Anda di halaman 1dari 12

PEMERIKSAAN WANITA HAMIL

Istilah-istilah:
Gravid :hamil
Gravida :wanita hamil
Nuli gravida :wanita yang belum pernah hamil
Primi gravida :wanita sedang hamil pertama kali
Secundi gravida :wanita sedang hamil untuk keduakalinya
Multi gravida :wanita hamil yang lebih dari sekali
Grande multi gravida :wanita hamil untuk ke lima kalinya atau lebih.
Para(partus) :persalinan dengan janin viable
Nulli para :wanita yang belum pernah bersalin
Primi para :wanita yang pertama kali bersalin
Secundi para :wanita yang kedua kalinya bersalin
Grande multi para :wanita yang melahirkan untuk ke lima kalinya/lebih
Parturient :wanita yang sedang bersalin
Puerpera :wanita yang baru selesai bersalin

Tujuan pemeriksaan wanita hamil untuk:


1. menentukan diagnose kehamilan
2. menentukan letak janin dalam rahim
3. menentukan adanya komplikasi-komplikasi
4. menentukan prognose

Disamping tujuan tersebut diatas, tujuan lain dari perawatan pranatal adalah
pendidikan pada pasien mengenai kehamilan dan persalinan.
Dari hasil pemeriksaan ini, akhirnya kehamilan tersebut dapat digolongkan
apakah termasuk:
1. kehamilan dengan risiko rendah atau
2. kehamilan dengan risiko tinggi

Pemeriksaan wanita hamil meliputi :


- Anamnesa
- Pemeriksaan fisik
- Pemeriksaan obstetrik

Anamnesa meliputi
1. Anamnesa kehamilan sekarang
2. Riwayat kehamilan yang lalu
3. Riwayat kelainan ginekologik
4. Riwayat penyakit yang pernah diderita
5. Riwayat penyakit keluarga

1. Anamnesa kehamilan sekarang


- Keluhan utama umumnya terlambat bulan
- HPHT dan lama siklus haid untuk memperkirakan tanggal persalinan

Catatan kuliah Kebidanan dan Penyakit Kandungan


Indra Perdana Kusuma, Sep 2016, 1
- Durasi kehamilan pada manusia 269 hari dari tanggal konsepsi
- Waktu antara ovulasi sampai hari pertama haid tetap 14 hari
- Perkiraan tanggal persalinan (Expecting Date of Delivery/EDD)  HPHT
bulan + 9, tanggal + 7 (Rumus dari Naegele)
- Keluhan lain meliputi mual dan atau muntah (bila hebat  hiperemesis
gravidarum), sering kencing, malas, payudara membesar, tegang dan
kadang disertai nyeri.

2. Riwayat kehamilan yang lalu


- Bad Obstetric History ?
- Aterm, spontan, hidup ?
- Komplikasi / Tindakan ?

3. Riwayat kelainan ginekologik


- Tumor ginekologi  myoma uteri / kista ovarium
- Kelainan anatomi uterus  Uterus dupleks

4. Riwayat penyakit yang pernah diderita


- Infeksi (HIV, Hepatitis, TORCH)
- Penyakit ginjal, jantung

5. Riwayat penyakit keluarga


- Diabetes Melitus
- Hipertensi
- Penyakit darah (thalasemia, Rhesus)

Pemeriksaan fisik
1. Tinggi Badan
Bila tinggi < 145 cm kemungkinan ada kesempitan panggul
2. Tekanan Darah
Bila terjadi peningkatan tekanan darah waspadai adanya pre eklamsi
3. Berat Badan
Kenaikan berat badan ibu 10-15 kg dari sebelum hamil sampai menjelang
kelahiran.
4. Kepala dan Leher
Chloasma gravidarum
Periksa konjungtiva
5. Mulut – Gigi
Pada ginggiva dapat muncul epulis
6. Thyroid
Pada kehamilan terjadi sedikit pembesaran tiroid, tapi bila terlihat jelas
pembesarannya waspadai keadaan hipertiroid
7. Jantung dan Paru
Terjadi pertambahan plasma > eritrosit sehingga terjadi ―anemia‖
Sering terdengar murmur sistolik, bila diastolik merupakan patologis

