Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat,nikmat, taufik, serta hidayahNya kepada kita semua, sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah yang merupakan Tugas Kelompok mata kuliah
Filsafat Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam semester ini.
Tak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa serta Ibu
Sri Sudaryati, M.Pd selaku dosen mata kuliah Filsafat MIPA, dan rekan-rekan yang telah
membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini walaupun tidak terlibat langsung.
Akhirnya tiada gading yang tak retak, tidak ada kesempurnaan tanpa adanya
perbaikan, untuk itu kepada rekan-rekan serta Ibu Sri dan juga semua pihak, kami
mengharapkan dan selalu menerima kritik dan saran dengan tangan terbuka. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita dan dunia pendidikan.
Penulis
Page 1 of 18
MAKALAH FILSAFAT MIPA | PENDIDIKAN MATEMATIKA KELAS A| kelompok 6
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………..........…..2
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
dan Peluang......……………………………………………..............................................................…….5
Perbandingan,Kuantitatif,danPeluang…………………………………………..5
2.2 Pengukuran.............………………………………………………………….....……............................9
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………................…………….18
Page 2 of 18
MAKALAH FILSAFAT MIPA | PENDIDIKAN MATEMATIKA KELAS A| kelompok 6
BAB I
PENDAHULUAN
Pengetahuan alam adalah studi besaran, struktur, ruang, relasi, perubahan, dan
beraneka topik pola, bentuk, dan entitas. Para sciencetis mencari pola dan dimensi-
dimensi kuantitatif lainnya, berkenaan dengan bilangan, ruang, ilmu pengetahuan alam,
Page 3 of 18
MAKALAH FILSAFAT MIPA | PENDIDIKAN MATEMATIKA KELAS A| kelompok 6
komputer, abstraksi imajiner, atau entitas-entitas lainnya. Dalam pandangan formalis,
matematika dan pengetahuan alam adalah pemeriksaan aksioma yang menegaskan
struktur abstrak menggunakan logika simbolik dan notasi matematika; pandangan lain
tergambar dalam filsafat matematika dan ilmu pengetahuan. Para ilmuan merumuskan
konjektur dan kebenaran baru melalui deduksi yang menyeluruh dari beberapa
aksioma dan definisi yang dipilih dan saling bersesuaian.
Ilmu pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) merupak cabang ilmu yang harus
dikuasai dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sejarah
menunjukkan bahwa kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh penguasaan ilmu
Pengetahuan dan Teknologi tidak mungkin terjadi secara instant melainkan
memerlukan usaha yang konsisten dan terus menerus. Salah satu misi pembangunan
IPTEK 2025 adalah mewujudkan masyarakat Indonesia yang cerdas dan kreatif dalam
suatu peradaban masyarakat yang berbasis pengetahuan.
Dalam pembelajaran ilmu IPTEK konsep-konsep dalam mempelajari suatu ilmu
yaitu klasifikasi, perbandingan, kuantitatif, dan peluang yang dapat membantu kita
dalam mengusai ilmu IPTEK. Dalam mempelajari ilmu kita akan dapat banyak manfaat
dari ilmu tersebut. Kegiatan dasar seorang ilmuan adalah melakukan pengukuran.
Tanpa pengukuran tak akan terjadi kemajuan dalam ilmu modern.. Oleh sebab itu
ilmuwan yang memiliki banyak ilmu pengetahuan melakukan penemuan suatu ilmu
dibdampingi dengan konsep-konsep dalam ilmu serta pengukurannya agar didapatkan
ilmu yang valid kebenarannya dan sistematis.
Page 4 of 18
MAKALAH FILSAFAT MIPA | PENDIDIKAN MATEMATIKA KELAS A| kelompok 6
BAB II
PEMBAHASAN
Satu hal lain yang penting diiingat, adalah peranan konvensi (perjanjian),
yang mempunyai fungsi yang penting dalam pemakaian konsep kuantitatif.kita
tidak boleh melupakan peranan ini , tapi kita juga tidak boleh membesar-
besarkan segi konvensi tersebut. Kesalahan seperti ini dilakukan oleh bberapa
ahli filsafat diantaranya Hugo Dinger, dia mengatakan bahwa”semua konsep
bahkan hukum-hukum ilmu adalah sesuatu yang berdasarkan konvensi. Selain
itu ada juga Poincare yang disebut sebagai konvensionalis tapi bukan
konvensionalis yang radikal.
Page 6 of 18
MAKALAH FILSAFAT MIPA | PENDIDIKAN MATEMATIKA KELAS A| kelompok 6
Dalam logika deduktif,ketika premis-premis yang ada benar ,metode
penarikan kesimpulannya benar maka kesimpulannya sudah pasti benar, tapi
berbeda halnya dengan logika induktif,ketika premis-premisnya tepat,
metodenya sudah benar tak ada jaminan kesimpulannya akan benar karena
logika induktif berpatokan pada peluang yang bisa benar atau salah.
