Anda di halaman 1dari 8

Lex Crimen Vol. V/No.

2/Feb/2016

TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN BERENCANA PENDAHULUAN


MENURUT PASAL 340 KITAB UNDANG- A. Latar Belakang Penulisan
UNDANG HUKUM PIDANA 1 Mengenai unsur dengan rencana terlebih
Oleh: Ewis Meywan Batas2 dahulu, pada dasarnya mengandung tiga unsur/
syarat:
ABSTRAK 1. Memutuskan kehendak dalam suasana
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk tenang.
mengetahui bagaimana maksud 2. Ada tersedia waktu yang cukup sejak
"direncanakan" sebagai unsur tindak pidana timbulnya kehendak sampai dengan
pembunuhan berencana dan bagaimana pelaksanaan kehendak.
maksud dan tujuan "direncanakan" dalam 3. Pelaksanaan kehendak ( perbuatan ) dalam
tindak pidana kejahatan menurut Pasal 340 suasana tenang.3
KUHPidana, yang dengan menggunakan Pembunuhan berencana mempunyai unsur-
metode penelitian hukum normatif disimpulkan unsur, yang pertama unsur subyektif yaitu
bahwa 1. Direncanakan adalah salah satu unsur dengan sengaja dan dengan rencana terlebih
delik dalam kejahatan pembunuhan (pasal 340) dahulu dan yang kedua unsur obyektif terdiri
dan pembunuhan anak (pasal 342). Dengan atas, Perbuatan : menghilangkan nyawa,
demikian ketiadaan unsur ini pada delik pasal Obyeknya : nyawa orang lain. Pembunuhan
340 KUHPidana berarti tidak ada pembunuhan merupakan salah satu tindak kejahatan
berencana demikian pula ketiadaan unsur ini pelanggaran hak asasi manusia karena teleh
pada pasal 342 berarti tidak ada pembunuhan menghilangkan suatu hak dasar yang melekat
anak berencana. Dari segi arti direncanakan pada diri seseorang baik sebelum dilahirkan
ialah adanya waktu berpikir untuk didunia maupun didalam kandungan yaitu hak
melaksanakan perbuatan, ternyata untuk hidup.
sesungguhnya tidaklah mudah dalam
penerapannya karena juga sukar untuk B. Perumusan Masalah
membuktikan. 2. Maksud pencantuman 1. Bagaimana maksud "direncanakan" sebagai
direncanakan sebagai pemberatan hukuman unsur tindak pidana pembunuhan
karena dalam pembunuhan yang direncanakan berencana?
dianggap kwalitas kejahatan lebih berat adalah 2. Bagaimana maksud dan tujuan
tidak sesuai lagi dengan kenyataan yang terjadi "direncanakan" dalam tindak pidana
di masyarakat dimana kwalitas kejahatan kejahatan menurut Pasal 340 KUHPidana.
pembunuhan baik direncanakan maupun tidak
adalah sama. Tujuan pemberatan hukuman C. Metodologi Penelitian
dalam rangka pemberantasan kejahatan Metode penelitian yang digunakan dalam
pembunuhan juga tidak beralasan lagi skripsi ini adalah metode penelitian
membedakan antara berencana dan tidak Kepustakaan dalam mana penulis
berencana karena kwalitas kejahatannya menggunakan literatur-literatur yang ada
dewasa ini sama berat dan oleh karena itu pula dalam literatur mana penulis meneliti pelbagai
kwalitas pemberantasannya pun sama berat. pendapat para ahli dan praktisi mengenai
Kata kunci: pembunuhan berencana, Pasal 340 masalah yang ada kaitan dengan judul yang
KUHP dibahas dalam skripsi ini.

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Tindak Pidana Kejahatan Terhadap Nyawa
dalam KUHPidana.
Dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana,
terutama rumusan yang mencantumkan
1
Artikel skripsi. Pembimbing skripsi: Dr. Ralfie Pinasang, “direncanakan” sebagai unsur tindak pidana.
SH, MH, dan Frankiano Randang, SH, MH.
2 3
Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sam Ratulangi, http://id.wikipedia.org/wiki/Pembunuhan-
Manado; NIM: 120711051. berencana.diakses 22 Sep 2015

