Anda di halaman 1dari 29

LAMPIRAN I

PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA


RUANG/
KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL
NOMOR … TAHUN 2018
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PROGRAM
PRIORITAS TAHUNAN BERBASIS RENCANA TATA
RUANG

KERANGKA WAKTU PENYUSUNAN PRITA BARATA

Kerangka waktu dalam penyusunan PRITA BARATA, menjelaskan perkiraan


waktu untuk penyusunan dan rentang masa berlaku PRITA BARATA meluputi:

1. PRITA BARATA disusun pada setiap tahun (t) dalam rangka penyusunan RKP
tahun (t+2);

2. Masa berlaku PRITA BARATA yang telah disusun pada tahun (t) untuk RKP
tahun (t+2) dimulai pada Bulan ke-1 (Januari) hingga Bulan ke-12
(Desember) pada tahun (t+1).

3. Evaluasi Pelaksanaan dalam Penyusunan PRITA BARATA, tehadap RKP


minimal dilakukan pada RKP (t) dan RKP (t+1), dan jika memungkinkan juga
agar dilakukan evaluasi pada RKA-K/L (t-1).

Gambar 1.1

Kerangka Waktu Penyusunan PRITA BARATA

-1-
LAMPIRAN II
PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA
RUANG/
KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL
NOMOR … TAHUN 2018
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PROGRAM
PRIORITAS TAHUNAN BERBASIS RENCANA TATA
RUANG

I. TAHAPAN PENYUSUNAN PRIMA BARATA

PRIMA BARATA merupakan hasil sinkronisasi kebijakan spasial dengan


kebijakan sektoral diantaranya bidang pekerjaan umum, perhubungan, energi,
telekomunikasi, serta infrastruktur pendukung kawasan pertanian, perikanan,
lingkungan hidup dan kehutanan, industri, wisata, pertahanan, rawan bencana,
dan perbatasan negara.

PRIMA BARATA disusun berbasis pada arahan spasial dalam Rencana Tata
Ruang Pulau/kepulauan dan Kawasan Strategis Nasional sehingga dapat
diperoleh fokus sasaran kewilayahan dan sinergi program pembangunan dengan
rencana tata ruang.

Penyusunan PRIMA BARATA terdiri atas 5 tahap berikut:

Gambar 2.1

Tahap Penyusunan PRIMA BARATA

Kelima tahapan tersebut menghasilkan 7 matriks dan 3 peta sinkronisasi


program:

-2-
Tabel 1.1

Penjelasan Output Tahap Penyusunan PRIMA BARATA


Tahap Penyusunan PRIMA BARATA Output
Tahap 1 Arahan spasial dan inventarisasi a. Matriks 1 : Arahan Spasial
program investasi pemanfaatan Pengembangan Wilayah
ruang. (Pulau/Kepulauan dan KSN)
b. Matriks 2: Inventarisasi Program
Arahan spasial: Arahan yang Pemanfaatan Ruang
tercantum dalam rencana tata (Pulau/Kepulauan dan KSN)
ruang. c. Peta Matriks 1 : Delineasi
Invetarisasi program investasi: Kawasan didorong dan Kawasan
inventarisasi dilakukan berdasarkan dikendalikan
rencana pembangunan.
Tahap 2 Perumusan rencana terpadu yaitu a. Matriks 3: Perumusan Rencana
penyusunan program investasi Terpadu Pengembangan Wilayah
pemanfaatan ruang dalam periode 5 (Pulau/Kepulauan dan KSN)
tahun untuk mendukung b. Peta Matriks 3: Rencana
perwujudan rencana tata ruang, Terpadu Pengembangan Wilayah
dengan melakukan pemaduan
antara Matriks 1 dan 2 pada Tahap
1.
Tahap 3 Sinkronisasi keterpaduan program a. Matriks 4: Sinkronisasi Fungsi
yaitu penilaian sinkronisasi program dan Lokasi Antar Program
investasi pemanfaatan ruang Investasi Pemanfaatan Ruang
bedasarkan fungsi dan lokasi serta dalam 1 (satu) sektor.
waktu, yang mendukung b. Matriks 5: Sinkronisasi Fungsi
pengembangan wilayah dalam dan Lokasi Antar Program
periode 5 tahun, dan dituangkan Investasi Pemanfaatan Ruang
dalam matriks rekapitulasi program antar sektor.
investasi pemanfaatan ruang c. Matriks 6: Rekapitulasi Program
Investasi Pemanfaatan Ruang
berdasarkan Waktu
d. Matriks 7: Rekapitulasi Program
Investasi Pemanfaatan Ruang
(Pulau/Kepulauan dan KSN)
e. Peta Matriks 7: Rekapitulasi
Program Investasi Pemanfaatan
Ruang

Tahap 4 Penyiapan rancangan sinkronisasi a. Pembentukan tim penyusun


program: menjelaskan muatan isi PRIMA BARATA yang
PRIMA BARATA yang akan beranggotakan
dilegalkan Kementerian/Lembaga sesuai
dengan kebutuhan penyusunan;

-3-
Tahap Penyusunan PRIMA BARATA Output
b. Pelaksanaan penyusunan
PRIMA BARATA;
c. Hasil penyusunan berdasarkan
metode workshop, FGD, seminar
yang difasilitasi Kementerian
ATR.
Tahap 5 Penyepakatan rancangan
Dapat dilengkapi dengan Berita
sinkronisasi program yaitu proses
Acara Penyepakatan
penyepakatan PRIMA BARATA
beserta kelembagaannya dan
keterkaitan dan integrasinya
dengan PRITA BARATA

PRIMA BARATA ini disusun sebagai upaya sinkronisasi program


pembangunan jangka menengah yang diharapkan dapat diacu oleh para pihak
terkait. Secara lebih detail proses dan prosedur penyusunan PRIMA BARATA
diatur dalam Pedoman Penyusunan PRIMA BARATA.

