Referat Gambaran Radiologi Covid-19 Pada Anak PDF
Referat Gambaran Radiologi Covid-19 Pada Anak PDF
Pembimbing:
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG 2020
Penulis
BAB 3 KESIMPULAN.......................................................................................... 35
DAFTAR PUSTAKA
1
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
4,5
82.145 kematian di seluruh dunia. Eropa dan Amerika Utara telah menjadi pusat
pandemi COVID-19, dengan kasus dan kematian sudah melampaui China.
Amerika Serikat menduduki peringkat pertama dengan kasus COVID-19
terbanyak dengan penambahan kasus baru sebanyak 19.332 kasus pada tanggal 30
Maret 2020 disusul oleh Spanyol dengan 6.549 kasus baru. Italia memiliki tingkat
6
mortalitas paling tinggi di dunia, yaitu 11,3%.
Saat ini COVID-19 telah dinyatakan sebagai kasus pandemi. Sampai tanggal
19 Maret 2020 terdapat 209.839 kasus COVID-19 dengan lebih dari 170 negara
terjangkit COVID-19. Kasus kematian mencapai 8.778 dengan case fatality rate
4.18%. Kejadian COVID-19 pada anak tidak sebanyak dewasa, dan sebagian
besar anak yang terkonfirmasi COVID-19 mendapatkannya dari keluarga.
Menurut Wu, dkk (2020) kejadian COVID-19 pada anak usia 10-19 tahun
sebanyak 549/72.314 atau 1% dari seluruh kasus; sedangkan kelompok usia <10
tahun sebanyak 416/72.314 (0,9%) kasus. Sampai tanggal 21 Maret 2020, di
Indonesia, terdapat 450 kasus COVID-19; 38 diantaranya meninggal.7
Temuan klinis pada pasien pneumonia akibat coronavirus diantaranya
demam, batuk, sesak, dan keluhan sulit bernapas, onset dalam waktu 10 hari
terakhir, serta adanya riwayat perjalanan ke daerah epidemi dari penyakit
coronavirus. Dan temuan radiologis yang ditemukan menurut penelitian dari
berbagai negara menemukan gambaran kelainan paru pneumonia akibat
coronavirus sama seperti pneumonia virus, yaitu gambarann air space opacities,
opasitas fokal dan multifokal, dan gambaran ground-glass opacities (GGO).8,9
Pencitraan diagnostik sangat diperlukan untuk mendeteksi penyakit ini
sedini mungkin. Kondisi dan ketersediaan pencitraan yang baik, dikombinasikan
dengan keahlian yang terus berkembang dari ahli radiologi mengenai penyakit ini,
telah meningkatkan peran pencitraan dalam diagnosis berbagai kelainan paru
akibat pneumonia virus.
2
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
1.2 Batasan Masalah
Makalah ini membahas radioanatomi paru, epidemiologi, etiologi,
klasifikasi, faktor risiko dan patofisiologi, manifestasi klinis, gambaran radiologis,
dan tatalaksana dari Covid-19 pada anak.
1.3 Tujuan Penulisan
Makalah ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman
tentang gambaran radiologis yang muncul akibat Covid-19 pada anak.
3
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Anak adalah seseorang berusia 0 – <18 tahun (World Health
Organization/WHO) atau seseorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk anak
masih dalam kandungan (UU nomor 23 tahun 2002). 7
Beberapa istilah berikut digunakan untuk mengklasifikasikan status anak yang
dicurigai COVID-19 sesuai dengan petunjuk terbaru dari Kementrian Kesehatan
RI:7
a. Orang dalam Pemantauan (ODP)
Anak yang demam (≥38°C) ATAU riwayat demam ATAU gejala gangguan
sistem pernapasan seperti pilek/sakit tenggorokan/batuk, tanpa gejala pneumonia.
DAN tidak ada penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan
DAN Pada 14 hari hari terakhir sebelum timbul gejala, memenuhi salah satu
riwayat berikut:
• Memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di luar negeri yang melaporkan
transmisi lokal
• Memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di area transmisi lokal di Indonesia
4
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
2. Anak dengan demam (≥38oC) atau riwayat demam atau ISPA DAN pada 14
hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat kontak dengan kasus
konfirmasi atau probabel COVID-19.
3. Anak dengan gejala ISPA berat/pneumonia berat* di area transmisi lokal di
Indonesia yang membutuhkan perawatan di rumah sakit DAN tidak ada penyebab
lain berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan.