118
Lex Crimen Vol. V/No. 2/Feb/2016

Ketentuan pidana dimaksud adalah terdapat Dasar dari pada semua tindak pidana
dalam Pasal 340 Kitab Undang-undang Hukum pembunuhan dalam Kitab Undang-undang
Pidana. Pasal tersebut, rumusannya sebagai Hukum Pidana adalah pasal 338, yang unsur
berikut : Barangsiapa yang dengan sengaja dan pokoknya ialah :
dengan rencana terlebih dahulu merampas jiwa - Barangsiapa
orang lain, karena melakukan pembunuhan - Dengan sengaja
berencana, diancam dengan pidana mati, - Merampas jiwa orang lain
pidana penjara seumur hidup atau sementara Hakekat tindak pidana pembunuhan adalah
maksimum dua puluh tahun.1 dengan sengaja merampas nyawa orang lain
Dalam rumusan delik ini dapat disimpulkan atau merampas jiwa orang lain.
unsur-unsur adalah : Adanya bentuk-bentuk lain dari tindak
- Barangsiapa pidana pembunuhan, bukan terletak pada
- Dengan sengaja dan rencana terlebih hakekatnya tetapi pada keadaan-keadaan
dahulu tertentu baik pada cara melakukan perbuatan
- Merampas jiwa orang lain maupun pada objek perbuatan.
Pada cara melakukan perbuatan keadaan
Delik yang memenuhi ketiga unsur ini khususnya adalah adanya unsur berencana,
diberi nama atau kwalitas pembunuhan sedangkan pada pembunuhan anak keadaan
berencana. Rumusan delik ini, merupakan khusus adalah pada objek ialah seorang anak
bentuk lain atau bentuk khusus dari delik atau yang baru lahir.
kejahatan terhadap nyawa yang biasa atau Adanya unsur sengaja dikatakan : unsur
umum ialah pembunuhan yang dirumuskan sengaja meliputi tindakannya dan objeknya.
pada pasal 38 KUHPidana sebagai berikut : Artinya ia mengetahui dan menghendaki
“Barangsiapa yang dengan sengaja merampas matinya seseorang dengan tindakannya itu.4
jiwa orang lain, karena melakukan Mengenai unsur kesengajaan ini dikatakan:
pembunuhan, diancam dengan pidana penjara Dalam kepustakaan pada umumnya diakui
maksimal lima belas tahun”.2 ada tiga corak kesengajaan : (1) kesengajaan
S. R. Sianturi, SH memberikan sebagai maksud, (2) kesengajaan sebagai
pendapatnya sebagai berikut : keharusan dan (3) kesengajaan sebagai
Pasal 336 ini pada dasarnya adalah tolok kemungkinan.
ukur dari seluruh kejahatan yang diatur Dalam kesengajaan sebagai maksud
pada pasal 339 s.d 349. Artinya pada pasal- perbuatan itu disengaja karena memang
pasal berikutnya selaku harus ternyata ada maksud untuk mencapai suatu tujuan. Corak
orang lain yang terbunuh, namun ada hal kesengajaan sebagai keharusan ada apabila
atau keadaan lain yang dipandang perbuatan yang dilakukan itu bukanlah yang
memberatkan atau meringankan. Hal yang dimaksud, tetapi untuk mencapai yang
memberatkan itu dapat berupa tindak dimaksud itu harus melakukan perbuatan itu
pidana lainnya atau adanya rencana terlebih pula. Jalan yang dimaksud melalui
dahulu. Sedangkan yang meringankan itu perbuatan tersebut, dalam kesengajaan
dapat terjadi karena sesuatu yang sebagai kemungkinan perbuatan pidana itu
mempengaruhi subyek atau objeknya itu tidaklah terpaksa dilakukan, tetapi hanya
masih berupa janin atau baru saja lahir suatu kemungkinan saja. Kalau orang
ataupun karena kehendak dari objek itu melakukan perbuatan yang dimaksud
sendiri. Karenanya apabila hal-hal yang dengan tidak takut akan kemungkinan
memberatkan atau meringankan itu tidak dilakukannya pula suatu perbuatan pidana,
ada maka selalu dapat dikembalikan kepada maka dikatakan perbuatan pidana itu
pasal 338 ini.3 dilakukan dengan kesengajaan sebagai
kemungkinan.5
1
S. R. Sianturi, SH : Tindak Pidana di KUHP berikut
uraiannya, Alumni AHM. PT. HM. Jakarta, 1983, hal. 489.
2 4
Ibid, hal. 485. Ibid hal, 485.
3 5
Ibid, hal. 485. Prof. Roeslan Saleh. Op.Cit, hal. 123.

