SINKRONISASI PROGRAM

PEMANFAATAN RUANG
JANGKA MENENGAH PROVINSI JAWA
TIMUR
7 FEBRUARI, 2022

DINAS PERUMAHAN RAKYAT, KAWASAN

PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI JAWA TIMUR

1
OUTLINE
PENDAHULUAN

DASAR HUKUM

RUANG LINGKUP

RENCANA KERJA

PERMASALAHAN

2
PENDAHULUAN

3
 LATAR BELAKAN

Dinamika Minimnya
pelaksanaan integrasi rencana
pemanfaatan tata tata ruang dengan
ruang di Provinsi rencana
Jawa Timur, Perbedaan
perencanaan akibat nomenklatur antara
meliputi : keterbatasan rencana tata ruang
informasi spasial dan rencana
mengenai suatu Cepatnya
pembangunan perkembangan Munculnya
program kebijakan baru
pembangunan fungsi ruang di
tingkat wilayah baik di tingkat
nasional yang
mempengaruhi
realisasi
perwujudan
struktur ruang dan
pola ruang
4
 LATAR BELAKAN

Pasal 97 Peraturan Proses penyelarasan

Pemerintah Nomor 21 indikasi program utama
Pasal 75 ayat (2)
Tahun 2021 tentang antara program sektoral
Peraturan Menteri ATR/
Penyelenggaraan dan kewilayahan dalam
Kepala BPN Nomor 13
Penataan Ruang, dokumen rencana
Tahun 2021
pelaksanaan pembangunan perlu
memberikan arahan
pemanfaatan ruang dimaksimalkan untuk
pada Pemerintah Pusat
dilakukan melalui memastikan bahwa
maupun Pemerintah
PELAKSANAAN dokumen revisi rencana
KESESUAIAN KEGIATAN Daerah di tingkat
tata ruang dapat memuat
PEMANFAATAN RUANG Provinsi dan
DAN PELAKSANAAN program yang tepat dan
Kabupaten/Kota untuk
SINKRONISASI meningkatkan tingkat
dapat melaksanakan
PROGRAM perwujudan program
PEMANFAATAN RUANG SPPR
pada tahun perencanaan
setelahnya

5
 Sasaran
Maksud Tujuan 1. TERWUJUDNYA ARAHAN SPASIAL PROGRAM PEMANFAATAN
RUANG YANG TERDIRI ATAS TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN
MEMBERIKAN MASUKAN DALAM
MELAKUKAN PENYUSUNAN PROGRAM DAN STRATEGI PENATAAN RUANG SERTA ARAHAN LOKASI
PENYUSUNAN KEGIATAN PERWUJUDAN STRUKTUR BERDASARKAN FUNGSI KAWASAN;
SINKRONISASI DAN POLA RUANG WILAYAH PROVINSI 2. TERWUJUDNYA INVENTARISASI DAN SISTESIS RENCANA TATA
PROGRAM JAWA TIMUR SERTA MEMBERIKAN
PEMANFAATAN RUANG DENGAN RENCANA PEMBANGUNAN;
ARAHAN SPASIAL TERHADAP
RUANG JANGKA PENYUSUNAN PROGRAM SEKTORAL 3. TERLAKSANANYA ANALISIS SINKRONISASI FUNGSI LOKASI
MENENGAH SEBAGAI KEWILAYAHAN DAN RENCANA PROGRAM PEMANFAATAN RUANG INTRASEKTOR DAN
MASUKAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
PENYUSUNAN REVISI ANTARSEKTOR;
RTRW PROVINSI DAN 4. TERBENTUKNYA ATRIBUT PETA ARAHAN SPASIAL DAN
RPJMD RENCANA TERPADU PROGRAM PEMANFAATAN RUANG
JANGKA MENENGAH;
5. TERSAJINYA PETA SPPR JANGKA MENENGAH.

6
DASAR HUKUM

7
 Kota Madiun
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

DASAR HUKUM
 UNDANG-UNDANG NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG;

 UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH;

 UNDANG – UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2020 TENTANG CIPTA KERJA;

 PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 13
TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL;

 PERATURAN PRESIDEN NO 18 TAHUN 2020 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL 2020-2024

 PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 21 TAHUN 2021 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG;

 PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 90 TAHUN 2019 TENTANG TENTANG KLASIFIKASI, KODEFIKASI, DAN NOMENKLATUR PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN KEUANGAN
DAERAH;

 PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG / KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 13 TAHUN 2021 TENTANG PELAKSANAAN KESESUAIAN KEGIATAN PEMANFAATAN
RUANG DAN SINKRONISASI PROGRAM PEMANFANFAATAN RUANG;

 PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG / BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 14 TAHUN 2021 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN BASIS DATA DAN PENYAJIAN PETA
RENCANA TATA RUANG WILAYAH PROVINSI, KABUPATEN, DAN KOTA, SERTA PETA RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA;

 PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2011 – 2031;

 PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2021 TENTANG PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH PROPINSI JAWA TIMUR 2019-2024;

 PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2021 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH;

 PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 38 TAHUN 2021 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2022;

 PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 46 TAHUN 2021 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH TAHUN 2022.