-4-
II. TAHAPAN PENYUSUNAN PRITA BARATA

Penyusunan PRITA BARATA merupakan tindak lanjut dari hasil keluaran


PRIMA BARATA. Hal tersebut dilakukan untuk memastikan prioitas
pelaksanaan program pembangunan selaras dengan rencana tata ruang.
Penyusunan PRITA BARATA menjadi referensi dalam proses penyusunan RKP.

PRITA BARATA ini disusun melalui 3 (tiga) tahap, yang terdiri atas: 1)
Penelaahan PRIMA BARATA, PRITA BARATA, dan RKP; 2) Penilaian Prioritas
Program, dan 3) Usulan Proyek K/L untuk RKP (t+2).

Gambar 2.2

Tata Cara Penyusunan PRITA BARATA

-5-
LAMPIRAN III
PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA
RUANG/
KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL
NOMOR … TAHUN 2018
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PROGRAM
PRIORITAS TAHUNAN BERBASIS RENCANA TATA
RUANG

TAHAP 1: PENELAAHAN PRIMA BARATA, PRITA BARATA, DAN RKP

Hasil akhir dari PRIMA BARATA yaitu berupa matriks sinkronisasi dan
keterpaduan program investasi pemanfaatan ruang 5 (lima) tahunan
diperlukan dalam tahap Proses Penelaahan Dokumen Sinkronisasi Program.

Tabel 3.1

Format Matriks 7 PRIMA BARATA RTR KSN atau Pulau/Kepulauan

Sumber: Pedoman Penyusunan PRIMA BARATA

Contoh pengisian matriks 7 PRIMA BARATA dapat dilihat pada Tabel 3.2.

-6-
Tabel 3.2

Contoh Matriks 7 PRIMA BARATA RTR Pulau WWW

Arahan Spasial
Pengembangan
No Hasil Sinkronisasi dan Keterpaduan Program Investasi Pemanfaatan Ruang
RTR Pulau
WWW
Alternatif
Program/Kegiatan
Tujuan Kode Lokasi Volume Nilai Sumber Tahun Ke-
Prioritas
Biaya
1 2 3 4 5
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
SUMBER DAYA
AIR
Tujuan 1 Pengembangan
Kawasan sistem
berfungsi pengamanan
petahanan dan pantai pada pesisir Kec.
keamanan SDA.20 yang memiliki titik- A,
negara yang titik garis pangkal Kab. B
menjamin kepulauan di
keutuhan, Kecamatan A pada
1
kedaulatan, Kabupaten B
dan ketertiban Pengembangan
Wilayah sistem
Negara yang pengamanan
berbatasan pantai pada pesisir Kec.
dengan Negara SDA.23 yang memiliki titik- D,
WWW dan titik garis pangkal Kab. C
Negara ZZZ kepulauan di
Kecamatan D pada
Kabupaten C

Penyusunan PRITA BARATA dilaksanakan dalam satuan per provinsi yang


merupakan irisan prioritas dari hasil sinkronisasi program pembangunan
yang berdasar kepada RTR KSN serta sinkronisasi program pembangunan yang
berdasar kepada RTR Pulau/Kepulauan (misalnya Pulau Sulawesi, RTR KPN
Sulut-Gorontalo-Sulteng-Kaltim-Kaltara, RTR Mamminasata, dsb).

-7-
Tahapan kegiatan yang dilakukan yaitu:

MASUKAN: PROSES: KELUARAN:


• Program K/L
dalam PRIMA
Penelaahan/anal
BARATA
isa program
untuk
• Backlog program
kebutuhan
PRIMA BARATA penyelarasan
dan/atau program dalam Usulan Program
pogram PRITA rangka K/L
BARATA dalam penyusunan RKP
RKP dan/atau pada tahun (t+2)
RKA-K/L (t-1), t
dan (t+1)

• Program MYC

Gambar 3.1

Alur Proses Penelaahan PRIMA BARATA, PRITA BARATA & RKP

Bahan analisis yang akan digunakan sebagai masukan penelaahan meliputi:

1. Program yang berasal dari PRIMA BARATA pada sisa tahun (t) yang sudah
dicek keberlanjutannya;
2. Backlog PRIMA BARATA dan/atau PRITA BARATA tahun (t-1);
3. Backlog dalam RKP dan/atau RKA-K/L yang berbasis rencana tata ruang
namun tidak terdapat dalam PRIMA BARATA;
4. Program Multiyears Contract (MYC) dalam RKP tahun (t-1) yang berbasis
rencana tata ruang namun tidak terdapat dalam PRIMA BARATA.

Proses penelaahan dokumen untuk kebutuhan penyelarasan program dalam


rangka penyusunan RKP pada tahun (t+2) dilakukan berdasarkan :

1. Kesesuaian arahan berdasarkan RPJMN dan kebijakan nasional;


2. Penelaahan program PRIMA BARATA yang dsesuaikan dengan
keberlanjutan program K/L yang tertuang di dalam 2 tahun RKP, yaitu:
a. keberlanjutan program pada tahun penyusunan RKP tahun (t);
b. keberlanjutan program pada RKP tahun (t+1),
3. Evaluasi PRITA BARATA dan RKP meliputi:
a. RKP tahun (t)
b. RKP tahun (t+1)
c. PRITA BARATA (t-1) yang disandingkan dengan RKP (t-1) untuk mendata
backlog program.

Keluaran dari proses penelaahan adalah berupa usulan program prioritas K/L

-8-
Dalam hal penelaahan keberlanjutan program Kementerian/Lembaga (K/L)
tahun (t) dan (t+1) pada PRIMA BARATA dan RKP, serta hasil evaluasi program
sebelum penyusunan PRITA BARATA tahun t, diperlukan konfirmasi dari K/L
terkait.