Page 7 of 18
MAKALAH FILSAFAT MIPA | PENDIDIKAN MATEMATIKA KELAS A| kelompok 6
Ilmu secara sederhana dapat didefinisikan sebagai pengetahuan yang telah
teruji kebenarannya ,yang dapat diuji baik dengan panca indera maupun alat-
alat yang membantu panca indera.pengujian mengharuskan kita untuk menarik
kesimpulan yang bersifat umum dari kasus-kasus yang sifatnya individual
.misalkan kita ingin mengetahui tinggi rata-rata anak usia 10 tahun di seluruh
indonesia ,maka kita cukup mengukur tinggi rata-ratanya saja.jadi dalam hal ini
kita menarik kesimpula dengan logika induktif.dalam hal ini kita tidak hanya
menggunaka logika induktif,tapi ada juga yang namanya logika deduktif.logika
deduktif berpaling kepada matematika sebagai sarana penarikan kesimpulan
sedangkan logika induktif berpaling kepada statistika .penarikan kesimpulan
pada logika induktif berbeda dengan deduktif .dalam logika deduktif apabila
premis-premis benar,prosedur penarikkannya benar maka kesimpulannya
pasti benar,tapi beda halnya dengan logika induktifmeskipun premis-
premisnya benar,prosedurnya benar belum tentu kesimpulannya benar
(mempunyai peluang untuk benar).penarikan kesimpulan secara induktif
menghadapkan kita pada suatu permasalahan mengenai banyaknya kasus-
kasus yang harus diamati sampai pada suatu kesimpulan yang bersifat
umum.jika kita ingin mengamati tinggi rata-rata anak usia 10 tahun diseluruh
indonesia maka,apakah kita akan mengukur tinggi badan anak-anak tersebut
satu per satu walaupun keakuratan nya sangat tinggi?
PENGUKURAN
Kita sering mendengar bahwa :
Page 9 of 18
MAKALAH FILSAFAT MIPA | PENDIDIKAN MATEMATIKA KELAS A| kelompok 6
pengukuran dari konsep yang sangat sederhana hingga ke dalam pengukuran
yang sesungguhnya , yaitu dari :
1. Klasifikasi
Klasifikasi adalah : metode untuk menyusun data secara sistematis dengan
aturan atau kaidah yang telah ditetapkan. Secara harfiah klasifikasi merupakan
pembagian sesuatu menurut kelas – kelas.
Klasifikasi dalam bab pengukuran ini, adalah agar klasifikasi mempunyai arti
maka beberapa syarat harus dipenuhi yang merupakan sifat dari klasifikasi itu
sendiri : yang pertama klasifikasi tersebut harus mampu untuk
mengkalsifikasikan tiap-tiap hari ke dalam salah satu dari kelas-kelas
tersebut.dan kedua harus dapat dipastikan bahwa tak ada satu hari pun yang
dapat dimasukkan ke dalam lebih dari satu kelas.
A Simetri
Secara garis besar, suatu hubungan yang mempertalikan dua kelas yang
berbeda yang di ekspresikan dalam suatu bentuk penjelasan menyatakan
bahwa a lebih dari b dalam suatu hal, atau a lebih disukai daripada b karena hal
tersebut. Maka dalam contoh ini b tidak boleh mempunyai hubungan yang
sama terhadap a. yang juga dalam hal ini di namakan a simetri (tidak simetri)
Contoh : Hari Rabu lebih panas dari pda hari Selasa (artinya , jika hari rabu
lebih panas dari hari selasa, maka hari Selasa tidak boleh lebih panas dari hari
Rabu)
Transitif
Page 10 of 18
MAKALAH FILSAFAT MIPA | PENDIDIKAN MATEMATIKA KELAS A| kelompok 6
Transitif adalah membandingkan tiga obyek atau lebih. Contoh : jika hari
Rabu lebih panas daripada hari Selasa dan Hari Selasa lebih panas dari hari
Minggu, maka hari Rabu lebih panas daripada hari Minggu.
Page 11 of 18
MAKALAH FILSAFAT MIPA | PENDIDIKAN MATEMATIKA KELAS A| kelompok 6
sebaliknya.Dapat disimpulkan tujuan dari Skala Bilangan sama kegunaannya
dengan penataan sederhana.
Kesimpulan dari materi pengukuran di atas adalah kita melihat dewasa ini,
pengukuran merupakan peranan utama dalam ilmu, karena dengan
memberikan bilangan kepada berbagai objek kita dapat mendeskripsikan gejala
ini dalam hukum bilangan. Namun harus kita sadari bahwa titik berat yang di
tekankan pada pengukuran merupakan gejala sementara yang akan mengubah
sesuai dengan kemajuan matematika.
Page 12 of 18
MAKALAH FILSAFAT MIPA | PENDIDIKAN MATEMATIKA KELAS A| kelompok 6
Syaratnya yaitu tidak melakukan penelitian terlebih dahulu pada
kasus/fenomena yang sedang diselidiki.