Catatan kuliah Kebidanan dan Penyakit Kandungan


Indra Perdana Kusuma, Sep 2016, 2
8. Payudara
Terjadi perubahan berupa peningkatan vaskularisasi, hipertrofi kelenjar
Montgomery, hiperpigmentasi areola mama.
Perhatikan adanya inversi putting atau adanya kelainan patologis lainnya.
9. Abdomen
Didapatkan striae gravidarum, hiperpigmentasi linea alba.
Hepatosplenomegali? Pemebesaran ginjal ?
Uterus baru teraba setelah kehamilann 12 minggu
10. Ekstremitas dan Skletal
Ekstremitas  oedema, varices, perbedaan panjang ekstremitas bawah
Terjadi perubahan postur pada kehamilan sehingga menimbulkan nyeri
punggung/pinggang

Pemeriksaan Obstetrik
- Perhatikan vulva adakah lesi, bekas luka perineum, varices
- Pada vagina rugae menjadi prominen, warna livida, sekresi menjadi lebih
banyak
- Pada cervix membesar dan lunak, warna menjadi livida. Terjadi hipertrofi
kelenjar cervix dan memproduksi lendir pekat yang menutup canalis
cervicalis.
- Uterus membesar asimetris (Piscasek), lunak dan mudah mengalami
kontraksi (Braxton Hicks)
- Tulang panggul perlu dievaluasi bentuk dan ukurannya untuk meramalkan
proses persalinan.
- Bagian-bagian janin dapat diraba saat kehamilan 24 minggu.

Palpasi Abdomen:
Palpasi terutama dilakukan pada daerah abdomen. Dengan palpasi ini dapat
diketahui:
- bagian-bagian janin dalam rahim
- letak janin
- usia kehamilan
- bagian janin sudah / belum masuk PAP
- adanya disproporsi kepala dengan PAP

Tinggi fundus uteri untuk menentukan usia kehamilan


Pada umur kehamilan 12 minggu, fundus uteri baru teraba diatas symphisis.
Dengan menentukan tinggi fundus uteri diorientasikan dengan processus
xyphoidens, pusat dan tepi atas symphisis, maka tinggi fundus uteri dapat
dipakai menentukan umur kehamilan.

Tinggi fundus uteri Umur kehamilan


3 jari atas symphisis 12minggu
½ pusat - symphisis 16minggu
2 jari bawah pusat 20minggu

Catatan kuliah Kebidanan dan Penyakit Kandungan


Indra Perdana Kusuma, Sep 2016, 3
Setinggi pusat 24minggu
3 jari atas pusat 28minggu
½ pusat –px 32 atau 40minggu
4 jari bpx 34-36minggu
3 jari bpx 38minggu

Tinggi fundus untuk memperkirakan usia kehamilan

Cara palpasi:
1. Palpasi Leopold
Terdiri atas 4 bagian yaitu:
a. Leopold I
Tujuan:
- mengetahui bagian apa yang berada di fundus uteri (bokong, kepala ?)
- mengetahui tinggi fundus uteri, dapat menentukan umur kehamilan.
Cara:
- ibu berbaring terlentang, kaki flexi pada sendi lutut dan sendi paha, uterus
ditengahkan.
- pemeriksa berdiri disamping kanan ibu dan menghadap kearah muka ibu.
- kedua tangan pemeriksa dengan jari-jari dirapatkan diletakkan diatas
fundus uteri dan diraba-raba dengan ujung jari, bagian apa yang berada di
fundus.
- tepi atas fundus uteri ditentukan batasnya