-9-
Tabel 3.3

Matriks Telaahan PRIMA BARATA dan RKP pada RTR KSN atau Pulau/Kepulauan

No Kewilayahan K/L Kode Program Arahan Cek Keberlanjutan Cek Keberlanjutan Usulan Program
(Sasaran K/L Spasial Program K/L pada RKP Program K/L pada RKP K/L Tahun t+2
Wilayah/ (PRIMA Tahun t *) Tahun t+1 *)
Kawasan) BARATA)
Ceklist Keterangan Ceklist Keterangan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
1 KSN ../Pulau SDA.1
….
2 LAT.1
3 Dst
4
dst.

Keterangan:
*) pengisian program dapat menyesuaikan dengan bahasa program yang tertuang dalam rencana tata ruang

Kolom (1): penomoran


Kolom (2): sasaran wilayah/Kawasan pada KSN atau Pulau
Kolom (3): Kementerian/Lembaga yang berwenang terhadap program
Kolom (4): Kode Program sesuai dengan Kementerian/Lembaga yang berwenang
Kolom (5): Program K/L yang tertuang dalam PRIMA BARATA (Long List)
Kolom (6) : Arahan spasial berdasarkan PRIMA BARATA (Kecamatan/Kabupaten/Kota)

- 10 -
Kolom (7) & (8): Konfirmasi/pengecekan keberlanjutan program K/L pada RKP tahun n dengan melakukan pengisian program K/L pada RKP tahun (t) dengan
dilengkapi keterangan terkait keberlanjutan program tsb
Kolom (9) & (10): Konfirmasi/pengecekan keberlanjutan program K/L pada RKP tahun t+1 dengan melakukan pengisian program K/L pada RKP tahun (t+1)

dengan dilengkapi keterangan terkait keberlanjutan program tsb. Jika tidak diisi sesuai diberi tanda silang (X), dan jika sesuai diberi tanda ceklist (√).

Kolom (11): pengisian usulan program K/L tahun (t+2) berdasarkan hasil telaah di RKP (t) & (t+1)

Catatan:
Pengisian Kolom (8) dan (10) dilakukan oleh Kementerian/Lembaga terkait dalam rangka proses konfirmasi
Proses pelaksanaan dan penyelesaian telaahan PRIMA BARATA dilakukan melalui koordinasi K/L terkait

- 11 -
Tabel 3.4

Contoh Telaahan PRIMA BARATA dan RKP Pada Pulau WWW

Kewilayahan Cek Keberlanjutan


Cek Keberlanjutan Program
(Sasaran Program K/L Arahan Program K/L pada RKP Usulan Program K/L
No K/L Kode K/L pada RKP Tahun t+1 *)
Wilayah/ (PRIMA BARATA) Spasial Tahun t *) Tahun t+2
Kawasan) Ceklist Keterangan Ceklist Keterangan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Ditjen SDA, Peningkatan Peningkatan Rehabilitasi Jaringan
1 Pulau WWW SDA.1 Kab. XYZ X √
Kemen PUPR Fungsi DI A Fungsi DI A Irigasi DI A
Ditjen SDA, Pembangunan Pembangunan
2 Pulau WWW PSN Provinsi AAA X X
Kemen PUPR Bendungan B Bendungan B
Pengembangan Operasi dan
Ditjen SDA,
3 Pulau WWW SDA.5 dan Pemeliharaan Kab. ASA X X Pemeliharaan Waduk
Kemen PUPR
Waduk C C
Pembangunan
Ditjen SDA, Pembangunan SPAM
4 Pulau WWW SDA.7 SPAM Air Baku Kab. BGR X X
Kemen PUPR Air Baku Sungai D
Sungai D
Pembangunan Pembangunan Pembangunan
Ditjen SDA,
5 Pulau WWW SDA.9 Penyediaan Air Kab. TRE X √ Penyediaan Air Penyediaan Air Baku
Kemen PUPR
Baku SPAM E Baku SPAM E SPAM E
Operasi dan Operasi dan
Ditjen SDA,
6 Pulau WWW SDA.13 Pemeliharaan Air Kab. TRE X X Pemeliharaan Air
Kemen PUPR
Baku F Baku F
Ditjen SDA, Peningkatan Rehabilitasi Jaringan
7 Pulau WWW SDA.21 Kab. AJS X X
Kemen PUPR Fungsi DI G Irigasi DI G

- 12 -
LAMPIRAN IV
PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA
RUANG/
KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL
NOMOR … TAHUN 2018
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PROGRAM
PRIORITAS TAHUNAN BERBASIS RENCANA TATA
RUANG

TAHAP 2: TATA CARA PENILAIAN PRIORITAS PROGRAM

Program yang menjadi prioritas adalah program yang mendukung Prioritas


Nasional (PN) dan tertuang di dalam indikasi program Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional (RTRWN), Rencana Tata Ruang Pulau (RTR Pulau), Rencana
Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional (RTR KSN), Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi/Kabupaten/Kota serta program yang merupakan PSN.

Tahapan kegiatan yang dilakukan yaitu:

PROSES: KELUARAN:
MASUKAN:
Proses penilaian Hasil Penilaian
Usulan Program
prioritas program Prioritas Program
K/L yang telah
berdasarkan aspek K/L
diselaraskan
antara Program perencanaan,
PRIMA BARATA kesiapan program,
dan Keberlanjutan dan pelaksanaan
Program K/L pada
RKP

Gambar 4.1

Alur Proses Penilaian Prioritas Program

Masukan untuk tahap 2 ini merupakan keluaran dari tahap ke-1 (satu).

Proses tahap 2 (dua) terdiri atas penilaian prioritas program berdasarkan


aspek perencanaan, kesiapan program, dan pelaksanaan. Kriteria yang
digunakan untuk penilaian prioritas program adalah sebagai berikut :

Kriteria Prioritasi Program dari 4 aspek yaitu:

1. Aspek : menelaah prioritas program berdasarkan


Kewilayahan strategi pengembangan kewilayahan, yang
telah ditetapkan dalam rencana tata ruang
kawasan strategis nasional dan rencana tata
ruang pulau/kepulauan. Dengan demikian,
tidak ada penilaian terhadap aspek

13
kewilayahan karena telah memenuhi syarat
aspek kewilayahan itu sendiri, baik untuk
RTR KSN maupun RTR Pulau/Kepulauan.