8
RUANG LINGKUP

9
 1. IDENTIFIKASI ARAHAN
SPASIAL
INVENTARISASI DAN IDENTIFIKASI SELURUH ARAHAN SPASIAL RTR
TERKAIT YANG SELARAS DENGAN ARAHAN SPASIAL (TUJUAN,
KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PADA RTRW PROVINSI

IDENTIFIKASI ARAHAN SPASIAL MERUPAKA

IDENTIFIKASI INDIKASI PROGRAM UTAMA PADA RENTANG PERIODE
UPAYA MENGINTEGRASIKAN DOKUMEN 5 (LIMA) TAHUN (SELARAS DENGAN RPJMD) BERDASARKAN ARAHAN
PEMANFAATAN RUANG PADA RTRW PROVINSI DAN BACKLOG
RENCANA TATA RUANG (RTR) DALAM SPPR PROGRAM YANG BELUM TERLAKSANA PADA INDIKASI PROGRAM
JANGKA MENENGAH 5 (LIMA) TAHUNAN, UNTUK UTAMA RTRW PROVINSI BERDASARKAN HASIL EVALUASI
KETERLAKSANAAN PROGRAM
MELIHAT KONSISTENSI DAN KESELARASAN
ARAHAN SPASIAL RTR TINGKAT NASIONAL IDENTIFIKASI DAN PENGKLASIFIKASIAN INDIKASI PROGRAM UTAMA
DENGAN RTR TINGKAT DAERAH (PROVINSI) RTR BERDASARKAN PROGRAM SEKTORAL SESUAI ARAHAN
PEMANFATAAN RUANG PADA RTRW PROVINSI
YANG MEMILIKI ASAS BERJENJANG DAN
IDENTIFIKASI ARAHAN LOKASI/WILAYAH/KAWASAN PADA
KOMPLEMENTER. INDIKASI PROGRAM UTAMA YANG DITUANGKAN DALAM 2
(DUA) KLASIFIKASI FUNGSI KAWASAN YAITU : KAWASAN
DIDORONG DAN KAWASAN DIKENDALIKAN.

10
 1. IDENTIFIKASI ARAHAN
SPASIAL
Arahan Spasial RTRW Arahan Spasial Terkait Arahan Spasial Jangka Menengah 5
(lima) Tahun
Arahan RTR Indikasi
No. Tujuan, Arahan Lokasi
Lokasi/Wila Pulau/ RTRW Provinsi atau Program
Kebijakan, RTRWN RTR KSN Berdasarkan Fungsi
yah/ Kepulau RTRW Kabupaten/Kota* Utama
Strategi Kawasan
Kawasan an RTRW
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1 TUJUAN 1  
1.1 Kebijakan 1   Kawasan  
1.1.1 Strategi 1           didorong: .......................
1.1.2 Strategi 2           ........
1.1.3 dst.          
1.2 Kebijakan 2    
1.2.1 dst.           Kawasan
dikendalikan: .................
..............
2 TUJUAN 2, dst  

11
2. INVENTARISASI DAN SINTESIS RTR DENGAN
RENCANA PEMBANGUNAN
INVENTARISASI DAN SISTESIS RTR DENGAN
RENCANA PEMBANGUNAN DILAKUKAN
DENGAN MENGINVENTARISASI PROGRAM
SEKTORAL DAN KEWILAYAHAN DALAM
DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN DI
DAERAH DAN SELANJUTNYA MELAKUKAN
PERUMUSAN SINTESIS BERDASARKAN
ARAHAN SPASIAL DALAM RTR.
INVENTARISASI INDIKASI PROGRAM UTAMA 5 (LIMA) TAHUN DALAM
RTRWN, RTR PULAU/KEPULAUAN, RTR KSN, RTRW PROVINSI SESUAI
DENGAN LINGKUP WILAYAH YANG MENDUKUNG ATAU SELARAS
DENGAN INDIKASI PROGRAM UTAMA RTRW PROVINSI
INVENTARISASI PROGRAM SEKTORAL DAN KEWILAYAHAN YANG
DIPEROLEH DARI DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH
YANG MENDUKUNG TUJUAN PENATAAN RUANG. INVENTARISASI
DILAKUKAN DENGAN MENGGUNAKAN KODIFIKASI PROGRAM
SEKTORAL
PERUMUSAN SINTESIS PROGRAM PEMANFAATAN RUANG JANGKA
MENENGAH YANG MERUPAKAN HASIL ANALISA DARI MUATAN
INDIKASI PROGRAM UTAMA DALAM RTR DENGAN PROGRAM
SEKTORAL DAN KEWILAYAHAN DARI DOKUMEN RENCANA
PEMBANGUNAN DI DAERAH YANG MENDUKUNG TUJUAN
PENATAAN PADA RTRW PROVINSI
12
2. INVENTARISASI DAN SINTESIS RTR DENGAN
RENCANA PEMBANGUNAN

