Anda di halaman 1dari 11

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian

Perdarahan tali pusat adalah perdarahan yang terjadi pada tali pusat bisa timbul sebagai akibat
dari pengikatan tali pusat yang kurang baik atau kegagalan proses pembentukan trombus normal.
Selain itu, perdarahan pada tali pusat juga bisa sebagai petunjuk adanya penyakit pada bayi.

2.2 Penyebab Perdarahan Tali Pusat

Perdarahan tali pusat dapat terjadi karena robekan umbilkus, robekan pembuluh darah, setelah
plcenta previa, dan abrupsio placenta.

1.         Robekan umbilikus normal, yang biasanya terjadi karna :

a.         Partus presipitatus

b.         Adanya trauma ataulilitan tali pusat

c.         Umbilikus pendek, sehingga menyebabkan terjadinya tarikan yang berlebihan pada saat
persalianan.

d.        Kelalaian penolong persalinan yang dapat menyebabkan tersayatnya dinding umbilikus
atau plasenta sewaktu SC.

2.         Robekan umbilikus normal, biasanya terjhadi karna :

a.         Adanya hematoma pada umbilikus yang kemudian hematoma tersebut pecah, namun
perdarahan yang terjadi masuk kembali ke dalam plasenta. Hal ini sangat berbahaya bagi bayi
karna dapat menimbulkan kematian pada bayi.

b.         Varises juga dapat menyebabkan perdarahan ketika varises tersebut pecah.

c.         Aneurisma pembuluh darah pada umbilikus, yaitu terjadi pelebaran pembuluh darah
setempat saja karna salah dalam proses perkembangan atau terjadi kemunduran dinding
pembuluh darah. Pada aneurisma, pembuluh darah menyebabkan pembuluh darah rapuh dan
mudah pecah.

3.         Robekan pembuluh darah abnormal


Pada kasus robekan pembuluh darah umbilikus tanpa adanya trauma, hendaknya dipikirkan
kemungkinan adanya kelainan anatomi pembuluh darah seperti berikut ini :

a.       Pembuluh darah abdomen yang mudah pecah karena dindingnya tipis dan tidak ada
perlindungan jely wharton.

b.      Insersi velamentosa tali pusat, yaitu pecanya pembuluh darah pada percabangan tali pusat
sampai ke membran tempat masuknya plasenta. Umbilikus dengan kelainan insersi ini sering
terdapat pada kehamilan ganda.

c.       Plasenta multilobularis, perdarahan terjadi pada pembuluh darah yang menghubungkan
masing – masing lobus dengan jaringan plasenta karena bagian tersebut sangat rapuh dan mudah
peceah.

4.         Perdarahan akibat plasenta previa dan aprupsio plasenta

Perdarahan akibat placenta previa dan abrupsio plasenta dapat membahayakan bayi. Plasenta
previa cendrung menyebabkan anemia, sedangkan pada kasus abrupsio plasenta lebih sering
mengakibatkan kematian intrauterin karena dapat terjadi anoreksia. Lakukan pengamatan
plasenta dengan teliti untuk menentukan adanya perdarahan pada bayi baru lahir dan lakukan
pemeriksaan hemoglobin secara berkala pada bayi barui lahir dengan kelainan placenta atau
dengan SC.

2.3 Gejala perdarahan tali pusat

a. Ikatan tali pusat lepas atau klem pada tali pusat lepas tapi masih menempel pada tali
pusat.

b. Kulit di sekitar tali pusat memerah dan lecet.

c. Ada cairan yang keluar dari tali pusat. Cairan tersebut bisa berwarna kuning, hijau, atau
darah.

d. Timbul sisik di sekitar atau pada tali pusat.