2. Aspek : menelaah kesesuaian program terhadap


Perencanaan Rencana Tata Ruang (RTR) baik
nasional/pusat maupuan daerah (provinsi,
kab/kota), serta dukungannya terhadap
Prioritas Nasional (PN). Rentang penilaian
yang ditetapkan adalah 1 untuk nilai terendah
& 3 untuk nilai tertinggi (untuk kesesuaian
dengan RTR), kemudian 0 untuk nilai
terendah & 2 untuk nilai tertinggi (untuk
dukungan terhadap PN). Catatan: untuk
program yang ‘tidak sesuai’ dengan RTR,
langsung mendapatkan status ‘drop’ dan tidak
dilanjutkan perhitungan penilaian prioritas
pada sub aspek berikutnya.

3. Aspek Kesiapan : menelaah kesiapan program dari sisi


Program keberlanjutan program; kesiapan teknis;
pembebasan lahan; dan kesiapan biaya.
Rentang penilaian yang ditetapkan adalah 0
untuk nilai terendah, 1 untuk nilai tertinggi

4. Aspek : mengidentifikasi waktu pelaksanaan program


Pelaksanaan yang belum sesuai prioritas waktu
Program pelaksanaan; yang tepat waktu atau menjadi
backlog program. Rentang penilaian yang
ditetapkan adalah 0 untuk nilai terendah, 1
untuk nilai tertinggi.

Dalam penilaian program prioritas, pertimbangan utama adalah Prioritas


Nasional (PN) berbasis spasial dalam RKP sebagai kebijakan nasional dan
kemudian disesuaikan dengan program pada rencana tata ruang yang ada di
wilayah terkait. Sesuai kriteria prioritasi program, penilaian untuk pada aspek
perencanaan bergantung pada program mana yang mendukung PN dan tidak
mendukung PN, serta pada kesesuaian tata ruang. Beberapa pertimbangan
khusus yang perlu dilakukan yaitu:

1. Prioritas Nasional (PN) dapat berubah setiap tahun, sehingga perlu


dilakukan evaluasi penyesuaian program untuk menyelaraskan dengan
pemutakhiran PN;
2. Khusus untuk program yang mendukung PN dan/atau merupakan
kebijakan strategis nasional namun tidak terdapat dalam arahan tata

- 14 -
ruang manapun, diperlukan peninjauan kembali (PK) terhadap rencana
tata ruang.
3. Program yang tidak mendukung PN dan tidak terdapat dalam arahan tata
ruang manapun, maka program harus dimundurkan pelaksanaannya dan
masuk dalam program cadangan. Program tersebut dapat pula
dipertimbangkan untuk rencana program pada tahun berikutnya hanya
jika arahan program tersebut sudah terdapat dalam muatan rencana tata
ruang.

Tata cara penilaian kriteria prioritasi program dapat dilihat dalam tabel
berikut :

Tabel 4.1

Penilaian Kriteria Prioritasi Program

Aspek Sub Aspek Indikator Nilai Sumber


Konfirmasi
Perencanaan Kesesuaian Belum sesuai 0 ATR
program terhadap (program tidak
dokumen Rencana terdapat dalam RTR
Tata Ruang (RTR) Pusat maupun
daerah)
Sesuai RTR daerah 1 ATR
(Provinsi, Kab/Kota)
Sesuai RTR Pusat 2 ATR
(RTRWN, RTR
Pulau, RTR KSN)
Sesuai RTR Pusat & 3 ATR
daerah
Dukungan program Belum mendukung 0 ATR, K/L
terhadap Prioritas terkait
Nasional (PN) Mendukung 1 1 ATR, K/L
Prioritas Nasional terkait
Mendukung 2 2 ATR, K/L
Prioritas Nasional terkait
Mendukung lebih 3 ATR, K/L
dari 2 Prioritas terkait
Nasional
Kesiapan Keberlanjutan Usulan program 0 K/L terkait
Program Program baru yang tidak
mendukung
Prioritas Nasional
Usulan program 1 K/L terkait

- 15 -
Aspek Sub Aspek Indikator Nilai Sumber
Konfirmasi
baru yang
mendukung
Prioritas Nasional
Berlanjut dari 2 K/L terkait
program yang
diusulkan
sebelumnya
Kesiapan teknis Belum tersedia 0 K/L terkait
(FS, DED) FS/DED atau Hasil
FS tidak layak
Sudah tersedia 1 K/L terkait
FS/DED
Pembebasan lahan Belum 0 K/L terkait,
dilaksanakan Pemda
Dalam proses 1 K/L terkait,
pembebasan lahan Pemda
Sudah 2 K/L terkait,
dilaksanakan Pemda
Kesiapan biaya Belum dianggarkan 0 K/L terkait
Sudah dianggarkan 1 K/L terkait
Pelaksanaan Waktu Belum sesuai 0 K/L terkait
pelaksanaan prioritas waktu
pelaksanaan sektor
Tepat waktu (sesuai 1 K/L terkait
timeline sektor) atau
Backlog Program
Catatan: program yang dinilai merupakan program yang telah ditetapkan pada
tahap telaahan PRIMA BARATA dan RKP (Usulan Program K/L Tahun (t+2)
kolom 11 Tabel Telaahan PRIMA BARATA dan RKP)

*) Perlu menjadi pertimbangan kembali ketika program yang tidak sesuai RTR
namun program tersebut mendukung PN (berlaku catatan khusus).