*) Kriteria pneumonia berat: pasien anak dengan batuk atau kesulitan bernapas,
ditambah
setidaknya satu dari berikut ini:
• takipnea: <2 bulan, ≥60x/menit; 2–11 bulan, ≥50x/menit; 1–5 tahun,
≥40x/menit; >5 tahun, ≥30x/menit;
• distres pernapasan berat (seperti grunting(merintih),head bobbing, stridor,
retraksi);
• sianosis sentral atau SpO2 <90%;
• tanda pneumonia berat: ketidakmampuan menyusu atau minum, letargi atau
penurunan
kesadaran, atau kejang.
c. Kasus Probabel
Pasien dalam pengawasan yang diperiksa untuk COVID-19 tetapi inkonklusif
(tidak dapat disimpulkan).
d. Kasus Konfirmasi
Anak yang terinfeksi COVID-19 dengan hasil pemeriksaan laboratorium positif.
Selain klasifikasi status anak terkait dengan riwayat berpergian atau tinggal di
negara terjangkit maupun area dengan transmisi lokal di Indonesia, anak juga
perlu diklasifikasikan statusnya dalam kaitannya dengan riwayat kontak dengan
kasus konfirmasi COVID-19 atau PDP.
Definisi kontak erat adalah anak yang melakukan kontak fisis atau berada dalam
ruangan atau berkunjung dalam radius 1-meter selama minimal 15 menit dengan
PDP, kasus probabel atau kasus konfirmasi dalam 2 hari sebelum kasus (sumber
penularan) timbul gejala dan hingga 14 hari setelah kasus timbul gejala.
5
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Anak yang termasuk kontak erat adalah:
• Anak yang tinggal serumah atau berada dalam satu ruangan (termasuk kelas,
pertemuan masal, tempat penitipan anak, dsb) dengan kasus dalam 2 hari sebelum
kasus timbul gejala dan hingga 14 hari setelah kasus timbul gejala
• Anak yang bepergian bersama dengan kasus (radius 1 meter) menggunakan
segala jenis alat transportasi/kendaraan dalam 2 hari sebelum kasus timbul gejala
dan hingga 14 hari setelah kasus timbul gejala.
2.2 Epidemiologi
Sejak laporan pertama kasus dari Wuhan, sebuah kota di Provinsi Hubei Cina,
pada akhir 2019, lebih dari 80.000 kasus COVID-19 telah dilaporkan di Tiongkok,
dengan sebagian besar dari mereka berasal dari provinsi Hubei dan sekitarnya.
WHO-Cina memperkirakan bahwa epidemi di Cina memuncak antara akhir
Januari dan awal Februari 2020, dan jumlah kasus baru meningkat pesat pada
awal Maret.Namun, kasus telah dilaporkan di semua benua, kecuali Antartika, dan
terus meningkat di seluruh dunia.10
COVID-19 pertama dilaporkan di Indonesia pada tanggal 2 Maret 2020
sejumlah dua kasus.4 Data 8 April 2020 menunjukkan kasus yang terkonfirmasi
berjumlah 2.956 kasus dan 240 kasus kematian. Tingkat mortalitas COVID-19 di
Indonesia sebesar 8,9%, angka ini merupakan yang tertinggi di Asia Tenggara.
Per 8 April 2020, terdapat 1.431.376 kasus dan 82.145 kematian di seluruh dunia.
Eropa dan Amerika Utara telah menjadi pusat pandemi COVID-19, dengan kasus
dan kematian sudah melampaui China. Amerika Serikat menduduki peringkat
pertama dengan kasus COVID-19 terbanyak dengan penambahan kasus baru
sebanyak 19.332 kasus pada tanggal 30 Maret 2020 disusul oleh Spanyol dengan
6.549 kasus baru. Italia memiliki tingkat mortalitas paling tinggi di dunia, yaitu
6
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
2.3 Etiologi
Infeksi respirasi akibat virus diantaranya: virus influenza family
orthomyxoviridae, virus parainfluenza family paramyxoviridae, SARS-
coronavirus, MERS-coronavirus, dan 2019-nCoronavirus family corona virus.
Coronavirus merupakan virus dengan rantai tunggal RNA tanpa segmentasi.