2.4 Faktor Resiko


Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya PDVK antara lain ibu yang selama kehamilan
mengkonsumsi obat-obatan yang mengganggu metabolisme vitamin K seperti, obat antikoagulan
oral (warfarin), obat-obat antikonvulsan (fenobarbital, fenitoin, karbamazepin), obat-obat
antituberkulosis (INH, rifampicin), sintesis vitamin K yang kurang oleh bakteri usus (pemakaian
antibiotik, khususnya pada bayi kurang bulan), gangguan fungsi hati (kolestasis), kurangnya
asupan vitamin K dapat terjadi pada bayi yang mendapat ASI eksklusif, karena ASI memiliki
kandungan vitamin K yang rendah yaitu <20 ug/L bila dibandingkan dengan susu sapi yang
memiliki kandungan vitamin K 3 kali lipat lebih banyak (60 ug/L). Selain itu asupan vitamin K
yang kurang juga disebabkan sindrom malabsorpsi dan diare kronik.

2.5 Penatalaksanaan Perdarahan Tali Pusat

1.      Penanganan disesuaikan dengan penyebab dari perdarahan tali pusat yang terjadi.

2.      Untuk penanganan awal, harus dilakukan tindakan pencegahan infeksi pada tali pusat.

a.        Jaga agar tali pusat tetap kering setiap saat. Kenakan popok di bawah tali pusat.

b.       Biarkan tali pusat terbuka, tidak tertutup pakaian bayi sesering mungkin.

c.        Bersihkan area di sekitar tali pusat. Lakukan setiap kali Anda mengganti popok. Gunakan
kapas atau cotton bud dan cairan alkohol 70% yang dapat dibeli di apotek.

d.       Angkat tali pusat dan bersihkan tepat pada area bertemunya pangkal tali pusat dan tubuh.
Tidak perlu takut hal ini akan menyakiti bayi Anda. Alkohol yang digunakan tidak menyengat.
Bayi akan menangis karena alkohol terasa dingin. Membersihkan tali pusat dengan alkohol dapat
membantu mencegah terjadinya infeksi. Hal ini juga akan mempercepat pengeringan dan
pelepasan tali pusat.

e.        Jangan basahi tali pusat sampai tidak terjadi pendarahan lagi. Tali pusat akan terlepas,
dimana seharusnya tali pusat aka terlepas dalam waktu 1-2 minggu. Tapi, yang perlu diingat
adalah jangan menarik tali pusat, walaupun sudah terlepas setengah bagian.

f.        Hindari penggunaan bedak atau losion di sekitar atau pada tali pusat.

3.      Segera lakukan inform consent dan inform choise pada keluarga pasien untuk dilakukan
rujukan. Hal ini dilakukan bila terjadi gejala berikut:

a.         Tali pusat belum terlepas dalam waktu 3 minggu.

b.         Klem pada pangkal tali pusat terlepas.

d.        Timbul garis merah pada kulit di sekitar tali pusat.


e.         Bayi menderita demam.

f.          Adanya pembengkakan atau kemerah-merahan di sekitar tali pusat.

g.         Timbul bau yang tidak enak di sekitar tali pusat.

h.         Timbulnya bintil-bintil atau kulit melepuh di sekitar tali pusat.

i.           Terjadi pendarahan yang berlebihan pada tali pusat. Pendarahan melebihi ukuran luasan
uang logam.

j.           Pendarahan pada tali pusat tidak berhenti walaupun sudah di tekan.
BAB III

TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN

PADA BAYI BARU LAHIR Ny “W” UMUR 1 HARI

PERDARAHAN TALI PUSAT


DI RUANG “P” RSUD “K”

PENGKAJIAN

Tanggal : 02 Desember 2013

Jam : 12.05 WIB


Tempat : Di Ruang “P”

A. DATA SUBYEKTIF

Identitas

Nama bayi : Bayi Ny W


Umur bayi : 1 hari
Tanggal/Jam/Lahir : 01 Desember 2013 jam : 09.05 WIB.
Jenis kelamin : perempuan
Anak ke :1
No.Reg : 059442
Berat badan : 2640 gram
Panjang badan : 47 cm