No Kode Program Sektoral

1 SDA PROGRAM INFRASTRUKTUR TERKAIT SUMBER DAYA AIR
2 JLN PROGRAM INFRASTRUKTUR TERKAIT PEMBANGUNAN JALAN DAN JEMBATAN
3 KIM PROGRAM INFRASTRUKTUR TERKAIT SARANA DAN PRASARANA PERMUKIMAN
4 DAT PROGRAM INFRASTRUKTUR PERHUBUNGAN DARAT
KODIFIKASI PROGRAM 5 LAT PROGRAM INFRASTRUKTUR PERHUBUNGAN LAUT
PEMANFAATAN RUANG 6 DAR PROGRAM INFRASTRUKTUR PERHUBUNGAN UDARA
(STRUKTUR RUANG) 7 KRT PROGRAM INFRASTRUKTUR PERHUBUNGAN PERKERETAAPIAN
8 LIS PROGRAM INFRASTRUKTUR TERKAIT KETENAGALISTRIKAN
9 GAS PROGRAM INFRASTRUKTUR TERKAIT MINYAK DAN GAS BUMI
10 MBB PROGRAM INFRASTRUKTUR TERKAIT MINERAL DAN BATU BARA
11 EBT PROGRAM INFRASTRUKTUR TERKAIT ENERGI BARU, TERBARUKAN, DAN
KONSERVASI ENERGI
12 KOM PROGRAM INFRASTRUKTUR TERKAIT INFORMASI DAN KOMUNIKASI PUBLIK
13 BCN PROGRAM INFRASTRUKTUR TERKAIT KEGIATAN PENANGGULANGAN BENCANA
14 HAN PROGRAM INFRASTRUKTUR TERKAIT PERTAHANAN DAN KEAMANAN
15 LIM PROGRAM INFRASTRUKTUR TERKAIT PENGOLAHAN LIMBAH
16 PRT PROGRAM INFRASTRUKTUR TERKAIT KELAUTAN DAN PERIKANAN

13
2. INVENTARISASI DAN SINTESIS RTR DENGAN
RENCANA PEMBANGUNAN

No Kode Program Sektoral

1 KL 1 Kawasan Hutan Lindung
2 KL 2 Kawasan Rawan Bencana
KODIFIKASI PROGRAM
3 KL 3 Kawasan Konservasi
PEMANFAATAN RUANG
(POLA RUANG) 4 KL 4 Kawasan Perlindungan Setempat

5 KB 1 Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan

6 KB 2 Kawasan Industri dan Kawasan

Peruntukan Industri

14
2. INVENTARISASI DAN SINTESIS RTR DENGAN
RENCANA PEMBANGUNAN

Sintesis Program Pemanfaatan Ruang

Rencana Tata Ruang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah 5 (lima) Tahun
Indikasi Dukungan
RTRW RPJMD
Program Rencana terhadap Sasaran
Provinsi Provinsi Rencana
No. Utama 5 RTR Pembangun Kebijakan Kode Program Pengemban Tahun
RTR atau dan/ atau Strategis
(Lima) Tahun Pulau/ RTR KSN RPJMN *) an Nasional Pemanfaa gan Pelaksana
WN RTRW RPJMD Perangkat
RTRW Kepulauan Perangkat yang tan Ruang Wilayah/ an
Kabupate Kabupaten Daerah
Daerah Bersifat Kawasan
n/ Kota*) / Kota*)
Strategis *)
                             
                             
                             
                             

15
3. ANALISIS SINKRONISASI FUNGSI
LOKASI, DAN WAKTU

ANALISIS HUBUNGAN KETERKAITAN ANTARPROGRAM

PEMANFAATAN RUANG BERDASARKAN HUBUNGAN FUNGSI
SINKRONISASI BERDASARKAN FUNGSI DAN DAN LOKASI ANTARA PROGRAM YANG TERDAPAT PADA
LOKASI MERUPAKAN UPAYA YANG SATU SEKTOR YANG SAMA (PROGRAM INTRASEKTOR).

DILAKUKAN GUNA MENGANALISIS

KETERKAITAN FUNGSI SERTA KETERKAITAN
LOKASI ANTARPROGRAM PEMANFAATAN
RUANG UNTUK MENDUKUNG FUNGSI
KAWASAN.
ANALISIS HUBUNGAN KETERKAITAN ANTARPROGRAM
PEMANFAATAN RUANG BERDASARKAN HUBUNGAN FUNGSI
DAN LOKASI ANTARA PROGRAM PADA SEKTOR YANG
BERBEDA (PROGRAM ANTARSEKTOR).
ANALISIS HUBUNGAN KETERKAITAN ANTARPROGRAM
PEMANFAATAN RUANG BERDASARKAN KESESUAIAN
KERANGKA WAKTU/PERIODE PELAKSANAAN PROGRAM.