Keluaran dari proses tahap 2 (dua) berupa matriks penilaian prioritas


program pada RTR KSN atau Pulau/Kepulauan dapat dilihat pada tabel 3.2.

Contoh hasil matriks penilaian prioritas program pada RTR di Pulau WWW
dapat dilihat Tabel 3.3.

- 16 -
Tabel 4.2

Penilaian Prioritas Program Pada RTR KSN atau Pulau/Kepulauan

Keterangan:
Kolom (1): penomoran
Kolom (2): sasaran wilayah/Kawasan pada KSN atau Pulau
Kolom (3): Kementerian/Lembaga yang berwenang terhadap program
Kolom (4): kode program sesuai dengan Kementerian/Lembaga yang berwenang
Kolom (5): program yang sudah ditelaah pada Tabel Telaahan PRIMA BARATA kolom (10)
Kolom (6): Program Prioritas Nasional
Kolom (7): lokasi program (diupayakan hingga satuan terkecil, KSN hingga Kecamatan, Pulau hingga kabupaten/kota)
Kolom (8): penilaian terhadap program yang sesuai RTR dan tidak mendukung PN
Kolom (9): penilaian terhadap program yang sesuai RTR dan mendukung PN
Kolom (10): penilaian terhadap keberlanjutan program (usulan program baru atau berlanjut dari tahun sebelumnya)
Kolom (11): penilaian terhadap kesiapan teknis (FS, DED belum atau sudah siap)
Kolom (12): penilaian terhadap pembebasan lahan (belum atau sudah dilaksanakan)
Kolom (13): penilaian terhadap kesiapan biaya (belum atau sudah dianggarkan)
Kolom (14): penilaian terhadap waktu pelaksanaan (belum sesuai prioritas waktu pelaksanaan atau tepat waktu/backlog program)
Kolom (15): total skoring
Kolom (16): keterangan menjadi prioritas ke-1, 2, 3, dst.

17
Tabel 4.3

Contoh Hasi Matriks Penilaian Prioritas Program Pada RTR Pulau WWW
Aspek
Aspek Perencanaan Aspek Kesiapan Program
Pelaksanaan

Kewilayahan Kesesuaian
Dukungan
(Sasaran Program Total
No. K/L Kode Program K/L Program Kesiapan
Wilayah/ Terhadap Keberlanjutan Pembebasan Kesiapan Waktu Skoring
Terhadap Teknis (FS,
Kawasan) Dokumen Program Lahan Biaya Pelaksanaan
Prioritas DED)
Rencana
Nasional
Tata Ruang

Ditjen SDA, Rehabilitasi Jaringan


1 Pulau WWW SDA.1 3 2 1 1 1 1 1 10
Kemen PUPR Irigasi DI A

Ditjen SDA, Pembangunan


2 Pulau WWW PSN 3 2 1 1 1 1 1 10
Kemen PUPR Bendungan B

Operasi dan
Ditjen SDA,
3 Pulau WWW SDA.5 Pemeliharaan Waduk 2 2 1 1 1 0 1 8
Kemen PUPR
C
Ditjen SDA, Pembangunan SPAM
4 Pulau WWW SDA.7 2 2 1 1 1 0 0 7,5
Kemen PUPR Air Baku Sungai D
Pembangunan
Ditjen SDA,
5 Pulau WWW SDA.9 Penyediaan Air Baku 2 1 0 1 1 0 1 6
Kemen PUPR
SPAM E

Operasi dan
Ditjen SDA, SDA.1
6 Pulau WWW Pemeliharaan Air 2 1 1 1 0 0 0 5,5
Kemen PUPR 3
Baku F

Ditjen SDA, SDA.2 Rehabilitasi Jaringan


7 Pulau WWW 2 1 0 0 0 0 1 5
Kemen PUPR 1 Irigasi DI G

18
LAMPIRAN V
PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA
RUANG/
KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL
NOMOR … TAHUN 2018
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PROGRAM
PRIORITAS TAHUNAN BERBASIS RENCANA TATA
RUANG

TAHAP 3: TATA CARA PENAJAMAN PROGRAM KEMENTERIAN/LEMBAGA


(K/L): PENGISIAN USULAN PROYEK DARI K/L

Tahap selanjutnya dari penyusunan PRITA BARATA adalah melakukan


penajaman akhir proyek K/L yang telah mendukung Prioritas Nasional (PN)
dan telah sesuai dengan rencana tata ruang.

Tahapan kegiatan yang dilakukan yaitu:

PROSES: OUTPUT:
INPUT:

Penajaman berupa Matriks Akhir dan


Hasil Penilaian
penerjemahan Peta PRITA
Program Prioritas
program RTR pada BARATA
K/L
tingkat Proyek K/L

Gambar 5.1

Alur Proses Penajaman Usulan Program Prioritas menjadi usulan Proyek K/L

Masukan dari tahap 3 (tiga) berasal dari keluaran tahap 2 (dua).

Proses pada tahap ini yaitu melakukan penajaman akhir proyek K/L yang
telah mendukung Prioritas Nasional (PN) dan telah sesuai dengan rencana tata
ruang. Jika terdapat perubahan Prioritas Nasional, pada akhir penyusunan
matriks dapat dilakukan penyesuaian kembali terhadap PN yang baru.

Keluaran dari proses tahap 3 (dua) berupa Matriks Akhir PRITA BARATA DAN
Peta PRITA BARATA dapat dilihat pada tabel 5.1 dan tabel 5.2.

Contoh hasil matriks akhir PRITA BARATA di Provinsi AAA dapat dilihat tabel
4.3.