119
Lex Crimen Vol. V/No. 2/Feb/2016

Mengenai perbuatan yang dilarang pada tindakannya yang merupakan perampasan jiwa
pasal 336 adalah merampas nyawa orang lain. itu tidak ditentukan. Karenanya semua cara
Cara merampas itu tidak dijelaskan karena cara seperti misalnya melahirkan di atas jamban, di
merampas atau melakukan perbuatan tidaklah atas kolam lalu meninggalkan anak yang baru
penting karena tidak relevan. dilahirkan itu terapung di kolam tersebut,
Yang dimaksud adalah perbuatan dengan mencekik anak tersebut setelah dilahirkan,
cara apa saja. Akan tetapi yang utama dan membuang anak tersebut di sungai dan lain
penting adalah adanya orang yang kehilangan sebagainya termasuk dalam cakupan pasan ini.7
nyawa akibat suatu perbuatan disengaja. Jadi bagaimana melakukan perbuatan
Delik lain yang juga mencantumkan unsur merampas jiwa anak tidaklah dibatasi dalam
direncanakan dan sehakekat dengan rumusan delik sehingga mencakup perbuatan
pembunuhan adalah pasal 342 KUHPidana yang apa saja, yang penting bahwa perbuatan yang
merumuskan : “Seorang ibu yang untuk dilakukan itu berakibat matinya anak tersebut.
pelaksanaan suatu rencana yang ditentukan Delik ini merupakan bentuk tertentu dari
karena pengaruh ketakutan akan ketahuan delik yang dikenal dengan pembunuhan anak,
bahwa ia melahirkan anak, pada saat kelahiran yang dirumuskan pada pasal 341 KUHPidana
atau tidak lama setelah itu dengan sengaja yang rumusannya adalah demikian : Seorang
merampas jiwa anak itu, karena melakukan ibu yang karena pengaruh ketakutan akan
pembunuhan anak berencana, diancam pidana ketahuan bahwa ia melahirkan anak pada saat
penjara maksimum sembilan tahun”.6 kelahiran atau tidak lama setelah itu, dengan
Unsur-unsur tindak pidana ini adalah sengaja merampas jiwa anaknya itu, karena
meliputi : pembunuhan anak diancam dengan pidana
- Seorang ibu penjara maksimum tujuh tahun.8
- Untuk pelaksanaan suatu rencana Perbedaan antara delik pada pasal 341 ini
- Karena pengaruh ketakutan akan ketahuan dengan delik yang dirumuskan pada pasal 342,
bahwa ia melahirkan anak hanyalah pada unsur-unsur yang untuk
- Pada saat kelahiran atau tidak lama setelah pelaksanaan suatu rencana.
itu Unsur ini pada pasal 342 KUHPidana tetapi
- Dengan sengaja merampas jiwa anak itu. tidak ada pada berencana/direncanakan
Delik yang memenuhi keseluruhan unsur ini sebagai salah satu unsur delik.
diberi nama atau kwalifikasi “pembunuhan
anak”. B. Maksud dan Tujuan Direncanakan Dalam
Delik ini juga sehakekat dengan delik Tindak Pidana Kejahatan Menurut Pasal
pembunuhan pada pasal 338, akan tetapi 340 KUHPidana
memiliki unsur-unsur khusus yang membuat Apakah yang dimaksud dengan
delik ini tidak mungkin dilakukan oleh semua direncanakan terlebih dahulu. Dengan rencana
orang tapi hanya mungkin dilakukan oleh terlebih dahulu dipandang ada jika si petindak
seorang ibu dan yang melakukan itu karena dalam suatu waktu yang cukup telah
pengaruh rasa takut akan ketahuan bahwa ia memikirkan serta menimbang-nimbang dan
melahirkan anak dan melakukan dengan kemudian menentukan waktu, tempat, cara
direncanakan terlebih dahulu. Dan dilakukan atau alat dan lain sebagainya yang akan
pada saat kelahiran anak atau tidak lama digunakan untuk pembunuhan tersebut. Dalam
setelah dilahirkan. hal ini dapat juga dipikirkan olehnya akibat dari
Tidak lama setelah dilahirkan adalah suatu pembunuhan itu ataupun cara-cara lain
yang relatif namun terpenuhinya waktu yang sehingga orang lain tidak mudah mengetahui
dimaksud harus dibuktikan oleh Penuntut bahwa dialah pembunuh. Apakah ia secara
Umum di Pengadilan. tenang atau emosional pada waktu yang cukup
Mengenai tindakan menghilangkan
dikatakan : Bagaimana caranya melakukan
7
Ibid, hal. 493.
6 8
S. R. Sianturi, SH, Op.Cit, hal. 492. Ibid hal, 487.