Corona virus merupakan virus zoonotik, RNA virus, bersirkulasi di hewan, seperti
unta, kucing, dan kelelawar. Hewan dengan coronavirus dapat berkembang dan
menginfeksi manusia seperti pada kasus MERS dan SARS seperti kasus outbreak
saat ini. Coronavirus merupakan subfamily orthocoronavirinae dari family
Coronaviridae.11,12
Coronavirus memiliki struktur beramplop dan dengan partikel berbentuk
lingkaran atau elips dan kadang pleomorfik dengan diameter 50-200 mikron. S
protein yang terletak dipermukaan virus merupakan antigen utama dari virus yang
merupakan struktur utama untuk menempel pada reseptor sel. Hampir semua
coronavirus menginfeksi hewan. Pada awalnya hanya ada tiga tipe coronavirus
yang menginfeksi manusia yaitu common coronavirus 229E, OC43, dan SARS-
CoV. Kemudian ditemukan enamcoronavirus pada manusia yaitu 229E, NL63
dari genus Polygonum, OC43 dan HPU dari beta genus, Middle East Respiraory
Syndrome-Associated Coronavirus (SARS-CoV). Dan yang terakhir ditemukan
yaitu virus yang diisolasi dari traktus respirasi bawah pada pasien dengan
pneumonia yang tidak diketahui penyebabnya di Wuhan dan merupakan jenis
baru dari coronavirus, yang dinamakan 2019-nCoV oleh WHO.11,12
7
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
2.4 Anatomi Paru
2.4.1 Morfologi
a. Apex Pulmonis
Apek pulmonis merupakan bagian yang berbentuk bundar, menonjol ke
cranial, ditutupi oleh cupula pleurae yang berbatasan dengan arteria subclavia
sinistra dan arteria subclavia dextra sehingga menyebabkan terbentuknya sulcus
subclavius pada permukaan pulmo, mengarah ke lateral tepat di sebelah caudal
dari apex pulmonis.13
b. Basis Pulmonis
Basis Pulmonis atau facies diaphragmatica akan tampak jelas bergerak
mengikuti gerakan inspirasi dan ekspirasi.Terletak pada diaphragma thoracis
memisahkan pulmo sinistra daripada lobus hepatis sinistra, gaster dan lien dan
memisahkanpulmo dextra daripada lobus hepatis dextra. Pulmo dextra memiliki
bentuk yang lebih kecil dan dengan facies diaphragmatic yang lebih cekung
karena diafragma di sebelah kanan letaknya lebih tinggi. 13
c. Facies Costalis
Merupakan bagian yang berbatasan dengan costa. Memiliki permukaan yang
licin, konveks, dan mengikuti bentuk cavitas thoracis. Facies Costalis ditutupi
oleh pleura costalis. 13
8
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
d. Facies Mediastinalis
Facies Mediastinalis terbagi atas pars mediastinalis dan pars vertebralis.
Pars mediastinalis ditutupi oleh pleura mediastinalis, berbatasan dengan
pericardium dan membentuk impressio cardiaca. Di sebelah dorsocranial
impressio tersebut terdapat hilus pulmonis, yaitu tempat keluar masuknya
struktur-struktur ke dan dari pulmo. Pada pulmo dextra di sebelah cranial dari
hilus pulmonis terbentuk sulcus venae azygos, di sebelah cranio-ventral hilus
pulmonis terbentuk suatu cekungan yang agak lebar, disebut sulcus venae cavae
superioris. 13
Pada pulmo sinistra di sebelah cranial hilus pulmonis terbentuk sulcus arcus
aortae yang ke arah cranial berhubungan dengan sulcus subclavius dan disebelah
ventral sulcus ini dekat pada margo anterior terdapat cekungan untuk vena
anonyma sinistra. Di sebelah dorsal hilus pulmonis dan ligamentum pulmonale
terdapat sulcus aortae thoracalis yang arahnya vertical dan disebelah caudal sulcus
ini, berdekatan dengan margo inferior terdapat cekungan untuk ujung caudal
oesophagus. 13
e. Margo Inferior
Margo inferior memisahkan facies costalis daripada facies diaphragmatica
dan berhadapan dengan sinus phrenicocostalis (sinus costodiaphragmaticus). Ke
arah medialis margo inferior menjadi tumpul dan membulat serta memisahkan
facies diaphragmatica daripada facies mediastinalis. 13
f. Margo Anterior
Margo anterior menutupi facies anterior pericardium margo anterior dari
pulmo dextra terletak hampirtegak lurus (vertikal) dan berhadapan dengan sinus
costomediastinalis, sedangkan yang sebelah kiri membentuk incisura cardiaca
sehingga pericadium letaknya merapat pada sternum. 13
g. Pulmo Sinistra
Pulmo sinistra terdiri atas lobus superior dan lobus inferior. Kedua lobus ini
dipisahkan oleh fissura obliqua (incisura interlobis) yang meluas dari facies