Nama Ibu : Ny W
Umur : 21 th
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Swasta
Alamat : RT/RW 27/29 Ds. “H”, Kec. “G”, Kab. “C”
Nama Ayah : Tn J
Umur : 29 th
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat: RT/RW 27/29 Ds. “H”, Kec. “G”, Kab. “C”

Keluhan Utama

Ibu mengatakan bayinya mengalami perdarahan pada tali pusat sejak tadi pagi Jam 06.30 WI B

Riwayat Penyakit Kehamilan

- Perdarahan : Tidak ada


- Pre-eklamsi : Tidak ada
- Eklampsia : Tidak ada
- Penyakit kelamin : Tidak ada
- Lain-lain : Tidak ada

Kebiasaan Waktu Hamil


a. Pola Nutrisi

Sebelum Hamil

Makan : 3x sehari porsi sedang (nasi, lauk, sayur kadang buah-buahan)

Minum : 5-7 gelas/hari (air putih, teh)

Selama Hamil

Makan : 3x sehari porsi sedang (nasi, lauk, sayur)

Minum : 5-8 gelas/hari (air putih, teh)

b. Pola Aktivitas

Sebelum Hamil

Ibu biasa mengerjakan pekerjaan rumah sendiri seperti menyapu, mencuci, dan memasak.
Selama Hamil
Ibu biasa mengerjakan pekerjaan rumah sendiri tetapi tidak terlalu berat.

c. Pola Istirahat

Sebelum Hamil

Tidur siang : jam 12.00-13.00 (+ 1 jam/hari)


Tidur malam : jam 21.00-04.00 (+ 7-8 jam/hari )
Selama Hamil

Tidur siang : jam 12.00-13.30 (+ 1-2 jam/hari)


Tidur malam : jam 21.00-04.30 (+ 7-8 jam/hari )

d. Pola Eliminasi

Sebelum hamil

BAK 5x /hari, warna kuning, bau khas


BAB 1x/hari, warna kuning, konsistensi lunak.
Selama hamil

BAK 6-7x /hari, warna kuning, bau khas


BAB 1x/hari, warna kuning, konsistensi lunak, bau khas

c. Riwayat Persalinan Sekarang

1. Jenis persalinan

Spontan belakang kepala.

2.    Ditolong oleh

Bidan

3. Lama persalinan

- Kala I : 12 jam
- Kala II : 2 jam
- Kala III : 10 Menit

4. Pengeluaran pervaginam.

Darah lendir : ada lochea rubra

Air ketuban : pecah jam 11.10 WIB, warna jernih, bau khas

Laserasi / robekan perineum : Tidak ada


Darah : Ada sekitar + 150 CC

5. Komplikasi persalinan.

Ibu : Tidak ada


Bayi : Tidak ada

6. Keadaan Bayi Baru Lahir.

Nilai Apgar Skor : 8-9

Menit 1

Appeance (warna kulit) :1

Pulse (Frek nadi) :2

Grimace (ransangan) : 1

Activity (tonus otot) : 2

Respiration (pernafasan) :2

Menit 5

Appeance (warna kulit) :2

Pulse (Frek nadi) :2

Grimace (ransangan) : 1

Activity (tonus otot) : 2

Respiration (pernafasan) :2

7. Resusitasi

Penghisapan lendir : Ya

Oksigen : Tidak

Terapi : Penghangatan dengan lampu.

Keterangan : Untuk menghangatkan tubuh bayi sehingga bayi tidak hipotermi

B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan fisik umum

Keadaan Umum : Composmentis


0
Suhu : 36,8 C
Pernafasan : 46 x/menit
Nadi : 120x/menit
Berat badan sekarang : 2640 gram
Panjang badan : 48 cm

2. Pemeriksaan khusus.

o Inspeksi

Kepala : Simetris,Rambut hitam,ada lanugo, kulit rambut bersih

Ubun-ubun : Datar

Muka : Simetris, Tidak ada oadem, kemerahan pada mukanya

Mata : Simetris, Konjungtiva merah muda, sklera putih.