16
ANALISIS SINKRONISASI FUNGSI
LOKASI INTRASEKTOR
Program infrastruktur yang sama
dalam intrasektor (satu sektor) yang
saling berkaitan
SPPR oleh Pemerintah Daerah (Provinsi)
Program dalam bentuk jaringan
Kriteria penilaian :
a. Program infrastruktur yang sama dalam satu sektor, lokasi (kabupaten/kota sama atau berbeda, saling
terhubung), diberi nilai 3;
b. Program infrastruktur yang sama dalam satu sektor, lokasi (kabupaten/kota sama, tidak saling terhubung), diberi
nilai 2; dan
c. Program infrastruktur yang sama dalam satu sektor, lokasi (kabupaten/kota berbeda, tidak saling terhubung),
diberi nilai 1.
Contoh:
Program jalan kolektor primer dengan program jalan kolektor primer lainnya, dalam Kabupaten Aa, saling
terhubung, diberi nilai 3; atau
Program jalan kolektor primer di Kabupaten Aa dengan program jalan kolektor primer di Kabupaten Bb, saling
terhubung, diberi nilai 3.
Program dalam bentuk non jaringan
Kriteria penilaian :
d. Program infrastruktur yang sama dalam satu sektor, lokasi (kabupaten/kota sama), diberi nilai 3; dan
e. Program infrastruktur yang berbeda dalam satu sektor, lokasi (kabupaten/kota berbeda), diberi nilai 2. Unit
pendekatan lokasi dapat disesuaikan dengan jangkauan masing-masing jenis program.
Contoh:
Program terminal tipe B dengan program terminal tipe B lainnya, dalam Kabupaten Aa, diberi nilai 3.
17
 ANALISIS SINKRONISASI
FUNGSI LOKASI INTRASEKTOR
Program infrastruktur yang
berbeda dalam intrasektor (satu
sektor) yang saling berkaitan
Kriteria penilaian untuk fungsi yang saling berkaitan:
SPPR oleh Pemerintah Daerah (Provinsi)
1) Program dalam bentuk jaringan
Kriteria penilaian :
a. Program infrastruktur yang berbeda dalam satu sektor, lokasi (kabupaten/kota sama atau berbeda,
saling terhubung), diberi nilai 3;
b. Program infrastruktur yang berbeda dalam satu sektor, lokasi (kabupaten/kota sama, tidak saling
terhubung), diberi nilai 2; dan
c. Program infrastruktur yang berbeda dalam satu sektor, lokasi (kabupaten/kota berbeda, tidak saling
terhubung), diberi nilai 1.
Contoh :
Program infrastruktur Jaringan Irigasi dengan Bendungan, dalam Kabupaten Aa, saling terhubung, diberi
nilai 3; atau Program infrastruktur Jaringan Irigasi di Kabupaten Aa dengan Bendungan di Kabupaten Bb,
saling terhubung, diberi nilai 3
Program dalam non jaringan
Kriteria penilaian :
d. Program infrastruktur yang berbeda dalam satu sektor, lokasi (kabupaten/kota sama), diberi nilai 3; dan
e. Program infrastruktur yang berbeda dalam satu sektor, lokasi (kabupaten/kota berbeda), diberi nilai 2.
f. Contoh :
Program infrastruktur terminal tipe B dengan pelabuhan pengumpan, dalam Kabupaten Aa, diberi nilai 3
18
ANALISIS SINKRONISASI FUNGSI
LOKASI INTRASEKTOR

Program intrasektor yang Kriteria penilaian untuk fungsi yang tidak saling berkaitan :
tidak saling berkaitan
Untuk program infrastruktur yang berbeda dalam satu sektor dan secara fungsi tidak saling
berkaitan, diberi nilai 1 tanpa memperhatikan aspek lokasi.
Contoh:
Program infrastruktur tanggul laut di sempadan pantai dengan bendungan (keterkaitan sistem
infrastruktur rendah), diberi nilai 1.

19
 ANALISIS SINKRONISASI FUNGSI
LOKASI ANTARSEKTOR

Jenis Program Pemanfaatan Ruang Kriteria Penilaian Fungsi dan Lokasi (Antarsektor) *)
Program antarsektor yang saling Kriteria penilaian untuk fungsi yang saling berkaitan :
berkaitan
SPPR oleh Pemerintah Daerah (Provinsi)
1) Program dalam bentuk Jaringan
Kriteria penilaian :
a. Program infrastruktur antarsektor, lokasi (kabupaten/kota sama atau berbeda saling terhubung), diberi nilai
3;
b. Program infrastruktur antarsektor, lokasi (kabupaten/kota sama, tidak saling terhubung), diberi nilai 2; dan
c. Program infrastruktur antarsektor, lokasi (kabupaten/kota berbeda, tidak saling terhubung), diberi nilai 1.
Contoh:
Program infrastruktur jalan kolektor primer dengan pelabuhan pengumpul dalam Kabupaten Aa, saling terhubung,
diberi nilai 3; atau Program infrastruktur jalan kolektor primer di Kabupaten Aa dengan pelabuhan pengumpul di
Kabupaten Bb, saling terhubung, diberi nilai 3.
1) Program dalam bentuk non-jaringan
Kriteria penilaian :
a. Program infrastruktur yang berbeda dalam antarsektor, lokasi (kabupaten/kota sama), diberi nilai 3; dan
b. Program infrastruktur yang berbeda dalam antarsektor, lokasi (kabupaten/kota berbeda), diberi nilai 2.
Contoh:
Program infrastruktur bendungan dengan pembangkit (PLTA), dalam Kabupaten Aa diberi nilai 3.

