Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN ANALITIK

DISUSUN OLEH
Amanda Nadia Putri P21345118008
Diah Ayu Nastiti P21345118018
Febrian Aditya P21345118026
Feni Sabputri P21345118027
Haykhal Muhammad Syafhaa P21345118031

DOSEN PEBIMBING
Kuat Prabowo, S.KM., M.Kes

II - D3A KESEHATAN LINGKUNGAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II
Jl. Hang Jebat III Blok F3, No.8, RT 04 RW 08, Kebayoran Baru
Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12120
Telepon : (021) 7397641
2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Metode
Penelitian Analitik” dengan baik tanpa ada halangan yang berarti. Penyusunan
makalah ini dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah Metode
Penelitian yang diampu oleh Kuat Prabowo, S.KM., M.Kes

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah pada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya. Adapun tujuan dari
penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui ruang lingkup terkait Metode
Penelitian Analitik.
Diluar itu, penulis sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya bahwa
masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata bahasa,
susunan kalimat maupun isi. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati, saya
selaku penyusun menerima segala kritik dan saran yang membangun dari
pembaca.

Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dan memberi gambaran


ataupun menjadi referensi kita dalam mengenal dan mempelajari konsep dan
implementasi bela negara di Indonesia. Demikian apa yang dapat saya sampaikan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan para
pembaca pada umumnya.

Jakarta, April 2020

i
Kelompok 1

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .................................................................................................. i


KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1. Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2. Tujuan Penulisan ........................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 2
2.1. Pengertian Penelitian Analitik ...................................................... 2
2.2. Ciri – Ciri Penelitian Analitik ....................................................... 2
2.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian Analitik ....................................... 2
2.4. Jenis – Jenis Metode Penelitian Analitik ...................................... 3
BAB III PENUTUP ........................................................................................ 11
3.1. Kesimpulan .................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Di dunia ini tidak ada kebenaran yang mutlak kecuali hanya kebenaran Alloh
swt. Namun setiap indifidu juga mempunyai pilihan untuk menentukan sesuatu
yang di anggapnya paling benar. Begitu juga dengan permasalahan hukum, setiap
orang pasti manginginkan kebenaran yang di anggap paling benar menurut
siapapun. Maka dari itu ada sebuah penelitian untuk mencari dan meneliti
seberapa bener kebenaran tersebut. Jadi pada dasarnya tujuan penelitian adalah
untuk mendapatkan sebuah kebenaran. Mendapatkan kebenaran ternyata
merupakan suatu proses yang rumit. Karena kebenaran adalah hal yang rumit,
sulit didapat dan mahal, maka langkah penelitian dengan metode analitik untuk
mendapatkan kebenaran dengan cara yang lebih murah dan cepat, namun terarah.

Penggunaan kerangka konsep, adalah usaha untuk menyempitkan bidang


pandangan, dan menyederhanakan persoalan sehingga inti masalah dapat
dipahami dengan lebih jelas. Bagi paradigma ilmiah, metode harus disusun secara
pasti sebelum fakta dikumpulkan. Sekali desain digunakan, maka tidak boleh
mengubahnya dalam bentuk apapun. Sebab jika diadakan perubahan, maka
perubahan itu akan mengaburkan variabel sehingga penafsiran yang bermakna
menjadi tidak mungkin dilakukan.

Akan tetapi bagi paradigma alamiah, design dapat disusun sebelumnya secara
tidak lengkap. Apabila sudah mulai digunakan, maka metode itu baru mulai
dilengkapi dan disempurnakan. Metode itu dapat senantiasa diubah dan
disesuaikan dengan apa yang diperoleh dan disesuaikan pula dengan pengetahuan
baru yang ditemukan. Dalam makalah ini akan kita bahas untuk mengetahuinya
lebih dalam.