Catatan kuliah Kebidanan dan Penyakit Kandungan


Indra Perdana Kusuma, Sep 2016, 4
Leopold I Leopold II

b. Leopold II
Tujuan:
- menentukan batas tepi kanan dan kiri rahim
- menentukaan punggung janin
- menentukan letak kepala pada letak lintang
Cara:
- ibu berbaring terlentang, kaki flexi pada sendi lutut dan sendi paha, uterus
ditengahkan.
- pemeriksa berdiri disamping kanan ibu dan menghadap kearah muka ibu.
- Kedua tangan pemeriksa dengan jari-jari dirapatkan diletakkan disamping
rahim. Dengan satu tangan menahan tepi rahim, tangan yang lain
menekan-nekan tepi rahim pada sisi lain. Demikian pula sebaliknya. Bila
kedua kedua tepi rahim teraba benda keras dan panjang ini berarti
punggung.

c. Leopold III
Tujuan :
- mengetahui bagian terendah janin yang berada diatas symphisis.
- mengetahui bagian terendah sudah masuk belum ke PAP.
Cara:
- ibu berbaring terlentang, kaki flexi pada sendi lutut dan sendi paha, uterus
ditengahkan.
- pemeriksa berdiri disamping kanan ibu dan menghadap kearah muka ibu.
- tangan kanan penolong diregangkan pada ibu jari sedang tangan lain
dirapatkan. Kemudian diletakkan diatas symphisis dan mencengkam
bagian terendah. Bila teraba keras kepala.

Catatan kuliah Kebidanan dan Penyakit Kandungan


Indra Perdana Kusuma, Sep 2016, 5
- bagian terendah digoyangkan, bila masih dapat digoyangkan berarti
belum masuk PAP. Bila tidak dapat digoyangkan berarti sudah masuk
PAP.

Leopold III Leopold IV

d. Leopold IV
Tujuan:
- sama dengan leopold III, disini lebih mempertegas Leopold III.
Cara:
- ibu berbaring terlentang, kaki flexi pada sendi lutut dan sendi paha, uterus
ditengahkan.
- pemeriksa berdiri disamping kanan ibu dan menghadap kearah kaki ibu.
- kedua tangan dengan jari-jari dirapatkan diletakkan diatas symphisis.
- diraba-raba dengan ujung-ujung jari, bagian janin apa yang berada diatas
symphisis.
- bila ujung-ujung jari kedua tangan masih bertemu, berarti kepala belum
masuk PAP. Bila ujung-ujung jari tidak bertemu berarti kepala sudah
masuk PAP.

2. Palpasi Osborn
Tujuan :
- mengetahui adanya disproporsi antara kepala dengan PAP
Cara :
- ibu berbaring terlentang, kaki flexi pada sendi lutut dan sendi paha, uterus
ditengahkan.
- pemeriksa berdiri disamping kanan ibu dan menghadap kearah kaki ibu.
- dengan satu tangan, kepala janin didorong masuk PAP,kemudian diukur
bagian kepala yang menonjol diatas symphisis. Bila kurang dari 2 jari berarti
tidak ada disproporsi,tetapi bila lebih,berarti ada disproporsi.

Catatan kuliah Kebidanan dan Penyakit Kandungan


Indra Perdana Kusuma, Sep 2016, 6
3. Palpasi Budin
Tujuan :
- mengetahui letak punggung janin, bila dengan Leopold II tidak jelas.
Cara:
- ibu berbaring terlentang, kaki flexi pada sendi lutut dan sendi paha, uterus
ditengahkan.
- pemeriksa berdiri disamping kanan ibu dan menghadap kearah muka ibu.
- Tangan kiri pemeriksa menekan fundus uteri kebawah, sedang tangan lain
dengan ujung-ujung jari mencari bagian-bagian keras janin. Bila teraba
bagian keras dan memanjang itulah punggung.