19
Tabel 5.1

Matriks Akhir PRITA BARATA Provinsi AAA

No K/L Sasaran Program K/L Berdasarkan PRIMA Usulan Proyek K/L Arahan Lokasi Keterangan
Wilayah/ BARATA untuk RKP Tahun t+2 Berdasarkan RTR
Kawasan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 KSN… Prioritas 1

2 KSN… Prioritas 1

3 KSN… Prioritas 2

4 Pulau… Prioritas 2

5 Pulau… Prioritas 3

Dst Dst… Dst…

Keterangan:
Kolom (1): nomor yang mempresentasikan hasil prioritasi program yang telah diurutkan pada tahap keprioritasan program dari proritas
tertinggi ke prioritas terendah
Kolom (2), (3), (4): didapatkan dari PRIMA BARATA (Kolom (3), (2), (4) dari Tabel Penilaian Prioritas Program)
Kolom (5): usulan proye K/L merupakan penjabaran program K/L dari kolom (4), diisi oleh K/L terkait
Kolom (6): didapatkan dari arahan lokasi berdasarkan Rencana Tata Ruang (hingga satuan terkecil, KSN hingga kecamatan,
Pulau/Kepulauan hingga kabupaten/kota)
Kolom (7): keterangan dari prioritas (prioritas ke-1, 2, 3, dst)

- 20 -
Tabel 5.2

Contoh Matriks Akhir PRITA BARATA Provinsi AAA

No K/L Sasaran Program K/L Berdasarkan Sinkronisasi Usulan Proyek K/L Arahan Lokasi Keterangan
Wilayah/ Program Jangka Menengah untuk RKP Tahun Berdasarkan
Kawasan 2021 RTR

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)


1 Ditjen SDA, Kemen Provinsi AAA Peningkatan Fungsi DI A Rehabilitasi Jaringan Kab. XYZ Prioritas 1
PUPR Irigasi DI A
2 Ditjen SDA, Kemen Provinsi AAA Pengembangan Bendungan B Pembangunan Provinsi AAA Prioritas 1
PUPR Bendungan B
3 Ditjen SDA, Kemen Provinsi AAA Pengembangan dan Pemeliharaan Waduk Operasi dan Kab. ASA Prioritas 2
PUPR C Pemeliharaan Waduk C
4 Ditjen SDA, Kemen Provinsi AAA Pembangunan SPAM Air Baku Sungai D Pembangunan SPAM Air Kab. BGR Prioritas 2
PUPR Baku Sungai D
5 Ditjen SDA, Kemen Provinsi AAA Pembangunan Penyediaan Air Baku SPAM Pembangunan Kab. TRE Prioritas 3
PUPR E Penyediaan Air Baku
SPAM E
6 Ditjen SDA, Kemen Provinsi AAA Operasi dan Pemeliharaan Air Baku F Operasi dan Kab. TRE Prioritas 3
PUPR Pemeliharaan Air Baku
F
7 Ditjen SDA, Kemen Provinsi AAA Peningkatan Fungsi DI G Rehabilitasi Jaringan Kab. AJS Prioritas 3
PUPR Irigasi DI G

- 21 -
LAMPIRAN VI
PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA
RUANG/
KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL
NOMOR … TAHUN 2018
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PROGRAM
PRIORITAS TAHUNAN BERBASIS RENCANA TATA
RUANG

TAHAPAN PENYUSUNAN PETA PRITA BARATA

Hasil dari penyusunan PRITA BARATA disajikan dalam matriks program PRITA
BARATA yang disusun per provinsi dan dalam bentuk peta. Oleh sebab itu,
ketentuan yang digunakan untuk menyajikan peta PRITA BARATA mengacu
pada Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2013 tentang Ketelitian Peta
Rencana Tata Ruang; Peraturan Menteri ATR/BPN Nomor 1 Tahun 2018
tentang Pedoman Penyusunan Renana Tata Ruang Wilayah Provinsi, Kabupaten
dan Kota; serta Peraturan Menteri PPN/Bappenas Nomor 5 Tahun 2018 tentang
Tata Cara Penyusunan RKP. Peta yang disajikan merupakan peta arahan
program prioritas tahunan yang sudah disinkronisasikan dengan rencana tata
ruang digambarkan dengan menggunakan:

1. Sistem referensi Geospasial

2. Peta dasar yang digunakan mengacu pada peta rencana tata ruang yang ada

3. Skala peta yang digunakan disesuaikan dengan skala peta rencana tata
ruangnya.

4. Ketelitian muatan ruang yang meliputi kerincian kelas unsur dan


simbolisasi.

Masukan Proses Keluaran

• Overlay Peta Struktur


 Peta struktur dan dan Pola RTR dengan
pola ruang rencana Peta Matriks 7 PRIMA Peta PRITA
tata ruang terkait BARATA BARATA
 Peta Matriks akhir • Identifikasi Lokasi
PRIMA BARATA Program Matriks PRITA
BARATA berdasarkan
 Matriks PRITA
klasifikasi prioritasnya
BARATA yang telah
terklasifikasi • Justifikasi hasil
identifikasi ke dalam Peta
Prioritasnya
yang telah di overlay

Gambar 6.1

Proses Overlay Peta PRITA BARATA

- 22 -
Masukan, proses, hasil keluaran dan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
penyajian peta ditahap ini dijabarkan sebagai berikut:

A. Masukan
Masukan yang dalam tahap penyajian peta adalah :
1) Peta struktur dan pola ruang rencana tata ruang terkait
2) Peta matriks akhir PRIMA BARATA.
3) Hasil matriks akhir PRITA BARATA yang telah terklasifikasi
Prioritasnya
B. Proses
Proses yang dilakukan dalam tahap ini berupa :
1) Melakukan overlay Peta Struktur dan Pola RTR dengan Peta Matriks 7
PRIMA BARATA
2) Mengdentifikasi Lokasi Program Matriks PRITA BARATA berdasarkan
klasifikasi prioritasnya
3) Melakukan justifikasi hasil identifikasi ke dalam Peta yang telah di
overlay
C. Keluaran
Output yang dihasilkan dalam tahap ini adalah :
1) Peta PRITA BARATA per Provinsi. Contoh peta di dapat dilihat pada
Gambar 6.2.
2) Deskripsi masing-masing nama program pemanfaatan ruang
berdasarkan arahan rencana tata ruang per provinsi.
D. Hal yang perlu diperhatikan
Penentuan tahun kegiatan tidak mutlak berdasarkan hasil perhitungan
nilai. Namun berdasarkan program yang akan dilaksanakan dan
keterkaitannya dengan arahan spasial rencana tata ruang. Dalam
penyajian peta (layout) diusahakan untuk memudahkan para
penggunanya untuk memahami isi informasi yang tersaji namun tetap
mengindahkan kaidah kartografi. Adapun yang harus tercantum dalam
penyajian peta adalah judul peta, arah mata angin, skala garis
keterangan isi legenda, dan keterangan peta.