20
 ANALISIS SINKRONISASI FUNGSI
LOKASI ANTARSEKTOR
Program antarsektor yang tidak
saling berkaitan
Kriteria penilaian untuk fungsi yang tidak saling berkaitan,
Untuk program infrastruktur yang berbeda antar sektor dan secara fungsi tidak saling
berkaitan/keterkaitan infrastruktur rendah, diberi nilai 1 tanpa memperhatikan aspek lokasi.
Contoh:
Program infrastruktur jalan kolektor primer dengan Jaringan Irigasi (keterkaitan sistem infrastruktur
rendah), diberi nilai 1.
21
 ANALISIS SINKRONISASI WAKTU

Jenis Program Pemanfaatan Ruang Kriteria Penilaian Waktu

Kriteria umum:
Program pemanfaatan ruang yang ditelaah merupakan program infrastruktur intrasektor atau antarsektor yang berkaitan secara fungsi dan lokasi yang saling terhubung.
Program pemanfaatan ruang Kriteria penilaian untuk sinkronisasi waktu:
a. Program infrastruktur yang sesuai dengan kerangka waktu/periode pelaksanaan secara paralel/berurutan, diberi nilai 3; dan
b. Program infrastruktur yang tidak sesuai dengan kerangka waktu/periode pelaksanaan secara paralel/berurutan, diberi nilai 1.
Penilaian sinkronisasi waktu perlu memperhatikan:
1. Logika program/kegiatan dilaksanakan berurutan/paralel Antarprogram atau kegiatan dalam satu program yang diharapkan
memiliki outcome program yang sama (komplementer); atau
2. Logika program/kegiatan dilaksanakan berurutan (bersyarat) Program atau kegiatan sebelumnya menjadi prasyarat dapat
dilaksanakanya program/kegiatan berikutnya.
Contoh:
Berdasarkan kerangka waktu pelaksanaan konstruksi pelabuhan, pembangunan jalan perlu dilakukan secara paralel agar selesai tepat
waktu sehingga dapat beroperasi dengan efektif.
- Program pelabuhan Aa (tahun konstruksi 2020-2023) dengan program jalan kolektor primer sebagai akses ke pelabuhan Aa
(tahun konstruksi 2022-2023), di Kabupaten Aa, sesuai dengan kerangka waktu/periode pelaksanaan program (dilakukan
secara paralel), diberi nilai 3.
Kriteria program tanpa memperhatikan aspek sinkronisasi waktu pelaksanaan program, langsung diberi nilai 1, meliputi:
a. Program infrastruktur, tidak saling berkaitan secara fungsi dan lokasi, diberi nilai 1; dan
b. Antarprogram infrastruktur yang sudah terbangun (eksisting), diberi nilai 1.
Contoh:
c. Program infrastruktur tanggul laut di sempadan pantai dengan bendungan, (keterkaitan sistem infrastruktur rendah), diberi
nilai 1
d. Program pelabuhan pengumpan (yang sudah terbangun/ eksisting) dengan terminal tipe B (yang sudah terbangun/ eksisting),
diberi nilai 1

22
 4. PEMBUATAN PETA
SINKRONISASI PROGRAM
PEMANFAATAN RUANG

1. Peta SPPR mengacu pada standar penyajian Peta

RTR sesuai perundang-undangan;
2. Peta SPPR menggunakan peta RTR sebagai peta
dasar (basemap) dalam proses penyajian peta Peta Matriks 1 (M1) Arahan Spasial berdasarkan
SPPR; Rencana Tata Ruang; dan
3. Album peta SPPR dalam format digital
menggunakan tingkat ketelitian peta sesuai dengan
1.Peta Matriks 5 (M5) Perumusan Rencana Terpadu
masing – masing skala peta RTR, sehingga standar Program Pemanfaatan Ruang Jangka Menengah.
untuk peta SPPR Provinsi adalah minimal
1:250.000;
4. Album peta SPPR dalam format cetak disesuaikan
dengan ukuran format dokumen SPPR dengan
mengutamakan kejelasan informasi.

23
 4. PEMBUATAN PETA
SINKRONISASI PROGRAM
PEMANFAATAN RUANG

24
 4. PEMBUATAN PETA
SINKRONISASI PROGRAM
PEMANFAATAN RUANG

25
RENCANA KERJA

26
 Gambaran Umum KOTA MADIUN
PERIODE BULAN
No KEGIATAN
I II III IV V VI
1 Studi referensial & kajian perundangan;            

Pendalaman teknis dan metode kajian SPPR

2 Pendataan dan identifikasi program dengan instansi;            

Identifikasi arahan spasial;

Inventarisasi program rencana pembangunan;

Inventarisasi program sektoral kewilayahan

3 Pelaksanaan klarifikasi dengan OPD             FGD
4 Identifikasi arahan spasial;            
dilakukan
Analisis paduserasi program di bulan ke-
(pembobotan program & cakupan kedalaman program); 3 dan
Sinkronisasi fungsi lokasi program pemanfaatan ruang bulan ke-5
5 Perumusan rencana keterpaduan program;            

Pembuatan Peta Arahan Spasial dan Peta Rencana Terpadu Program

Pemanfaatan Ruang Jangka Menengah
6 Pembuatan draf rekomendasi penyusunan program RTRW Provinsi            
dan RPJMD
7 Rekomendasi penyusunan program RTRW Provinsi berdasarkan hasil            
sinkronisasi
8 Finalisasi Laporan, Peta dan Matriks            