4. Palpasi Ahfeld
Tujuan :
- mengetahui letak punggung janin, bila dengan Leopold II tidak jelas.
Cara :
- ibu berbaring terlentang, kaki flexi pada sendi lutut dan sendi paha, uterus
ditengahkan.
- pemeriksa berdiri disamping kanan ibu dan menghadap kearah muka ibu.
- Jari tengah kiri pemeriksa dirapatkan, dengan sisi ulnair ditekankan ditengah-
tengah rahim. Tangan yang lain meraba tepi rahim untuk menentukan
punggung janin.

Auskultasi
Tujuan :
- mendengar detik jantung janin
- menghitung frekwensi detik jantung janin
- menentukan irama detik jantung janin teratur atau tidak

Alat yang dipakai:


- Funduskop: kayu,ebonit,metal
- arloji

Cara auscultasi:
- ibu tidur terlentang
- pemeriksa berdiri disamping kanan ibu sambil menghadap kearah perut ibu.
- tentukan ―daerah Auvard‖ yaitu daerah yang mudah terdengar detik jantung
janin.
Letak daerah Auvard, pada letak kepala ialah didaerah punggung dekat
kepala.
- Funduskop diletakkan di daerah Auvard. Telinga ditempelkan pada
funduskop, satu tangan pemeriksa memegang nadi ibu. Bila inpartu,
auskultasi dilakukan diluar his.
- Pastikan bahwa yang terdengar dengan funduskop ialah suara detik jantung
janin. Yaitu dengan membandingkan pada nadi ibu. Bila irama tersebut tidak
seirama dengan nadi ibu, berarti memang benar suara tersebut suara detik
jantung janin.

Catatan kuliah Kebidanan dan Penyakit Kandungan


Indra Perdana Kusuma, Sep 2016, 7
- Dari suara-suara detik jantung janin yang terdengar pilihlah suara yang
terkeras dan terjelas, disebut ―punctum maximum‖. Suara punctum maximum
ini, yang dihitung frekwensinya.
- Cara menghitung ialah:
5 detik dihitung—5 detik istirahat—5 detik dihitung—5 detik istirahat—5 detik
dihitung.
o Penghitungan cukup 3x selama 5 detik dengan interval 5 detik.
o Hasil: 12----11----12.
o Jadi frekwensi / menit : (12+11+12) x 4 = 35 x 4 =140/menit
- Maksud menghitung dengan istirahat diantaranya ialah:
o untuk memudahkan menghitung
o untuk mengetahui irama teratur atau tidak.
Contoh:
o 1.12-11-12 = 140/menit
o 2.8-12-15=140/menit
o Meskipun keduanya mempunyai frekwensi yang sama, tetapi yang
kedua iramanya tidak teratur. Detik jantung janin yang iramanya tidak
teratur menunjukkan adanya :asphyxia fetalis.

Suara-suara yang terdengar ketika auscultasi:


Dari fihak janin:
1. detik jantung janin
2. gerakan-gerakan janin
3. bising tali pusat
Dari fihak ibu:
1. bising arteri uterina
2. bising usus
3. bising aorta

Pemeriksaan panggul:
Pemeriksaan panggul adalah penting,terutama pada primi gravida. Tetapi pada
seorang multi gravida, keadaan panggulnya dapat diketahui dari riwayat
persalinan yang lampau, yaitu bila janin lahir aterm, spontan dan lahir hidup.
- Pemeriksaan panggul luar
Mengukur ukuran panggul luar: memakai jangka Martin
- Pemeriksaan panggul dalam
Mengukur ukuran panggul dalam sebagian dapat dikerjakan dengan
periksa dalam (vagina toucher).
Dua jari tangan kanan pemeriksa (jari telunjuk+tengah) dimasukkan
kedalam vagina,kemudian diarahkan ke promontorium. Umumnya:
dengan cara ini promontorium tidak akan tercapai oleh ujung jari. Bila
promontorium dapat tercapai (tersentuh), kemungkinan adanya
kesempitan arah antero-posterior. Untuk memastikan harus diukur
jarak antara ujung jari sampai tepi bawah symphisis. Ukuran ini ialah
conjugata diagonalis.

