Oleh:
Putri Indah rini (1801132)
Dosen Pengampu :
Dr.Gressy Novita,M.farm,Apt
Asisten Dosen :
1. Yulinda anggraini
2. Dhea ananda
I. Tujuan Praktikum
Ilmu yang mempelajari mekanisme obat dalam tubuh adalah farmakokinetik. Pada
umumnya setiap obat yang masuk ke dalam tubuh akan mengalami empat proses
yaitu absorbs yaitu proses obat memasuki sirkulasi cairan tubuh. Distribusi yaitu
proses obat dibawa ke area tubuh dimana obat yang diharapkan bereaksi atau di
simpan didalam tubuh, biotransformasi (metabolism) yaitu proses dimana obat diubah
menjadi bentuk yang kurang aktif dan ekresi adalah obat dikeluarkan dari dalam
Matrik biologi adalah bahan-bahan lain diluar analit dalam sampel biologi sampel
biologis adalah sampel yang di ambil dai bagian tubuh untuk tujuan analisis, misalnya
farmakokinetika suatu obat dihitung dari konsentrasi obat dalam cuplikan hayati yang
sesuai, dapat berupa darah, urin, saliva dan cairan relevan atau mengandung obat,
Ketersediaan hayati zat aktif suatu obat timbul sejak adanya ketidaksetaraan
terapetik diantara sediaan bermerk dagang yang mengandung zat aktif yang sama dan
dibuat dalam bentuk sediaan farmasetik yang serupa, serta di berikan dengan dosis
yang sama. Berbagai kejadian (zat aktif menjadi tidak aktif atau menjadi toksik) dapat
Metode analisis yang digunakan untuk penentuan kadar obat dalam serum
ketepatan, ketelitian dan stabilitas (Shargel, 1985). Untuk menganalisis darah total,
komponen sel darah harus dilisis demikian sehingga kandungannya bercampur merata
dengan sonikator atau ditentukan dalam jangka waktu tertentu lalu di sonikasi.
Plasma berbeda dengan serum, serum adalah plasma yang fibrinogennya telah
menambahkan suatu pencegahan penjedalan ke dalam darah. Bila darah tidak diberi
meliputi data plasma, data urin, efek farmakologi akut, respon klinik ketersediaan
hayati dilakukan baik terhadap bahan aktif yang telah di setujui maupun obat dengan
efek terapetik yang belum disetujui oleh FDA untuk dipasarkan. Setelah ketersediaan
dosis dapat diajukan untuk mendukung pemberian label obat (Syukri, 2002).
Cuplikan darah sangat relevan, karena semua proses obat dalam tubuh melibatkan
darah sebagai media, suatu alat ukur dari organ satu ke organ lain seperti absorbs,
distribusi, metabolisme dan ekresi. Oleh karena itu, agar nilai-nilai parameter obat
dapat dipercaya, metode penetapan kadar harus memenuhi kriteria yaitu meliputi
peroleh kembali (recovery), presisi dan akurasi. Kepekaan dan slektivitas merupakan
kriteria lain yang penting dimana nilainya tergantung dari alat ukur yang dipakai
perolehan kembali.
Perolehan kembali merupakan suatu tolak ukur efisiensi analisis dan dapat bernilai
Persyaratan yang dituntut bagi suatu metoda analisa adalah jika metode tersebut dapat
memberikan nilai perolehan kembali yang tinggi (75-90% atau lebih) dan kesalahan
Berbagai sampel biologis dapat diambil untuk penentuan kadar obat dalam tubuh
yaitu darah, urin, feses, saliva, jaringan tubuh, cairan blister, cairan spinal dan cairan
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan perlakuan awal sampel maupun
metode untuk memisahkan atau mengisolasi obat dan atau metabolit lainnya adalah
tahapan dari prosedur yang dipilih harus seminimal mungkin untuk menghindari
ehilangan obat dari obat atau metabolit yang akan ditentukan semakin panjang
tahapan prosedur untuk perlakuan awal maupun untuk mengisolasi obat atau
metabolit yang akan ditentukan sepanjang prosedur yang akan dilakukan (Syukri,
2002).
III. Alat dan Bahan
Alat :
- pH meter
- Alat suntik
- Termostat
- Vial
- Sentrifuge
- Lemari pendingin
- Kuvet, spektrofotometer
- Kalkulator fx 3600
Bahan :
- NaoH 0,1 N
- Alkohol 70%
- Heparin
- HCl 0,1 N
- Kloroform
- Isopropil alcohol
- Plasma kelinci/manusia
IV. Cara Kerja
menggunakan spektrofotometer UV
- Dari larutan induk teofilin dibuat satu deret larutan dengan konsentrasi 3,5 ;
- Ukur serapan masing- masing larutan tersebut pada panjang gelombang serapan
maksimum
- Dengan menggunakan larutan induk di atas , di buat satu seri larutan dalam
plasma masing-masing dengan kadar 2,5 ; 5,0 ; 7,5 ; 10 ; 12,5 ; dan 15 μg/ml
sebanyak 10 ml
- 2 ml larutan obat dalam plasma ditambahkan kedalam 0,4 ml HCl 0,1N dan 20
menggunakan corong pisah, ambil lapisan organik pada bagian bawah, lalu
saring.
dan disentrifugasi selama 10 menit dengan kecepatan 1500 rpm. Lapisan NaOH
gelombang maksimum
V. Hasil
- Kurva kalibrasi
a. 3,5 ppm
v1 = 35/1000 = 0,035 ml
b. 5,5 ppm
V1 = 5,5/1000 = 0,055ml
c. 7,5 ppm
V1 = 75/1000 = 0,075 ml
d. 9,5 ppm
V1 = 95/1000 = 0,095 ml
e. 11,5 ppm
V1 = 115/1000 = 0,115 ml
f. 13,5 ppm
V1 = 135/1000 = 0,135 ml
b. Penetapan Kadar
- Perhitungan konsentrasi
V1 = 25/1000 = 0,025 ml
V1 = 50/1000 = 0,050ml
V1 = 75/1000 = 0,075 ml
V1 = 100/1000 = 0,1 ml
e. 12,5 ppm = V1.1000 ppm = 10 ml . 12,5 ppm
V1 = 125/1000 = 0,125 ml
V1 = 150/1000 = 0,15 ml
- Perhitungan kadar
VI. Pembahasan
Matrik biologi adalah bahan-bahan lain diluar analit dalam sampel biologi.