27
PERMASALAHAN

28
 1. PERBEDAAN NOMENKLATUR PROGRAM PADA RTR DAN
RENCANA PEMBANGUNAN

● PEMANTAPAN JARINGAN JALAN BEBAS HAMBATAN ANTARA KOTA
● PENGEMBANGAN JARINGAN JALAN TOL ANTAR KOTA
● MONITORING DAN EVALUASI PERENCANAAN, PEMBANGUNAN JARINGAN JALAN TOL
● PEMBANGUNAN JARINGAN JALAN DILENGKAPI DENGAN ALOKASI LUASAN RTH.
● PENYUSUNAN KAJIAN KELAYAKAN LOKASI DAN KELAYAKAN LINGKUNGAN SESUAI DENGAN POLA
RUANG
● PEMANTAPAN JARINGAN JALAN BEBAS HAMBATAN DALAM KOTA
● PENGEMBANGAN JARINGAN JALAN BEBAS HAMBATAN DALAM KOTA
● PEMANTAPAN JALAN NASIONAL SEBAGAI JARINGAN JALAN ARTERI PRIMER
● PEMANTAPAN JARINGAN JALAN KOLEKTOR PRIMER 1
● PEMANTAPAN JARINGAN JALAN STRATEGIS NASIONAL
● PEMANTAPAN JARINGAN JALAN KOLEKTOR PRIMER 2
● PEMANTAPAN JARINGAN JALAN KOLEKTOR PRIMER 3
● PENGEMBANGAN JARINGAN JALAN STRATEGIS PROVINSI
● PENGEMBANGAN JALAN STRATEGIS
● PEMBANGUNAN JALAN PERPOTONGAN TIDAK SEBIDANG
a PROGRAM PENGENDALIAN DAN PENGAMANAN LALU LINTAS
b PROGRAM PEMBANGUNAN DAN PEMELIHARAAN SARANA PRASARANA TRANSPORTASI
LAUT
c PROGRAM PELAYANAN ANGKUTAN JALAN
d PROGRAM KESELAMATAN ANGKUTAN KERETA API
e PROGRAM PEMBANGUNAN DAN PEMELIHARAAN SARANA PRASARANA ANGKUTAN
JALAN
f PROGRAM PEMBANGUNAN DAN PEMELIHARAAN SARANA PRASARANA ANGKUTAN
SUNGAI DANAU DAN PENYEBERANGAN
g PROGRAM PELAYANAN ANGKUTAN PELAYARAN
h PROGRAM PEMBANGUNAN DAN PEMELIHARAAN SARANA PRASARANA KETERPADUAN
MULTIMODA
i PROGRAM PENANGANAN JALAN DAN JEMBATAN WILAYAH (11 UPT PJJ)

● PENGEMBANGAN SISTEM ANGKUTAN UMUM MASSAL PERKOTAAN

● PEMANTAPAN PRASARANA TERMINAL PENUMPANG TIPE A No LINGKUP KEDALAMAN
● PEMANTAPAN PRASARANA TERMINAL PENUMPANG TIPE B
● PENGEMBANGAN/PENINGKATAN KELAS PRASARANA TERMINAL PENUMPANG MENJADI TIPE A
● PENGEMBANGAN/ PENINGKATAN KELAS PRASARANA TERMINAL PENUMPANG MENJADI TIPE B 1 PEMBANGUNAN JALAN PENAMBAHAN PANJANG JALAN BARU

2 PENINGKATAN KAPASITAS JALAN PELEBARAN JALAN

● PEMANTAPAN PRASARANA TERMINAL BARANG
● PEMANTAPAN UNIT PELAKSANAAN PENIMBANGAN KENDARAAN BERMOTOR (JEMBATAN 3 PEMELIHARAAN JALAN PERBAIKAN & REKAYASA STRUKTUR JALAN
TIMBANG)