costalis sampai pada facies mediastinalis, baik di sebelah cranial maupun di
sebelah caudal hilus polmanis. Fissura obliqua dapat diikuti mulai dari hilus,
berjalan ke dorso-cranial, menyilang margo posterior kira-kira 5 cm dari apex
9
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
pulmonis, lalu berjalan ke arah caudo- ventral pada facies costalis menyilang
margo inferior, dan kembali menuju ke hilus pulmonis. Dengan demikian maka
pada lobus superior apex pulmonis, margo anterior, sebagian dari facies costalis
dan sebagian besar dari facies mediastinalis. Lobus inferior lebih besar daripada
lobus superior, dan meliputi sebagian besar dari facies costalis, hampir seluruh
facies diaphragmatica dan sebagian dari facies mediastinalis. 13
h. Pulmo Dextra
Pulmo dextra terdiri atas tiga buah lobus, yaitu lobus superior, lobus medius
dan lobus inferior, yang dibagi oleh dua buah incisurae interlobares. Lobus
superior da medius dipisahkan oleh fissura horizontalis yang terletak horizontal
dengan ujung dorsal bertemu dengan fissura oblique, ujung ventral terletak
setinggi pars cartilaginis costa IV, dan pada facies mediastinalis fissura tersebut
melampaui bagian dorsal hilus polmanis. Lobus medius adalah yang terkecil
daripada lobus lainnya, dan berada di bagian ventro caudal. Total kapasitas dan
berat pulmo dextra lebih besar daripada pulmo sinistra meskipun memiliki
morfologi yang lebih kecil. 13
i. Radix Pulmonis
Dibentuk oleh branchus, arteria pulmonalis, vena pulmonalis, arteria dan
vena bronchialis, plexus nervosus pukmonalis, pembuluh- pembuluh lymphe dan
lymphonodus bronchialis.seluruh struktur tersebut tadi dilingkari oleh reflexi
pleurae. Struktur-struktur tersebut masuk keluar melalui hilus pulmonis, yang
berada dekat pusat (pertengahan facies mediasstinalis) dan berada di sebelah
dorsal impressio cardiaca agak ke dorsal. 13
Radix pulmonis dextra terletak di sebelah dorsal vena cava superior dan
atrium dextrum, dan vena zygos melengkung di cranialisnya.Radix pulmonis
dextra terletak di sebelah ventral aorta descendens, disebelah inferior dari arcus
aorta. Sedangkan Radix pulmonis sinistra bronchus sinistra, a.pulmonalis berada
disebelah cranial, vena pulmonalis sinistra berada di sebelah caudal yang
diantaranya terdapat bronchus. 13
10
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
2.4.2 Pembagian Segmen Paru
Pulmo sisnistra terbagi oleh sebuah fisura dan dua lobus yaitu superior dan
inferior, dan memiliki sembilan segmen. Sedangkan pulmo dextra terbagi menjadi
dua fisura dan tiga lobus yaitu superior, media dan inferior dan memiliki sepuluh
segmen. Setiap segmen berbentuk biji yang tipis pada hilus Paru. 14
11
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Gambar 2.3Segmentasi paru dengan potongan axial
2.5 Radioanatomi
2.5.1 Gambaran Foto Polos (X-Ray) Toraks
a. Radioanatomi toraks proyeksi PA/AP
- Trakea dan bronkus kanan kiri terlihat sebagai lesi lusen (hitam) yang superposisi
denganvertebra
12
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
- Hillus terdiri dari arteri, vena, bronkus danlimfe
- Sudut yang dibentuk oleh diafragma dengan iga disebut degan sinus
kostofrenikus. Sinus kostofrenikus normal berbentuklancip.
- Sudut yang dibentuk oleh diafragma dengan bayangan jantung disebut
sinuskardiofrenikus.
- Diafragma terlihat sebagai kubah di bawah jantung dan paru. Perbedaan tinggi
kedua diafragma yang normal adalah 1-1,5 cm. Tinggi kubah diafragma tidak
boleh kurang dari 1,5 cm. Jika kurang dari 1,5 cm maka diafragma dikatakan
mendatar.
13
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Gambar 2.5 Hillus paru pada foto toraks PA dan lateral
- Batas jantung di kanan bawah dibentuk oleh atrium kanan. Atrium kanan
bersambung dengan mediastinum superior yang dibentuk oleh v. cava superior.
- Batas jantung disisi kiri atas dibentuk oleh arkus aorta yang menonjol di sebelah
kiri kolumna vertebralis. Di bawah arkus aorta ini batas jantung melengkung ke
dalam (konkaf) yang disebut pinggang jantung.
- Pada pinggang jantung ini, terdapat penonjolan dari arteria pulmonalis
- Di bawah penonjolan a. Pulmonalis terdapat aurikel atrium kiri (left atrial
appendage).