1
1.2. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui tentang pengertian penelitian analitik
2. Untuk mengetahui ciri-ciri penelitian analitik
3. Untuk mengetahui tujuan dan manfaat penelitian analitik
4. Untuk mengetahui jenis-jenis metode penelitian analitik

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Penelitian Analitik

Penelitian Analitik ini merupakan penelitian dengan menggunakan studi


korelasi (Correlation Study) yaitu untuk mengetahui korelasi (hubungan)
antara satu variabel dengan variabel lain dengan mengidentifikasi variabel
yang ada pada suatu obyek, kemudian pula di identifikasi pula variabel lain
yang ada pada obyek yang sama dan di lihat apakah ada hubungan antara
keduanya.
Studi analitik adalah riset epidemiologi yang bertujuan untuk memperoleh
penjelasan tentang faktor-faktor risiko dan penyebab penyakit.  Faktor risiko
adalah faktor-faktor atau keadaan-keadaan yang mempengaruhi
perkembangan suatu penyakit atau status kesehatan tertentu. Prinsip analisis
yang digunakan dalam studi analitik adalah membandingkan risiko terkena
penyakit antara kelompok terpapar dan tidak terpapar faktor penelitian.

2.2. Ciri-Ciri Penelitian Analitik

Ciri ciri penelitian analitik antara lain:

1. Melakukan pengujian hubungan


2. Mencari etiologi atau penyebab terjadinya masalah kesehatan
3. Dilakukan uji hipotesis

2.3. Tujuan dan Manfaat Desain Penelitian Analitik

3
Desain penelitian analitik digunakan untuk mengetahui hubungan sebab
akibat antara dua variabel secara observasional, dimana bentuk hubungan
dapat perbedaan, hubungan atau pengaruh.

Manfaat desain penelitian analitik antara lain:

1. Sebagai blue print / kerangka operasional


2. Menegaskan intensitas dan ekstensitas
3. Memperkirakan kesulitan dan alternatif solusinya
4. Mengetahui keterbatasan atau kelemahan penelitian 

2.4. Jenis - Jenis Metode Penelitian Analitik


1. Metode Cross Sectional (Potong Lintang)
Adalah rancangan studi epidemiologi yang mempelajari hubungan
penyakit dan paparan (faktor penelitian) dengan mengamati status paparan
dan penyakit serentak pada individu dari populasi tunggal, pada satu saat
atau periode. Dalam rancangan studi ini peneliti memotret frekuensi dan
karakter penyakit, serta paparan faktor penelitian pada populasi dan pada
satu saat tertentu. Konsekuensinya data yang dihasilkan
adalah prevalensi bukan insidensi. Tujuan cross sectional adalah untuk
memperoleh gambaran pola penyakit dan determinan-determinannya pada
populasi sasaran.
Langkah penelitian cross sectional yaitu :
1. Mengidentifikasi variabel variabel penelitian dan mengidentifikasi
faktor risiko serta faktor efek
2. Menetapkan subjek penelitian atau populasi dan sampel
3. Melakukan observasi atau pengukuran variabel – variabel faktor risiko
dan efek sekaligus berdasarkan status keadaan variabel saat itu.
(pengumpulan data).
4. Melakukan analisis korelasi dengan cara membandingkan Proporsi
antar kelompok hasil observasi.

4
Kekurangan :

a. Pada pencuplikan non acak sulit diketahui probabilitas subjek untuk


terpilih dari populasi sasaran. Jika pencuplikan tersebut terpengaruh
oleh status penyakit dan sasaran, maka akan terjadi bias.
b. Tidak dapat digunakan untuk menganalisa hubungan kausal penyakit
dan paparan (validitas hubungan kausal menuntut sekuensi waktu yang
jelas antara paparan dan penyakit /paparan harus mendahului
penyakit).
c. Penggunaan data prevalensi menyebabkan hasil studi ini
mencerminkan tidak hanya aspek etiologi tetapi juga survivalitas
penyakit. Jika data prevalensi  telah terjadi selective survival, maka
frekuensi yang diamati akan lebih besar dari yang seharusnya diukur
sedangkan jika data prevalensi telah terjadi mortalitas selektif maka
frekuensi penyakit akan lebih sedikit sehingga terjadi bias (bias
prevalensi-insidensi Neyman).

Kelebihan :

a. Mudah dilakukan, sederhana dan murah karena tidak memerlukan


follow up
b. Dalam waktu yang bersamaan dapat dikumpulkan variabel yang
banyak baik variabel risiko maupun variabel efek.
c. Tidak memaksa subjek untuk mengalami faktor yang diperkirakan
bersifat merugikan kesehatan (faktor risiko).

Contoh kasus : Mengetahui hubungan antara anemia besi pada ibu hamil
dengan Berat Badan Bayi Lahir (BBL), dengan menggunakan rancangan
atau pendekatan cross sectional.