Contoh:
Setelah kita menyelidiki sebagian mahasiswa UNJ bahwa mereka memiliki
antusias tinggi untuk membaca di UPT perpustakaan, kemudian kita
simpulkan bahwa mahasiswa UNJ adalah mahasiswa yang memiliki
antusias tinggi untuk membaca, maka penyimpulan ini adalah
generalisasi tidak sempurna.
Page 13 of 18
MAKALAH FILSAFAT MIPA | PENDIDIKAN MATEMATIKA KELAS A| kelompok 6
statistika kita mempelajari peluang. Jadi kita dapat mengambil keputusan
dengan melihat berbagai kemungkinan yang ada jika menggunakan pola
pikir induktif.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Page 14 of 18
MAKALAH FILSAFAT MIPA | PENDIDIKAN MATEMATIKA KELAS A| kelompok 6
1. BEBERAPA KONSEP DALAM ILMU:
KLASIFIKASI, PERBANDINGAN, KUANTITATIF DAN PELUANG
Konsep ilmu, seperti juga konsep dalam semua kehidupan kita sehari-hari, da
pat dibagi ke dalam tiga golongan, yakni klasifikasi, perbandingan dan kuantit
atif.
Konsep klasifikasi adalah suatu konsep yang meletakkan obyek yang sedang
ditelaah dalam kelas tertentu. Konsep yang lebih efektif dalam memberikan in
formasi adalah konsep perbandingan (komparatif). Konsep ini berperan antar
akonsep klasifikasi dan kuantitatif.
Logika induktif mengajari kita bagaimana caranya menghitung nilai peluang.
Kebenaran suatu kesimpulan induksi tak pernah pasti. Karena pun jika premis
nya dianggap benar, dan kesimpulan yang ditarik adalah kesimpulan deduktif
yang sah, masih juga terdapat kemungkinan bahwa mungkin kesimpulan itu
salah.
2. PENGUKURAN
Oleh: John G. Kemeny
Klasifikasi
Suatu bentuk klasifikasi haruslah mempunyai arti maka beberapa syarat haru
s dipenuhi.
Pertama, klasifikasi tersebut harus mampu untuk mengklasifikasikan tiap-tiap
hari ke dalam salah satu dari kelas kelas tersebut.
Kedua, bahwa tak ada satu hari pun yang dapat dimasukkan ke lebih dari satu
kelas.
Page 15 of 18
MAKALAH FILSAFAT MIPA | PENDIDIKAN MATEMATIKA KELAS A| kelompok 6
Kedua persyaratan ini memungkinkan kita untuk saling mereduksikan obyek
yang berjumlah banyak menjadi kelas-kelas yang jumlahnya relatif sedikit.
Penataan Sebagian (Partial Order)
Suatu hubungan yang bersifat asimetri dan transitif dikenal sebagai penataan
sebagian. Masalah penataan sebagian adalah penataan para anggota menurut
kategori yang lebi dari satu.
Penataan Sederhana (Simple Order)
Pengurutan penataan penataan sederhana. Ciricirinya adalah 1) asimetri, 2) tr
ansitif dan 3) dua golongan yang berbeda yang mana pun dapat kita bandingk
an satu sama lain. Kebanyakan penataan sebagian dapat dibentuk menjadi pen
ataan sederhana, karena terdapat kecenderungan tertentu dalam menentukan
dasar penataan kelas.
Skala Bilangan (Numerical Scale)
Skala bilangan merupakan bilangan nyata yang diterapkan pada obyek yang s
edang ditelaah.
Suatu teori adalah tak ada gunanya kecuali kalau kita bisa menjabarkan secara d
eduktif konsekuensinya. Deduksi ini pada dasarnya adalah proses matematis, di
mana bentuk teori akan menentukan bentuk matematika yang dipakai. Pengukur
an merupakan peranan utama dalam ilmu, karena dengan memberikan bilangan
kepada berbagai obyek atau gejala dalam alam, kita mampu mendeskripsikan gej
ala ini dalam hukum bilangan.
3.2 SARAN
Page 16 of 18
MAKALAH FILSAFAT MIPA | PENDIDIKAN MATEMATIKA KELAS A| kelompok 6
mendasar lagi, disarankan kepada pembaca untuk membaca literatur-
literatur yang telah dilampirkan pada daftar rujukan.
DAFTAR PUSTAKA
Page 17 of 18
MAKALAH FILSAFAT MIPA | PENDIDIKAN MATEMATIKA KELAS A| kelompok 6
• Suriasumantri,jujun.S . 2003 . Ilmu Dalam Perspektif . Jakarta :Yayasan Obor
Indonesia.
• antotwin.blogspot.com/2011/.../makalah-filsafat-ilmu-bab-klasifikasi.htm...
• Rizal Mustansyir dan Misnal Munir. 2001. Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
• http://ari_zulaicha-fisip12.web.unair.ac.id/artikel_detail-73180-Book
%20Review-Ilmu%20Dalam%20Perspektif.html#ixzz3sYUcn3dX
Page 18 of 18
MAKALAH FILSAFAT MIPA | PENDIDIKAN MATEMATIKA KELAS A| kelompok 6