Telinga : Simetris, tidak ada serumen

Mulut : Simetris, tidak ada bibir sumbing.

Hidung : Simetris, tidak ada secret, tidak ada pernapasan cuping hidung

Leher : Tidak ada tyroid, tidak ada pembengkakan.

Dada : Simetris, gerakan rongga dada teratur, tidak ada tarikan intercostae

Abdomen : Simetris, tidak kembung, Tali pusat terbungkus kasa steril, terlihat perdarahan

Punggung : Simetris, tidak ada sipina bifida

Ekstremitas : Jari-jari ekstremitas atas dan bawah lengkap, tidak ada polydaktil, syndaktil,
brakidaktyl, bentuk ekstremitas kanan dan kiri simetris.

Genetalia : Terlihat Labia mayora menutupi labia minora.

Anus : Terdapat lubang anus.

o Palpasi

Kepala : Tidak ada benjolan, UUB datar, UUK belum menutup


Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan limfe

o Reflek

Reflek moro : Ada


Reflek Rooting : Ada
Reflek Graphs/plantar : Ada
Reflek Sucking : Ada
Reflek Walking : Tidak ada

o Antropometri

Lingkar kepala

FO : 34 cm

MO : 35 cm

SOB : 32 cm

Lingkar dada : 32 cm
Lingkar lengan atas : 11 cm

o Eliminasi

Miksi : Sudah, jam : 11.25 WIB


Meconium : Sudah, Warna : Hijau Kehitaman Tgl : 23 Mei 2011 , Jam :12.10 WIB

o Pemeriksaan Penunjang : -

C. ANALISIS

Bayi Ny. “W” 1 hari post partum dengan perdarahan talipusat fisiologis

D. PENATALAKSANAAN

1. Untuk penanganan awal, harus dilakukan tindakan pencegahan infeksi pada tali pusat
misalnya mencuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi

2. Melakukan observasi TTV

3. Kenakan popok di bawah tali pusat, biarkan tali pusat terbuka, tidak tertutup pakaian bayi
sesering mungkin.
4.  Angkat tali pusat dan bersihkan tepat pada area bertemunya pangkal tali pusat dan tubuh.
Tidak perlu takut hal ini akan menyakiti bayi Anda.

5. Bersihkan area di sekitar tali pusat. Lakukan setiap kali Anda mengganti popok. Bungkus
tali pusat dengan kasa steril. Hal ini akan mempercepat pengeringan dan pelepasan tali
pusat.

6. Jaga agar tali pusat tetap kering setiap saat.

7. Jangan basahi tali pusat sampai tidak terjadi pendarahan lagi. Tali pusat akan terlepas,
dimana seharusnya tali pusat aka terlepas dalam waktu 1-2 minggu. Tapi, yang perlu
diingat adalah jangan menarik tali pusat, walaupun sudah terlepas setengah bagian.

8. Hindari penggunaan bedak atau losion di sekitar atau pada tali pusat.

9.      Memberikan kehangatan pada bayi dengan cara :


menggedong, memberi selimut, dan memberi penutup/topi pada kepala

Ganti pakian yang basah dengan pakaian kering


Ganti popok setiap BAK/BAB

10.  Menganjurkan pemberian ASI eksklusif sampai usia 6 bulan dan pemberian ASI sesering
mungkin agar bayi mendapatkan nutrisi yang cukup
Memberikan ASI setiap 2 jam sekali atau sesering mungkin

11. Melakukan konseling kepada ibu tentang tanda-tanda bahaya BBL dengan kriteria
kegawatan , seperti : Bayi tidak mau menetek, tampak lesu, pernapasan lambat, suhu
naik, terjadi perdarahan/ keluar cairan berbau pada tali pusat.

12. Segera lakukan inform consent dan inform choise pada keluarga pasien apabila dilakukan
rujukan

13. Menganjurkan ibu pergi ke tenaga kesehatan jika terjadi tanda-tanda bahaya pada BBL

Anda mungkin juga menyukai