Catatan kuliah Kebidanan dan Penyakit Kandungan


Indra Perdana Kusuma, Sep 2016, 8
Untuk menilai linea innominata, kedua jari di dalam vagina digerakkan
menyelusuri linea tersebut. Umumnya seluruh linea innominata tidak
dapat diraba. Bila dapat teraba seluruhnya, berarti : kemungkinan
kesempatan panggul dalam arah melintang.
Diperiksa juga keadaan sacrum. Pada panggul gynaecoid, sacrum:
cekung dan pendek, sehingga rongga panggul cukup luas.
Spina ischiadica kiri kanan diperiksa apakah sangat menonjol atau
tidak. Bila sangat menonjol dapat menghalangi turunnya kepala ke
dasar panggul.
Arcum pubis dinilai dengan mengukur sudutnya, yaitu dengan cara:
Dua jari diletakkan di bawah arcus pubis, bila dapat masuk keduanya
berarti cukup lebar (lebih 90 derajat).
Distansia tuberum diukur dengan jangka oslander atau meletakkan
tinju diantara kedua tuber ossis ischii.

Pemeriksaan dalam: (vaginal toucher/bimanual examination).


Yang dimaksud dengan pemeriksaan dalam ialah: memeriksa dengan
memasukkan 2 jari (jari telunjuk + tengah) ke dalam vagina, sedang tangan lain
berada diatas symphisis.

Pemeriksaan dalam dikerjakan pada hamil muda dan hamil tua.


1. Pemeriksaan dalam pada hamil muda
Tujuan: untuk mendiagnose kehamilan muda
Cara:
a. Ibu tidur lithotomy
b. Pemeriksa berdiri di depan vulva,dengan memakai sarung tangan steril
c. Tangan kiri membukaa labia mayora dan labia minora. Orificium vagina
dibersihkan dengan kapas sublimat
d. 2 jari tangan kanan (jari telunjuk dan jari tengah ) dimasukkan ke dalam
vagina, kemudian diperiksa:
- Vulva vagina : fluor albus
- portio: konsistensi lunak/keras
- corpus uteri: membesar/tidak, lunak/keras.

2. Pemeriksaan pada hamil tua


Tujuan:
a. untuk memastikan letak janin, bila dengan palpasi letak janin tidak jelas
b. untuk mengevaluasi panggul
Cara:
a. Ibu tidur lithotomy
b. Pemeriksa berdiri di depan vulva,dengan memakai sarung tangan steril
c. Tangan kiri membukaa labia mayora dan labia minora. Orificium vagina
dibersihkan dengan kapas sublimat
d. 2 jari tangan kanan (jari telunjuk dan jari tengah ) dimasukkan ke dalam
vagina, kemudian diperiksa:
- Vulva vagina : fluor albus

Catatan kuliah Kebidanan dan Penyakit Kandungan


Indra Perdana Kusuma, Sep 2016, 9
- portio: pembukaan, penipisan
- presentasi
- denominator
- ukuran panggul dalam
- selaput ketuban

Perawatan Antenatal (antenatal care)


Kunjungan pranatal dilakukan setiap bulan sampai 28 minggu, setiap 2 minggu
dari kehamilan 28-36 minggu dan setiap minggu pada bulan yang terakhir.
Pasien dianjurkan untuk memeriksakan diri pada kehamilan yang sedini
mungkin.
Keuntungan dari memeriksakan diri sedini mungkin antara lain adalah: lebih
tepat dalam membuat diagnosa umur kehamilan dan dapat melakukan skrining
kehamilan risiko tinggi dengan baik. Kehamilan risiko tinggi akan mendapat
perhatian khusus.
Perawatan antenatal meliputi
1. 5T
2. Skrining kehamilan risiko tinggi
3. Perawatan payudara
4. KIE