29
 1. PERBEDAAN NOMENKLATUR PROGRAM PADA RTR DAN
RENCANA PEMBANGUNAN
▪ PEMANTAPAN SISTEM JARINGAN KERETA API
▪ PENGEMBANGAN JALUR KERETA API GANDA
▪ PENGEMBANGAN JARINGAN JALUR KERETA API
▪ REAKTIVASI DAN/ATAU REVITALISASI JALUR PERKERETAAPIAN MATI
▪ REVITALISASI PERLINTASAN TIDAK SEBIDANG
▪ RENCANA PEMBANGUNAN KERETA GANTUNG
 PENGEMBANGAN SARANA PERKERETAAPIAN
▪ PEMANTAPAN DAN PENGEMBANGAN PRASARANA STASIUN KERETA API
▪ PEMBANGUNAN STASIUN KERETA API DI PULAU MADURA
▪ PEMANTAPAN PRASARANA DRYPORT
a PROGRAM PENGENDALIAN DAN PENGAMANAN LALU LINTAS
b PROGRAM PEMBANGUNAN DAN PEMELIHARAAN SARANA PRASARANA TRANSPORTASI
LAUT
c PROGRAM PELAYANAN ANGKUTAN JALAN
d PROGRAM KESELAMATAN ANGKUTAN KERETA API
e PROGRAM PEMBANGUNAN DAN PEMELIHARAAN SARANA PRASARANA ANGKUTAN
JALAN
f PROGRAM PEMBANGUNAN DAN PEMELIHARAAN SARANA PRASARANA ANGKUTAN
SUNGAI DANAU DAN PENYEBERANGAN
g PROGRAM PELAYANAN ANGKUTAN PELAYARAN
h PROGRAM PEMBANGUNAN DAN PEMELIHARAAN SARANA PRASARANA KETERPADUAN
MULTIMODA
i PROGRAM PENANGANAN JALAN DAN JEMBATAN WILAYAH (11 UPT PJJ)
1) PENGEMBANGAN JARINGAN DAN LAYANAN KERETA API ANTARKOTA.
2) PENGEMBANGAN JARINGAN DAN LAYANAN KERETA API PERKOTAAN.
3) PENGEMBANGAN JARINGAN DAN LAYANAN KERETA API MENUJU SIMPUL-SIMPUL
TRANSPORTASI (BANDARA DAN PELABUHAN).
4) PENGEMBANGAN JARINGAN DAN LAYANAN KERETA API YANG MENGHUBUNGKAN
WILAYAH PERTAMBANGAN DAN SUMBER DAYA ALAM.
5) PENGEMBANGAN JARINGAN DAN LAYANAN KERETA API CEPAT.
6) PENGEMBANGAN JARINGAN DAN LAYANAN KERETA API YANG MENGHUBUNGKAN PULAU
JAWA – BALI DENGAN SUMATERA (INTERKONEKSI).
7) PENINGKATAN KAPASITAS JARINGAN KERETA API MELALUI PEMBANGUNAN JALUR
GANDA DAN PENINGKATAN FASILITAS OPERASI.
8) REAKTIVASI DAN PENINGKATAN JALUR KERETA API.
9) KETERPADUAN LAYANAN ANTAR DAN INTERMODA YANG BERBASIS TRANSIT ORIENTED
DEVELOPMENT (TOD).
10) SUBSIDI ANGKUTAN UMUM DALAM BENTUK LAYANAN KERETA API PERINTIS DAN
PUBLIC SERVICE OBLIGATION (PSO).
30
 2. METODE SINKRONISASI POLA RUANG

a PROGRAM PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP

 PENETAPAN SISTEM DELINIASI PERSEBARAN HUTAN LINDUNG
 PENETAPAN WILAYAH PRIORITAS REHABILITASI HUTAN b PROGRAM PENGELOLAAN SAMPAH DAN LIMBAH B3
 PENINGKATAN KAPASITAS KELEMBAGAAN, SARANA DAN PRASARANA REHABILITASI HUTAN c PROGRAM PENAATAN HUKUM DAN PENGEMBANGAN KAPASITAS
PENINGKATAN TEKNOLOGI KONSERVASI LINGKUNGAN HIDUP

d PROGRAM PENATAAN LINGKUNGAN DAN PERLINDUNGAN SUMBER DAYA ALAM
 PERENCANAAN WILAYAH PRIORITAS REHABILITASI HUTAN
 PENGEMBANGAN KAWASAN HUTAN LINDUNG UNTUK MENDUKUNG FUNGSI
PERLINDUNGAN LINGKUNGAN

 PENETAPAN SISTEM DELINIASI PERSEBARAN HUTAN LINDUNG

 PEMBANGUNAN PATOK BATAS (JARING KONTROL HV - DIGITAL)
 SOSIALISASI BATAS & KEGIATAN DI KAWASAN HUTAN LINDUNG
 MONITORING BERKALA KONDISI TUTUPAN LAHAN DENGAN PENGINDERAAN JAUH
 (CITRA SATELIT)
 REHABILITASI KAWASAN HUTAN
 PENINGKATAN KAPASITAS KELEMBAGAAN, SARANA DAN PRASARANA REHABILITASI HUTAN
 PEMBERDAYAAN MASARAKAT DI DALAM DAN DISEKITAR KAWASAN HUTAN LINDUNG
 PERENCANAAN WILAYAH PRIORITAS REHABILITASI HUTAN
 PEMANFAATAN KAWASAN HUTAN LINDUNG UNTUK PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
TEKNOLOGI (KONSERVASI SDA)
 PEMBEBASAN LAHAN UNTUK PERLUASAN & PENCADANGAN AREA REHABILITASI HUTAN
 PENYUSUNAN PROFIL SDA DI KAWASAN HUTAN LINDUNG