1. Langkah Pertama : Mengidentifikasi variabel-variabel yang akan


diteliti dan kedudukannya masing-masing.
-   Variabel dependen (efek ) : BBL

5
-   Variabel independen (risiko ) : anemia besi.
-   Variabel independent (risiko) yang dikendalikan : paritas, umur ibu,
perawatan kehamilan, dan sebagainya.
2. Langkah  kedua : Menetapkan subjek penelitian atau populasi dan
sampelnya.
- Subjek penelitian : ibu-ibu yang baru melahirkan, dengan lingkup
daerah yang dibatasi misal lingkup Rumah sakit, Rumah bersalin atau
rumah sakit bersalin. Batas waktu dan cara pengambilan sampel
(teknik random, atau non random) ditentukan.
3. Langkah ketiga : Melakukan pengumpulan data, observasi atau
pengukuran terhadap variabel dependen-independen dan variabel-
variabel yang dikendalikan dalam waktu yang sama.
- Caranya mengukur berat badan bayi yang sedang lahir, memeriksa Hb
ibu, menanyakan umur, paritas dan variabel-variabel kendali yang lain.
4. Langkah  keempat : Mengolah dan menganalisis data dengan cara
membandingkan antar kelompok hasil. Bandingkan Berat bayi lahir
dengan Hb darah ibu. Dari analisis ini akan diperoleh bukti adanya
atau tidak adanya hubungan antara anemia dengan BBL.

2. Metode Case Control / Kasus Kontrol


Adalah rancangan studi epidemiologi mempelajari hubungan antara
paparan (faktor penelitian) dan penyakit, dengan cara membandingkan
kelompok kasus dan kelompok kontrol berdasarkan status paparannya.
Ciri studi kasus kontrol adalah pemilihan subjek berdasarkan status
penyakit, kemudian dilakukan pengamatan apakah subjek mempunyai
faktor risiko atau tidak. Subjek yang menderita faktor risiko disebut kasus,
sedangkan yang tidak menderita penyakit disebut kontrol.
Tahap Penelitian case control :
1.   Identifikasi variabel – variabel penelitian (faktor risiko dan efek)
2. Menetapkan subjek Penelitian (populasi dan sampel)
3. Identifikasi kasus

6
4. Pemilihan subjek sebagai kontrol
5. Melakukan Pengukuran retrospektif (melihat kebelakang) untuk
melihat faktor risiko
6. Melakukan analisis dengan membandingkan Proporsi antara variabel-
variabel objek penelitian dengan variabel – variabel kontrol
Kekurangan :
a. Terjadi bias informasi akibat ketidakteraturan dan ketidaklengkapan
data tentang paparan atau pemberian dan pencatatan informasi tentang
status paparan dipengaruhi oleh status penyakit subjek.
b. Tidak efisien jika digunakan untuk mempelajari paparan-paparan yang
langka jika beda risiko (RD) antara populasi yang berpenyakit dan tak
berpenyakit kecil. Dibutuhkan ukuran sampel yang besar dan
prevalensi paparan pada populasi yang berpenyakit yang cukup tinggi.
c. Tidak dapat menghitung laju insidensi (kecepatan kejadian penyakit)
baik yang terpapar maupun tidak terpapar karena subjek dipilih
berdasarkan status penyakit.
d. Pada beberapa situasi tidak mudah untuk memastikan hubungan
temporal antara paparan dan penyakit.
e. Kelompok kasus dan kontrol dipilih dari dua populasi yang terpisah,
sehingga sulit dipastikan apakah benar-benar setara dalam hal faktor
luar dan sumber distorsi lainnya.

Kelebihan :

a. Relatif murah dan mudah dilakukan


b. Cocok untuk meneliti penyakit dengan periode laten yang panjang.
Peneliti cukup mengidentifikasi penyakit subjek yang telah mengalami
penyakit dan tidak mengalami penyakit lalu mencatat riwayat paparan
jadi tidak perlu mengikuti perkembangan penyakit bertahun-tahun.
c. Subjek dipilih berdasarkan status penyakit, peneliti leluasa
menentukan rasio ukuran sampel kasus dan kontrol yang optimal

7
d. Dapat meneliti pengaruh sejumlah paparan terhadap sejumlah penyakit
sehingga tidak saja cocok untuk menguji hipotesis tetapi juga untuk
mengeksplorasi kemungkinan hubungan paparan dan penyakit yang
masih belum jelas.