- 23 -
Gambar 6.2

Contoh Penyajian Peta PRITA BARATA di Provinsi AAA

- 24 -
LAMPIRAN VII
PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA
RUANG/
KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL
NOMOR … TAHUN 2018
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PROGRAM
PRIORITAS TAHUNAN BERBASIS RENCANA TATA
RUANG

KETERKAITAN SUBSTANSI, TAHAPAN, DAN KETERLIBATAN STAKEHOLDERS


DALAM PENYUSUNAN PRITA BARATA

Dalam upaya mencapai tujuan terintegrasinya penyusunan PRITA BARATA ke


dalam RKP, maka dibutuhkan sistem kelembagaan untuk dapat
mengintegrasikan arahan rencana tata ruang dengan rencana pembangunan.
Dalam penyusunan PRITA BARATA terdapat tahapan sebagai berikut:

1. Melakukan telaahan PRIMA BARATA dan RKP, yang berwenang dalam


melakukan tahapan ini adalah Kementerian ATR yang berkoordinasi
dengan sektor terkait;
2. Melakukan penilaian program prioritas, yang berwenang dalam
melakukan tahapan ini adalah Kementerian ATR, berkoordinasi dengan
K/L terkait;
3. Mengusulkan proyek K/L, yang berwenang dalam melakukan tahapan ini
adalah Kementerian ATR dan berkoordinasi dengan Kementerian
PPN/Bappenas dan Kemendagri, yang kemudian akan diusulkan ke
dalam Musrenbangnas.

Dalam penyusunan program prioritas tahunan berbasis rencana tata ruang,


maka diperlukan kejelasan substansi kegiatan yang dikaitkan dengan tahapan
penyusunan program prioritas tahunan berbasis rencana tata ruang, beserta
kelembagaan yang terlibat dalam penyusunannya.

Pada saat program prioritas tahunan berbasis rencana tata ruang


diintegrasikan ke dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP), perlu dilakukan
penyiapan rancangan, penyepakatan dan penetapan penyusunan program
prioritas tahunan berbasis rencana tata ruang, yang diawali dengan kegiatan
sosialisasi dalam forum Bilateral Meeting antara Kementerian ATR dengan
Kementerian PPN/Bappenas untuk menghasilkan pemahaman bersama
mengenai program prioritas tahunan yang telah dihasilkan.

- 25 -
Tabel 7.1

Keterkaitan Substansi, Tahapan, dan Keterlibatan Pihak-Pihak dalam Penyusunan PRITA BARATA

Proses Penyusunan Program Prioritas Tahunan Berbasis Rencana Tata Ruang


Penyiapan Rancangan, Evaluasi Pelaksanaan
Substansi Penelaahan PRIMA Penyepakatan dan Penetapan Penyusunan Program Prioritas
No Penilaian Prioritas
Kegiatan BARATA, PRITA Usulan Proyek K/L Penyusunan Program Prioritas Tahunan Berbasis Rencana
Program
BARATA dan RKP Tahunan Berbasis Rencana Tata Tata Ruang
Ruang
Merupakan tahap awal Merupakan tahap Merupakan tahap Pembahasan dan konfirmasi Merupakan tahap evaluasi
penyusunan penilaian prioritasi penyelesaian akhir yang Program Prioritas Tahunan seberapa efektif program
sinkronisasi program program dengan melihat diiterasikan dari program Berbasis Rencana Tata Ruang prioritas tahunan tertuang
tahunan yang diperoleh dukungan terhadap PN, prioritas ke dalam usulan sebagai referensi dalam dalam kesepakatan
dari matriks akhir tertuang dalam RTR, dan proyek dari K/L yang penyusunan RKP, dilakukan Musrenbangnas.
PRIMA BARATA, dengan mempertimbangkan 4 telah diurutkan pada:
proses kegiatan sebagai aspek (perencanaan, prioritasnya, dengan 1. Rapat koordinasi dengan K/L
berikut: kesiapan program, proses sebagai berikut: dan stakeholders pada saat
ii. Input: program K/L pelaksanaan program, 1. Hasil penilaian pembahasan arahan kebijakan
dalam PRIMA kewilayahan), dengan Program Prioritas K/L RKP dan Gambaran Proyek
Rencana BARATA proses kegiatan sebagai Prioritas sebelum Rakortek.
1 2. Penyusunan urutan
Kegiatan berikut:
iii. Proses: Penelaahan program berdasarkan 2. Konfirmasi dalam Rapat
program PRIMA 1. Input: Usulan prioritas Koordinasi Teknis (Rakortek)
BARATA melalui program K/L yang Pembangunan dilaksanakan
Sebagai proses
evaluasi telah diselaraskan antara K/L dan pemerintah
pemantapan, dilakukan
keberlanjutan 2. Proses: penilaian Bilateral Meeting antara daerah untuk mencapai target
program K/L pada prioritas program ATR dan Bappenas untuk pembangunan nasional dan
tahun t dan t+1 berdasarkan aspek menyepakati program pembangunan daerah.
(termasuk t-1 perencanaan, prioritas tahunan 3. Konfirmasi Proyek Prioritas
apabila diperlukan) kesiapan program, berbasis rencana tata tahunan berbasis rencana tata
dan pelaksanaan ruang ruang dalam kegiatan
Musrenbangnas.
Usulan Program K/L Hasil Penilaian Program  Matriks Akhir Berita Acara Kesepakatan Hasil Evaluasi Program
yang telah diselaraskan Prioritas K/L Sinkronisasi Program pelaksanaan program prioritas Prioritas Tahunan Berbasis
Target
2 antara program PRIMA Prioritas Tahunan oleh K/L terkait, Kementerian yang Rencana Tata Ruang berupa:
Output
BARATA dan  Peta Program Prioritas membidangi Tata Ruang dan 1. Program yang berasal dari
Keberlanjutan Program Kementerian yang membidangi PRIMA BARATA pada