- Batas kiri bawah jantung dibentuk oleh ventrikel kiri yang merupakan lengkungan
konveks ke bawah sampai ke sinus kardiofrenikus kiri. Puncak lengkungan dari
ventrikel kiri itu disebut sebagai apex jantung.
- Aorta desendens tampak samar-samar sebagai garis lurus yang letaknya para-
vertebral kiri dari arkus sampai diafragma.
14
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Gambar 2.6 Radioanatomi foto toraks PA
15
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Gambar 2.7 Radioanatomi foto toraks lateral
- Paru kanan terdiri dari 3 lobus yaitu:
- Lobus superior kanan (right upper lobe/RUL)
- Lobus media kanan (right middle lobe/RML)
- Lobus inferior kanan (right lower lobe/RLL)
- Paru kiri terdiri dari 2lobus
- Lobus superior kiri (Left upper lobe/ LUL) danlingula
- Lobus inferior kiri (Left lower lobe/ LLL)
Gambar 2.8 Radioanatomi lobus paru kanan radiografi toraks PA dan lateral
16
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Gambar 2.9 Radioanatomi lobus paru kiri radiografi toraks PA dan lateral
17
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Gambar 2.10Anatomi normal CT-scan potongan aksial toraks.
18
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Gambar 2.11Anatomi normal toraks pada MRI, potongan koronal.
19
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
20
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Gambar 2.12 Anatomi normal toraks pada MRI, potongan aksial
2.9 Diagnosis
Infeksi Covid-19- dicurigai pada pasien yang memenuhi salah satu kriteria
dalam riwayat epidemiologis dan dua kriteria dalam manifestasi klinis.19
a. Riwayat epidemiologis
1. Anak-anak dengan riwayat perjalanan atau tinggal di kota dengan penularan
lokal dalam waktu 14 hari sebelum timbulnya penyakit.
2. Anak-anak dengan riwayat kontak dengan pasien demam atau gejala
pernapasan yang memiliki riwayat kontak dengan pasien covid-19 14 hari
sebelum timbulnya penyakit.
3. Anak-anak yang terkait dengan kluster wabah atau kontak dekat dengan kasus
yang terinfeksi Covid-19.
4. Bayi baru lahir dari ibu yang dipastikan terinfeksi Covid-19.
c. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium
Pada fase awal penyakit, jumlah sel darah putih dapat normal atau
menurun dengan penurunan jumlah hitung limfosit. Kadar enzim hati, enzim otot,
dan miohemoglobin meningkat pada beberapa pasien.
Sebagian besar pasien menunjukkan peningkatan kadar protein C-reaktif
dan laju sedimentasi eritrosit, dan kadar prokalsitonin normal.
Kasus berat menunjukkan kadar D-dimer meninggi dan jumlah limfosit
darah semakin menurun.
Uji sam nukleat 2019-nCoV pada Sampel dari swab tenggorokan, dahak,
saluran pernapasan bagian bawah sekresi, tinja dan darah didapatkan hasil
19
positif.
2. Pemeriksaan pencitraan dada
Kasus yang dicurigai atau kasus yang dikonfirmasi harus dilakukan
pemeriksaan rontgen dada sesegera mungkin. Pemeriksaan CT scan dada
dilakukan bila diperlukan. Pada tahap awal penyakit, gambar dada menunjukkan
beberapa plak kecil dan perubahan interstitial, yang jelas di pinggiran paru-paru.
Pada kasus yang semakin memburuk ditemukan beberapa opacity ground-glass
bilateral dan / atau infiltrat. Konsolidasi paru dapat terjadi pada kasus yang parah.
Efusi pleura jarang terlihat.19
2.10 Tatalaksana
Anak-anak dengan infeksi COVID-19 asimptomatik dapat dirawat jalan
mengikuti protokol isolasi rumah selama dua minggu. Pada kasus yang bergejala
harus diawasi tanda-tanda kegawatan yang terdiri dari hipoksemia, kelelahan
pernapasan dan hiperkapnia, penurunan tingkat kesadaran, atau gangguan
hemodinamik. Perawatan suportif harus disediakan di rumah seperti antipiretik,
agen antiemetik atau agen dan obat penghilang gejala lainnya. Antibiotik atau
obat antivirus tidak dianjurkan.20
Gambar 2.15 Temuan radiologi utama pada pasien dengan COVID-19 terkonfirmasi. (a)
toraks menunjukkan penyakit interstitial difus, dengan lobus kiri lebih dominan. (B) CT-
scan menunjukkan ground glass opacity dan konsolidasi subpleural. (c, d) USG paru
menunjukkan patchy areas of white lung (c) dan artefak vertikal yang panjang, cerah,
tebal (d).23