Contoh kasus :  Hubungan antara Penyakit Diabetes Mellitus (DM) pada


remaja dengan perilaku pemberian makanan.
1. Tahap pertama : Mengidentifikasi variabel-variabel penelitian
- Variabel dependen: remaja yang menderita DM (juvenile diabetes
mellitus)
- Variabel independen: perilaku ibu dalam memberikan makanan.
- Variabel independent yang lain: pendidikan ibu, pendapatan keluarga,
informasi mengenai komposisi gula dalam makanan
2. Tahap kedua : Menentukan subjek penelitian (populasi dan sample
penelitian). Subjeknya adalah ibu dan anak remajanya. Subjek ini perlu
dibatasi daerah mana yang dianggap menjadi populasi dan sample
penelitian ini.
3. Tahap ketiga : Mengidentifikasi kasus, yaitu remaja yang menderita
diabetes mellitus. Remaja yang menderita DM ditentukan dengan
standar kadar gula dalam darah.
4. Tahap keempat : Pemilihan subjek sebagai kontrol, remaja yang tidak
menderita diabetes mellitus. Pemilihan kontrol hendaknya didasarkan
pada kesamaan karakteristik subjek pada kasus. (ciri-ciri masyarakat,
sosial ekonomi dan sebagainya).
5. Tahap kelima : Melakukan pengukuran secara retrospektif.
Pengukuran terhadap kasus (remaja yang menderita DM) dan dari
kontrol (remaja yang tidak menderita DM). Memberikan pertanyaan
kepada remaja dan orang tuanya dengan metode recall. (jenis-jenis
makanan, minuman dan komposisi gula di dalamnya dan lain-lain).
6. Tahap keenam : Melakukan pengolahan dan analisis data. Dilakukan
dengan membandingkan proporsi remaja yang mengkonsumsi gula

8
pada kelompok kasus dan kelompok kontrol. Diharapkan akan muncul
atau tidaknya bukti hubungan antara penyakit DM dengan konsumsi
gula pada remaja.

3. Metode Cohort (Kohor)


Adalah rancangan studi yang mempelajari hubungan antara paparan dan
penyakit, dengan cara membandingkan kelompok terpapar (faktor
penelitian) dan kelompok tak terpapar berdasarkan status penyakit.
Ciri studi kohor adalah pemilihan subjek berdasarkan status paparannya
kemudian dilakukan pengamatan dan pencatatan apakah subjek mengalami
penyakit yang diteliti atau tidak. Ciri lainnya adalah dimungkinkannya
penghitungan laju insidensi (ID) dar masing-masing kelompok studi.
Langkah pelaksanaan penelitian cohort :
a) Identifikasi faktor-fakor rasio dan efek
b) Menetapkan subjek penelitian ( menetapkan populasi dan sampel )
c) Pemilihan subjek dengan faktor resiko positif dari subjek dengan
efek negatif
d) Memilih subjek yang akan menjadi anggota kelompok kontrol
e) Mengobservasi perkembangan subjek sampai batas waktu yang
ditentukan, selanjutnya mengidentifikasi timbul tidaknya efek pada
kedua kelompok
f) Menganalisis dengan membandingkan proporsi subjek yang
mendapatkan efek positif dengan subjek yang mendapat efek negatif
baik pada kelompok resiko positif maupun kelompok kontrol.
Kelebihan :
1. Kesesuaian logika studi eksperimental dalam membuat interferensi
kausal (pada saat dimulai penelitian telah dipastikan semua subjek
tidak berpenyakit sehingga sekuensi waktu antara paparan dan
penyakit dapat diketahui dengan jelas.
2. Peneliti dapat menghitung laju insidensi
3. Sesuai untuk meneliti paparan yang langka (misal faktor lingkungan).

9
4. Peneliti dapat mempelajari sejumlah efek secara serentak dari sebuah
paparan.
5. Pada studi kohor prospektif kemungkinan terjadi bias kecil dalam
menyeleksi subjek dan menentukan status paparan.
6. Tidak ada subjek yang sengaja dirugikan karena tidak mendapat terapi
yang bermanfaat atau mendapat paparan faktor yang merugikan
kesehatan.