31
32
 PERENCANAAN PROGRAM BELUM
MENCERMATI DISTRIBUSI
KEWENANGAN & SUBSTANSI
KEBIJAKAN
PERENCANAAN PROGRAM TIDAK
MEMPERHITUNGKAN KEMAMPUAN
KEUANGAN DAERAH
DIMENSI PERSOALAN PENYUSUNAN
PROGRAM & PENGANGGARAN
PERENCANAAN PROGRAM
DIDASARKAN PADA ASUMSI & DATA
YANG TIDAK AKURAT (OUT OFF DATE)
PERENCANAAN PROGRAM TIDAK
DIKAITKAN DENGAN PRIORITAS &
ARAH PEMBANGUNAN DAERAH
DUPLIKASI PROGRAM – TUMPANG TINDIH
KEWENANGAN
PROGRAM BELUM MENYENTUH SELURUH
UNSUR POKOK PERSOALAN
CAPAIAN PROGRAM TIDAK AKURAT, TIDAK
SESUAI TARGET
KOMPLEKSITAS PERSOALAN TIDAK
TERSELESAIKAN KARENA PERUBAHAN
DINAMIKA YANG CEPAT
MUNCUL PERSOALAN BARU & TUNTUTAN
KEBUTUHAN YANG TIDAK TERPREDIKSI
DALAM KEGIATAN PERENCANAAN
DOKUMEN PERENCANAAN TIDAK DAPAT
DIINTERPRETASIKAN OLEH PELAKSANA /
INSTITUSI YANG MEMBIDANGI
PROGRAM YANG BERSIFAT RUTINITAS, &
BERORIENTASI MEMPERBANYAK
PROGRAM UNTUK CAPAIAN SERAPAN
ANGGARAN
PROGRAM LOKASI FUNGSI TARGET & SIMPULAN REKOMENDASI
WAKTU
V V V SINKRON
X V V SINKRON
V X V SINKRON
V V X SINKRON
P1
V X X TIDAK SINKRON
X V X TIDAK SINKRON
X X V TIDAK SINKRON
X X X TIDAK SINKRON

Pn
 PENGEMBANGAN
JARINGAN

PERLINDUNGAN SUMBER
MATA AIR, DAS &
CAHTMENT AREA

BAKU
PENGENDALIAN
PEMANFAATAN SUMBER

PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR

DAYA AIR

WADUK – BENDUNGAN
STRUKTUR RUANG

SISTEM JARINGAN IRIGASI

INSTALASI PENGOLAHAN
AIR
(IPA - WTP)

JARINGAN PIPA DISTRIBUSI

PEMBANGUNAN & PEMELIHARAAN
INFRASTRUKTUR SUMBERDAYA AIR

AIR BAKU

NORMALISASI SUNGAI &

MUARA SUNGAI

TANGGUL PANTAI – SUNGAI

- WADUK
PROGRAM SUMBERDAYA AIR

PINTU AIR & POMPA

BANJIR
BANJIR
PENANGANAN

DIVERTION CHANNEL /
SUDETAN

KONSERVASI & PRESERVASI

DAERAH TANGKAPAN AIR &
DAS

PEMANTAUAN KUALITAS
POLA RUANG

AIR (SUNGAI & AIR TANAH)

PENGEMBANGAN
JARINGAN SANITASI
LINGKUNGAN
PERMUKIMAN
PENCEMARAN AIR

PENGEMBANGAN
INSTALASI PENGOLAHAN
LIMBAH (IPAL)
 POTENSI KETERSEDIAAN

KONDISI INFRASTRUKTUR
(PEMBANGKIT LISTRIK –
GARDU INDUK & JARINGAN
TRANSMISI-DISTRIBUSI)

LISTRIK
PEMBANGUNAN BARU -
PENINGKATAN KAPASITASN
& PERLUASAN JARINGAN
INFRASTRUKTUR
STRUKTUR RUANG

EKSPLORASI POTENSI
MIGAS

PENGEMBANGAN
JARINGAN PIPA MIGAS
DILINGKUNGAN OPERASI
EKSPLORASI MIGAS

PENGEMBANGAN LAYANAN
JARINGAN PIPA GAS KE
ENERGI

KAWASAN INDUSTRI
MINYAK & GAS

PENGEMBANGAN LAYANAN
JARINGAN PIPA GAS RUMAH
TANGGA DI KAWASAN
PERMUKIMAN

EKSPLORASI POTENSI
ENERGI TERBARUKAN
POLA RUANG

INFRASTRUKTUR UTAMA &

PENDUKUNG
TERBARUKAN
ENERGI BARU &

PENINGKATAN KAPASITAS
PRODUKSI & LAYANAN
 3. PENYERAGAMAN KONSEP INTRASEKTOR
DAN ANTARSEKTOR

PEMAHAMAN INTRASEKTOR SEBAGAI CONTOH, PADA LAMPIRAN III PERMEN

ADALAH JIKA PROGRAM ATR/BPN NO. 13 TAHUN 2021 PROGRAM
TERSEBUT BERADA PADA INFRASTRUKTUR TERMINAL TIPE B DENGAN
SEKTOR YANG SAMA, PELABUHAN PENGUMPAN MASUK SEBAGAI RENCANA
SEDANGKAN ANTARSEKTOR INTRASEKTOR
ADALAH JIKA PROGRAM BERADA
PADA SEKTOR YANG BERBEDA. NAMUN, DI CONTOH YANG LAIN PADA LAMPIRAN
YANG SAMA PROGRAM JALAN KOLEKTOR SEKUNDER
APAKAH SEKTOR YANG DENGAN PELABUHAN PENGUMPAN LOKAL MASUK
DIMAKSUD MENYESUAIKAN SEBAGAI RENCANA ANTARSEKTOR.
DENGAN TABEL KLASIFIKASI
YANG TELAH DIBUAT ATAU SEHINGGA ADANYA INKONSISTENSI PADA PEMBAGIAN
PEMBAGIAN ORDE PADA INTRASEKTOR DAN ANTARSEKTOR
PERMEN ATR/BPN NO. 14
TAHUN 2021

37
TERIMA KASIH JANUARI, 2022
DINAS PERUMAHAN RAKYAT, KAWASAN
PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI JAWA TIMUR
38