- 26 -
Proses Penyusunan Program Prioritas Tahunan Berbasis Rencana Tata Ruang
Penyiapan Rancangan, Evaluasi Pelaksanaan
Substansi Penelaahan PRIMA Penyepakatan dan Penetapan Penyusunan Program Prioritas
No Penilaian Prioritas
Kegiatan BARATA, PRITA Usulan Proyek K/L Penyusunan Program Prioritas Tahunan Berbasis Rencana
Program
BARATA dan RKP Tahunan Berbasis Rencana Tata Tata Ruang
Ruang
K/L pada RKP Tahunan koordinasi perencanaan tahun (t) yang sudah dicek
 Surat Sekretariat pembangunan nasional, dan telah keberlanjutannya;
Jenderal Kementerian memuat Program Prioritas 2. Backlog program dalam
Agraria dan Tata Tahunan Berbasis Rencana Tata RKP yang tidak terdapat
Ruang/Badan Ruang yang telah disesuaikan dalam PRIMA BARATA;
Pertanahan Nasonal dengan PN Baru dan terintegrasi
3. Backlog program prioritas
kepada Kementerian ke dalam RKP
tahunan tahun (t-1);
Bappenas, yang
4. Program Multiyears dalam
berisikan hasil PRITA
RKP tahun (t-1) yang tidak
BARATA
terdapat dalam PRIMA
BARATA.
5 Bulan pada tahun t (Agustus – Desember) Sesuai dengan jadwal pertemuan 2 Bulan pada tahun (t+1) (Juli
pada tahun (t+1): – Agustus)
1) Rapat Koordinasi dengan K/L
& Stakeholders sekitar Bulan
Waktu Januari/Februari
3
Pelaksanaan
2) Rakortek sekitar Bulan
Februari
3) Musrenbangnas sekitar Bulan
April/Mei
 Kementerian  Kementerian  Kementerian  Kementerian ATR/BPN  Kementerian ATR/BPN
ATR/BPN ATR/BPN ATR/BPN  Kementerian PPN/Bappenas  Kementerian
Pihak yang  K/L terkait  Kementerian PPN/Bappenas
4  Kementerian Dalam Negeri
Terlibat PPN/Bappenas
 Dinas terkait  Kementerian Dalam Negeri
 K/L terkait

- 27 -
Kelembagaan menjadi aktor penting dalam perencanaan dan penusunan
program, dan dapat mempengaruhi proses dan tindak lanjut perencanaan ke
depan. Oleh karena itu perlu disusun sistem kelembagaan sebagai kriteria
dan pertimbangan untuk menyusun PRITA BARATA, sehingga dapat
menghasilkan program yang sesuai dan terintegrasi dengan benar antara
rencana tata ruang dan rencana pembangunan.

Beberapa hal mengenai pertimbangan PRITA BARATA yang diintegrasikan ke


dalam Tahapan Penyusunan RKP antara lain:

1. Tahapan Rapat Koordinasi dengan K/L dan stakeholders pada saat


pembahasan arahan kebijakan RKP dan Gambaran Proyek Prioritas
sebelum Rakortek.
Tahap koordinasi dengan K/L dan stakeholders ini lebih difokuskan kepada
upaya sosialisasi awal program prioritas tahunan berbasis rencana tata
ruang yang telah disusun.
2. Tahapan Rapat Koordinasi Teknis (Rakortek) Perencanaan Pembangunan
PRITA BARATA (karena sinkronisasi ini berbasis provinsi) dapat menjadi
acuan arahan prioritas pembangunan dan memperkuat sinergisitas antara
pusat dan daerah serta mengklarifikasi kesiapan daerah dalam
mengakomodir arahan rencana tata ruang (perlu melakukan koordinasi
dengan Ditjen Bangda Kemendagri). Pada tahapan ini, Kementerian ATR
dapat melakukan konfirmasi program prioritas tahunan yang telah
disepakati bersama sebelumnya.
3. Tahapan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional
(Musrenbangnas)

Dalam Tahap Musrenbangnas, pembina ATR menyampaikan hasil dari


penyelarasan PRITA BARATA dengan tahapan sebelumnya (Rakortek), yaitu
mengecek hasil penyelarasan dalam sistem e-musrenbang program-program
yang diusulkan dalam level Pusat (Form 1A).

- 28 -
Program Prioritas Jangka
Menengah

Melakukan telaahan
dokumen sinkronisasi Kementerian ATR/BPN
Kementerian ATR
program jangka
menengah

Kementerian ATR/BPN
Kementerian ATR
Melakukan Penilaian
Program Prioritas K/L terkait

Kementerian ATR/BPN
Kementerian ATR
Mengusulkan Proyek K/L Kementerian PPN/
Bappenas
Evaluasi

Dokumen
PRITASinkronisasi
BARATA
Program Tahunan

Kemen PPN/Bappenas
Kemendagri
Rapat Koordinasi Kementerian ATR
K/L terkait

Rakortek Kemendagri
Kementerian ATR/BPN

Kementerian PPN/
Musrenbangnas
Bappenas

Gambar 7.1

Usulan Sistem Kelembagaan

29

Anda mungkin juga menyukai