Contoh dari matrik biologi adalah plasma, urin, rambut, hati, ginjal, saliva dll.
Analisis obat di dalam cairan biologi ditujukan untuk memonitor penampilan sediaan
obat yang ada dalam perdagangan yang meliputi ketersediaan hayati, konfirmasi
membuktikan adanya racun atau keracunan serta monitoring obat pada kasus
overdosis.
Pada percobaan ini dilakukan analisis obat dalam matrik biologi. Adapun
tujuan dari percobaan ini adalah untuk memahami prinsip dan prosedur analisa obat
dalam matrik biologi serta untuk mengetahui kadar teofilin dalam plasma secara
invitro.
Teofilin adalah obat yang bermanfaat untuk mengatasi gejala sesak nafas
paru obstruktif kronis (PPOK). Obat ini bekerja dengan cara mengendurkan otot
dalam saluran pernafasan, serta mengurangi respons saluran pernafasan terhadap
NaOH dikarenakan teofilin sukar larut dalam air tetapi mdah larut dalam larutan
alkali hidroksida maka dari itu penambahan NaOH bertujuan untuk melarutkan
gelombang maksimal. Namun, pada percobaan ini tidak dilakukan dikarena kan
pembuatan kurva kalibrasi sehingga didapatkan seri konsentrasi 3,5, 5,5 7,5, 9,5,
Pada tahap selanjutnya, yaitu dilakukan penetapan kadar, pada percobaan ini
dibagi menjadi 4 kelompok besar yaitu perbedaan seri konsentrasi yang diambil dari
larutan induk. Seri larutan konsentrasi secara berturut-turut 2,5, 5 ,7,5, 10, 12,5, 15
Plasma adalah komponen darah berbentuk cairan berwarna kuning yang menjadi
medium sel-sel darah dimana sel darah ditutup. 55% dari jumlah/volume darah
HCL bertujuan untuk memecahkan protein sehingga dapat menarik teofilin yang ada
dalam plasma. Setelah ditambhakan HCL 0,1N ditambahkan juga campuran larutan
kloroform : isoprofil alcohol bertujuan untuk memisahkan teofilin dengan plasma dan
atau sebagai pelarut organic sehingga sewaktu dikocok dengan corong pisah maka
akan terbentuk dua lapisan. Lapisan yang diambil adalah lapisan organis yang berada
Filtrat yang diperoleh atau lapisan organic yang telah disaring menggunakan
kertas saring larutannya berubah menjadi bening. Kemudian ditambahkan NaOH dan
disentrifugasi selama 10 menit. Tujuan dari proses sentrifugasi adalah agar partikel
Suatu metode analisa adalah jika metode tersebut dapat memberikan nilai
perolehan kembali yang tinggi (75-90% atau lebih). Kesalahan acak dan kesalahan
sistemik kurang dari 10% dan range absorbansi 0,2-0,8. Uji perolehan kembali
bertujuan untuk mengamati perbandingan respon detektor analit yang di preparasi dan
sampel biologis dengan respon detektor dari kadar yang sebenarnya. Uji ini
Hasil perolehan kembali tidak harus 100% tetapi sebaiknya konsisten dan presisi
(Taringan, 2012).
Berdasarkan hasil percobaan diperoleh pada absorbansi 0,993 mendapatkan %
0,748 mendapatkan % perolehan kembali 88,2233%. Dari hasil yang didapat yang
memenuhi range 75-90% yaitu hanya absorbansi 0,748 pada absorbansi 0,643 hampir
memenuhi range namun berlebih sedikit yaitu 91,6544%, hanya absorban 0,748 yg
menunjukkan bahwa data telah valid dan akurat. sedangkan yang tidak memenuhi
range atau melebih range yaitu pada absorbansi 0,993, 0,248, 0,374, 0,586, 0,643.
Pada perhitungan kesalahan acak harus tidak melampaui persyaratan yang ada yaitu
kurang dari 10% . pada absorbansi 0,993 telah melampui range absorbansi dan range
% perolehan kembali. Pada data maka dipeoleh semakin besar konsentrasi maka %
VII. Kesimpulan
2. Matrik biologi yang digunakan pada percobaan ini adalah plasma manusia
3. Pada % perolehan kembali yang memenuhi range yaitu hanya pada absorbansi
VIII.Daftar Pustaka
Taringan, E.Y. 2012. Optimasi dan Validasi Metode Analisis Raberprazol Dalam
Plasma In Vitro Secara KCKT. Skripsi. Univeristas Indonesia: Jakarta
Utami, P, I., Wahyu dan Nur, A.M., 2009. Optimasi Metoda Penetapan Ranitidin
Dalam Plasma Manusia Secara In Vitro Dengan Metode Spektrofotmetri UV-
Vis. Jurnal Pharmacy. Vol.6 :No.3