120
Lex Crimen Vol. V/No. 2/Feb/2016

itu untuk memikirkannya, tidaklah terlalu dengan rencana untuk membunuh Ra


penting.9 Nongkeng. Ketika dilihat bahwa Ra
Yang dimaksud dengan direncanakan Nongkeng ada, sementara memotong padi
terlebih dahulu adalah adanya jarak waktu terdakwa mendekatinya dengan badik yang
antara saat pelaksanaan perbuatan dengan saat sudah terhunus serta menikamnya tepat
timbulnya kehendak untuk melakukan pada dada antara tulang rusuk dengan
perbuatan. tulang selangka dan Ra Nongkeng meninggal
Diantara saat timbulnya kehendak untuk dunia.
melakukan perbuatan dengan saat pelaksanaan Pertimbangan dan Putusan Pengadilan :
perbuatan, pelaku mempunyai waktu yang Perbuatan terdakwa termasuk tindak pidana
cukup untuk memikir-mikirkan dan tercantum dalam Pasal 340 KUHP jo pasal 2
menimbang-nimbang bagaimana caranya akan (1) Undang-undang Darurat No. 12 tahun
melakukan perbuatan bahkan menentukan 1951. Terdakwa dinyatakan bersalah
waktu untuk melakukan perbuatan, bahkan melakukan : pembunuhan dengan
mungkin menentukan alat yang akan “direncanakan” dan dihukum dengan
digunakan, tempat akan melakukan perbuatan hukuman 7 tahun penjara potong masa
dan lain sebagainya. tahanan.10
Berapa waktu yang diperlukan untuk dapat Kasus yang diuraikan di atas dikatakan
memikir-mikirkan dan menimbang-nimbang bahwa pelaku dipersalahkan melakukan
cara melakukan perbuatan itu adalah relatif. pembunuhan berencana karena L.P datang ke
Disinilah letak kesulitan untuk menentukan sawah milik korban dan menemukan korban
ada tidaknya unsur berencana dalam ada di situ lalu pelaku mendekati korban sambil
melakukan suatu tindak kejahatan terhadapnya menghunus badik dan setelah dekat pelaku lalu
walaupun patut diakui bahwa dalam peristiwa- menikam dada korban. Tikaman mana masuk
peristiwa tertentu unsur berencana ini sangat antara tulang rusuk dan tulang selangka.
jelas karena dengan mudah diperoleh dari Sayangnya fakta-fakta apa yang diperoleh
fakta-fakta melalui keterangan saksi-saksi selama persidangan melalui alat-alat bukti yang
bahkan mungkin keterangan pelaku sendiri. diajukan dalam persidangan tidak jelas,
Dalam hal ini saksi-saksi memberikan sehingga kesimpulan dan putusan pengadilan
keterangan bahwa sebelum dilakukannya yang mempersalahkan terdakwa melakukan
pembunuhan satu atau dua hari sebelumnya pembunuhan berencana apakah diperoleh
pelaku telah memikirkan cara melakukan langsung dari keterangan-keterangan saksi-
perbuatan, tempat melakukan dan lain saksi dan keterangan terdakwa atau hanya
sebagainya. Terlebih pula kalau pelaku sendiri disimpulkan dari fakta-fakta dalam sidang
memberi keterangan demikian. mengenai jalannya peristiwa tidak jelas.
Akan tetapi dalam banyak kasus, unsur ini Komentar penulis yang mengungkapkan
sangat sulit dibuktikan karena tidak adanya kasus ini mengemukakan sebagai berikut :
saksi dan keterangan pelaku juga tidak secara Dari jalan cerita tersebut jelas terlihat
jelas ia melakukan perbuatan dengan cukupnya waktu bagi terdakwa untuk
direncanakan atau tidak. berpikir dan menimbang-nimbang
Dalam hal demikian ada kalanya demikian pembunuhan yang akan dilakukan yaitu
ada kalanya unsur berencana ini nanti setidak-tidaknya selama perjalanannya
disimpulkan dari fakta-fakta terjadinya menuju tempat kerja sang korban. Sekaligus
peristiwa. Ada satu contoh yang kasusnya juga terlihat bahwa tidak ada alasan untuk
dikemukakan sebagai berikut : memandang bahwa pembandikan itu adalah
Pada hari Sabtu tanggal 30 Oktober 1971 suatu reaksi spontan karena suatu
jam 09.00 pagi di lingkungan Sakkaleng goncangan jiwa yang disebabkan suatu aksi
Wanua Doping, Terdakwa L.P pergi ke sawah dari sang korban.11
Ra Nongkeng dengan membawa delik/keris
10
Ibid, hal. 490.
9 11
Ibid hal, 488. Ibid, hal. 490-491.