Kekurangan :

1. Rancangan kohor prospektif lebih mahal dan butuh waktu yang lama
daripada case control atau kohor retrospektif.
2. Pada studi kohor retrospektif butuh data sekunder yang lengkap dan
handal
3. Tidak efisien dan tidak praktis untuk mempelajari penyakit yang
langka kecuali jika ukuran sampel relatif besar atau prevalensi
penyakit pada kelompok terpapar cukup tinggi.
4. Jika subjek hilang (karena migrasi, meninggal, tingkat partisipasi
rendah, dsb ) dan terkait dengan paparan serta penyakit yang diteliti
maka temuan menjadi tidak valid karena adanya bias waktu follow up.
5. Tidak cocok untuk merumuskan hipotesis tentang faktor etiologi lain
untuk penyakit tersebut karena faktor penelitian sudah ditentukan
terlebih dahulu.

Contoh kasus : Penelitian yang ingin membuktikan adanya hubungan


antara Ca paru (efek) dengan merokok (resiko) dengan menggunakan
pendekatan atau rancangan prospektif.

1. Tahap pertama : Mengidentifikasi faktor efek (variabel dependen) dan


resiko (variabel independen) serta variabel-variabel pengendali
(variabel kontrol).
- Variabel dependen : Ca. Paru

10
- Variabel independen : merokok
- Variabel pengendali : umur, pekerjaan dan sebagainya.
2. Tahap kedua : Menetapkan subjek penelitian, yaitu populasi dan
sampel penelitian. Misalnya yang menjadi populasi adalah semua pria
di suatu wilayah atau tempat tertentu, dengan umur antara 40 sampai
dengan 50 tahun, baik yang merokok maupun yang tidak merokok.
3. Tahap ketiga : Mengidentifikasi subjek yang merokok (resiko positif)
dari populasi tersebut, dan juga mengidentifikasi subjek yang tidak
merokok (resiko negatif) sejumlah yang kurang lebih sama dengan
kelompok merokok.
4. Tahap keempat : Mengobservasi perkembangan efek pada kelompok
orang-orang yang merokok (resiko positif) dan kelompok orang yang
tidak merokok (kontrol) sampai pada waktu tertentu, misal selama 10
tahun ke depan, untuk mengetahui adanya perkembangan atau kejadian
Ca paru.
5. Tahap kelima : Mengolah dan menganalisis data. Analisis dilakukan
dengan membandingkan proporsi orang-orang yang menderita Ca paru
dengan proporsi orang-orang yang tidak menderita Ca paru,
diantaranya kelompok perokok dan kelompok tidak merokok.

11
BAB III
PENUTUP

12
3.1. Kesimpulan
 Penelitian Analitik ini merupakan penelitian dengan menggunakan studi
korelasi (Correlation Study) yaitu untuk mengetahui korelasi (hubungan)
antara satu variabel dengan variabel lain dengan mengidentifikasi variabel
yang ada pada suatu obyek, kemudian pula di identifikasi pula variabel
lain yang ada pada obyek yang sama dan di lihat apakah ada hubungan
antara keduanya.
 Ciri ciri penelitian analitik
1. Melakukan pengujian hubungan
2. Mencari etiologi atau penyebab terjadinya masalah kesehatan
3. Dilakukan uji hipotesis

 Manfaat desain penelitian analitik

1. Sebagai blue print / kerangka operasional


2. Menegaskan intensitas dan ekstensitas
3. Memperkirakan kesulitan dan alternatif solusinya
4. Mengetahui keterbatasan atau kelemahan penelitian 
 Jenis - Jenis Metode Penelitian Analitik
1. Metode Cross Sectional (Potong Lintang)
2. Metode Case Control / Kasus Kontrol
3. Metode Cohort (Kohor)

13
14
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/doc/224123296/Epidemologi-Analitik-Adalah-
Epidemiologi-Analitik-Menguji-Hipotesis-Dan-Menaksir

http://wisnuekos.blogspot.com/2010/10/metode-penelitian-analitik.html

http://erlynafkmundip.blogspot.com/2010/10/cross-sectional-case-control-dan-
cohort.html

http://nomensenbanunaek.blogspot.com/2014/10/jenis-jenis-metode-penelitian-
kesehatan.html

15

Anda mungkin juga menyukai