaban diatas
a. Setidaknya salah satu produk 0.5: jika terdapat 2 jawaban ya
dari susu (susu, keju, yoghurt 1: jika semua jawaban ya
per hari) 0
b. Dua porsi atau lebih kacang-
kacangan/telur perminggu
c. Daging, ikan atau unggas
setiap hari
12. Apakah anda mengkonsumsi sayur 0: tidak
atau buah 2 porsi atau lebih setiap 1: ya 0
hari?
13. Seberapa banyak asupan cairan yang 0: kurang dari 3 gelas
anda minum per hari (air putih, jus, 1: 3-5 gelas 2
kopi, the, susu, dsb) 2: lebih dari 5 gelas
14. Bagaimana cara anda makan? 0: jika tidak dapat makan tanpa
dibantu
1: dapat makan sendiri namun
2
mengalami kesulitan
2: jika dapat makan sendiri tanpa
ada masalah
15. Bagaimana persepsi anda tentang 0: ada masalah gizi pada dirinya
status gizi anda? 1: ragu/tidak tahu terhadap masalah
gizi dirinya 1
2: melihat tidak ada masalah terhadap
status gizi dirinya
16. Jika dibandingkan dengan orang lain, 0: tidak lebih baik dari orang
bagaimana pandangan anda tentang lain
1
status kesehatan anda? 1: tidak tahu
2: sama baiknya dengan orang
lain
3: lebih baik dari orang lain
TOTAL NILAI
12,5
Analisis Hasil
Penjumlahan dari Nilai Screening dan Nilai Pengkajian :
> 24 : Nutrisi Baik
17 – 23 : Dalam Risiko Malnutrisi
< 17 : Malnutrisi
-Baik 4
-Lumayan 3
-Buruk 2
-Sangat buruk 1
Kesadaran:
-Komposmentis 4
-Apatis 3
-Konfus / soporus 2
-Stupor / koma 1
Aktifitas:
-Ambulan 4
-Tiduran 1
Mobilitas:
-Bergerak bebas 4
-Sedikit terbatas 3
-Sangat terbatas 2
Inkontines:
-Tid ak 4
-Kadang - kadang 3
Skor Total :
Junaidi, I, 2017. Osteoporosis - Seri Kesehatan Populer. Cetakan Kedua, Penerbit PT Bhuana
Ilmu Populer.
Lippincott dkk. 2011. Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit. Jakarta : PT Indeks.
Lukman & Nurna Ningsih.2009. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem
Muskolokeletal. Jakarta : Salemba Medika.
Sudoyo, Aru dkk. 2009. Buku Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 3 Edisi 5. Jakarta : Internal Publishing.
Suryati, A, Nuraini, S. 2016. Faktor Spesifik Penyebab Penyakit Osteoporosis Pada Sekelompok
Osteoporosis Di RSIJ, 2005. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, Vol.2, No.2, Juli 2006:107-126
Tandra, H. 2009. Segala Sesuatu Yang Harus Anda Ketahui Tentang Osteoporosis Mengenal,
Mengatasi dan Mencegah Tulang Keropos. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.