121
Lex Crimen Vol. V/No. 2/Feb/2016

Dari komentar tersebut tersirat seakan- Dicantumkan dalam rumusan delik baik
akan pertimbangan Pengadilan hanya pada pasal 340 KUHPidana, adalah sebagai
disimpulkan dari proses terjadinya peristiwa untuk pemberatan hukuman.
ialah, pelaku ke kebun sudah membawa badik, Pasal 340 dengan adanya unsur tersebut
dalam perjalanan ke kebun cukup memberi maka ancaman hukuman lebih berat dari
waktu bagi pelaku memikir-mikir dan pembunuhan biasa pada pasal 338.
menimbang-nimbang cara melakukan tindak Ancaman hukuman pada pembunuhan
pidana. Dan dikatakan pula bahwa dari proses biasa pada pasal 338 maksimum lima belas
terjadinya sekaligus juga terlihat bahwa tidak tahun, sedangkan pembunuhan dengan adanya
ada alasan untuk memandang bahwa unsur direncanakan pada pasal 340 adalah
pembadikan/penikaman itu adalah suatu reaksi hukuman mati, atau hukuman penjara seumur
spontan karena suatu goncangan jiwa yang hidup atau hukuman penjara sementara
disebabkan aksi dari sang korban. maksimum 20 tahun.
Menjadi pertanyaan sebagaimana yang Pada pasal 342 ancaman hukuman
kadangkala terjadi dalam masyarakat ialah dua sembilan tahun adalah lebih berat dari
bertengkar dan bahkan berkelahi di jalan lalu ancaman hukuman terhadap delik yang sama
salah seorang lari seakan-akan mengalah tetapi tapi tanpa unsur berencana pada pasal 341
nyatanya dia pulang ke rumah mengambil yang ancaman hukumnya tujuh tahun.
benda tajam dan kembali ke tempat dimana Bahwa untuk menentukan adanya unsur
terjadi pertengkaran tapi lawan bertengkar berencana ini adalah tidak mudah bahkan
sudah tidak ada dan dia mencarinya setelah dalam banyak kasus dan peristiwa yang terjadi
beberapa jam mencari akhirnya dia dalam masyarakat sehingga untuk menerapkan
menemukannya di satu tempat lalu ia pasal-pasal ini jelas sangat mudah
menikamnya dan mati. menumbuhkan rasa ketidakadilan.
Di sini ada jarak waktu cukup antara saat ia Ada kemungkinan pembunuhan yang
mengambil benda tajam di rumah dan saat ia sesungguhnya adalah pembunuhan berencana
menemukan korban kembali. namun karena tidak dapat dibuktikan maka
Apakah karena adanya jarak waktu ini dikenakan hukuman sebagai hukuman biasa.
maka pelaku dapat dikatakan melakukan Disamping itu pula kualitas kejahatan
pembunuhan berencana sedangkan kehendak pembunuhan antara pembunuhan berencana
melakukan perbuatan nanti timbul karena dan pembunuhan biasa tidak ada bedanya
perkelahian dengan korban jadi merupakan bahkan justru banyak peristiwa yang terjadi
reaksi spontan atas tindakan korban dalam masyarakat sebagaimana diungkapkan
terhadapnya hanyalah pelaksanaan reaksi dalam mass media, baik koran maupun televisi,
spontan atas tindakan korban terhadapnya pembunuhan biasa (pembunuhan spontan)
hanyalah pelaksanaan reaksi spontan itu nanti kwalitas kejahatan sangat sadis misalnya
terlaksana kemudian hanya karena belum ada korban disiram dengan bensin lalu dibakar dan
benda tajam padanya dan saat dia mencari lain sebagainya.
korban dia dalam keadaan goncangan emosi, Jadi pemberatan ancaman, hukuman
marah dan sudah tentu tidak mungkin dia terhadap kejahatan yang direncanakan
memikir-mikir secara tenang. sesungguhnya tidak beralasan lagi.
Disinilah letak kesulitan penerapan unsur Mungkin alasan pembuat undang-undang
“berencana” atau direncanakan, betapa tidak mencantumkan unsur berencana sebagai
mudah untuk menerapkannya secara umum pemberatan hukuman karena anggapan bahwa
dalam kasus-kasus yang nampaknya sama kejahatan yang dilakukan dengan rencana
tetapi mempunyai latar belakang berbeda kwalitasnya lebih berat dari yang tanpa rencana
seperti pada kedua contoh di atas. atau spontan.
Ada kesamaan mengenai adanya jarak Kenyataan sekarang kwalitas beratnya
waktu antara timbulnya kehendak dan kejahatan terlebih pembunuhan tidak ada
pelaksanaan kehendak namun latar belakang perbedaan antara yang dilakukan dengan
situasi sangat berbeda.