5 T terdiri dari
- Tinggi badan ibu
- Tekanan darah
- Timbang berat badan ibu
- TT imunisasi
- Tablet besi

Skrining kehamilan risiko tinggi dapat menggunakan kartu skor Pudji Rochjati
Lab untuk skrining :
- Pemeriksaan hematologi
- Golongan darah
- Skrining infeksi : TORCH, syphylis, hepatitis B, HIV-AIDS

KESIMPULAN
Setelah selesai dilakukan pemeriksaan lengkap pada ibu hamil dibuat
kesimpulan.
Kesimpulan yang harus dinyatakan dengan sekurang-kurangnya 10 pernyatan
yaitu:
- Apakah memang benar-benar hamil?
Ditentukan dengan :
- adanya tanda-tanda pasti kehamilan
- adanya tanda-tanda mungkin
- Apakah seorang nulli gravida atau multi gravida?
Multi gravida diketahui dari: anamnese persalinan juga dapat dilihat
dari bekas-bekas persalinan.

Catatan kuliah Kebidanan dan Penyakit Kandungan


Indra Perdana Kusuma, Sep 2016, 10
- cicatrix pada cervix dan perineum
- caruncula myrtiformis
- striae gravidarum albicans
- Berapa umur kehamilan?
Diketahui dengan:
- saat haid terakhir
- menentukan tinggi fundus uteri
- Apakah janin hidup?
- adanya detik jantung janin
- adanya gerakan-gerakan janin
- Apakah hamil tunggal/kembar?
Diketahui:
- tinggi fundus uteri lebih tinggi dari umur kehamilan
- teraba 3 bagian besar janin
- terdengar detik jantung janin yang berbeda : 10/menit
- Bagaimana letak janin?
Diketahui dengan palpasi Leopold I s/d IV
- Apakah kehamilan intra uterine atau extra uterine?
Pada extra uterine, terdapat benjolan (tumor) disamping uterus.
- Bagaimanakah keadaan panggul?
Diketahui dengan pemeriksaan panggul dan palpasi Osborn.
- Apakah ada penyulit kebidanan?
Misal : -pre eklampsia
-pernah perdarahan
- Apakah ada penyulit-penyulit penyakit-penyakit non obstetrik?
Misal: - penyakit TBC
- WR / VDRL
Contoh kesimpulan :
Ny. A hamil, G4P30003, umur kehamilan 34 minggu, janin hidup, tunggal,
let kep / puki, intra uterine, panggul normal, tidak disertai penyulit-
penyulit.

Prognose:
Ditulis ramalan kehamilan ini terhadap kemungkinan persalinannya.
Dapat dinyatakan:
-dubious ad. Bonam : prognose baik
-dubious ad. Malam : prognose buruk

Atau digolongkan:
-kehamilan risiko rendah
-kehamilan risiko tinggi

Catatan kuliah Kebidanan dan Penyakit Kandungan


Indra Perdana Kusuma, Sep 2016, 11
Cara penulisan diagnosis kehamilan

G4P30003 (Cara penulisan yang sering di Surabaya dan sekitarnya)

G= gravida  kehamilan saat ini,


Saat ini hamil yang keempat
P= para  riwayat persalinannya
Digit pertama jumlah persalinan aterm  3 kali aterm
Digit kedua jumlah persalinan preterm  tidak pernah preterm
Digit ketiga jumlah persalinan imatur  tidak pernah imatur
Digit keempat jumlah abortus, KET, mola  tidak pernah
Digit kelima jumlah anak hidup  3 anak hidup

Cara penulisan yang lain dengan sistem GPA

G4P3A0

G= gravida  kehamilan saat ini,


Saat ini hamil yang keempat
P= para  riwayat persalinan yang tidak membedakan aterm, preterm
maupun imatur
Jadi riwayat persalinannya 3 kali
A= abortus termasuk juga KET, dan mola  tidak pernah

Catatan kuliah Kebidanan dan Penyakit Kandungan


Indra Perdana Kusuma, Sep 2016, 12

Anda mungkin juga menyukai