122
Lex Crimen Vol. V/No. 2/Feb/2016

spontan (tanpa rencana) dengan yang melakukan perbuatan jugapun ditujukan oleh
direncanakan.3 kejahatan-kejahatan lain yang pernah
Oleh sebab itu tidak ada alasannya sama dilakukannya sebelumnya.
sekali membedakan antara kejahatan Bila pelaku tersebut sudah merupakan
direncanakan dan tidak direncanakan. seorang residivist terlebih beberapa kali
Di samping itu pula kalau dikaitkan dengan melakukan pembunuhan semuanya tanpa
peranan subjektifitas hakim dalam rencana, bukankah semuanya itu
kebebasannya menjatuhkan hukuman antara mengindikasikan bahwa orang tersebut
minimal satu hari dan maksimal sebagaimana berkepribadian yang sangat berbahaya yang
ditentukan dalam rumusan delik. sangat mudah melakukan pembunuhan dan
Seperti dalam contoh kasus yang kurang menghargai nyawa sesama ? Tidak
diungkapkan di atas dimana untuk perbuatan patutkah ia dikenakan hukuman mati walaupun
pembunuhan berencana hukum menjatuhkan pembunuhan yang dilakukannya adalah biasa
hukuman tujuh tahun penjara, sedangkan (spontan) tanpa rencana ?
sebaliknya tidak jarang untuk pembunuhan Oleh karena itu penulis berpendapat
biasa (spontan) justru hakim menjatuhkan bahwa keberadaan dan pencantuman
hukuman lebih dari itu bahkan lebih dari berencana sebagai unsur delik dalam kejahatan
sepuluh. terhadap nyawa terlebih sebagai alasan
Segala sesuatu tergantung pada pelbagai pemberatan hukuman sudah perlu ditinjau
faktor yang menjadi bahan pertimbangan kembali.
hakim. Antara lain bahkan terutama adalah Pemberatan hukuman terhadap delik
kwalitas kejahatan itu dan juga pribadi pelaku. dengan adanya unsur direncanakan, sudah
Tidak jarang perbuatan pembunuhan biasa tentu bukanlah tanpa tujuan terlebih dikaitkan
(spontan) tanpa rencana pasal 338 KUHPidana dengan teori-teori penghukuman.
tetapi dilakukan sangat sadis ialah dengan Makna penghukuman antara lain teori
menyiksa korban sampai meninggal. klasik yang berpendapat bahwa hukuman
Cara melakukan pembunuhan walaupun adalah pembalasan terhadap orang yang
pembunuhan biasa (spontan) sudah tentu tidak melakukan kejahatan ialah bahwa yang
akan lepas dari pengamatan hakim untuk melakukan kejahatan harus dikenakan
dipertimbangkan demikian juga dengan latar penderitaan sebagai pembalasan yang
belakang dilakukannya pembunuhan apakah bertujuan ialah bahwa pelaku kejahatan harus
hanya suatu latar belakang sepele atau karena dibalas dengan pengenaan penderitaan agar ia
suatu persoalan berat. tidak mengulangi perbuatannya.
Jika hanya suatu persoalan sepele Disamping itu ada teori tujuan yang
bahkan persoalan tidak jelas lalu pelaku berpendapat bahwa penghukuman adalah
melakukan pembunuhan jelas menjadi mempunyai tujuan agar pada satu pihak dia
indikator bahwa pelaku orang berbahaya. tidak mengulangi perbuatan kejahatan dan
Pernah sempat penulis mengikuti berita pada pihak lain orang lain yang belum pernah
kriminal di televisi, dimana seorang suami melakukan kejahatan akan menjadi takut
hanya dengan alasan isterinya terlambat melakukan kejahatan.
menghidangkan makanan dimana dia sudah Tujuannya adalah memberantas kejahatan
sangat lapar lalu menyiram isterinya dengan baik secara represif (mencegah pengulangan
bensin dan membakarnya sehingga tewas. setelah orang melakukan kejahatan) maupun
Bukankah perbuatan itu sangat sadis dan secara presentatif (ialah mencegah orang untuk
alasan pembunuhan yang mengindikasikan tidak melakukan kejahatan).
bahwa pelakunya sangat berbahaya dan patut Ditinjau dari segi pembalasan maupun dari
dihukum mati walaupun perbuatan segi tujuan maka pemberatan ancaman
pembunuhan yang dilakukannya tanpa rencana hukuman terhadap kejahatan terhadap nyawa
? karena adanya unsur direncanakan, sudah
Penilaian mengenai kepribadian pelaku tentu dimaksudkan adalah sebagai pembalasan
bukan hanya diindikasikan oleh caranya terhadap pelaku yang melakukan kejahatan

123
Lex Crimen Vol. V/No. 2/Feb/2016

yang kwalitas kejahatannya lebih berat, dan sebagai alasan ancaman pemberatan pidana,
pada pihak lain untuk membuat pelaku menjadi tidaklah bermanfaat lagi jika dikaitkan dengan
jerah mengulangi perbuatan dan lebih kenyataan perkembangan kejahatan terhadap
membuat rasa sangat takut bagi orang nyawa baik dari segi kwantitas maupun dari
melakukan kejahatan dimaksud. segi kwalitasnya.
Dari uraian yang dikemukakan sebelumnya Oleh sebab itu dalam Kitab Undang-
bahwa pemberatan hukuman ini dengan undang Hukum Pidana mendatang, unsur
membedakannya dari kejahatan yang sama berencana tidak perlu digunakan lagi sebagai
tanpa perencanaan adalah tidak beralasan lagi alasan pemberat hukuman baik bagi kejahatan
karena baik dilakukan dengan rencana maupun pembunuhan maupun kejahatan pembunuhan
yang dilakukan tanpa rencana kwalitas anak.
kejahatan adalah sama. Dan oleh karena itu Untuk kejahatan pembunuhan, baik yang
kwalitas pemberantasannya dari segi ancaman direncanakan maupun yang tidak direncanakan
hukuman juga tidak perlu ada pembedaan ancaman hukumannya disamakan.
karena semua kejahatan terhadap nyawa ialah Dalam hubungan dengan kwalitas
pembunuhan semuanya sama harus diberantas kejahatan pembunuhan dewasa ini yang
dengan kwalitas hukuman yang sama. Demikian semakin berat karena makin sadis yang tidak
pula halnya dengan pembunuhan anak tidak manusiawi, maka kwalitas ancaman hukuman
perlu ada pemedaan antara yang direncanakan pun sebaliknya, maka kwalitas ancaman
dan tidak direncanakan karena kwalitas hukuman pun sebaliknya diperberat dalam hal
pembunuhan anak juga pun sama dan oleh ini perlu diancam dengan ancaman hukuman
karena itu pula kwalitas pemberantasan dari mati, seumur hidup atau dua puluh tahun yang
segi ancaman hukuman adalah sama. penjara sama seperti ancaman hukuman yang
Tak dapat diingkari kriminalitas dalam pada pembunuhan berencana dalam
segala bentuknya dewasa ini dari segi kwantitas KUHPidana yang berlaku sekarang.
maupun kwalitas, makin saja berkembang Pemberatan ancaman hukuman ini dari
pesat. segi pembalasan adalah agar pembalasan
Demikian pula dalam hal kejahatan terhadap pelaku pembunuhan dapat
terhadap nyawa, baik pembunuhan maupun dirasakannya dan dari segi tujuan agar pelaku
pembunuhan anak yang menjadi sorotan utama menjadi takut mengulangi perbuatan dan bagi
dalam skripsi ini karena kaitannya dengan unsur orang lain yang belum pernah melakukan
direncanakan. ditimbulkan rasa sangat takut untuk melakukan
Kejahatan-kejahatan tersebut relatif makin kejahatan itu.
sering terjadi dan dalam kwalitas terutama Untuk kejahatan pembunuhan anak
pembunuhan yang semakin berat dan makin kiranya tidak perlu ada pembedaan antara yang
berbahaya bagi masyarakat. direncanakan dan tidak direncanakan tapi
Makin bertumbuhnya kejahatan-kejahatan ancaman hukumannya disamakan saja.
tersebut bagaimana pun menumbuhkan rasa Ancaman hukuman terhadap pembunuhan
takut, rasa ketidaktentraman hidup dalam anak dalam KUHPidana sekarang ialah tujuh
masyarakat. tahun sudahlah tepat.
Hukum pidana adalah merupakan salah
satu sarana yang digunakan guna memberantas BAB IV
kejahatan-kejahatan tersebut. PENUTUP
Oleh karena itu sudah perlu pula dipikirkan A. Kesimpulan
bagaimana agar Hukum Pidana dapat 1. Direncanakan adalah salah satu unsur delik
memberikan kemampuan yang maksimal bagi dalam kejahatan pembunuhan (pasal 340)
perangkat penegak hukum guna memberantas dan pembunuhan anak (pasal 342). Dengan
kejahatan-kejahatan tersebut. demikian ketiadaan unsur ini pada delik
Dalam hubungan dengan itu dari uraian- pasal 340 KUHPidana berarti tidak ada
uraian sehubungan dengan judul skripsi ini pembunuhan berencana demikian pula
mengenai pencantuman unsur berencana ketiadaan unsur ini pada pasal 342 berarti

124
Lex Crimen Vol. V/No. 2/Feb/2016

tidak ada pembunuhan anak berencana. Schffmeister, Prof. Dr. N. Keijzer Prof. Dr. dan
Dari segi arti direncanakan ialah adanya Mr. E. Ph, Sutorus, Editor, Penerjemah :
waktu berpikir untuk melaksanakan Prof. Dr. Sahetapy, SH, MA : Konsorsium
perbuatan, ternyata sesungguhnya tidaklah Ilmu Hukum, Dep. P & K, 1995.
mudah dalam penerapannya karena juga Lamintang P, A, F dan Theo Lamintang,
sukar untuk membuktikan. Kejahatan Terhadap Nyawa, Tubuh, dan
2. Maksud pencantuman direncanakan Kesehatan, Sinar Grafika, Jakarta, 2010
sebagai pemberatan hukuman karena Mustafa Abdullah dan Ruben Achmad, Intisari
dalam pembunuhan yang direncanakan Hukum Pidana, Ghalia Indonesia, Jakarta,
dianggap kwalitas kejahatan lebih berat 1983.
adalah tidak sesuai lagi dengan kenyataan Roeslan saleh, perbuatan dan pertanggung
yang terjadi di masyarakat dimana kwalitas jawaban pidana,. Aksara baru,Jakarta,
kejahatan pembunuhan baik direncanakan 1981.
maupun tidak adalah sama. Tujuan S. R. Sianturi, SH : Tindak Pidana di KUHP
pemberatan hukuman dalam rangka Berikut Uraiannya, Alumni A. H. M. PT.
pemberantasan kejahatan pembunuhan HM. Jakarta, 1983, hal. 489.
juga tidak beralasan lagi membedakan
antara berencana dan tidak berencana Peraturan Perundang-Undangan,
karena kwalitas kejahatannya dewasa ini Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)
sama berat dan oleh karena itu pula
kwalitas pemberantasannya pun sama
berat.

B. Saran
1. Untuk Hukum Pidana mendatang tidak perlu
lagi mencantumkan unsur berencana
sebagai unsur delik untuk membebdakan
berat ancaman hukuman antara yang
direncanakan dan yang tidak direncanakan
karena kwalitas pembunuhan dewasa ini
antara yang direncanakan dan yang tidak
adalah sama bahkan kenyataan
pembunuhan yang tidak direncanakan
kadangkala lebih sadis dari pembunuhan
yang direncanakan sehingga dijatuhi
hukuman lebih berat pula.
2. Ancaman hukuman terhadap delik
pembunuhan diancam hukuman seberat-
beratnya ialah hukuman mati, seumur
hidup atau penjara sementara maksimal
dua puluh tahun.

DAFTAR PUSTAKA
Adami Chazawi, Kejahatan terhadap Tubuh &
Nyawa, PT. Raja Grafindo Persada, 2010.
Andi Zainal Abidin,. Asas-asas Hukum Pidana
Bagian Pertama, PT. Alumni, Bandung,
1987.
Bambang Poernomo, S., Dr. : Kapita Selekta
Hukum Pidana, Liberty, Yogyakarta, 1988.

125

Anda mungkin juga menyukai